Ditemukan 98728 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Nur Solekhan
"Penelitian ini membahas fenomena-fenomena kehidupan sosial yang erat kaitannya dengan budaya dan agama yang terdapat pada film Maroko, berjudul Razzia. Film hasil garapan sutradara ternama, Nabil Ayouch, ini sangat menarik untuk dikaji lebih dalam karena merefleksikan keadaan sosial budaya di negara Maroko dengan membawa pesan yang mengkritik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah film berbahasa Arab-Perancis yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris yang berjudul Razzia tahun 2017. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pesan di balik fenomena-fenomena yang dianggap kontroversial yang terdapat di dalam adegan-adegan film. Untuk menjelaskan makna dan pesan yang disampaikan, film Razzia ini menggunakan analisis teori semiotika Roland Barthes dan teori kebebasan bereskpresi di ruang sosial milik Bonaventure Rutinwa. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat mitos-mitos kebebasan berekspresi di ruang sosial yang tergambar di dalam adegan film, seperti pengekangan penggunaan bahasa asli Berber di dalam pendidikan dan pembatasan kebebasan berekspresi bagi perempuan dalam berbusana, serta adanya pembatasan ruang gerak bagi minoritas Yahudi.
This study discusses the phenomenon of social life which is closely related to culture and religion contained in the Moroccan film entitled Razia. The film, which was directed by the well-known director Nabil Ayouch, is very interesting to study more deeply because it reflects the socio-cultural situation in Morocco by bringing a message of criticism. This research is a qualitative research with a descriptive design. The data source of this research is an Arabic-French film translated into English entitled Razzia in 2017. The purpose of this research is to explain the message behind the phenomenon that is considered controversial in the film scene. To explain the meaning and message conveyed, this Razzia film uses the analysis of Roland Barthes' semiotic theory and the theory of freedom of expression in Bonaventure Rutinwa's social space. The results of this study are that there are myths of freedom of expression in social spaces depicted in film scenes, such as restrictions on the use of the Berber native language in education and restrictions on freedom of expression for women in dress, as well as restrictions on movement space for the Jewish minority."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adelia Rizki Widyasandra
"Film Barakah Yuqabil Barakah merupakan film yang disutradarai oleh Mahmoud Sabbagh dan diproduksi di Arab Saudi pada tahun 2016. Film ini mendapat penghargaan di ajang festival film internasional paling bergengsi di dunia sebagai pemenang film kategori berbahasa asing terbaik dalam Academy Awards ke-89 tahun 2017 di Los Angeles. Film bergenre komedi romantis ini menceritakan tentang pria kelas menengah yang bertemu seorang gadis dari kelas sosial atas dan mereka saling jatuh cinta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan pendekatan objektif. Penelitian ini menggunakan teori pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro. Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis meliputi tema, plot (alur), latar, tokoh, dan moral. Unsur intrinsik tersebut digunakan untuk melihat adanya pesan dan kritik sosial yang ingin disampaikan melalui cerita di film Barakah Yuqabil Barakah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kritik sosial terhadap pemerintah, masyarakat, sistem keluarga, dan masalah gender pada film Barakah Yuqabil Barakah.
The film Barakah Yuqabil Barakah is a film directed by Mahmoud Sabbagh and produced in Saudi Arabia in 2016. This film received an award at the most prestigious international film festival in the world as the winner of the best foreign language film category at the 89th Academy Awards 2017 in Los Angeles. This romantic comedy genre film tells of a middle-class man who meets a girl from the upper social class and they fall in love. The method used in this research is descriptive-analytical with an objective approach. This study uses Burhan Nurgiyantoro's fiction assessment theory. The intrinsic elements analyzed include the theme, plot, setting, characters, and morals. This intrinsic element is used to see the existence of messages and social criticism to be conveyed through the story in the film Barakah Yuqabil Barakah. The results of this study indicate that there is social criticism of the government, society, family system, and gender issues in the film Barakah Yuqabil Barakah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Anindita
"Film CJ7 《长江七号》 adalah film bertemakan fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Stephen Chow. Film ini mengambil latar belakang Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang dan secara garis besar menceritakan hubungan ayah dan anak yang tengah berjuang hidup dalam kemiskinan. Baik ayah maupun anak, Zhou Tie dan Xiao Di kerap menerima perlakuan diskriminasi. Sebagai seorang ayah, Zhou Tie tetap menasehati Xiao Di agar tetap terus memiliki integritas dan bersikap baik meskipun memiliki keterbelakangan sosial. Di tengah-tengah kemelaratan, hadir seekor alien kecil bernama CJ7 yang serba bisa. Pada klimaks film, Zhou Tie meninggal akibat kecelakaan maut di pusat konstruksi. Peneliti mengumpulkan informasi dan penelitian terdahulu, serta melakukan analisis terhadap kritik sosial. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah melalui interaksi dengan tokoh-tokoh lain dan hilangnya tembok diskriminasi pada akhir film, film ini membuktikan bahwa fungsi film tidak hanya sebagai hiburan melainkan juga membawa pesan moral dan edukasi.
CJ7 《长江七号》 is a science fiction movie directed by Stephen Chow. The movie is set in Ningbo City, Zhejiang Province and is mainly about the relationship between a father and son who are struggling to live in poverty. Both father and son, Zhou Tie and Xiao Di often receive discrimination. As a father, Zhou Tie still advises Xiao Di to continue to have integrity and be kind despite his social retardation. In the midst of squalor, a little alien named CJ7 comes along who is versatile. At the climax of the film, Zhou Tie dies in a deadly accident at the construction center. The researcher collected information and previous research and analyzed social criticism. The results revealed that after going through interactions with other characters and the disappearance of the wall of discrimination at the end of the movie, this movie proves that the function of movies is not only as entertainment but also carries moral and educational messages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Danish Syahputra
"Film One Second (2020) merupakan film yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Penelitian ini akan membahas tentang simbolisasi reels celluloid sebagai kritik sosial saat berlangsungnya Revolusi Kebudayaan. Film One Second mengisahkan tentang seorang buron yang kabur dari kamp kerja paksa untuk menonton putrinya yang terdapat dalam sebuah film, dalam prosesnya tersebut ia bertemu dan mengalami konflik dengan Gadis Liu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pada penelitian akan terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pertama adalah pengumpulan data, tahap kedua adalah pengolahan data, dan tahap terakhir adalah menganalisis pembahasan dan membuat kesimpulan akhir penelitian. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa dalam film One Second, terdapat kritik sosial terhadap Revolusi Kebudayaan yang berdampak pada hubungan ayah-anak melalui simbolisasi reels celluloid gulungan warta berita nomor 22 dan Putra Putri Pahlawan. Revolusi Kebudayaan menimbulkan dampak buruk terhadap keutuhan sebuah keluarga.
One Second (2020) is a film directed by Zhang Yimou. This research will discuss the symbolization of celluloid reels as social criticism during the Cultural Revolution. The film One Second tells the story of a fugitive who escapes from a forced labor camp to watch his daughter in a film, in the process he meets and experiences conflict with Miss Liu. The method used in this research is a qualitative research method. The research will consist of three stages, namely the first stage is data collection, the second stage is data processing, and the last stage is analyzing the discussion and making the final conclusions of the research. The results of this study found that in the film One Second, there was social criticism of the Cultural Revolution which had an impact on father-daughter relationships through the symbolization of celluloid reels news bulletin number 22 and Heroic Sons and Daughters. The Cultural Revolution had a negative impact on the integrity of a family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rafah Arumaisha
"Film Zahrotus Shobbār merupakan film yang disutradarai oleh Hala Al-Qusy yang dirilis pada tahun 2017 di Mesir. Tokohnya, Manha Al-Batrawy, yang berperan sebagai Samiha, mendapatkan penghargaan kategori aktris terbaik di Festival Film International Dubai pada tahun 2017. Film Zahrotus Shobbār memiliki genre drama. Film ini menceritakan tentang perjalanan tiga orang yang tidak saling kenal lalu dipertemukan karena persamaan nasib. Mereka mencoba bertahan di Kota Kairo yang saat itu sedang dalam masa siaga karena pembatasan darurat oleh pemerintah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan objektif yang dimulai dengan memaparkan fakta-fakta yang terdapat dalam film, yang kemudian dianalisis. Pendekatan objektif yang dimaksud adalah menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada film. Teori yang digunakan adalah teori kritik sosial Oksinata. Untuk mendapatkan kritik sosial melalui unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, alur, latar, tokoh, dan amanat. Unsur intrinsik tersebut digunakan untuk menelaah pesan yang disampakan melalui cerita dalam film Zahrotus Shobbār. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat kritik sosial yang ingin disampaikan yang terkait dengan tema dan judul film, yaitu masalah pemerintah.
Zahrotus Shobbār is a film directed by Hala Al-Qusy which was released in 2017 in Egypt. Her character, Manha Al-Batrawy, who plays Samiha, won the best actress category award at the Dubai International Film Festival in 2017. The film Zahrotus Shobbār is in the drama genre. This film tells about the journey of three strangers who are brought together because of a common fate. They tried to survive in Cairo City, which was on alert at that time due to emergency restrictions. The method used in this study is descriptive-analytical with an objective approach that begins by describing the facts contained in the film, which are analyzed later. The objective approach in question is to analyze the intrinsic elements contained in the film. The theory used is the theory of social criticism of Oksinata. To get social criticism through intrinsic elements which include themes, plots, settings, characters, and mandates. This intrinsic element is used to examine the message conveyed through the story in the film Zahrotus Shobbār. The results of this study are that there is social criticism to be conveyed related to the theme and title of the film, namely government problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sitohang, Gloria Marisa Tiurmaida
"Tindakan bunuh diri merupakan fenomena sosial yang tidak asing dalam masyarakat Korea Selatan. Salah satu penyebab tindakan bunuh diri adalah faktor lingkungan sosial. Tidak semua anggota masyarakat mampu beradaptasi dalam lingkungan sosial Korea Selatan yang kompetitif dan individual. Selain itu, kesadaran sosial yang masih kurang dan nilai yang semakin beragam dapat mempengaruhi pola pikir serta kehidupan tiap individu. Bameul Geodda merupakan film pendek karya Kim Jong-kwan yang menyinggung tentang permasalahan individual yang berakhir pada fenomena bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis isu bunuh diri yang terdapat dalam film pendek Bameul Geodda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori tindakan bunuh diri Emile Durkheim untuk menganalisis isu bunuh diri yang terkandung di dalam film pendek Bameul Geodda. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kritik sosial yang disampaikan Kim Jong-kwan dalam film pendeknya, terungkap bahwa kesulitan hidup dan lemahnya integrasi sosial menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri egoistik. Selain itu, dalam film pendek ini juga sang sutradara menyampaikan kritik sosial terhadap pelaku bunuh diri egoistik di Korea Selatan.
Suicide is a familiar social phenomenon in South Korean society. One of the factors that cause suicide is the social environment factor. Not all members of society are able to adapt to South Korea's competitive and individual social environment. In addition, social awareness is still lacking, as well as increasingly diverse values can affect the mindset and life of each individual. Bameul Geodda is a short film by Kim Jong-kwan that talks about individual problems that leads to the phenomenon of suicide. The purpose of this study is to analyze the issue of suicide in the short film Bameul Geodda. In this study, the author used the approach of Emile Durkheim's theory of suicide to analyze the issue of suicide contained in the short film Bameul Geodda. The research method used is descriptive qualitative method. The results of this study indicate that through social criticism that was conveyed by Kim Jong-kwan in his short film, it was revealed that life's difficulties and weak social integration are the causes of someone committing egoistic suicide. In addition, in this short film, Kim Jong-kwan also conveys his social criticism of egoistic suicide towards the subject of egoistic suicide in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Zahirah Karamatullah
"Penelitian ini akan membahas sebuah film yang ditulis dan disutradarai oleh Nadine Labaki, yang berjudul Capernaum. Film ini mendapatkan standing ovation selama lima belas menit, karena berhasil menyentuh emosional para penontonnya di Cannes Festival Film pada bulan Mei 2018 di Prancis. Film Capernaum merupakan salah satu film yang menarik perhatian penulis karena di dalamnya menggambarkan realita kehidupan para pengungsi di Lebanon yang dikemas dalam sudut pandang anak-anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis dengan pendekatan objektif. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro. Dimulai dari memaparkan unsur intrinsik meliputi tema, latar, alur/plot, tokoh, dan moral. Unsur-unsur intrinsik akan diaplikasikan dalam menganalisis kritik sosial yang terdapat pada film Capernaum. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui unsur-unsur intrinsik dan menganalisis tentang kritik sosial yang terkandung dalam film Capernaum. Hasilnya, terdapat kritik sosial yang ingin disampaikan terkait pemerintah, keluarga, dan masyarakat pada film Capernaum.
This research will discuss a film written and directed by Nadine Labaki, entitled Capernaum. This film received a standing ovation for fifteen minutes, because it managed to touch the emotions of the audience at the Cannes Film Festival in May 2018 in France. The film Capernaum is one of the films that has caught the attention of the author because it depicts the reality of the lives of refugees in Lebanon, packaged from the perspective of children. This study uses a descriptive-analysis method with an objective approach. In this research, the writer used Burhan Nurgiyantoro's fiction assessment theory. The first is from the presentation of intrinsic elements including themes, settings, plots, characters, and morals. Intrinsic elements will be applied in the analysis of social criticism contained in the film Capernaum. The purpose of this research is to know the intrinsic elements and to analyze the social criticism contained in Capernaum's film. As a result, there is social criticism to be conveyed regarding the government, family and society in the film Capernaum."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rashad Zhafran Alif Zeviantonio Esyam
"Webtoon merupakan sebuah karya sastra dalam bentuk digital yang sedang diminati masyarkat dunia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membahas kritik sosial yang dilakukan oleh Oh Seong-dae melalui webtoonnya yang berjudul Gigigoegoe (기기괴괴).Rumusan masalah yang diangkat adalah masalah sosial apa saja yang dikritisi oleh Oh Seong-dae melalui karyanya ini. Penelitian ini hanya berfokus pada kritik sosial yang terdapat pada sub cerita berjudul Seonghyeongsu (ì±íì). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Oh Seong-dae melakukan tujuh kritik sosial berupa obsesi terhadap kecantikan, tidak patuh terhadap orang tua, konsumerisme, kesenjangan sosial antara si rupawan dan si buruk rupa, kecemburuan sosial, pergaulan bebas, dan kaum LGBT. Ketujuh kritik sosial tersebut tergabung dalam empat kategori masalah sosial, yaitu masalah lingkungan hidup, keluarga tidak harmonis, kemiskinan, dan pelanggaran terhadap norma.
Webtoon is a literary work in digital form that is currently popular in by the society. This study conducted in aim for discussing the social critics done by Oh Seong-dae through his work which titled Gigigoegoe (기기괴괴). The formulation of this research is what kind of social problems being criticized by Oh Seong-dae through this webtoon. This research only focuses on social criticism contained in the sub-story entitled Seonghyeongsu (ì±íì). This research is a qualitative research using analytical-descriptive method. The results of the study show that Oh Seong-dae made seven social criticisms in the form of obsession with beauty, insolence towards parents, consumerism, social inequality between the beautiful and the ugly, social jealousy, promiscuity, and LGBT people. The seven social ciritcs are grouped into four categories of social problems, namely environmental problems, disharmonious families, poverty, and violations of norms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tri Rahayu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kritik sosial yang terdapat dalam serial televisi Rusia Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia karya Sutradara Andrey Junkovsky yang merupakan serial bertema distopia, dengan berfokus kepada kritik terhadap ketergantungan manusia terhadap teknologi robot. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan potongan adegan-adegan atau scene yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analitis dengan teori semiotika yang dikemukakan Roland Barthes. Penelitian dilakukan dengan melihat makna denotatif dan konotatif dalam adegan serial televisi Rusia Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia yang tayang pada tahun 2018. Penelitian ini berargumen bahwa terdapat 11 adegan yang menggambarkan ketergantungan manusia terhadap teknologi robot. Hal ini lah yang menjadi kritik sosial dalam seri Лучше, Чем Люди/Lebih Baik daripada Manusia karya Andrey Junkovsky.
This study aims to analyze issue the social criticism in the Russian television series Лучше, Чем Люди/ Better than Us by Andrey Junkovsky. This series is a dystopia-themed series that focusing on criticsm of human dependence on robot technology. The data used in this study are cut scenes which are then analyzed by a descriptive analytical method with a semiotic theory by Roland Barthes. The research was conducted by looking at the meaning of denotations and connotations in the Russian television series Лучше, Чем Люди/ Better than Us, which aired in 2018. This study argues that there are 11 scenes that depict human dependence on robotic technology. This is the social criticism in series Лучше, Чем Люди/ Better than Us by Andrey Junkovsky."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Elsyn Nabila Putri
"Selain berfungsi sebagai sarana hiburan, humor juga dapat dipergunakan sebagai sarana kritik sosial. Dalam sebuah tuturan, humor dapat diciptakan melalui pelanggaran Prinsip Kerja Sama. Penelitian ini menganalisis penggunaan humor sebagai sarana kritik sosial yang diciptakan melalui konteks dan pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam video animasi Tekotok berjudul Surat Izin Naik UFO Ft. King of Kutub. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan pragmatik dan pendekatan analisis wacana. Data penelitian berupa potongan transkripsi dari video animasi Tekotok berjudul Surat Izin Naik UFO Ft. King of Kutub dan hasil kuesioner. Penelitian ini menggunakan teori Konteks Cutting, teori Prinsip Kerja Sama Grice, dan Teori Relevansi Sperber dan Wilson. Penelitian ini menemukan terdapat tiga bentuk pelanggaran Prinsip Kerja Sama dalam video, meliputi maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Konteks yang ditemukan adalah konteks situasional, konteks latar belakang pengetahuan, dan ko-tekstual. Konteks pengetahuan latar belakang secara langsung memengaruhi tingkat pemahaman masyarakat terhadap humor dan kritik sosial dalam video. Kritik yang ditemukan berupa kritik terhadap proses birokrasi yang lama, rumit, kinerja pelayan publik yang tidak jujur, dan kritik terhadap perilaku buruk masyarakat berkaitan dua masalah sebelumnya.
Besides functioning as a means of entertainment, humor can also be used as a tool for social criticism. In a discourse, Humor can be created by violating the Cooperative Principle. This research analyzed the use of humor as a tool for social criticism created through the context and violation of the Cooperation Principle in Tekotok's animation video entitled Surat Izin Naik UFO Ft. King of Kutub. This research used a qualitative-quantitative method with a pragmatic approach and a discourse analysis approach. The data used are a Tekotok’s animation video entitled Surat Izin Naik UFO Ft. King of Kutub and the survey's result based on the data. The theories used are Cutting’s Theory of Context, Grice’s Cooperative Principle, and Sperber and Wilson’s Theory of Relevance. This research found that there were three forms of violation of the Cooperation Principle in the video, including maxims of quality, maxims of relevance, and maxims of manner. The contexts found are situational context, background knowledge context, and co-textual. The background knowledge context directly influence the level of public understanding regarding the humor and social criticism in the video. The criticisms found are time-taking and complex permission administration process, dishonest performance of public servants, and criticism of the bad behavior of society regarding the two previous problems."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library