Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridha Alviny Syakirah
"Kerusakan pada tulang atau cacat tulang merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia yang perlu diperhatikan, karena dapat mengganggu aktivitas kehidupan. Metode yang cukup menjanjikan untuk penyembuhan cacat tulang adalah fabrikasi perancah dari bahan biomaterial. Perancah adalah biomaterial padat berbentuk 3 dimensi dengan struktur berpori yang dapat mendukung interaksi sel biomaterial, proliferasi, diferensiasi sel, dan dapat terurai dengan tingkat toksisitas minimal. Penelitian ini bertujuan untuk memfabrikasi perancah dengan komposit berupa hidroksiapatit (HAp)/kolagen/kitosan, hidroksiapatit/kolagen/kitosan/functionalized-multi walled carbon nanotube (f-MWCNT) dengan hidroksiapatit serta kolagen hasil ekstraksi tulang ikan tuna, hidroksiapatit/kolagen/kitosan/titanium dioksida (TiO2), dan hidroksiapatit/kolagen/kitosan/functionalized-multi walled carbon nanotube (f-MWCNT). Fabrikasi dilakukan dengan menggunakan metode freeze drying. Perancah hasil fabrikasi dikarakterisasi sifat biologisnya melalui uji biokompatibilitas dengan MTS assay dan uji diferensiasi sel dengan pewarnaan alizarin merah. Uji viabilitas menunjukkan sel umumnya bermigrasi dan menempel dekat perancah. Penambahan bahan mekanik f-MWCNT dan titanium dioksida pada perancah dapat mengurangi viabilitas sel. Namun, pada kadar yang tepat, perancah dengan kandungan f-MWCNT atau titanium dioksida dapat memiliki sifat viabilitas yang baik. Uji diferensiasi menunjukkan penambahan bahan mekanik f-MWCNT dan titanium dioksida dapat menginduksi diferensiasi osteogenik namun hasilnya masih tidak optimal.

Damage to bones or bone defects is a public health problem around the world that needs attention because it can interfere many life activities. A promising method for healing bone defects is the fabrication of scaffolds from biomaterials. Scaffolds are solid biomaterials in 3-dimensional sHApe with a porous structure that can support biomaterial cell interactions, proliferation, cell differentiation, and can be decomposed with minimal toxicity. This study aims to fabricate scaffolds with composites in the form of hydroxyapatite/collagen/chitosan, hydroxyapatite/collagen/chitosan/functionalized MWCNT (f-MWCNT) where the hydroxyapatite and collgen used were obtained from tuna fish bone extraction, hydroxyapatite/collagen/chitosan/titanium dioxide, and hydroxyapatite/collagen/chitosan/functionalized MWCNT (f-MWCNT). Fabrication was carried out using freeze drying method. The fabricated scaffolds were characterized for their biological properties through biocompatibility test with MTS assay and cell differentiation test with alizarin red staining. Viability tests showed cells generally migrated and adhered near the scaffold. The addition of mechanical material f-MWCNT and titanium dioxide to the scaffold can reduce cell viability. However, at the right levels, scaffolds containing f-MWCNT or titanium dioxide can have good viability. The differentiation test showed that the addition of mechanical material f-MWCNT and titanium dioxide could induce osteogenic differentiation but the results were still not optimal."
Depok: FaKultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Joshua Yoshihiko
"Non-union biasanya terjadi sebanyak 1.9–10% dari total kasus fraktur tulang. Rekayasa jaringan tulang berpotensi menjadi pilihan terapi yang efektif dan personal untuk pengobatan fraktur non-union. Penelitian ini menggunakan komposit osteobiologis berbasis HAp/HA/CS ditambahkan dengan pilihan material f-MWCNT, f-Gr, dan GO  serta difabrikasi secara liofilisasi untuk membentuk struktur mikropori dengan sifat osteoinduktif dan osteokonduktif. UCMSC akan ditanam di dalam perancah yang telah difabrikasi in vitro dan setelah berkembang, perancah akan dikarakterisasi untuk kapasitas proliferasi dan diferensiasi dengan pewarnaan MTS dan alizarin merah. Perancah HAp/HA/CS/f-MWCNT merupakan pilihan komposit terbaik dengan kemampuan mendukung viabilitas (54.52 OD) dan diferensiasi (0.27 OD) pada UCMSC secara signifikan tetapi memerlukan perbaikan untuk integritas perancah.

Non-union occurs around 1.9-10% from the total case of fractures. Bone tissue engineering is a potential choice for Non-union that is effective, personal for treating the abnormality. This research used HAp/HA/CS as base added with optional materials of f-MWCNT, f-Gr, and GO as the osteobiology composite and further fabricated by freeze drying to create a microporous structure with osteoinductive and osteoconductive properties. UCMSC is planted with the fabricated scaffold in vitro and after development, scaffold is characterized for proliferation and differentiation capacity using MTS and red alizarin staining. HAp/HA/CS/f-MWCNT scaffold proves to be the best composite option in this research that significantly promotes viability (54.52 OD) and differentiation (0.27 OD) to UCMSC but needs further refinement for scaffold integrity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Aprilla Hamid
"Sebagai pembentuk struktur tubuh, tulang dapat mengalami kerusakan yang disebabkan kecelakaan atau faktor usia. Oleh sebab itu, studi serta penelitian tentang material pengganti tulang telah banyak dilakukan, salah satunya biokomposit Hidroksiapatit/Kolagen. Sebelum melakukan implantasi pada tulang manusia, prosedur awal untuk memastikan material implan memiliki sifat biokompatibel, biaoktivitas, dan osteokonduktif adalah menggunakan model hewan sebagai percobaan implantasi tulang (Studi In-Vivo) setelah memastikan bahwa biomaterial tidak toksik. Model hewan yang dipilih adalah hewan yang memiliki kesamaan karakter tulang dengan tulang manusia, seperti kelinci New Zealand. Preparasi studi in-vivo dilakukan dengan mengkarakterisasi tulang kelinci dan material implan Hidroksiapatit-Kolagen menggunakan mikroskop optik digital yang kemudian dianalisa menggunakan ImageJ untuk mengetahui karakteristik profil histogram. Dari 4 sampel tulang kelinci yang digunakan pada penelitian ini, yaitu tulang tibia, tulang femur, tulang ilium, dan tulang dada, yang telah dikarakterisasi menggunakan mikroskop optik, pada tulang femur dan tibia diketahui memiliki karakter persebaran pori yang sama, yaitu persebaran pori akan meningkat saat mendekati sumsum tulang dan pada daerah trabekular tulang yang disebut daerah spongy bone. Pada tulang ilium persebaran pori akan meningkat saat mendekati permukaan. Sedangkan pada tulang dada, tulang dipenuhi oleh pori dengan ukuran besar, hanya sedikit bagian tulang yang memiliki persebaran pori rendah. Hal ini menandakan bahwa struktur tulang dada lebih rapuh dibandingkan 3 sampel tulang yang lainnya. Berdasarkan profil histogram yang didapatkan, intensitas keabuan pellet memiliki kecocokan nilai intensitas keabuan dengan tulang tibia.

As forming the structure of the body, bones can be damaged due to accidents or age factors. Therefore, many studies and research on bone replacement materials have been carried out, one of which is Hydroxyapatite-Collagen biocomposite. Prior to direct implantation of human bone, the initial procedure to ensure the implant material has biocompatible, bioactivity and osteoconductive properties is to use animal models as bone implantation experiments In-Vivo Studies after confirming that the biomaterial is non-toxic. The animal model chosen is an animal that has similar bone characteristics to human bones, such as the New Zealand rabbit. In-vivo study preparation was carried out by characterizing rabbit bone and Hydroxyapatite-Collagen implant material using a digital optical microscope which was then analyzed using ImageJ to determine the characteristics of the histogram profile. Of the 4 rabbit bone samples used in this study, namely the tibia bone, femur bone, ilium bone, and breastbone, which have been characterized 2 using an optical microscope, the femur and tibia bones are known to have the same pore distribution character, the pore distribution will increase as it approaches the bone marrow and in the trabecular area of the bone called the spongy bone area. In the ilium bone, the pore distribution will increase as it approaches the surface. Whereas in the sternum, the bone is filled with large pores, only a few parts of the bone have a low pore distribution. This indicates that the breastbone structure is more fragile than the other 3 bone samples. From the histogram profile obtained, based on the gray intensity, the pellet has a match with the gray intensity value with the tibia bone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh. Fadhil Albab Burhanuddin
"Dalam penelitian ini, scaffold berbahan dasar hidroksiapatit (HA) dan kitosan telah berhasil difabrikasi dengan menggunakan metode thermally induced phase separation (TIPS) yang dilakukan dengan variabel temperatur pendinginan -20, -30, -40 dan -80 derajat Celcius. Sebelumnya, sampel dicampurkan secara homogen dengan perbandingan fraksi berat 70% HA dan 30% kitosan dilarutkan dengan asam asetat 2% yang selanjutnya dikarakterisasi dengan pengujian FTIR, uji kekuatan kompresi dan pengamatan morfologi dengan Scanning Electron Microscope (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin rendah temperatur pendinginan maka ukuran porositas semakin kecil. Dengan temperatur pendinginan -20oC diperoleh ukuran pori sebesar 133,93 µm dan memiliki kekuatan kompresi sebesar 5,9 KPa sedangkan untuk ukuran pori 60,55 µm pada pendinginan -80oC diperoleh kekuatan kompresi sebesar 29,8 KPa. Ditinjau dari segi ukuran pori, scaffold berbahan dasar HA/kitosan mempunyai potensi untuk diaplikasikan sebagai penyangga tulang pada manusia.

In the current study, hydroxyapatite (HA)/chitosan-based bone scaffold has been fabricated by using thermally induced phase separation (TIPS) method under freezing temperature variation of -20, -30, -40 and -80 oC. The samples with weight percent ratio of 70% HA and 30% chitosan were homogeneously mixed and were subsequently dissolved in 2% acetic acid. The synthesized samples were further characterized by using Fourier transform infrared (FTIR), compressive test and scanning electron microscope (SEM).
The investigation results showed that low freezing temperature reduced the pore size and increased the compressive strength of the scaffold. In the freezing temperature of -20oC, the obtained pore size was 133.93 µm with the compressive strength of 5.9 KPa, while for -80oC, the obtained pore size was decreased down to 60.55 µm with the compressive strength of 29.8 KPa. Considering the obtained characteristics, HA/chitosan obtained in this work has the potential to be applied as a bone scaffold.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriellius Chandra
"Rangka manusia tersusun atas struktur-struktur seperti: ligamen, tendon, otot, dan organ manusia yang lain. Dalam regenerasi jaringan tulang, rekayasa jaringan memiliki keunggulan dibandingkan metode allograft dan autograft karena hanya menginduksi respon sistem imun minor dan tidak memerlukan operasi kedua untuk mendapatkan tulang donor dari tubuh pasien sendiri yang mana terdapat peningkatan risiko infeksi ketika lebih banyak operasi dilakukan. Salah satu aplikasi rekayasa jaringan adalah pembuatan perancah mirip matriks ekstraseluler yang memberikan dukungan struktural pada sel karena struktur jaringnya. Kolagen adalah salah satu sumber perancah biokompatibel dan memadai untuk rekayasa jaringan untuk regenerasi tulang dalam hal sifat mekanik, struktur pori, permeabilitas, hidrofilisitas dan stabilitas in vivo. Dalam penelitian ini kolagen bersumber dari ikan King Kobia dengan metode ASC dan PSC. Freeze-dryingmerupakan proses pengeringan di mana pelarut dan/atau media suspensi dikristalisasi pada suhu rendah dan selanjutnya disublimasikan dari keadaan padat langsung ke fase uap. Metode ini menghasilkan bahan dengan stabilitas bentuk yang baik sehingga tidak berubah setelah rekonstitusi dengan air. Dalam penelitian ini penulis menambahkan material seng oksida (ZnO) dan titanium oksida (TiO2) yang selanjutnya akan diuji karakteristiknya. Penambahan TiO2 dan ZnO meningkatkan porositas perancah. Dalam penelitian ini ZnO meningkatkan persentase porositas dengan signifikan. Namun, struktur mekanik dari uji tekanan kompresif dan porositas belum menunjukan hasil yang menyerupai penelitian-penelitian sebelumnya. Hal ini mungkin terjadi akibat adanya kesalahan pengukuran volume atau konsentrasi pada proses pencampuran komposit dan ketidaksesuaian spesifikasi liofilisasi. Kedua faktor ini mengubah tekstur dan struktur perancah menjadi mengerut dan menempel pada wadah well-plate.

The human skeleton is composed of structures such as: ligaments, tendons, muscles, and other human organs. In bone tissue regeneration, tissue engineering has advantages over allograft and autograft methods because it only induces a minor immune system response and does not require a second operation to obtain donor bone from the patient's own body where there is an increased risk of infection when more operations are performed. One application of tissue engineering is the fabrication of extracellular matrix-like scaffolds that provide structural support to cells due to their net structure. Collagen is one source of biocompatible scaffolds and is adequate for tissue engineering for bone regeneration in terms of its mechanical properties, pore structure, permeability, hydrophilicity and in vivo stability. In this study, collagen was sourced from King Cobia fish using the ASC and PSC methods. Freeze-drying is a drying process in which the solvent and/or suspension medium is crystallized at low temperature and then sublimated from the solid state directly into the vapor phase. This method produces a material with good shape stability so that it does not change after reconstitution with water. In this study the authors added zinc oxide (ZnO) and titanium oxide (TiO2) materials which would then be tested for their characteristics. The addition of TiO2 and ZnO increased the porosity of the scaffolds. In this study, ZnO significantly increased the percentage of porosity. However, the mechanical structure of the compressive stress and porosity tests has not shown results that resemble those of previous studies. This may occur due to volume or concentration measurement errors in the composite mixing process and non-compliance with lyophilization specifications. These two factors change the texture and structure of the scaffold to shrink and stick to the well-plate container."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Josephin
"Gangguan dan penyakit tulang merupakan hal yang mengkhawatirkan karena prevalensinya yang meningkat. Rekayasa jaringan tulang dengan pengembangan struktur melalui kombinasi perancah, sel, dan/atau faktor biologis merupakan solusi yang menjanjikan untuk regenerasi tulang. Kolagen dan hidroksiapatit termasuk bahan perancah yang paling umum digunakan untuk rekayasa jaringan tulang dan dapat diekstraksi dari sumber alam. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dan produsen ikan terbesar kedua di dunia, memiliki sumber daya laut yang melimpah. Perikanan tuna yang termasuk paling besar dan paling produktif di dunia menghasilkan produk sampingan dengan jumlah yang besar. Pada penelitian ini, kolagen dan hidroksiapatit diekstraksi dari produk sampingan tuna, yaitu tulang kerangka dan kepala, menggunakan ekstraksi pelarutan asam untuk kolagen dan kalsinasi untuk hidroksiapatit. Kolagen hasil ekstraksi dikarakterisasi menggunakan UV-Vis spectrophotometry, FTIR, dan SEM-EDX, sedangkan hidroksiapatit hasil ekstraksi dikarakterisasi menggunakan FTIR, SEM-EDX, dan XRD. Berdasarkan hasil karakterisasi, kolagen hasil ekstraksi memiliki puncak absorbansi di 225 nm, memiliki struktur heliks rangkap tiga, struktur mikro lembaran berlapis, berpori, dan sedikit berkerut. Sedangkan hidroksiapatit hasil ekstraksi memiliki ukuran dan bentuk partikel bervariasi dengan ukuran kristal 16,64 nm, 15,62 nm, 16,63 nm, 4,39 nm, crystallinity index 0,643, 0,572, 0,613, 0,027, dan nilai Ca/P 1,753±0,052, 1,806±0,074, 1,792±0,021, 1,935±0,091 masing-masing untuk sampel kalsinasi 1, sampel kalsinasi 2, sampel kalsinasi 3, dan sampel ultrasonikasi. Kolagen hasil ekstraksi dapat dikembangkan sebagai bahan perancah tulang karena memliki struktur berpori yang dibutuhkan untuk penetrasi sel, nutrisi dan transfer limbah, serta angiogenesis; sedangkan hidroksiapatit sampel kalsinasi 1 memiliki nilai rasio Ca/P (1,753±0,052) yang paling mendekati rasio Ca/P pada tulang manusia (1,67). Ekstraksi kolagen dan hidroksiapatit ini diharapkan dapat memanfaatkan produk sampingan sumber daya laut dan dapat digunakan sebagai material perancah tulang untuk mengatasi gangguan dan penyakit tulang.

Bone disorders and diseases are a matter of concern because of their increasing prevalence. Bone tissue engineering with structural development through a combination of scaffolds, cells, and/or biological factors is a promising solution for bone regeneration. Collagen and hydroxyapatite are among the most commonly used scaffold materials for bone tissue engineering and can be extracted from natural sources. Indonesia is the largest archipelagic country and the second-largest fish producer in the world, has abundant marine resources. Tuna fisheries, which are among the largest and most productive in the world, produce large amounts of by-products. In this study, collagen and hydroxyapatite were extracted from tuna by-products, including skeleton and head, using acid solubilization extraction for collagen and calcination for hydroxyapatite. The extracted collagen was then characterized using UV-Vis spectrophotometry, FTIR, and SEM-EDX, while the extracted hydroxyapatite was characterized using FTIR, SEM-EDX, and XRD. Based on the characterization results, the extracted collagen has an absorbance peak at 225 nm, has a triple-helix structure, a layered sheet microstructure, is porous, and is slightly wrinkled. While the extracted hydroxyapatite has various particle sizes and shapes with crystal sizes of 16.64 nm, 15.62 nm, 16.63 nm, 4.39 nm, crystallinity index 0.643, 0.572, 0.613, 0.027, and Ca/P values were 1.753±0.052, 1.806±0.074, 1.792±0.021, 1.935±0.091 for the calcined sample 1, calcined sample 2, calcined sample 3, and ultrasonicated sample, respectively. Extracted collagen can be developed as a bone scaffold material because it has a porous structure required for cell penetration, nutrition and waste transfer, and angiogenesis; while the hydroxyapatite of calcined sample 1 has a Ca/P ratio value (1.753±0.052) which is closest to the Ca/P ratio in human bone (1.67). The extraction of collagen and hydroxyapatite is expected to be able to utilize marine by-products and can be used as bone scaffold material to treat bone disorders and diseases."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meana Rizki Oktafika
"Penggunaan kalsium fosfat sebagai bahan pengganti tulang sudah banyak diaplikasikan, khususnya pengaplikasian hidroksiapatit karena kemiripannya dengan mineral tulang manusia. Hidroksiapatit merupakan senyawa kalsium fosfat yang paling stabil dan telah banyak digunakan sebagai implan tulang, namun hidroksiapatit memiliki sifat brittle yaitu mudah rapuh dan mempunyai sifat resorbabilitas yang sangat rendah. Untuk memenuhi kebutuhan biomaterial pada jaringan tulang, selain mineral diperlukan material organik sebagai penyusun matriks. Salah satu yang dapat digunakan adalah kolagen yang merupakan protein fungsional yang ada didalam tubuh dan memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi tubuh. Kombinasi antara hidroksiapatit dan kolagen memiliki potensi untuk rekayasa jaringan tulang karena kesamaan dan sifat biologis alaminya. Pada penelitian ini komposit hidroksiapatit/kolagen disintesis secara In-situ menggunakan metode iradiasi gelombang mikro dengan daya sebesar 400 Watt selama 10, 20, dan 30 menit. Penggunaan iradiasi gelombang mikro digunakan karena dapat memicu pertumbuhan kristal hidroksiapatit dengan waktu yang relatif cukup singkat dibandingkan dengan metode konvensional seperti konduksi dan konveksi. Pada hasil karakterisasi menggunakan difraksi sinar-x didapatkan pola puncak puncak yang mengindikasikan terbentuknya fasa hidroksiapatit yang di berada pada sudut 2θ 25°, 28°, 32°, 39°, 53° dan bidang miller (002), (210), (300), (310), (004) pada seluruh komposit yang di iradiasi selama 10, 20, dan 30 menit serta diperoleh ukuran kristal sebesar 21,94 - 22,65 nm serta indeks kristalinitas sebesar 0,269 - 0,297. Hasil ini menujukan bahwa semakin lama waktu radiasi yang diberikan maka ukuran kristal serta nilai indeks kristalinitas juga meningkat. Hasil karakterisasi FTIR menandakan adanya karakteristik serapan dari hidroksiapatit dan kolagen pada komposit yang ditandai dengan terdapatnya gugus fosfat (PO4) pada bilangan gelombang 564 cm-1, 603-602 cm-1, 1032 cm-1 dan 961-962 cm-1, gugus karbonat (CO3) pada bilangan gelombang 875-876 cm-1, gugus hidroksil (OH) pada bilangan gelombang 3566 cm-1, Amida A (N-H) pada bilangan gelombang 3423-3442 cm-1, Aminda B (C-H) pada bilangan gelombang 2963-2964 cm-1, Amida I (C=O) pada bilangan gelombang 1646-1650 cm-1, Amida II (N-H) pada bilangan gelombang 1540-1542 cm-1 serta Amida III (C-H) pada bilangan gelombang 1260-1263 cm-1. Hasil karakterisasi menggunakan SEM memperlihatkan bahwa hidroksiapatit telah terpresipitasi dan menyelimuti pori kolagen.

Calcium phosphate has been widely applied as a bone substitute, especially hydroxyapatite, because of its similarity with human bone minerals. Hydroxyapatite is the most stable calcium phosphate compound, However, hydroxyapatite has brittle properties and very low resorbability. To meet the biomaterials needs of bone tissue, in addition to minerals, organic materials are needed as matrix compounds. Collagen, a functional protein found in the body, can fulfill this role. A hydroxyapatite and collagen combination has the potential to be engineered into bone tissue because of its similarity and natural biological properties. In this study, the hydroxyapatite/collagen composite was synthesized in situ using the microwave irradiation method with a power of 400 Watt for 10, 20, and 30 minutes. Microwave irradiation is used because it can trigger the growth of hydroxyapatite crystals in a relatively short time compared to conventional methods, such as conduction and convection. In the results, using x-ray diffraction, the peak pattern showed the formation of the hydroxyapatite phase indicated at an angle of 2θ 25°, 28°, 32°, 39°, 53° and the miller indices (002), (210), (300), (310), (004) in all composites that were irradiated for 10, 20, and 30 minutes obtained a crystal size of 21.94 nm - 22.65 nm, and a crystallinity index of 0.269 - 0.297. This shows that the longer the composite is exposed to radiation, the crystal size, and value of the crystallinity index also increase. The results of the use of FTIR shows the absorption characteristics of hydroxyapatite and collagen in the composite that were characterized by the presence of a phosphate group (PO4) on wavenumber 564 cm-1, 603-602 cm-1, 1032 cm-1 and 961-962 cm-1, a carbonate group (CO3) on wavenumber 875-876 cm-1, a hydroxyl group (OH) on wavenumber 3566 cm-1, Amide A (N-H) on wavenumber 3423-3442 cm-1, Amide B (C-H) on wavenumber 2963-2964 cm-1, Amide I (C=O) on wavenumber 1646-1650 cm-1, Amide II (N-H) on wavenumber 1540-1542 cm-1, Amide III (C-H) on wavenumber 1260-1263. Characterization using SEM showed that hydroxyapatite had precipitated and covered the collagen pores."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auzan Luthfi Laksono
"Kulit artifisial adalah susunan biomaterial yang terdiri dari sel, perancah, dan molekul bioaktif dan diaplikasaikan sebagai pengganti kulit yang rusak dalam terapi luka kronis. Perancah yang kompatibel secara biologis maupun fisikokimia masih menjadi fokus penelitian dari pengembangan kulit artifisial saat ini. Polikaprolakton (PCL) memiliki potensi sebagai material penyusun perancah karena biokompatibilitas, sifat mekanik, dan fleksibilitasnya. Namun, PCL memiliki bioaktivitas yang rendah sehingga perlu ditambahkan suatu bahan alami. Pada penelitian ini, Umbilical Cord Blood Serum atau Umbilical Cord Blood Serum (UCBS) dan Platelet-Rich Plasma (PRP) yang kaya akan molekul bioaktif dan matriks ekstraseluler ditambahkan ke perancah PCL sebagai coating. Perancah PCL difabrikasi terlebih dahulu dengan PCL 20% dengan metode freeze-drying. Kemudian, perancah di-coating dengan UCBS atau PRP dengan metode dip-coating dan gelasi termal atau dengan CaCl2. Pada penelitian ini, kedua coating meningkatkan biokompatibilitas perancah pcl yaitu perlekatan sel (78.90±3.65%-89.45±3.65%) dan viabilitas sel hingga (84.99%-99.23±3.72%). Perancah yang di-coating memiliki kekuatan tekan 2.78±0.005-3.58±0.64 Mpa) berpermukaan kasar, tingkat swelling 33.48±3.32%-50.15±1.39%), dan porositas 1.24±0.27%-1.79±0.12%. Maka dari itu, baik UCBS maupun PRP dapat meningkatkan biokompatibilitas perancah PCL sebagai kulit artifisial.

Artificial skin is a construct of biomaterials consisting of cells, scaffolds and bioactive molecules, and it is used as a substitute for damaged skin in chronic wound therapy. Scaffolds that are compatible both biological and physicochemical aspects are still the focus of research from the development of artificial skin recently. Polycaprolactone (PCL) has potential as a material for scaffold due to its biocompatibility, mechanical properties, and flexibility. However, PCL has low bioactivity, so it is necessary to add a natural ingredient. In this study, Umbilical Cord Blood Serum (UCBS) and Platelet Rich-Plasma (PRP) which are rich in bioactive molecules and extracellular matrix incorporated to the PCL scaffolds as coatings. The PCL scaffolds were fabricated with 20% PCL by freeze-drying method. Then, the scaffolds were coated with UCBS or PRP by dip-coating and gelation by temperature for UCBS and CaCl2 for PRP to polymerize extracellular matrix in UCBS and fibrin matrix in PRP. In this study, both coatings increased the biocompatibility of the PCL scaffold, including cell attachment (78.90±3.65%-89.45±3.65%) and cell viability (84.99%-99.23±3.72%). The coated scaffolds also improved physicochemical property including compressive strength (2.78±0.005-3.58±0.64 Mpa), rough surface, swelling ratio (33.48±3.32%-50.15±1.39%), and a porosity of 1.24±0.27%-1.79±0.12%. Therefore, both UCBS and PRP can be used as coatings to increase the biocompatibility of PCL scaffolds as artificial skins."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunanda Maindra
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman terhadap degradasi scaffold HA/alginat 30/70 dan scaffold HA/alginat/kitosan 30/50/20 . Degradasi ditentukan melalui selisih berat sebelum dan setelah perendaman selama 3, 6, 9, 12, atau 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa degradasi scaffold HA/alginat selama 3, 6, 9, 12, atau 24 jam secara berurutan 17,6 1,33; 21,3 0,66; 24,2 1,01; 26,2 1,19 atau 27,6 0,31 dan degradasi scaffold HA/alginat/kitosan dengan lama perendaman yang sama secara berurutan 30,2 0,81; 39,4 0,67; 43,7 0,66; 48,1 0,94; atau 51,5 0,39. Degradasi scaffold HA/alginat dan HA/alginat/kitosan berbeda bermakna.

ABSTRACT
The aim of this study was to determine the effect of immersion time on degradation of HA alginate 30 70 and HA alginate chitosan 30 50 20 scaffolds. Degradation of the scaffold is determined by the difference of weight before and after immersion for 3, 6, 9, 12, or 24 hours. The result showed that degradation of HA alginate scaffold with 3, 6, 9, 12 or 24 hours of immersion time were 17,6 1,33 21,3 0,66 24,2 1,01 26,2 1,19 or 27,6 0,31 and degradation of HA alginate chitosan scaffold with the same immersion time were 30,2 0,81 39,4 0,67 43,7 0,66 48,1 0,94 or 51,5 0,39. HA alginate and HA alginate chitosan scaffolds has significantly different."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Asyila Vianda
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan scaffold HA/Alginat dan HA/Alginat/Kitosan. Setiap sediaan scaffold HA/Alginat 30/70 dan HA/Alginat/Kitosan 30/50/20 di uji kuat tekan dengan beban maksimum 100 N, hingga deformasi 50 menggunakan Universal Testing Machine, dan nilai kuat tekan dihitung dengan persamaan S = Fmax/A. Hasil menunjukkan bahwa kuat tekan scaffold HA/Alginat 30/70 dan HA/Alginat/Kitosan 30/50/20 , secara berurutan, yaitu 0,15 0,053 dan 0,05 0,031 MPa, yang keduanya berbeda bermakna p < 0,05 . Disimpulkan bahwa scaffold HA/Alginat/Kitosan 30/50/20 memiliki kuat tekan lebih rendah dibandingkan scaffold HA/Alginat 30/70 .

ABSTRACT
The aim of this study was to identify the compressive strength of HA Alginate and HA Alginate Chitosan scaffolds. All HA Alginate 30 70 and HA Alginate Chitosan 30 50 20 scaffolds were compressed with 100 N load maximum up to 50 deformation using the universal testing machine and the value of compressive strength was calculated by S Fmax A. Compressive strength values of HA Alginate 30 70 and HA Alginate Chitosan 30 50 20 scaffolds are 0,15 0,053 and 0,05 0,031 MPa, respectively, which is significantly different p 0,05 . It was concluded that HA Alginate Chitosan 30 50 20 scaffold had lower compressive strength than HA Alginate 30 70 scaffold. "
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>