Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beatrix Theodor Valentia
"Manufaktur baterai nikel metal hidrida (NiMH) mencapai titik tertinggi demi memenuhi peningkatan pasar kendaraan elektronik. Hal ini dapat menjadi masalah besar terhadap lingkungan, dikarenakan NiMH mengandung banyak logam kritis dan elemen tanah jarang yang aktif ditambang, yang menyebabkan kelangkaan pasokan. Pemulihan limbah baterai masih dalam tahap perkembangan dan pelindian hidrometalurgi adalah salah satu kunci dari proses pemulihan logam. Studi ini bertujuan untuk mendorong kemajuan proses dengan mengembangkan pelindian hidrometalurgi yang efektif dan ramah lingkungan melalui eksperimental laboratory dan mengevaluasi pengaruh variabel proses pada efisiensi pelindian. Eksperimen dilakukan untuk baterai NiMH terhadap asam sitrat dan asam asetat sebagai agen pelindian. Sampel NiMH diuji pada 200 RPM dan 20 g/L S/L rasio dalam variasi interval waktu, konsentrasi (0,5M, 2M, 4M), dan suhu (30°C, 60°C, 90°C) dan diujikan pada ICP- MS untuk sampel cair dan SEM untuk sampel padat untuk mendapatkan jumlah logam dan unsur yang terkandung. Hasil ICP-MS menunjukkan bahwa peningkatan waktu pelindian, konsentrasi asam, dan suhu larutan meningkatkan ekstraksi sebagian besar logam/elemen. SEM menemukan bahwa konsentrasi dan suhu yang lebih tinggi menghasilkan lebih sedikit logam yang tersisa, yang berarti mereka telah terekstrak selama proses. Disimpulkan bahwa kondisi leaching yang paling optimum untuk ekstraksi logam adalah pada konsentrasi asam 4M, suhu 90 °C, dan waktu pelindian terlama
Nickel metal hydride (NiMH) battery manufacturing is reaching its all-time high to fulfil the rise in demand for the electronic vehicle market. This proves to be a major environmental issue, as NiMH contains an abundance of critical metals and rare earth elements which actively mined, leading to supply scarcity. Recovery of battery waste is a growing technological field and hydrometallurgy leaching is one of the key elements of the metal recovery process. This study aimed to aid the advancement of the process by developing a highly effective and environmentally sustainable hydrometallurgical leaching through experimental work and evaluating the effects of process variables on leaching efficiency. Experimental works were conducted for NiMH batteries for citric acid and acetic acid as leaching agents. NiMH samples were tested at 200 RPM and 20 g/L S/L ratios for different times, concentrations (0.5M, 2M, 4M), and temperatures (30°C, 60°C, 90°C) with the use of ICP-MS for liquid samples and SEM for solid samples to get the number of metals and elements contained. ICP-MS result shows that an increase in leaching time, acid concentration, and solution temperature enhances the extraction of most of the metal/elements. SEM found that higher concentration and temperature resulted in fewer metals left, meaning they had properly leached out during the process. It is concluded that the most optimum leaching condition for metal extraction was at an acid concentration of 4 M, a temperature of 90°C, and the longest leaching time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fariz Ramdani
"Nikel adalah salah satu logam terpenting pada kehidupan sehari-hari. Nikel digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti plating dan katoda baterai. Stok nikel sulfida, yang memiliki kadar nikel lebih tinggi, menipis menyebabkan ekstraksi dari nikel laterit yang memiliki kadar nikel lebih rendah untuk dikembangkan. Asam sitrat dapat digunakan sebagai reagen leaching dengan suatu mekanisme reaksi. Metode Permukaan Respon dilakukan untuk mendapatkan titik optimum. Rancangan CCD menentukan besar faktor berupa suhu dan rasio solid-liquid yang akan diaplikasikan pada eksperimen leaching. Kadar nikel didapat melalui AAS dan XRF untuk menghitung besar respon yaitu leaching efficiency. Data dari faktor dan respon diolah dengan Design-Expert 13 untuk mendapatkan model optimisasi. Model optimisasi digunakan untuk mendapatkan titik optimum suhu dan rasio solid-liquid. Pada penelitian ini, didapatkan kenaikan antara suhu dan leaching efficiency dari 11,75% pada suhu 35,86°C dan 17,57% pada 64,14°C dan terdapat penurunan antara rasio solid-liquid dan leaching efficiency dari 21,38% pada rasio 5,86 g/L dan 21,38% pada 34,14 g/L. Selain itu, tidak didapatkan titik optimum suhu dan rasio solid-liquid karena model yang didapat adalah model linear dan rentang data yang belum cukup.

Nickel is one of the most important metals in our daily lives. Nickel is used for many applications such as plating and cathode for batteries. The decreasing reserve of nickel sulphide ore, which has high-grade nickel, causing extraction of nickel laterite ore, low-grade nickel, to be developed. Citric acid can be used as a leaching reagent with a reaction mechanism. CCD Design can be used to determine the value of factor which is temperature and solid-liquid ratio which will be applied onto the leaching experiment. Nickel content is obtained using AAS and XRF to calculate the value of response which is leaching efficiency. Data gathered from factor and response is processed using Design-Expert 13 to determine its optimization model. Optimization model is used to calculate the optimum point for temperature and solid-liquid ratio. On this research, it is obtained that increasing temperature also increases leaching efficiency from 11,75% at 35,86°C into 17,57% at 64,14°C and increasing solid-liquid ratio decreases leaching efficiency from 21,38% at 5,86 g/L to 21,38% at 34,14 g/L. The optimum point for temperature and solid-liquid ratio can’t be calculated due to the determined model is linear model and data range which isn’t sufficient."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joannes Baptista Satrio Parikesit
"Picogrid adalah electrical grid skala kecil yang digunakan untuk memasok beban listrik kecil seperti lampu atau kipas angin. Picogrid biasanya ditenagai oleh energi terbarukan seperti sel surya. Sistem picogrid memerlukan suatu penyimpan energi listrik untuk menyimpan energi listrik, sehingga picogrid tetap dapat beroperasi pada saat photovoltaic tidak dapat menghasilkan listrik, seperti pada malam hari atau cuaca hujan. Picogrid dalam skripsi ini menggunakan sel baterai bekas dari kendaraan hybrid untuk penyimpanan energi listrik picogrid. Baterai tersebut tidak lagi dapat digunakan untuk kendaraan hybrid, namun masih dapat digunakan pada picogrid untuk menyimpan energi listrik. Pada skripsi ini, penulis menggunakan baterai NiMH untuk picogrid. Skripsi ini menentukan kinerja baterai NiMH yang digunakan pada picogrid melalui pengujian charging dan discharging serta pengukuran tegangan dan arus baterai, untuk melihat bagaimana kinerja baterai bekas dibandingkan dengan kinerja pada kondisi awal, dan untuk menentukan apakah baterai masih cocok untuk digunakan dalam sistem picogrid. Skripsi ini juga menentukan beban ideal yang dapat disuplai oleh baterai.

Picogrid is a small-scale electricity grid that is used to supply small electrical loads such as lamps or fans. Picogrids are usually powered by renewable energy such as solar cells. Picogrid system need an electrical energy storage to store electrical energy, so the picogrid can still operate when the photovoltaic can not generate electricity, such as at night time or rainy weather. The picogrid in this thesis is using waste used battery cells from hybrid vehicles for the grid’s energy storage. The battery can no longer be used for the hybrid vehicle, but it can still be used in the picogrid for storing electrical energy. In this thesis, the author uses NiMH batteries for a picogrid. The thesis determines the performance of the NiMH battery used in the picogrid through charging and discharging tests and battery voltage and battery current measurement, to see how the performance of the used battery is compared to the performance at its initial condition, and to determine if it is still suitable to be used in a picogrid system. This thesis also determines the ideal loads that can be supplied by the battery."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Nurqomariah
"Limbah baterai sangat banyak ditemukan karena hampir seluruh peralatan elektronik menggunakan baterai untuk mengoperasikannya. Salah satu jenis baterai yang banyak digunakan adalah baterai lithium ion. Logam berat yang terkandung pada baterai lithium ion sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, untuk itu diperlukan upaya untuk meminimalisir kandungan logam berat sebelum limbah baterai dilepas ke lingkungan dan dapat dimanfaatkan kembali. Upaya yang dapat dilakukan adalah perolehan kembali logam berat.
Metode yang akan digunakan adalah leaching. Dalam penelitian ini menggunakan asam organik yaitu asam sitrat 1 M dengan 2 H2O2 pada kondisi operasi 80°C selama 60 menit dapat menghasilkan logam Co 94.27. Proses leaching pada penelitian ini dikendalikan oleh reaksi kimia pada permukaan dengan energy aktivasi sebesar 42.29 kJ/mol. Pada proses ekstraksi cair ndash; cair dengan pH 3,5 dan konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,1 M diperoleh logam Co sebesar 95.82 dari total kobalt hasil leaching.

Battery waste found anywhere in the world because most of the electronic devices need battery to operate them. Battery lithium ion is one of rechargeable batteries which consist heavy metals. Heavy metals inside lithium ion battery is dangerous for health and environment. For that main reason, recovery of heavy metals are needed in order to minimalize the composititon before its being disposed to the environment.
The method that will be used in this research is leaching and followed with liquid ndash liquid extraction. In this study, leaching process has done using 1 M citric acid with 2 H2O2, 80°C for 60 minutes and can recover 94.27 Co. This leaching process is controlled by surface chemical reaction model with the activation energy of 42.29 kJ mole. Meanwhile, for the liquid ndash liquid extraction with pH of aqueous phase 3,5 and Cyanex 272 0,1 M produce 95.82 of cobalt from the leaching result.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radifan Fajaryanto
"Perkembangan teknologi yang pesat memicu bertambahnya produksi ponsel cerdas. Diprediksi pada tahun 2017, pengguna ponsel cerdas di Indonesia mencapai 39,8 dari total penduduk atau sebesar 101,56 juta jiwa. Tentunya, peningkatan penggunaan ponsel cerdas ini diiringi dengan peningkatan jumlah limbahnya, di mana salah satu yang perlu diperhatikan adalah limbah baterai yang tergolong sebagai limbah B3. Dari analisis kandungan zat baterai ponsel cerdas, dapat terlihat bahwa terdapat sejumlah logam kobalt 5 ndash;20 sebagai komposisi logam terbesar dalam baterai ponsel cerdas yang masih dapat dimanfaatkan kembali, dilihat dari nilai ekonomi logam kobalt tergolong tinggi, yaitu sebesar Rp 825.208/kg.
Proses daur ulang yang sering digunakan adalah proses hidrometalurgi leaching. Pelarut yang digunakan biasanya berupa asam kuat, seperti asam nitrat HNO3. Untuk meningkatkan kemurnian perolehan kembali logam berharga, dapat diteruskan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi yang banyak digunakan adalah membran cair emulsi MCE. Optimisasi proses dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi asam nitrat dan suhu operasi.
Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum leaching diperoleh pada waktu 30 menit leaching menggunakan HNO3 3,0 M pada suhu 90°C, diperoleh efisiensi leaching kobalt sebesar 98,01. Studi kinetika reaksi juga dilakukan dan dihasilkan bahwa perolehan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion menggunakan asam nitrat dikendalikan oleh reaksi permukaan dengan nilai energi aktivasi sebesar 44,67 kJ/mol. Kobalt kemudian diekstraksi dari larutan hasil leaching pada pH 3 menggunakan Cyanex 272 0,1 M dengan 2 w/v Span 80 sebagai ekstraktan dan surfaktan secara berurutan di dalam fasa membran dengan H2SO4 0,1 M sebagai larutan stripping, menghasilkan efisiensi sebesar 46,96.

Relentless development of technology triggers the smartphone production. In 2017, it is predicted that the smartphone users in Indonesia reach about 39.8 of the total population or equals about 101.56 millons of people. The increasing number of smartphone use is followed by escalation of its waste, where its battery is classified as a toxic and hazardous waste. The analysis of the battery content shows that it is consist of cobalt metal about 5 ndash 20 as the major component that can be utilised, based on its relatively high economic value, which valued Rp 825,208 kg.
The recycle process that is usually used to recover cobalt metal is called hydrometallurgy, specifically leaching hydrometallurgy. To execute leaching, it is common to use strong acids as a solvent, e.g. HNO3. To elevate the purity of the recovery process of valuable metals, the process could be continued to extraction process. Most extraction process in the industry uses emulsion liquid membrane ELM. Process optimization is done by varying concentration of nitric acid and reaction temperature.
The result shows that the optimum leaching condition is earned in 30 minutes of leaching reaction using 3,0 M HNO3 at the reaction temperature of 90°C, resulting 98.01 of cobalt leaching efficiency. Reaction kinetics study is also done in this research and the result demonstrates that recovery of cobalt from spent lithium ion batteries by nitric acid leaching is controlled by surface reaction with activation energy value of 44.67 kJ mol. Cobalt is then extracted from leach liquor on pH 3 using Cyanex 272 0.1 M with 2 w v Span 80 as extractant and surfactant respectively in membrane phase with H2SO4 0.1 M as stripping acid, resulting 46.96 efficiency.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Alfia Amiliana
"Jumlah limbah baterai Seng-Karbon Zn-C dan Alkalin yang cukup banyak di lingkungan mengharuskan adanya pengambilan kembali logam Zn dan Mn sebab kedua logam tersebut merupakan logam berharga yang dibutuhkan di banyak industri dan dapat mencemari lingkungan bila tidak diolah. Salah satu cara yang efektif untuk pengambilan kembali logam berharga dari limbah baterai adalah proses leaching. Proses leaching menggunakan leaching agent asam organik terbaik dari hasil variasi leaching agent. Karakterisasi kandungan awal logam pada limbah dan kandungan akhir logam pada leach liquor dilakukan menggunakan analisis AAS.
Hasil penelitian menunjukkan asam organik terbaik sebagai leaching agent adalah asam sitrat dengan kondisi oeprais terbaik pada konsentrasi 1,5 M, suhu 90oC, dan waktu pengadukan 90 menit yang dapat mengambil kembali lebih dari 89,62 logam Zn dan 63,26 logam Mn pada limbah baterai Zn-C dan Alkalin. Rasio solid/liquid yang digunakan adalah 1/20 dengan kecepatan pengadukan 500 rpm. Hasil analisis kinetika leaching menunjukkan bahwa model kinetika reaksi untuk leaching logam Zn adalah reaksi kimia pada permukaan dan model kinetika reaksi untuk leaching logam Mn adalah reaksi difusi melewati lapisan produk.

The considerable amount of Zinc Carbon Zn C and Alkaline spent batteries in the environment requires the recovery of Zn and Mn metals because those are the valuable metals that is needed in many industries and can pollute the environment if not well treated. One of the effective methods to recovery the valuable metals from spent batteries is leaching process. Characterization of the initial metal content in spent batteries and the final metal content in leach liquor is performed using AAS analysis.
The results show that the best organic acid as leaching agent is citric acid with the best operation condition at concentration 1.5 M, temperature 90oC, and stirring time 90 minutes which can recovery more than 89.62 Zinc and 63.26 Manganese from Zn C and Alkalin waste batteries. The solid liquid ratio is 1 20 with 500 rpm stirring speed. The results of kinetic leaching analysis show that the reaction kinetics model for leaching of Zn metal is a chemical reaction on the surface and the reaction kinetics model for leaching Mn metal is the diffusion through the product layer.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nugraha Fadhillah
"Baterai merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan baterai mempunyai kemampuan untuk menghasilkan energi, khususnya energi listrik. Namun, jika baterai tersebut tidak berfungsi lagi maka ia akan menjadi limbah. Limbah baterai yang dibuang bebas ke lingkungan sangatlah berbahaya, karena didalam baterai terdapat kandungan logam berat seperti Mangan (Mn) dan Seng (Zn). Dan karenanya diperlukannya penanganan serius untuk masalah limbah baterai ini. Pada penelitian ini, serbuk baterai bekas tipe Zinc Carbon di Leaching dengan H2SO4 dengan konsentrasi 1M, 1,5 M dan 2M. Kemudian diberi perlakuan panas dengan menggunakan tiga jenis alat yaitu Reduction oven, Torch, dan Dapur oksigen. Ketiga alat ini memiliki kondisi atmosfir yang berbeda-beda, dimana reduction oven dengan atmosfir tertutup dan dalam suasana reduksi gas karbon monoksidam Torch dengan kondisi atmosfir udara terbuka, dan Dapur oksigen dalam kondisi atmosfir tertutup tetapi dengan pemberian gas oksigen. Adapun pada proses perlakuan panas ini temperature reduksi dan time holding yang dibuat tetap, yaitu 900℃ dan 30 menit. Kemudian setelah itu diuji komposisinya dengan XRF untuk mengetahui persentase Mn dan Zn. Dan selanjutnya diuji XRD untrik mengetahui senyawa yang terbentuk akibat proses perlakuan panas. Leaching dengan konsentrasi H2SO4 1,5 M memberikan hasil yang optimal disbanding yang lainnya, yaitu hingga mencapai 50,87%. Dan dari hasil karakterisasi XRD menunjukkan senyawa utama yang terbentuk sebagai hasil proses perlakuan panas adalan Mn3O4 (Hausmanite). Dan hasil karakterisasi XRF menunjukkan bahwa persentase Mangan semakin meningkat dengan diberikannya oksigen pada proses perlakuan panas hingga 92,47%. Dan juga dari hasil XRF terlihat oenurunan persentase Zn hingga 0,09%. Dari ketiga jenis metode perlakuan panas yang dilakukan, dapat dilihat Dapur oksigen memberikan hasil persentase Mn yang tertinggi hingga 92,47% jika dibandingkan dengan ketiga metode lainnya. Dan dengan Reduction oven diperoleh persentase Mn yang terendah hingga 36,47% jika dibandingan dengan ketiga metode lainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Axel Gratia Christie
"Dengan pertumbuhan pesat baterai Lithium-ion (LIB) di seluruh dunia dan di Australia untuk berbagai tujuan, LIB menghadirkan beberapa tantangan baru seperti sumber daya mineral kritis (misalnya, litium, kobalt, nikel, mangan) dan pengelolaan limbah baterai di akhir masa pakainya. Tujuan dari laporan ini adalah untuk merancang dan mengembangkan proses yang mampu memulihkan litium dari baterai LIB yang sudah habis masa pakainya. Pabrik pemrosesan yang diusulkan akan berlokasi di Townsville, Queensland. Umpan yang dimasukkan ke pabrik pemrosesan ini adalah 3000 ton/tahun material katoda. Tujuan dari pabrik pemrosesan ini adalah untuk mendaur ulang litium dalam bentuk lithium phosphate (Li3PO4) dan pabrik ini ditargetkan untuk memproduksi 76,06 kg/jam Li3PO4. Produk ini ditargetkan memiliki kandungan litium sebesar 99,9%. Bagian presipitasi yang mengikuti proses pencucian melalui hidrometalurgi memiliki tujuan utama untuk memulihkan litium dalam bentuk Li3PO4. 81,22 kg/jam Li2SO4 dari bagian pemurnian dan 54,09 kg/jam Na3PO4.12H2O dari tangki penyimpanan masuk ke dalam proses presipitasi. Produk dari bagian presipitasi terdiri dari 78,5 kg/jam Li3PO4 yang kemudian masuk ke bagian pencucian dan 52,3 kg/jam Na2SO4 yang keluar dari proses. Unit utama dalam proses ini adalah unit presipitasi, yang digunakan untuk memulihkan litium dengan cara mengendapkan Li2SO4 dengan Na3PO4.12H2O. Unit lain dalam proses ini terdiri dari pompa umpan/produk untuk mengangkut cairan ke/dari unit presipitasi dan tangki penyimpanan untuk menyimpan umpan/produk. Perkiraan biaya untuk bagian pabrik ini adalah 331.917,70 AUD dengan penggunaan listrik tahunan sebesar 16.704 kW/tahun.

With the rapid growing of Lithium-ion battery (LIB) across the world and in Australia for multiple purposes, LIB presents several emerging challenges such as sourcing the critical minerals (e.g., lithium, cobalt, nickel, manganese) and managing the end-of-life battery waste management. The purpose of this report is to design and develop a process that is able to recover lithium from end-of-life LIB. The proposed processing plant would be located at Townsville, Queensland. The feed that is introduced to the process plant would be 3000 t/y of cathode material. The objective of the process plant is to recycle lithium in the form of lithium phosphate (Li3PO4) and the plant is aim to produce 76.06 kg/hr of Li3PO4. The product is aim to have 99.9% of lithium. The precipitation section comes following washing through hydrometallurgy main process objective is to recover lithium in the form of Li3PO4. 81.22 kg/hr of Li2SO4 from the purification section and 54.09 kg/hr of Na3PO4.12H2O from the storage tank enters the precipitation process. The product of the precipitation section consists of 78.5 kg/hr of Li3PO4 which then enters the washing section and 52.3 kg/hr of Na2SO4 which exits the process. Main unit in the process is the precipitation unit, which is used to recover lithium by precipitating Li2SO4 with Na3PO4.12H2O. Other units in the process consists of feed/product pump to transport liquid to/from the precipitation unit and storage tank to store the feed/product. The estimated cost of this plant section is 331,917.70 AUD with annual electricity usage of 16,704 kW/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
"Telepon selular telah banyak digunakan sebagai alat komunikasi dewasa ini. Baterai yang umumnya banyak digunakan untuk telepon selular adalah baterai Li-ion yang dapat diisi ulang, namun penggunaan baterai secara terus-menerus akan menurunkan kemampuannya. Dengan semakin banyaknya penggantian baterai akan menimbulkan banyaknya limbah baterai yang terbuang. Baterai Li-ion mengandung logam berharga yakni: kobalt dan nikel. Sehingga diperlukan pemanfaatan kembali untuk memperoleh logam berharga tersebut.
Pada penelitian ini dilakukan perolehan kembali logam kobalt dan nikel dari limbah baterai Li-ion dengan metode leaching C6H8O7 asam sitrat dengan menvariasikan konsentrasi asam sitrat 0,5-2M, temperatur 50-80° dan dilakukan kajian kinetika reaksi leaching dengan menvariasikan temperatur, konsentrasi asam sitrat 0,5-1M dan waktu reaksi 10-120 menit.
Hasil penelitian menunjukkan persentase leaching yang optimum pada konsentrasi 1 M, temperatur 80°, waktu 120 menit menghasilkan persentase leaching mencapai 100 dan hasil kajian kinetika variasi temperatur menunjukkan bahwa model kinetika reaksi logam Co dan Ni merupakan model kinetika reaksi pada permukaan material dengan energi aktivasi sebesar 67,12 kJ/mol dan 58,22 kJ/mol. Hasil kajian kinetika berdasarkan variasi konsentrasi asam sitrat menunjukkan bahwa reaksi leaching logam Co dan Ni termasuk reaksi orde pertama.
Hasil optimum ekstraksi logam Co dan Ni menggunakan membran cair emulsi diperoleh pada pH 6 dengan logam Co dan Ni yang berhasil diekstraksi sebesar 1337 mg/L dan 445 mg/L. Sedangkan ekstraksi cair-cair menghasilkan ekstraksi yang optimum pada pH 4 dengan konsentrasi ekstraktan 0,6 M, menghasilkan logam Co yang terekstraksi sebesar 1933 mg/L dan logam Ni sebesar 328,21 mg/L. Ekstraksi cair-cair lebih menghasilkan pemisahan logam Co dan Ni yang lebih optimum dibandingkan dengan ekstraksi membran cair emulsi.

Mobile phone has been widely used as a communication tool nowadays. The most commonly batteries for mobile phones are Li ion batteries but with continuous battery usage will degrade their capabilities. Battery replacements will cause a lot of waste of batteries wasted. Li ion batteries contain valuable metals, such as cobalt and nickel, recovery of this precious metals is needed.
In this research, recovery of cobalt and nickel metals from spent Li ion batteries is using leaching C6H8O7 citric acid method by varying citric acid concentration 0,5 2M, temperature 50-80°, and study kinetics of leaching reaction by varying temperature, citric acid concentration 0,5 1M and reaction time 10 120 minutes.
The results showed that the optimum leaching percentage at 1 M citric acid concentration, temperature 80°, reaction time 120 minutes resulted 100 leaching percentage and the result of kinetics study based on reaction temperature showed that the reaction kinetics model of Co and Ni metals were reaction kinetics model on the surface of material with activation energy were 67,12 kJ mol and 58,22 kJ mol. The results of kinetics studies based on citric acid concentrations indicated that the reactions of leaching Co and Ni metals were first order reactions.
The optimum result of Co and Ni metals extraction using emulsion liquid membrane were obtained at pH 6 with Co and Ni metals extracted were 1337 mg L and 445 mg L. While liquid liquid extraction resulted the optimum extraction Co and Ni metals at pH 4 with extractant concentration was 0.6 and the result were 1933 mg L and 328.21 mg L. Liquid liquid extraction was more efficient method to separating Co and Ni metals than the emulsion liquid membrane extraction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Resya Hidayatullah
"Penggunaan telepon genggam sekarang ini sudah mcnjadi sesualu yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Banyaknya penggunaan lelepon genggam menyebabkan timbulnya limbah benlpa baterai telepon genggam, diantaranya adalah baterai lithium-ion. Pada baterai lithium-ion terdapat kandungan logam kobalt dalam jumlah yang cukup besar, sehingga proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion dapat menghasilkan logam kobalt dalam jumlah yang cukup signifikan.
Metode ekstraksi cair-cair dapat digunakan untuk proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion. Metode pemisahan ini berdasarkan pada perbedaan koefisien dislribusi zat terlarut dalam dua larutan yang berbeda fasa (fasa akuatik dan organik) dan tidak saling bercampur. Pada penelitian ini dilakukan pengujian kemampuan ekstraktan Cyanex 272 [bis (2,4,4,-trimerhylpeniyl) phosphinic acid] dalam proses pengambilan kembali logam kobalt. Cyanex 272 merupakan ekstraktan yang sering digunakan dalam proses pengambilan kembali logam kobalt.
Percobaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses leaching limbah baterai lithium-ion dengan menggunakan HCI, dan proses ekstraksi larutan hasil leaching menggunakan Cyanex 272 dengan pelarut kerosin. Variasi yang dilakukan dalam proses leaching adalah konsentrasi HCI, waktu leaching, rasio solid/liquid, dan temperatur. Variasi yang dilakukan dalam proses ekstraksi adalah variasi pH fasa akuatik, konsentrasi ekstraktan, dan waktu.
Larutan yang didapat dan masing-masing proses di atas dianalisa dengan menggunakan AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) sehingga kita dapat mengetahui komposisi kobalt pada larutan hasii leaching dan larutan basil ekstraksi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai optimum untuk proses leaching pada konsentrasi HCI 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid sebesar 1/100, dan temperatur leaching 80°C. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase leaching kobalt sebesar 91.55% dan alumunium sebesar 99.99% Pada proses ekstraksi proses ekstraksi didapat nilai optimum pada pH fasa akuatik sebesar 6, konsentrasi ekstraktan 0.08M, dan waktu kontak 30 menit. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase ekstraksi kobalt sebesar 84.15% dan alumunium sebesar 66,63%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>