Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Haryanti Putri
"Investasi pada umumnya dilatarbelakangi motif untuk menciptakan kekayaan untuk diambil manfaatnya dikemudian hari. Dewasa ini, pasar investasi baik pasar saham maupun investasi lainnya telah berkembang pesat berkat kemajuan teknologi informasi dan digitalisasi. Generasi Y pada umumnya dijuluki digital native yang memiliki karakter bergantung pada dunia digital serta terhubung dalam dunia virtual melalui media sosial. Di tengah berkembangnya volume investasi di kalangan Generasi Y, terdapat bahaya mengintai seperti praktik-praktik perdagangan yang tidak sehat dari para pemain besar yang dapat merugikan, khususnya investor baru. Ketidakmampuan melakukan seleksi informasi, kurangnya pengalaman, dan sifat cenderung mendengarkan masukan pihak luar dapat menjadi penyebab ketidakberlanjutan investasi para investor Generasi Y. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap determinan intensi berinvestasi pada instrumen investasi berisiko tinggi di kalangan Generasi Y. Sebuah model regresi linier berganda dengan variabel bebas kecerdasan emosi, preferensi risiko, religiositas, locus of control, norma subjektif, dan literasi keuangan diajukan untuk menjelaskan intensi berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 47 pertanyaan dan disebarkan secara daring. Menggunakan metode purposive sampling, sebanyak 421 responden mengisi lengkap kuesioner tersebut. Hasil analisis regresi linier mengungkap bahwa religiositas berpengaruh signifikan negatif pada intensi berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi. Kelima variabel bebas lainnya berpengaruh signifikan positif pada intensi investor Generasi Y untuk berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi. Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi penentu kebijakan, praktisi dunia investasi agar dapat membuat kebijakan yang mendukung keberlangsungan investasi dan pengembangan edukasi agar potensi investasi kalangan Generasi Y dapat lebih ditingkatkan
Investment is generally motivated to create more wealth. Nowadays, capital markets and investment instrumens have developed rapidly due to the advancement of information technology and digitalization. As a digital native, investors from Generation Y, especially newcomers, are vulnerable to major capital market players' irresponsible and illicit practices. Generation Y is characterized by their dependency on the digital world and connectedness through social media; the abundance of information and external parties' influence might affect Generation Y's investment decision. Some of the decisions might be irrational and could lead to ineffective investment decisions. Therefore, it is essential to reveal the determinants of risky investment decisions to understand how Generation Y in Indonesia behave when facing risky investment choices and what factors motivate them. An online questionnaire comprising 47 questions was used to collect the data regarding Generation Y's perception of their risky investment intention and the factors that may influence it. A purposive sampling method was used to determine the targeted respondent. Run for two months, 421 respondents completed the questionnaire. A multiple regression model was developed to estimate the influence of emotional intelligence, risk preference, locus of control, religiosity, subjective norms, and financial literacy are proposed to explain Indonesian Generation Y’s risky investment intention. The result shows us that of all determinants, religiosity has a negative and significant influence on risky investment intention. The remainder have positive and significant ijfluence to risky investment intention among Generation Y in Indonesia. It is expected that the results of this research would provide a new point of view and inputs to the government as the regulating body and capital market authorities to protect new investors from losing wealth due to irresponsible and illicit trading strategies. Thus, the growth of Generation Y investors could be sustained."
Lengkap +
Jakarta: FAkultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch Ikhsan Aridani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dengan intensi meninggalkan perusahaan (turnover) pada karyawan generasi Y. Sampel penelitian ini adalah generasi Y yang bekerja sebagai karyawan di perusahaan. 153 responden penelitian diminta mengisi instrumen penelitian, yaitu Participation in Decision-Making (Van Veldhoven & Meijman, 1994) dan Intention to Turnover (Adiningtyas, et. al., 2010), melalui Google Spreadsheet atau kuesioner tercetak. Penelitian menemukan adanya korelasi negatif antara variabel keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan dengan intensi meninggalkan perusahaan (r=-0,299, p<0,01). Analisis tambahan menunjukkan bahwa data kontrol seperti jenis kelamin, jenjang pendidikan, sektor industri, lama bekerja dan media penyebaran tidak berpengaruh terhadap hasil penelitian.

ABSTRACT
This research aimed to find the correlation between participation in decision-making and intention to turnover among generation Y employees. Samples of this research are generation Y employees who work in a company. 153 respondents were asked to fill out our instruments, Participation in Decision-Making (Van Veldhoven & Meijman, 1994) and Intention to Turnover (Adiningtyas, et. al., 2010) through Google Spreadsheet or printed behavior scale. The finding of this research is that there is a negative correlation between participation in decision- making and intention to turnover (r=-0.299, p<0.01). Additional analyses showed that demographic data such as gender, educational background, industrial sector, years of service and instrument media did not influence the result of the study."
Lengkap +
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arham Haryadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Utilitas, Resiko, Dan Kepercayaan Terhadap Komitmen Generasi Y Di Indonesia dengan studi kasus Komunitas Bisnis Tda Sebagai Representasi Generasi Y. Penelitian menunjukkan komitmen afektif dan komitmen kalkulatif memiliki pengaruh terhadap loyalitas generasi Y pada komunitas bisnis TDA. Penelitian ini juga menunjukan bahwa komitmen kalkulatif memiliki pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan komitmen afektif yang lebih bersifat psikologis terhadap generasi Y anggota komnitas bisnis TDA.
The objective of this study is to analyze the impact of Utility, Risk, and Trust towards Commitment Generation Y in Indonesia with Case Study Business Community TDA as generation Y representative. Research shows affective commitment and calculative commitment has influence on the loyalty of Generation Y in the business community TDA. This study also shows that calculative commitment has a more significant effect than affective commitment is more psychological in nature to the generation Y members komnitas TDA business."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhania Devi Amaradhanny
"Sejak zaman dahulu kala, Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi yang diturunkan secara turun-temurun. Salah satu wujud dari upaya pelestarian budaya dan tradisi tersebut adalah wastra nusantara. Di Indonesia, industri tekstil untuk wastra nusantara cukup produktif dan bervariasi di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun begitu, penggunaan produk wastra nusantara hingga saat ini masih lebih didominasi untuk kepentingan ekspor. Sementara itu, pada kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, yaitu Generasi Y (milenial) dan Generasi Z, masih menganggap bahwa pemakaian wastra nusantara hanya perlu dipakai untuk acara-acara khusus. Untuk meningkatkan tingkat minat Generasi Y dan Z terhadap wastra nusantara, diperlukan analisis terhadap faktor yang mempengaruhi tingkat minat Generasi Y dan Z terhadap wastra nusantara, agar dari faktor- faktor tersebut dapat dibentuk strategi untuk meningkatkan tingkat minat untuk pemakaian dan pembelian wastra nusantara. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi guna mengoptimalkan tingkat pemakaian dan konsumsi wastra nusantara oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh Generasi Y dan Z, dengan mengembangkan model konseptual menggunakan instrumen dari theory of planned behavior (TPB). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada generasi Y dan Z di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, partial least square (PLS) digunakan untuk menganalisis kedua model. Metode Ansoff matrix digunakan untuk perumusan dan pengembangan strategi, serta metode analytical hierarchy process digunakan untuk validasi dan pemilihan strategi. Berdasarkan analisis model Generasi Y, 6 hipotesis diterima dan 2 hipotesis ditolak. Sedangkan pada analisis model Generasi Z, 5 hipotesis diterima dan 3 hipotesis ditolak. Berdasarkan perumusan dan pengembangan strategi menggunakan Ansoff matrix, 6 rekomendasi strategi untuk masing-masing model diajukan, kemudian 3 strategi untuk masing-masing model dipilih sebagai prioritas atau fokus utama berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analytical hierarchy process.
..... Since ancient times, Indonesia is a country that is rich in culture and traditions that have been passed down from generation to generation. One manifestation of efforts to preserve culture and tradition is the traditional fabrics. In Indonesia, the textile industry for traditional fabrics and garments is quite productive and varies in entire archipelagos. Nevertheless, the use of Indonesian textile products is still dominated for export purposes. Meanwhile, in everyday life, Indonesian people, especially the younger generation, particularly Generation Y (millennial) and Generation Z, still think that the use of Indonesian traditional fabrics only needs to be worn for special occasions. To increase the level of interest of both generations in Indonesian traditional fabrics, it is necessary to analyze the factors that influence the level of interest of them in Indonesian traditional fabrics so that from these factors a strategy can be formed to increase the level of interest in using and purchasing archipelago literature. This study aims to formulate a strategy to optimize the level of use and consumption of archipelago literature by Indonesian people in their daily lives, especially by Gen Y and Z, by developing a conceptual model using instruments from the theory of planned behavior (TPB). Data collection was carried out by distributing questionnaires to Gen Y and Z throughout Indonesia. Furthermore, partial least squares (PLS) are used to analyze both models. The Ansoff matrix method is used for strategy formulation and development, and the analytical hierarchy process method is used for strategy validation and selection. Based on the analysis of the model of Gen Y, 6 hypotheses were accepted and 2 hypotheses were rejected. Meanwhile, in the analysis of the model of Gen Z, 5 hypotheses were accepted and 3 hypotheses were rejected. Based on the formulation and development of strategies using ansoff matrix, 6 strategic recommendations for each model are proposed, then 3 strategies for each model are selected as priorities or main focus based on the data processing results using the analytical hierarchy process"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Chandra
"Narsisisme merupakan sebuah kepribadian yang mempengaruhi arsitektur pada zaman ini. Generasi Y memiliki sifat narsistik lebih kuat dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang mempengaruhi fungsi dalam rumah mereka. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji karakter rumah Generasi Y. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, narsisisme mempengaruhi rumah Generasi Y dengan adanya sebuah ruang identitas yang berperan menunjukkan narsisisme. Adanya keberadaan ruang identitas menunjukkan identitas akan selera dan status sosial penghuni kepada orang luar. Ruang identitas menambah makna rumah Generasi Y.

Narcissism is a personality that influences architecture today. Generation Y has narcissistic properties stronger than previous generations that affect the function in their homes. This thesis aims to examine the character of Generation Y homes. Based on the results of the theory review and case study analysis, narcissism affects Generation Y home with the existence of an identity space that acts to show narcissism. The existence of identity space shows the identity of the taste and social status of the inhabitants to outsiders. The identity space adds to the meaning of Generation Y home.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Indira Andani
"Setiap orang memiliki nilai-nilai yang berperan sebagai panduan dalam menjalani hidup yang mempengaruhi persepsi, sikap dan perilaku seseorang termasuk caranya mengevaluasi hubungan perkawinannya. Kepuasan perkawinan merupakan konstruk yang digunakan untuk mengevaluasi hubungan perkawinan yang mana semakin rendah kepuasan perkawinan seseorang maka cenderung memicu pilihan untuk bercerai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nilai-nilai dasar pada higher order values yang dikemukakan oleh Schwartz (1992) dengan kepuasan perkawinan dengan melihat perbedaan antara generasi X dan generasi Y. Uji pearson correlation, sequential (hierarchical) multiple regression dan independent sample t-test dilakukan kepada 764 partisipan (217 generasi X dan 547 generasi Y) menggunakan kuesioner berisi 40 item PVQ (Portrait Values Questionnaire) untuk mengukur prioritas nilai dan 6 item QMI (Quality of Marriage Index) untuk mengukur kepuasan perkawinan. Hasilnya, hanya prioritas nilai pada dimensi self – transcendence yang benar-benar terbukti berkontribusi terhadap peningkatan kepuasan perkawinan seseorang. Generasi X memprioritaskan nilai-nilai yang ada pada dimensi conservation sedangkan generasi Y memprioritaskan nilai-nilai yang ada pada dimensi self-transcendence. Kepuasaan perkawinan generasi X ditemukan lebih tinggi dibandingkan generasi Y.

Every person has values that serve as a guide in living life that affects a person's perceptions, attitudes and behavior including how to evaluate they marital relationship. Marital satisfaction is a construct used to evaluate marital relationships where low marriage satisfaction tends to trigger the choice of divorce. This study aims to determine the relationship between the basic values of the higher order values proposed by Schwartz (1992) with marital satisfaction by looking at the differences between generation X and generation Y. Pearson correlation, sequential (hierarchical) multiple regression tests and independent sample t-test were performed on 764 participants (generation X totaling 217 participants and generation Y totaling 547 participants) using a questionnaire containing 40 items of PVQ (Portrait Values Questionnaire) to measure values priority and 6 QMI (Quality of Marriage Index) items to measure marital satisfaction. This research indicates only priority values on the dimension of self-transcendence that shows a significant contribution to the increasing of one’s marriage satisfaction. Generation X prioritizes the values that exist in the conservation dimension while Generation Y prioritizes the values that exist in the dimension of self-transcendence. Generation X's marriage satisfaction is found to be higher than Generation Y."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Arlita Laksono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial terhadap keterlibatan kerja pada karyawan generasi X dan Y. Keterlibatan kerja memiliki berbagai dampak positif yang dapat menguntungkan perusahaan, salah satunya mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan pada karyawan. Dukungan sosial merupakan salah satu bentuk sumber daya kerja yang dipercaya dapat meningkatkan keterlibatan kerja. Hal tersebut dipandang penting bagi karyawan dari generasi X dan Y, mengingat kedua generasi tersebut yang akan mendominasi komposisi karyawan di perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan sampel karyawan generasi X dan Y N = 406 dari berbagai bidang perusahaan. Intrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan kerja adalah Utrecht Work Engagement Scale-9 UWES-9 dan versi kedua Copenhagen Psychosocial Questionnaire COPSOQ II dimensi social support.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan keterlibatan kerja pada karyawan secara umum r = 0,26; n = 406; p < 0,01; two tails , pada karyawan generasi X r = 0,30; n = 164; p < 0,01; two tails , dan karyawan generasi Y r = 0,29; n = 242; p < 0,01; two tails. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi dukungan sosial atasan maupun rekan kerja yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat keterlibatan kerja karyawan, baik generasi X maupun generasi Y.

The aim of this research is to find out whether there is a relationship between social support and work engagement among generation X and Y employees. Work engagement has positive impacts that may be beneficial for organization, one of them is decreasing employee turnover. Social support is one form of job resources that may lead to work engagement and is considered important for generation X and Y employees in which they dominate the employee composition in organization.
This research is a correlational research with generation X and Y employees as samples N 406 from variety of organization fields. The instruments used for measuring work engagement and social support are Utrecht Work Engagement Scale 9 UWES 9 and second version of Copenhagen Psychosocial Questionnaire COPSOQ II social support dimensions, respectively.
The result of this research showing that there is a positive significant relationship toward work engagement among employees in general r 0,26 n 406 p 0,01 two tails, generation X employees r 0,30 n 164 p 0,01 two tails, and generation Y employees r 0,29 n 242 p 0,01 two tails. It indicates that the higher social support from supervisor and coworkers felt by the employees, then the higher level of work engagement among generation X and Y employees.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Khirzul Alim
"ABSTRAK
Stand-up comedy tengah menjadi fenomena baru di industri hiburan tanah air. Sebagai hiburan yang digandrungi generasi milenial, stand-up comedy kerap masuk dalam ranah sensitif seperti agama. Kondisi ini menarik perhatian dan perdebatan dikalangan generasi milenial Indonesia. Pro dan kontra muncul dan bahkan tengah merepresentasikan sebuah kubu atau keterbelahan masyarakat. Karakter milenial yang sensitif dan mudah terpengaruh oleh tren media sosial disinyalir memberi angin segar bagi tren populisme di Indonesia yang akhir-akhir ini masih terasa kuat pasca politik identitas pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Sementara itu, populisme di Indonesia telah berhasil mengawinkan isu-isu ketimpangan ekonomi, politik dan agama. Perkawinan tersebut bermuara pada satu politik identitas yang mereduksi kesempatan etnis dan agama yang dianggap berbeda. Ujungnya, ketahanan nasional sebagai sebuah komunitas besar yang disebut bangsa terancam retak. Tidak hanya di Indonesia, tren populisme ini sebelumnya tengah terjadi di Amerika dengan ditandainya kemenangan Trump pada pemilihan Presiden Amerika dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa British Exit 2016 silam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komedi di tengah era populisme pada generasi milenial. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian campuran dengan strategi sequential explanatory. Survei penelitian ini menggunakan 3 tiga basis video. Wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang beberapa jawaban dalam survei. Penelitian ini mengemukakan bahwa generasi milenial Indonesia tengah terpapar populisme, sakralitas agama masih menjadi kerangka berpikir generasi milenial dalam menginterpretasikan fenomena atau realitas sosial yang sedang terjadi yang berkaitan dengan agama. Adanya keterbelahan generasi milenial yang merepresentasikan kubu dan saling berhadap-hadapan. Menguatnya segregasi melahirkan krisis kebangsaan dan mengancam ketahanan nasional. Meski demikian, situasi keterbelahan yang terjadi masih menunjukkan adanya nasionalisme banal yang masih melekat dalam diri generasi milenial.

ABSTRACT
Stand up comedy is becoming a new phenomenon in the home entertainment industry. As entertainment is loved millenial generation, stand up comedy often enter in the sensitive sphere like religion. This condition attracted the attention and debate among millenial generation of Indonesia. Pros and cons arise and even represent a stronghold or society 39 s split. Milenial characters are sensitive and easily influenced by social media trends allegedly give fresh wind to the trend of populism in Indonesia that lately still feels strong post identity politics in elections DKI Jakarta 2017 ago. Meanwhile, populism in Indonesia has successfully married issues of economic, political and religious imbalance. The marriage comes down to an identity politics that reduces ethnic and religious opportunities that are perceived differently. In the end, the national resilience as a great community called the nation threatened to crack. Not only in Indonesia, the trend of populism was previously happening in America with marked Trump victory in the election of the American President and the exit of Britain from the European Union British Exit 2016 ago. This study aims to analyze comedy in the middle of the era of populism in the millennial generation. This research approach uses mixed research with sequential explanatory strategy. The research survey used 3 three video bases. Interviews are used to gather information about some answers in the survey. This research suggests that the millennial generation of Indonesia is being exposed to populism, the sacrality of religion is still the millennial generation 39 s framework in interpreting the current social phenomenon or reality that is related to religion. The existence of millenial generation of separation that represents the stronghold and face to face. The strengthening of segregation gave birth to the national crisis and threatened national resilience. Nevertheless, the situation of the occurrence still shows the existence of banal nationalism that is still inherent in the millennial generation."
Lengkap +
2018
T51300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Fatin Nur Rahma Sultan
"Permintaan kebutuhan hunian semakin tinggi terutama di perkotaan dengan perubahan demografi didominasi oleh usia produktif generasi milenial. Milenial yang tinggal di perkotaan dihadapkan pada urgensi kepemilikan rumah. Namun, pilihan perumahan di perkotaan yang terbatas, dititik beratkan hanya antara rumah tapak tunggal dan apartemen bertingkat, sehingga terdapat kesenjangan / gap pada tipe pilihan perumahan diantaranya. Gap tersebut merupakan jenis perumahan skala menengah atau disebut Mid-sized Housing. Tipe mid-sized dengan karakteristik dan keuntungannya dapat menjadi alternatif pilihan perumahan yang tepat sebagai suplai hunian milenial. Selain itu, hunian kota yang padat dan mahal mendorong keinginan akan hunian yang lebih terjangkau oleh generasi milenial, serta hunian yang tetap menyesuaikan preferensi kualitas hidup yang aksesibel dan memiliki nilai kebersamaan yang tinggi. Oleh karena itu, muncul pertanyaan apakah mid-sized housing dapat menjadi solusi yang menjawab isu dan kebutuhan generasi milenial. Topik ini bertujuan untuk memahami prioritas generasi milenial dalam memilih hunian di perkotaan, serta untuk memahami tipe mid-sized dalam menyuplai ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas hidup generasi milenial. Topik ini diperdalam dengan membahas kualitas desain dan esensi menghuni dari tipe hunian mid-sized pada rumah tangga milenial. Dengan demikian diperoleh kesesuaian karakteristik Mid-sized Housing dengan kebutuhan milenial.

The need for housing is an increasingly high demand, especially in urban areas where demographic changes are dominated by the productive age of the millennial generation. Millennials who live in urban areas are faced with the urgency of home ownership. However, the limited housing options in urban areas are emphasized only between landed housing and high-rise apartments, hence this creates a gap between housing options. The gap is a type of medium-sized housing called Mid-sized Housing. The mid-sized type with its characteristics and advantages can be the suitable alternative housing choice for the millennial housing supply. In addition, dense and expensive urban dwellings encourage housing to be more affordable for the millennial generation, and housing should also meet their preferences for an accessible quality of life and high community value. Therefore the question arises whether mid-sized housing can be a solution that answers the issues and needs of the millennial generation. This topic aims to understand the priorities of the millennial generation in choosing houses in urban areas, as well as understand mid-sized types in providing availability, affordability, and quality of life for the millennial generation. This topic is deepened by analyzing the design quality and the essence of inhabiting mid-sized housing types in millennial households. Further obtaining compatibility between the characteristics and the housing needs of millennials."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menayang, Alfred P.
"Berdasarkan UU No. 44/Prp. Tahun 1960 clan UU No. 8 tahun 1971, kegiatan pengusahaan minyak clan gas bumi (migas) di Indonesia diserahkan pemerintah kepada Pertamina. Dari perspektif dunia bisnis, hal mi identik dengan pemberian hak monopoli kepada Pertamina pada industni migas di Indonesia, balk pada industri hulu maupun industri hilir.
Kondisi mi bisa dimengerti setelah melihat peran clan arti yang sangat strategis dari industri migas bag kelangsungan pembangunan di Indonesia, baik dari segi penerimaan devisa clan penerimaan negara, maupun dari segi penyediaan energi dalam negeri. Tidak mengherankan apabila aspek politik dalam pengusahaan migas di Indonesia menjadi sangat dominan, karena adanya national interest untuk memelihara kedaulatan clan meningkatkan kemakmuran Indonesia.
Namun, perkembangan baru yang terus mengarah kepada sistem perdagangan clan investasi bebas telah mempengaruhi kebijakan clan strategi kalangan bisnis maupun pemenintah. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan pasar global, Indonesia mau tidak mau harus ikut serta dalam komitmen-komitmen seperti AFTA, WTO clan APEC. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sangat memenlukan modal clan teknologi dari luar, adanya deregulasi clan debirokratisasi akan sangat mempengaruhi daya tank untuk beninvestasi Iangsung di negara tersebut.
Karya Akhir ml ditulis dengan perspektif sebuah perusahaan multinasional yang tertarik untuk memanfaatkan peluang-peluang bisnis di Indonesia pada industri hilir perminyakan. Ada beberapa hal yang menarik perusahaan multinasional untuk melakukan investasi pada industri hilir perminyakan di Indonesia, antara lain : antisipasi deregulasi UU perminyakan tentang monopoli Pertamina, pertumbuhan ekonomi yang pesat clan pasar yang sangat besar, serta keterbatasan fasilitas produksi Pertamina untuk memenuhi kebutuhan domestik yang semakin meningkat.
Agar mendapatkan keunggulan bersaing pada industri hilir perminyakan pasca deregulasi nanti, perlu dilakukan positioning sedini mungkin di Indonesia. Usaha mi mencakup penyusunan strategi dengan penekanan pada aspek politik dari suatu pemasaran internasional. Namun, perlu adanya trade off yang optimal antara strategi national responsiveness clan international integration.
Studi kasus pada Karya Akhir mi diarahkan pada strategi investasi langsung perusahaan pada industni minyak pelumas di Indonesia sebagal langkah awal untuk kegiatan-kegiatan Iebih lanjut di industri hilir perminyakan. Walaupun sampai saat mi secara umum industri hilir perminyakan di Indonesia masih dimonopoli oleh Pertamina, tetapi pemenintah sudah mulai membenikan peluang kepada swasta dalam industri minyak pelumas, baik melalui pembangunan Lube Oil Blending Plant (LOBP) dengan Pertamina maupun melalui pembangunan pabnik minyak pelumas dengan proses pendauran ulang.
Pembahasan strategi korporat, strategi bisnis clan strategi pemasaran pada industni mmnyak pelumas dengan berbagai perangkat analisis sampai pada kesimpulan bahwa strategi memasuki pasar dengan keuntungan yang maksimum adalah melalui pendirian LOBP dengan Pertamina, dan strategi kepemitikan dengan resiko minimum adalah melalui pendirian perusahaan patungan (joint venture).
Di samping itu, perusahaan disarankan melakukan strategi intensif melalul penetrasi pasar. Agar mendapatkan keunggulan bersaing dalam industri minyak pelumas di Indonesia, disarankan strategi generik fokus yang berorientasi pada diferensiasi produk. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T4368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>