Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221850 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aning Tri Subeqi
"Konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat akan mengganggu proses pembangunan keluarga. Tidak hanya kesenjangan sosial ekonomi, konflik sosial, dendam lama, dan latar belakang pendidikan keluarga yang menimbulkan perselisihan dan permasalahan di wilayah rentan ini, kemungkinan karena tingkat subjective well being yang rendah dikarenakan kesenjangan ekonomi yang terjadi di daerah ini dimana banyak terdapat permukiman padat dan kumuh dengan keluarga miskin, oleh karena itu tujuan dari penelitian ini dimaksudkan mengetahui tingkat tingkat subjective well being kepala keluarga di permukiman kumuh berat dan melihat hubungannya dengan pengalaman pengasuhan, harga diri, spiritualitas, dukungan teman, dan dukungan keluarga. Tesis ini membahas tentang pengaruh pengalaman pengasuhan, harga diri, spiritualitas, dukungan teman dan dukungan keluarga terhadap tingkat subjective well being kepala keluarga pada permukiman kumuh berat. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan jumlah responden sebanyak 320 kepala keluarga di permukiman kumuh berat Kecamatan Tebet yaitu tepatnya di RW 04. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner, studi dokumen, dan dokumentasi. Pengolahan data hasil temuan lapangan dengan uji statistik deskriptif dan uji Rank Spearman. Berdasarkan temuan lapangan, hasil penelitian ini adalah tingkat tingkat subjective well being kepala keluarga adalah kurang bahagia dan variabel pengalaman pengasuhan, harga diri, spiritualitas, dukungan teman, dan dukungan keluarga mempengaruhi secara signifikan tingkat tingkat subjective well being kepala keluarga. Hasil pengukuran uji resiko menunjukkan bahwa paling besar kemungkinsn tingkat subjective well being kurang bahagia dipengaruhi oleh kurangnya dukungan teman yaitu 14 kali kemungkinan dan minimal resikonya adalah sebesar 4 kali. Sedangkan uji resiko yang paling kecil kemungkinannya tingkat subjective well being kurang bahagia dipengaruhi oleh kurangnya dukungan keluarga yaitu sebesar 1 kali kemungkinan dan minimal resikonya sebesar 0,8 kali atau bisa dikatakan tidak punya pengaruh karena nilai di bawah 2 kali. Pada penelitian ini, hasil yang diperoleh secara keseluruhan menunjukkan hipotesis (Ha) “diterima” yaitu terdapat pengaruh variabel independen pengalaman pengasuhan, harga diri, spiritualitas, dukungan teman, dan dukungan keluarga terhadap variabel dependen tingkat tingkat subjective well being kepala keluarga di permukiman kumuh berat.

Social conflicts that occur in the community will disrupt the process of family development. Not only socio-economic disparities, social conflicts, old grudges, and family educational background that cause disputes and problems in this vulnerable area, possibly due to low subjective well-being due to economic disparities that occur in this area where there are many dense and slum settlements with poor families, therefore the purpose of this study was to determine the level of subjective well-being of the head of the household in heavy slums and to see its relationship with parenting experience, self-esteem, spirituality, friend support, and family support. This thesis discusses the influence of parenting experience, self-esteem, spirituality, friend support and family support on the tingkat subjective well being of the head of the family in heavy slums. The method used is quantitative, with the number of respondents as many as 320 families in heavy slums, Tebet District, namely in RW 04. Data collection is done by filling out questionnaires, document studies, and documentation. Processing data from field findings using descriptive statistical tests and Rank Spearman tests. Based on field findings, the results of this study are that the level of subjective well-being of the head of the family is less happy and the variables of parenting experience, self-esteem, spirituality, friend support, and family support significantly affect the level of subjective well being of the head of the family. The results of the risk test measurement show that the most likely tingkat subjective well being less happy is influenced by the lack of support from friends, which is 14 times the possibility and the minimum risk is 4 times. While the risk test that has the least probability of being less happy is tingkat subjective well being influenced by the lack of family support, which is 1 times the possibility and the minimum risk is 0.8 times or it can be said to have no effect because the value is below 2 times. In this study, the results obtained as a whole indicate the hypothesis (Ha) is "accepted" namely there is a positive relationship between the independent variables of parenting experience, self-esteem, spirituality, friend support, and family support with the dependent variable the level of tingkat subjective well being of the head of the family in heavy slum settlements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meila Husna
"Penerapan desentralisasi seharusnya memberikan dampak yang positif pada kemajuan daerah. Sejak penerapannya tahun 2001, desentralisasi di Indonesia semakin dalam dan luas diterapkan. Menggunakan kebijakan penataan permukiman kumuh sebagai pendekatan studi akan dilihat dampak dari desentralisasi dan seberapa persisten dampak tersebut hadir. Hasil estimasi dengan menggunakan RD-DiD menunjukkan bahwa penerapan desentralisasi berkorelasi negatif dengan penataan permukiman kumuh di kawasan Jabodetabek. Luas permukiman kumuh lebih besar 45% dibandingkan dengan tahun sebelum desentralisasi atau daerah yang tidak terdesentralisasi. Dengan demikian dalam aspek penataan permukiman kumuh desentralisasi dapat dikatakan tidak berjalan efektif bahkan cenderung membuat keadaan lebih buruk.

The implementation of decentralization should have a positive impact on regional progress. Since its implementation in 2001, decentralization in Indonesia has become deeper and wider. Using the slum settlement policy as a study approach this study will examine the impact of decentralization and how persistent these impacts are. The estimation results using RD-DiD shows that the implementation of decentralization has a negative correlation with the arrangement of slums in the Jabodetabek area. The area of ​​slums is 45% greater than the year before decentralization or a non-decentralized area. Thus in the aspect of structuring the slums, decentralization can be said that it does not work effectively and even tends to make things worse."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Lutfi Maulana
"Program Kampung Deret merupakan program yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan masalah permukiman kumuh. Skripsi ini membahas mengenai evaluasi dampak program Kampung Deret di RW 05 Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Tujuannya untuk Mengevaluasi bagaimana dampak program yang dirasakan oleh masyarakat di Kampung Deret Petogogan dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program. Penelitian ini menggunakan teori kriteria evaluasi berdasarkan dampak yang dirasakan oleh penerima program menurut Matt, Givoni, Epstein, dan Feitelson.
Penelitian ini adalah penelitian post-positivist dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dampak secara lingkungan yang dirasakan masyarakat menjadi lebih baik, sementara dampak ekonomi dan dampak sosial belum positif.

Kampung Deret Program is a program made by Provincial Government of DKI Jakarta for solving the problems of slums. This thesis discuss about evaluating the impacts of Kampung Deret program at RW 05 Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru, Administration city of Jakarta Selatan.
The purpose of this research is to evaluate program effects which is felt by community in Kampung Deret Petogogan and to identify factors affecting implementation of the program. This research uses theory of evaluating criterias based on effects felt by recipient of the program by Matt, Givoni, Epstein, and Feitelson.
This study is post positivist and descriptive design. The result shows that only environmental effects felt better by community, while economic and social effects not positive yet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rebekka
"Jumlah penduduk perkotaan yang terus bertambah, diikuti juga dengan bertambahnya berbagai kebutuhan, salah satunya adalah kebutuhan akan tempat tinggal (rumah).
Pada umumnya pertambahan penduudk adalah sebesar 4 % per tahun, tetapi pertumbuhan penduduk di Jakarta mencapai 6 % per tahun. Jumlah penduduk yang terus bertambah tidak diiringi oleh pembangunan permukiman dan jumlah rumah (yang layak), menyebabkan timbulnya tempat tinggal yang tidak layak dan kondisi lingkungan yang buruk.
Masalah yang akan ditelaah antara lain:- Dimana terdapat pemukiman kumuh pada wilayah penelitian ? Bagaimana harga tanah di pemukiman kumuh ? Bagaimana jarak antara daerah perdagangan dan jasa dengan permukiman kumuh ? Bagaimana hubungan antara dua variabel tersebut dengan permukiman kumuh ? Bagaimana karakteristik sosial ekonomi pada pemukiman kumuh ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenty Melvianti Legarias
"Sejak 2007, lebih dari setengah populasi dunia telah tinggal di kota-kota, dan diproyeksikan akan meningkat menjadi 60 persen pada tahun 2030. SDG's mencatat bahwa 1 dari 4 penduduk kota tinggal di dalam kondisi kumuh. Urbanisasi yang cepat mengakibatkan meningkatnya jumlah penghuni daerah kumuh di seluruh dunia dan termasuk di kota Jakarta, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi spesifik dari permukiman kumuh serta menganalisis pola penyebaran permukiman kumuh berdasarkan zonasi atau peruntukkan lahan dalam perencanaan detail tata ruang Jakarta menggunakan variabel tingkat kepadatan bangunan dengan studi kasus pada 15 lokasi RW (Rukun Warga) di Jakarta dengan kategori RW kumuh berat. Metode penelitian menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis overlay, metode analisis Cluster dan Outlier (Anselin Local Moran's I) dan metode analisis regresi dengan sumber data peta batas administrasi wilayah, peta rencana detail tata ruang dan peta bangunan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta data hasil pendataan keluarga Dasawisma TP-PKK tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan 84,62% tingkat kepadatan bangunan tertinggi berada di zona tidak aman sesuai perencanaan Jakarta yaitu Zona Ruang Terbuka Hijau dan/atau Zona Ruang Terbuka Biru dengan rata-rata kepadatan 234 unit/ha. Penelitian ini juga bahwa lokasi kumuh yang memiliki tetangga langsung ke daerah yang ditetapkan sebagai zona industri dan area pergudangan serta zona perkantoran, perdagangan dan layanan berdasarkan rencana detail tata ruang Jakarta, memiliki tingkat kepadatan bangunan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi kumuh yang bertetangga dengan daerah yang ditetapkan sebagai zona perumahan. Dalam penelitian ini tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan di setiap wilayah RT tidak berpengaruh signifikan pada tingkat kepadatan bangunan. Penelitian ini merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan kolaborasi dalam penanganan permukiman kumuh di Jakarta serta melakukan penanganan yang lebih efektif dan efisien berdasarkan karakteristik setiap wilayah permukiman kumuh.

Since 2007, more than half of the world's population has lived in cities and is projected to increase to 60 percent by 2030. SDG's noted that 1 in 4 city residents live in slums. Rapid urbanization has resulted in increasing numbers of slum dwellers throughout the world and including in the city of Jakarta, Indonesia. This study aims to identify specific locations of slums and analyze patterns of distribution of slums based on zoning or land designation in Jakarta detailed spatial planning using building density level variables with case studies at 15 RW (hamlets) locations in Jakarta with heavy slum RW categories. The research method uses descriptive analysis method, overlay analysis method, Cluster and Outlier analysis method (Anselin Local Moran's I) and regression analysis method with the data source of regional administrative boundary maps, detailed spatial plan maps and building maps from DKI Jakarta Provincial Government as well as data on the census of the Dasawisma TP-PKK in 2019. The results showed that 84.62% of the highest level of building density was in the unsafe zone according to Jakarta's planning, namely the Green Open Space Zone and/or the Blue Open Space Zone with an average density of 234 units /Ha. The factor of land insecurity is one of the factors driving the development of slums. This study also shows that RT areas that have direct neighbors to industrial and business zones affect the level of building density and high opportunities for slums to develop in urban areas. In this study the level of income and education level in each RT region did not significantly influence the level of building density. This study recommends the Provincial Government of DKI Jakarta to collaborate in handling slums in Jakarta and to conduct more effective and efficient handling based on the characteristics of each slum area."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Bahril Sadry
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1977
S6014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samijan
"Selama beberapa dekade terakhir Kereta Cepat telah dan sedang berkembang cukup pesat di berbagai belahan dunia. Namun banyak Proyek Kereta Cepat yang tidak sesukses seperti yang diharapkan. Kebanyakan faktor penyebabnya adalah over- estimate demand dan cost-overrun. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dalam rangka meningkatkan demand Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan menginvestigasi faktor-faktor pengembangan wilayah, individu dan aktivitas, internal operator dan eksternal operator. Penelitian ini merupakan studi quantitative-cross sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey stated preference kuisioner. Analisis data menggunakan structural equation modeling (SEM) dengan bantuan software Lisrel. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh cukup kuat terhadap demand Kereta Cepat Jakarta- Bandung adalah faktor pengembangan wilayah dan eksternal operator. Hasil ini bermanfaat bagi para perencana sebagai referensi dalam perencanaan proyek sejenis berikutnya. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan yang terkait dengan kelayakan proyek secara ekonomi, sosial dan lingkungan.

For the last few decades the High-Speed Rail has been growing quite rapidly in various parts of the world. However, many High-Speed Rail Projects were not as successful as expected. Most of the contributing factors were over-estimate demand and cost-overrun. This study aims to formulate a strategy in order to increase the demand for the Jakarta-Bandung High-Speed Rail by investigating the factors of region development, individuals and activities, internal operators and external operators. This research is a quantitative-cross sectional study. The primary data collection was done by using a stated preference questionnaire. The data analysis used the structural equation modeling (SEM) method with the help of Lisrel software. The analysis results concluded that the factors that have a strong enough influence on the demand for the Jakarta-Bandung High-Speed Rail are region development and external operators. This result is useful as a reference for planners in planning the next similar project. Further research needs to be carried out regarding the economic, social and environmental feasibility of the project "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin
"Tesis ini membahas kebijakan publik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dalam usaha mengembangkan Kawasan industri. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh, pentingnya mengembangkan kawasan industri guna membuka lapangan kerja dan lapangan usaha serta untuk meningkatkan ekonomi daerah. penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi sejauh mana kebijakan yang telah dilakaukan oleh Pemerintah Daerah kabupaten Karawang melalui Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2004 terhadap pengembangan kawasan industri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan model yang dikembangkan oleh George C. Edwards III yaitu implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel yaitu Komunikasi, sikap, sumber-sumber, dan struktur birokrasi. Pokok masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah kebijakan apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dalam mengembangkan kawasan industri dan permasalahan apa yang menghambat kebijakan tersebut. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang mengacu pada konsep George C. Edwards III, disimpulkan bahwa hambatan yang dihadapi adalah kurang efektifnya komunikasi, rendahnya kualitas sumber daya manusia, dan terbatasnya sarana dan prasarana kerja. Untuk pengembangan kawasan industri melalui penciptaan iklim investasi yang baik, pemerintah daerah segera melakukan deregulasi berbagai peraturan yang menghambat investasi dan debirokratisasi dalam mewujudkan pelayanan publik yang baik dan memuaskan dunia usaha dan masyarakat.

This thesis is about public policy by the Regional Government of Karawang in order to develop the industrial region. The research was conducted because of the importance of developing industrial region in order to provide new job opportunities and business opportunities and also to increase the economic development in the region. This thesis was trying to evaluate the previous policy which has been implemented by the Regional Government of Karawang by the Local Regulation Number 19/2004 on Industrial Region Development. The research used qualitative research method by the model which was developed by George C. Edwards III mentioned that policy implementation is influenced by four variables, communication, attitude, resources, and structure of bureaucracy. The main problem which was analyzed in the research is about the policy which has been implemented by the Regional Government of Karawang in order to develop the industrial region and also the problems which have impeded the policy. According to the analysis result and study related to the concept of George C. Edwards III, the conclusion could be taken that the obstacles happened because lack of effective communication, lack of qualified human resources, and lack of working facility and infrastructure. In order to develop the industrial region by creating a good investment situation, the local government immediately made deregulation in some regulations which impeded the investment and also simplified the bureaucracy in order to create a good public service which could satisfy business and society need.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26361
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Donokusumo
"Jalak Bali merupakan satwa endemik Pulau Bali dan masuk kategori hewan yang dilindungi. Penurunan populasi jalak bali disebabkan faktor alih fungsi lahan sehingga sumber makan dan tempat bersarang di Taman Nasional Bali Barat berkurang. Persyaratan hidup jalak bali untuk kesesuaian habitat meliputi variabel wilayah ketinggian, jarak dari sungai, tipe vegetasi, jarak dari permukiman dan jarak dari jalan. Dengan menentukan indeks kesesuaian dibantu dengan metode pembobotan dan analisis overlay akan didapatkan wilayah kesesuaian habitat jalak bali. Wilayah yang paling sesuai memiliki karakteristik dataran rendah, berupa vegetasi hutan musim dan savana, dekat dengan sungai dan jauh dari permukiman dan akses jalan.

Bali starling is a species endemic of the Bali Island and in the category of protected animals. Bali starling population declines due to land conversion factor so that the source of food and nesting places in the Bali Barat National Park is reduced. Bali starling life requirements for habitat suitability covering altitude region, distance from the river, vegetation type, distance from settlements and distance from the road variable. By determining the suitability index and aided by the weighting method and overlay analysis will be obtained suitability region of Bali starling?s habitat. The most suitable areas for the Bali starling?s habitat has the characteristics of the lowland areas, such as monsoon forest vegetation and savanna, close to the river and away from settlements and roads access.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Aprisia
"Subjective well-being (SWB) adalah kepuasan hidup yang dievaluasi dengan kognitif, perasaan positif serta negatif. Emerging adults (EA) dengan keluarga utuh dan tidak utuh memiliki perbedaan dukungan keluarga. Dalam beberapa penelitian, SWB berhubungan kuat dengan dukungan keluarga EA, namun belum berfokus pada kondisi EA keluarga utuh dan tidak utuh. Studi ini meneliti bagaimana hubungan dukungan keluarga pada EA keluarga utuh dan tidak utuh terhadap SWB mereka, kemudian dikomparasikan. Jumlah responden 86 laki-laki dan 114 perempuan usia 18-25 tahun. Hasil analisis pearson correlation dan independent sample t-test dengan hasil korelasi terbukti signifikan sebesar р=0,000 < 0,005 r=0,786 untuk kepuasan hidup, r=0,843 untuk afek positif, dan r=-0,688 untuk afek negatif. Hasil komparasi membuktikan bahwa EA dengan keluarga utuh lebih tinggi dalam SWB kognitif dan afek positif, sedangkan EA dengan keluarga tidak utuh lebih tinggi dalam SWB afek negatif. Maka penting bagi EA baik dari keluarga utuh maupun tidak utuh mendapatkan dukungan keluarga yang mencukupi.

Subjective well-being (SWB) is life satisfaction evaluated by cognitive, positive and negative feelings. Emerging adults (EA) with intact and non-intact families have differences in family support. In several studies, SWB is strongly related to EA family support, but has not focused on the conditions of intact and non-intact EA families. This study examines the relationship between family support in intact and non-intact EA families on their SWB, and then compares it. The number of respondents was 86 men and 114 women aged 18-25 years. The results of the pearson correlation analysis and independent sample t-test showed that the correlation results were significant at р=0.000 <0.005 r=0.786 for life satisfaction, r=0.843 for positive affect, and r=-0.688 for negative affect. The comparison results prove that EAs with intact families are higher in cognitive SWB and positive affect, while EAs with incomplete families are higher in negative affect SWB. So it is important for EAs from both intact and non-intact families to get adequate family support."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>