Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ayu Ritma Ratri
"Abrasi gambut adalah kondisi nyata yang dihadapi masyarakat pesisir pantai utara Pulau Bengkalis yang berhadapan langsung dengan laut lepas Selat Malaka. Meskipun pengendalian laju abrasi telah dilakukan, wilayah gambut pesisir akan tetap terkikis saat musim angin dan gelombang tinggi tiap tahunnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis laju perubahan garis pantai, menganalisis pengaruh pengendalian laju abrasi terhadap penurunan laju perubahan garis pantai, mengevaluasi dampak abrasi dan pengendalian laju abrasi terhadap keberlanjutan sosial ekonomi masyarakat. Perubahan garis pantai dianalisis menggunakan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) pada Sistem Informasi Geografis (SIG), pengaruh pengendalian laju abrasi dianalisis berdasarkan penambahan luas area akresi yang terbentuk, pengaruh abrasi dan pengendalian laju abrasi terhadap kondisi sosial masyarakat dianalisis berdasarkan hasil kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan laju perubahan garis pantai mengalami peningkatan tiap tahunnya, adanya pengendalian laju abrasi mampu menurunkan laju perubahan garis pantai dan meningkatkan luas area akresi, adanya penurunan pendapatan semakin memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin, dan perlindungan laju abrasi mengubah perilaku masyarakat dalam memanfaatkan lahan dan bermukim. Kesimpulannya adalah abrasi semakin memperburuk kondisi sosial ekonomi masyarakat akibat penurunan pendapatan dan adanya perlindungan laju abrasi mempengaruhi keberlanjutan sosial ekonomi masyarakat.

The community is experiencing severe peat abrasion within the north coast of Bengkalis Island that faces across the strait of Malacca. Despite implementing abrasion control and mitigation, the coastal peat area is still eroded during the high wave and wind season each year. The study aims to analyse the shoreline change rate and its relation to abrasion control and to evaluate the abrasion impact on the communities' socio-economic sustainability. The shoreline change rate was analysed using the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) of Geographic Information System (GIS), the impact on abrasion control lessening the rate was analysed based on the yearly formed accretion areas, and questionaries were used to identify the community social-economic conditions. The results showed that the shoreline rate change had increased every year, the abrasion control can reduce the shoreline rate change and increase the area of accretion, income reduction worsens the socio-economic conditions of the poor, and abrasion control changes the community's behaviour. The study concludes that abrasion worsens the community socio-economic conditions due to income reduction, and abrasion control amends the socio-economic sustainability of the community."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleha
"Kabupaten Brebes memiliki garis pantai sepanjang 73 km, lima kecamatan yang mengalami abrasi seluas 2.115,39 ha dan akresi seluas 2.905,29 ha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat resiliensi masyarakat, perubahan garis pantai, dan menyusun konsep resiliensi masyarakat dalam pengelolaan abrasi dan banjir rob. Metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat resiliensi masyarakat dan analisis overlay menggunakan perangkat lunak ArcGIS untuk mengetahui tingkat perubahan garis pantai. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa resiliensi masyarakat berada pada tingkat yang baik, aspek pemulihan pasca bencana menunjukkan nilai indeks resiliensi 3.86 atau 77,21%. Tingginya tingkat resiliensi ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan. Perubahan garis pantai Desa Kaliwlingi dari tahun 2006 ke 2021 bersifat pluktuatif dengan total penambahan daratan sebesar 79,40 ha serta luasan hutan mangrove baru yaitu 280 ha. Resiliensi masyarakat yang dibangun melalui hubungan sosial masyarakat yang baik dan terorganisir menjadi modal dalam pengelolaan abrasi dan banjir rob. Pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta dukungan infrastruktur fisik diperlukan untuk menahan laju abrasi dan banjir rob yang sangat tinggi dalam rangka meminimalisir dampak kerugian yang ditimbulkan

The northern coastal area of ​​Brebes Regency with 73 km length of coastline which is divided into five sub-districts have experienced abrasion an area of ​​2,115.39 ha. At the same time it, accretion occured with total 2,905.29 ha. The purpose of this study was to determine the level of community resilience, shoreline changes after, and the concept of community resilience to abrasion and tidal flooding. Quantitative approach is used to determine the level of community resilience and overlay analysis using ArcGIS software to determine the level of shoreline change. From the results of the study, it was concluded that the resilience of the people was at a good level, especially from the post-disaster recovery aspect with a resilience index value of 3.86 or 77.21%. This high level of resilience is able to increase people's income in a sustainable manner. The change in the coastline of Kaliwlingi Village has experienced additional land in a period of 15 years from 2006 to 2021 with total area of 79.40 ha and has succeeded in creating 280 ha of new mangrove. Community resilience that is built through good and organized community social relations becomes the capital in the management of abrasion and tidal flooding. Provision of knowledge and skills, as well as physical infrastructure support, is needed to withstand the very high rate of abrasion and tidal flooding to minimize the impact of losses caused."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Stevi Dianasari
"ABSTRAK
Alumunium mempunyai ketahanan korosi yang tinggi dan sifat konduktifitas yang baik. Tembaga juga merupakan logam yang mempunyai ketahanan korosi yang tinggi serta daya hantar yang baik, banyak digunakan pada komponen listrik. Karena sifat mekanik dari kedua logam tersebut baik maka digabungkanlah material tersebut dengan proses pengelesan friction stir welding, dimana FSW merupakan proses welding yang sangat ramah lingkungan, dan tidak memerlukan banyak energi panas. Untuk melihat hasil ketahan korosi pada kedua logam dilakukan pengujian polarisasi yang menghasilkan diagram tafel. Dan untuk melihat bagaimana struktur mikro pada hasil pengelasan dilakukan pengujian metalografi pada spesimen alumunium, tembaga, dan hasil lasan. Pada hasil laju korosi spesimen pengelasan didapatkan nilai laju korosi yang lebih tinggi daripada tembaga dan lebih rendah daripada nilai laju korosi alumunium.

ABSTRACT
Aluminum also has a high corrosion resistance and high conductivity. Copper is also a metal that has high corrosion resistance and good conductivity, cooper used in electrical components . Because of the mechanical properties of both metals are good then materials are joinning with friction stir welding methode, FSW is a welding process that eco-friendly and does not require a lot of heat energy . To view the resilience of corrosion in both metal testing Tafel polarization which generates diagrams . And to see how the microstructure at the weld Metallographic testing on specimens of aluminum , copper , and the welding part. On the results, corrosion rate on welding specimen has the corrosion rate values higher than the copper and lower than aluminum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ernitha Yuniar Ghaisani
"Kemampuan inhibitor Triazine dalam menginhibisi baja karbon API-5L X60 dalam lingkungan NaCl 3.5% diinvestigasi dengan menggunakan metode Polarisasi Linier Linier Polarization Resistance (LPR) dalam berbagai variasi konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan pada penelitian kali ini adalah 0 ppm, 50 ppm, 10 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi optimum dalam menurunkan laju korosi terdapat pada 150 ppm dengan laju korosi sebesar 0,4457841 mm/year, sedangkan nilai Rp terus meningkat dan optimum pada konsentrasi 250 ppm dengan nilai sebesar 838,85 Ohm. Kurva laju korosi vs konsentrasi inhibitor menunjukkan bahwa konsentrasi optimum inhibitor Triazine dalam menurunkan laju korosi terdapat pada konsentrasi 150 ppm. Efisiensi terbesar terdapat pada konsentrasi 150 ppm dengan nilai 63,94% dan berdasarkan Rp nilai efisiensi optimum pada konsentrasi 250 ppm dengan nilai sebesar 55,16%. Kinerja inhibitor pada pengujian ini masih kurang baik karena masih jauh dari efisiensi inhibitor yang baik yaitu rentang nilai 85-90%.

The performance of Triazine based commercial corrosion inhibitor on carbon stel API 5L X60 on NaCl 3.5 % solution was investigated using Linear Polarization Resistance Method or LPR. The Inhibitor concentration that used in this experiment were 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, and 250 ppm. Experimental results showed that the optimum concentration to decrease the corrosion rate is 150 ppm with the corrosion rate in 0,4457841 mm/year , while the optimum polarization resistance is 838,85 Ohm at 250 ppm. The plot of corrosion rate vs inhibitor concentration show the optimum Triazine inhibitor concentration for decreasing corrosion rate is 150 ppm. There optimum efficiency at a concentration of 150 ppm of 63.94 % and Rp optimum efficiency at a concentration of 250 ppm of 55.16 % . Inhibitor performance is still not good because it is still far from a good inhibitor efficiency is 85-90 % range of values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jalan lintas barat (Jalinbar) merupakan infrastuktur vital sebagai jalur arus lalu lintas jasa, barang, hasil bumi, pertambangan, perkebunan dan distribusi BBM ke dan dari Provinsi Bengkulu. Akibat terabrasi oleh gerusan air laut Jalinbar ini sering putus yang mengakibatkan jalur ini macet total sehingga mengganggu perekonomian rakyat Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti karakteristik kecepatan abrasi di setiap segmen ruas Jalinbar yang terkena abrasi. Metode penelitian yang dipakai adalah gabungan dari dua metode, yaitu: pengukuran energi swash gelombang laut langsung di lapangan menggunakan alat Pitometer dan energi ikat batuan dinding jalan terabrasi menggunakan metode semprot. Hasil penelitian yang diperoleh kecepatan abrasi maksimum di pantai Bengkulu bagian utara adalah terjadi di Air Dikit I, Urai I dan Urai II dengan kecepatan 2?2,5 meter/tahun. Kecepatan abrasi di Air Petai, Palik, dan Pekik Nyaring 0,5?1 meter/tahun. Sedangkan Pasar Ketahun, Selolong, Air Serangai I, Air Serangai II, Kota
Agung, Ulu Danau, dan Harapan kecepatan abrasinya 1?2 meter/tahun. Teknik penanganan untuk semua lokasi abrasi
di Jalinbar Bengkulu bagian utara menggunakan groin dan jetty, kecuali di Air Dikit dan Urai I hanya menggunakan jetty sedangkan Air Serangai II menggunakan groin, jetty, dan gabion.

Abstract
Jalinbar Bengkulu is a vital infrastructure for traffic service, goods, agriculture products, mining, plantation and oils distribution. Abration due to scour of seawater often make these roads jammed and discrupts the peoples economy movement. The aims of this research was to investigate the abration speed of all segment of Jalinbar. The research method was a combination of two methods: A determination of swash energy of sea water using photometer and determination of rocks binding energy using douche method. The result shows that the maximum abration speed was in north area of Bengkulu beach, occurred in Air Dikit I, Urai I, and Urai II. The abration speed was
2-2,5 m/year. The other abration speed occurred in Air Petai, Palik, Pekik Nyaring in 0,5-1 m/year. On the other hand, Pasar Ketahun, Selolong, Air Serangai I, Air Serangai II, Kota Agung, Ulu Danau and Harapan was 1-2 m/year. The handling technique of all abration location of Jalinbar Bengkulu, north area using groin and jetty, except for Air Dikit and Urai I using jetty. Beside that, the handling technique for Air Serangai II using a combination of groin, jetty, and gabions."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Bengkulu. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Ngaisah
"Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) telah sering digunakan di NICU sebagai dukungan standar penanganan terhadap bayi yang gagal beradaptasi pada sistem pernapasan, akan tetapi pemakaian yang lama serta perawatan yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan pada kulit hidung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan hidrokoloid terhadap derajat kerusakan kulit hidung dan kenyamanan pada bayi yang menggunakan CPAP. Rancangan penelitian ini menggunakan desain Randomized Controlled Trial. Sampel diacak menggunakan program komputer dan dilakukan secara double blind. Penelitian ini melibatkan 42 bayi yang dialokasikan secara acak ke dalam dua kelompok: 21 pada kelompok kontrol dan 21 pada kelompok intervensi (menggunakan hidrokoloid). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi dengan nilai National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) (0,090 > 0,05) dan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai Neonatal Infat Pain Scale (NIPS) (0,043 < 0,05). Penggunaan hidrokoloid secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap derajat kerusakan kulit, namun penggunaan hidrokoloid dapat mempertahankan tingkat kenyamanan terhadap bayi yang menggunakan CPAP.

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) has been often used in the NICU as standard care support for infants who fail to adapt to the respiratory system, prolonged use and improper care will cause damage to the nasal skin. This study aims to determine the effectiveness of hydrocolloids toward the degree of nasal injury and baby comfort using CPAP. The design of this study is a Randomized Controlled Trial design with random sampling through computer program and double blinding. During the process 42 babies were randomly allocated into two groups: 21 in the control group and 21 in the intervention group (using hydrocolloids). The results showed that there was not a statistically significant differences between the control group and the intervention group with the National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) score (0.090 > 0.05) and a statistically significant differences the Neonatal Infat Pain Scale (NIPS) score (0.043 < 0.05). Statistically, the application of hydrocolloids did not significantly affect the degree of skin breakdown, but the use of hydrocolloids could maintain the comfort level of infants using CPAP."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Stefan
"Saat ini, penggunaan gliserol masih sangat sedikit sekali. Padahal, potensinya besar karena dapat dengan mudah didapatkan sebagai sisa dari pembuatan biodiesel. Salah satu cara untuk memanfaatkan gliserol ini adalah dengan menggunakan gliserol sebagai bahan dasar pembuatan pelapis poliuretan sebagai lapisan anti abrasi pada logam. Poliuretan dikenal sebagai salah satu jenis polimer yang memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Pada penelitian ini, akan dilakukan uji terhadap performa anti abrasi dari pelapis poliuretan dengan bahan baku gliserol, asam lemak dan phthalic anhydride. Asam lemak digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat dam asam stearat. Pelapis poliuretan dilapiskan pada plat alumunium sebagai plat sampel. Uji abrasi dilakukan dengan alat abrasi sederhana dengan menggunakan pasir sebagai media abrasi. Dari penelitian ini, performa ketahanan abrasi dari sampel dilihat dari nilai wear rate (gram/cm2.menit) yang akan merepresentasikan banyaknya sampel atau pelapis yang hilang per satuan luas sampel yang digunakan.

Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material. From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khadijah
"Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis karena mengalami dua proses yaitu alami dan non alam. Proses alam seperti gelombang dan pasang surut serta proses non alami aktivitas manusia dapat merubah garis pantai pada pesisir pantai. Aktivitas manusia banyak dilakukan di wilayah pesisir termasuk reklamasi pelabuhan. Wilayah pesisir Cirebon merupakan salah satu wilayah yang mengalami penambahan lahan dan pengurangan lahan yang menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai. Adapun ekosistem yang berada di Pesisir mengalami perubahan. Hal tersebut dapat menimbulkan perubahan luas lahan yang terjadi secara temporal dari tahun 2009 hingga 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan garis pantai dan ekosistem pada tahun 2009 dan 2020 dengan mengetahui luas abrasi, akresi dan perubahan ekosistem yang terjadi. Interpretasi citra merupakan salah satu cara untuk mengetahui perubahan yang terjadi di wilayah pesisir dengan menggunakan citra Landsat 8 OLI dan Landsat 5TM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial dan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis spasial untuk menggambarkan wilayah dan deskriptif kuantitatif untuk menjelaskan perubahan luas. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan luas lahan yang didominasi penambahan lahan atau akresi dengan luas 862.27 Ha dan abrasi 124.81 Ha. Adapun faktor yang memengaruhi garis pantai Pesisir Cirebon yaitu arus laut. Perubahan ekosistem terjadi pada Pesisir Cirebon mengalami penamban lahan berupa hutan mangrove

The coastal area is a very dynamic area because it experiences two processes, namely natural and non-natural. Natural processes such as waves and tides as well as non-natural processes of human activity can change the shoreline on the coast. Human activities are mostly carried out in coastal areas including port reclamation. The coastal area of Cirebon is one of the areas that has experienced additional land and land reduction which causes changes in the coastline. The ecosystems that are on the coast are experiencing changes. This could lead to changes in land area that occurred temporally from 2009 to 2020. The purpose of this study was to analyze changes in coastlines and ecosystems in 2009 and 2020 by knowing the extent of abrasion, accretion and changes in the ecosystem that occurred. Image interpretation is one way to determine changes that occur in coastal areas using Landsat 8 OLI and Landsat 5TM imagery. The method used in this research is spatial analysis and quantitative descriptive analysis. Spatial analysis to describe areas and quantitative descriptive to explain changes in area. The results of this study were changes in land area which were dominated by land additions or accretions with an area of 862.27 hectares and 124.81 hectares of abrasion. The factors that affect the coastline of Cirebon Coast are sea currents. Changes in the ecosystem occurred on the Cirebon Coast, experiencing land expansion in the form of mangrove forests"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiuddin
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kesiapan aparat keamanan dalam mengamankan pelaksanaan pemilukada Walikota Palopo pada tahun 2013 serta dampak yang ditimbulkan terhadap wilayah kota Palopo, dimana aparat keamanan di wilayah adminstrasi Kota Palopo yang telah melaksanakan pengamanan dalam rangka pengamanan pemilukada yang diawali pada saat persiapan pemilukada hingga pada pelaksanaan hingga pada pengumuman hasil pemenang pemilukada, tidak dapat mengantisipasi terjadinya kerusuhan dan menyebabkan terjadinya kebakaran terhadap gedung-gedung negara serta beberapa gedung lainnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian ini menyarankan agar dalam pelaksanaan tugas pengamanan pemilukada, aparat keamanan melakukan perencanaan yang lebih baik, agar dapat menghindari terjadinya kerusuhan yang dapat berdampak pada aspek lainnya.

ABSTRACT
This thesis discusses about the readiness of security forces in securing the implementation of Palopo Mayor election in 2013 and the impact on the region Palopo town, where the security forces in the region that Palopo administration has implemented safeguards to secure the election which begins at the time of the preparation of the election to the implementation until the announcement of the winner of the election, can not anticipate the occurrence of riots and caused the fire to state buildings as well as several other buildings. This study is a descriptive qualitative research design.
The results of this study suggest that the implementation of election security duties, the security forces do better planning, in order to avoid unrest that could affect other aspects.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjafri Kurin
"ABSTRAK
Setelah pembangunan nasional secara teratur dan terencana dilakukan selama empat Pelita, adalah menarik untuk mengkaji masalah-masalah yang ada kaitannya dengan pembangunan ekonomi daerah. Di beberapa daerah tampak adanya ketimpangan dalam pemerataan pembangunan ekonomi, padahal kontribusi daerah-daerah tersebut sebagai penghasil ekspor nasional cukup tinggi. Selain itu terdapat kelemahan-kelemahan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) seperti: belum seimbangnya perbandingan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan, masih terlalu besarnya Sisa Anggaran Pembangunan (SIAP) dan banyaknya ketergantungan APBD pada bantuan pemerintah pusat. Karena menurunnya harga minyak bumi sehingga kemampuan pemerintah pusat menyediakan dana semakin terbatas, maka dalam meneruskan pembangunan nasional diusahakan agar pemerintah daerah tidak terlalu tergantung lagi pada pemerintah pusat. Sehubungan dengan itu masalah-masalah yang ada di dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
(1) Sampai berapa jauh potensi ekonomi daerah dapat dikembangkan agar tidak terlalu tergantung pada pemerintah pusat.
(2) Bagaimana pola pertumbuhan ekonomi daerah selama empat Pelita dan bagaimana pola perkiraan di masa depan.
(3) Bagaimana bentuk peranan butir (1) dan butir (2) tersebut dalam menunjang Ketahanan Nasional, mengingat masalah-masalah tersebut dapat mengganggu Ketahanan Nasional.
Penelitian ini bertujuan:
[1]Mendeskripsikan potensi dan pembangunan ekonomi daerah dalam hubungannya dengan ekonomi nasional.
[2]Mengukur distribusi pertumbuhan ekonomi daerah selama empat Pelita dan mencoba menprediksi faktor-faktor apa yang menentukan pertumbuhan ekonomi daerah di masa yang akan datang.
[3]Menghubungkan dan mengevaluasi butir (1) dan butir (2) tersebut dalam menunjang Ketahanan Nasional masa kini dan masa yang akan datang.
Metode yang digunakan antara lain: analisis pergeseran dan pangsa, analisis perbandingan anggaran rutin dengan anggaran pembangunan daerah, regresi linier, serta analisis cross impact matrix antar gatra Ketahanan Nasional. Penemuan utama yang didapat ialah:
[1]Laju pertumbuhan ekonomi daerah, penyerapan tenaga kerja daerah, dan ekspor daerah merupakan variabel﷓variabel penentu pembangunan ekonomi daerah yang ikut menunjang Ketahanan Nasional.
[2]Hasil prediksi pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan bahwa 70% dari variansi pertumbuhannya ditentukan oleh variabel ekspor daerah dan variabel tenaga kerja daerah, sedangkan sisa yang 30% ditentukan oleh variabel-variabel lain termasuk gatra-gatra lain dari Ketahanan Nasional.
[3]Daerah perbatasan dan daerah terpencil, antara lain: propinsi-propinsi Daerah Istimewa Aceh, Riau, Kalimantan Timur, Irian Jaya, Timor Timur dan Maluku dalam konteks Ketahanan Nasional merupakan daerah-daerah strategis dan rawan terhadap tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TANG).
[4]Daerah-daerah Indonesia Bagian Barat relatif lebih maju dari pada daerah-daerah Indonesia Bagian Timur.
[5]Daerah-daerah yang memiliki subkomponen Industrial Mix (IM) yang positif antara lain propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan subkomponen Competitive Share (CS) yang positif menyerap banyak tenaga kerja."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>