Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haafizhah Nadiya
"Kedatangan imigran pasca-Perang Dunia II ke Kanada menciptakan sebuah komunitas yang multikultural. Kondisi ini memberikan jalan untuk adanya keberagaman tema karya sastra yang dibuat oleh para imigran. Tema memori atas masa lalu di negara asal mereka menjadi salah satu permasalahan yang sering diangkat. Incendies (2010) merupakan sebuah film yang membahas tentang memori seorang ibu atas peristiwa traumatis perang yang diwariskan kepada kedua anaknya. Transmisi memori ini menciptakan sebuah postmemory, yaitu memori yang diturunkan dari satu generasi ke generasi di bawahnya yang bersifat sangat emosional meskipun tidak dialami secara langsung. Artikel ini akan menganalisis bagaimana transmisi memori milik tokoh Nawal ditampilkan dalam struktur naratif dan bagaimana transmisi memori tersebut memengaruhi tokoh Jeanne dan Simon. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan teori kajian film, konsep naratologi mise-en-abyme, dan konsep postmemory. Penelitian menemukan bahwa postmemory ditampilkan secara naratif dan sinematografis menggunakan struktur mise-en-abyme dengan narasi Jeanne-Simon sebagai bingkai utama cerita. Transmisi memori tersebut mengakibatkan konsekuensi berupa keterasingan budaya dan keterasingan diri bagi Jeanne dan Simon.

The arrival of post-World War II immigrants to Canada created a multicultural community. This condition opened the door for a diversity of literary works’ themes created by immigrants. The theme of memory of the past in their home country is one of the problems that is often raised. Incendies (2010) is a film that discusses a mother's memory of the traumatic event of war which is passed on to her two children. This memory transmission creates a postmemory, which is a memory that is passed down from one generation to the next and feels very emotional even though it is not experienced directly. This article will analyze how the memory transmission of Nawal's character is displayed in the narrative structure and how this memory transmission affects the characters of Jeanne and Simon. The method used is a qualitative method using film studies theory, the narratology concept of mise-en-abyme, and the concept of postmemory. The study found that postmemory is presented in the narrative and cinematographic aspects of the film using mise-en-abyme structure with Jeanne-Simon's narrative as the main frame of the story. This memory transmission resulted in the consequences of cultural alienation and self-isolation for Jeanne and Simon."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hanifah
"Artikel ini membahas tentang perkembangan sinema di Mesir pada tahun 2011-2020. Industri film Mesir mengalami krisis selama periode krisis pasca peristiwa Arab Spring tahun 2011-2013 yang berdampak pada penurunan jumlah produksi film. Selama masa krisis terdapat dua jenis film yang mengisi perfilman nasional, yaitu film komersial yang berfokus pada kuantitas produksi untuk meraih profit sebesar-besarnya dan film independen yang berfokus pada kualitas sinematografi. Di samping itu layanan video on demand berkembang sebagai metode distribusi film baru seiring meningkatnya penggunaan internet. Penelitian ini menemukan bahwa perfilman Mesir mengalami kebangkitan serta kembali produktif sejak tahun 2016 akibat berkembangnya produksi film independen, distribusi film secara daring, dan kerjasama yang baik dalam komunitas film. Pada penyusunan artikel ini digunakan metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka terhadap beberapa buku, jurnal, dan sumber resmi yang terkait. Teori pada penulisan ini adalah teori Third Cinema oleh Teshome Gabriel, yaitu Third Cinema sebagai bentuk revolusi estetika dan politik dalam film yang mencerminkan kehidupan rakyat secara realistis.

This article discusses the development of cinema in Egypt in the period of 2011-2020. The Egyptian film industry experienced a crisis during the critical period after the Arab Spring event in 2011-2013 which resulted in a decline in the number of film productions. During the crisis period, there were two types of films which are present in cinema, namely commercial films which focused on the quantity of production to achieve maximum profit, and the others are independent films which focused on their quality of cinematography. In addition, video on demand services are developing as a new film distribution method along with the increasing use of the internet. This study finds that Egyptian cinema has experienced a revival and has been productive again since 2016 due to the development of independent film production, online film distribution, and good cooperation in the film community. In preparing this article, a qualitative method was used by conducting a literature study of several books, journals, and related official sources. The theory used in this writing is the theory of Third Cinema by Teshome Gabriel, namely Third Cinema as a form of aesthetic and political revolution in films that reflect the social reality."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naaraparasantya Adji
"Penelitian ini bertujuan membahas Islamofobia yang ada dalam film Layla M (2016). Islamofobia merupakan isu global yang bertendensi tinggi mengakibatkan konflik sosial. Beberapa hal yang turut mempengaruhi fenomena ini diantaranya adalah penggambaran Islam oleh media-media massa secara negatif dan penuh miskonsepsi. Hal tersebut ditunjukkan dalam berbagai adegan pada film Layla M. (2016) yang menunjukkan penggambaran agama Islam di Belanda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes. Analisis dan pemaknaan dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu tanda-tanda Islamofobia yang ingin disampaikan oleh sutradara kepada audiens serta mencari tahu persepsi terhadap eksistensi masyarakat Muslim yang merupakan minoritas dalam kehidupan sehari-harinya. Semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes termasuk sebagai teori penting yang digunakan dalam studi bahasa yang mampu mengidentifikasi berbagai makna yang diimplikasikan dalam adegan yang ditunjukkan dalam film. Adegan-adegan dalam film diinterpretasikan melalui pemaknaan denotatif, konotatif dan mitos. Ditemukan bahwa dalam film Layla M. (2016), terdapat penggambaran bagaimana seorang Muslim di Belanda dalam kesehariannya menghadapi diskriminasi dan penolakan terkait identitas agamanya terutama terkait perilaku-perilaku ekstrem dalam bermasyarakat. Selain itu ditemukan juga bahwa perilaku Islamofobia dapat berasal dari umat Islam dengan latar belakang keluarga Muslim sendiri.

This research aims to discuss Islamophobia contained in the film Layla M. (2016). Islamophobia is a global issue with a high tendency of causing social conflict. Multiple aspects affecting this phenomenon includes the depiction of Islam by mass medias in a negative and full misconception manner. Such depiction is portrayed in several scenes in the film Layla M. (2016) which shows the depiction of Islam in the Netherlands. This research uses a qualitative method with Roland Barthes’s semiotics analysis method. Analysis and meaning are done towards the research subject namely signs of Islamophobia conveyed by the director to the audience and discover the perception towards the existence of Muslims as a minority in their daily life. Roland Barthes’ semiotic model is an important theory used in the language studies that is capable of identifying multiple meanings implied in scenes included in film. The scenes of the film are interpreted through denotative meaning, connotative meaning, and mythological meaning. It is found that the film Layla M. (2016) portrays how a Muslim in the Netherlands in their daily life face discrimination and rejection in regards with their religious identity specifically towards extreme behaviors in social occurrences. Furthermore, it is also discovered that Islamophobic behaviors can also come from Muslims with Muslim family background."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alanuary Fahruz Ramadhan
"Skripsi ini membahas adaptasi webmanga ReLIFE karya Yayoi Sou ke dalam film ReLIFE. Kedua media memiliki sifat yang berbeda. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam karya sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan-perubahan, dampaknya pada unsur penokohan dan pesan, dan penyebab perubahan dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode alih wahana.
Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa perubahan yang terjadi pada proses alih wahana menyebabkan perubahan pada tokoh dan pesan dari karya sasaran. Hal ini dikarenakan perbedaan pemikiran dan tujuan dari kedua karya. Selain itu, kondisi sosial masyarakat Jepang pada saat itu juga memiliki peran penting dalam pembuatan kedua karya.

This thesis will focus on a movie adaptation study on ReLIFE 2017 from ReLIFE webmanga by Yayoi Sou. Both works have different characteristics that cause changes happened in the movie. This research attempts to explain the changes that happened in the process and the reasons why the changes has to be done. Furthermore, this research will explain how the changes made could affect other elements such as other characters and the message on the movie. This research is a qualitative study using adaptation method.
The result shows that the changes have to be done because of different thoughts and purposes from both works. Thus, they affect the characters and the message that have been portrayed in the movie. Furthermore, the social and culture conditions in Japan have great effects on both works rsquo creating process.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sekarchanti
"Film Disney Princess telah dikenal oleh masyarakat luas selama bertahun-tahun. Sebagai film yang dikonsumsi berbagai kalangan dan usia, film animasi membawa beberapa nilai baik dalam alur ceritanya maupun ajaran seperti apa yang dapat kita temukan dalam film Disney. Konsep teaching-tales menjelaskan bahwa dongeng sejak dahulu kala telah menjadi media yang menjadi pembawa nilai. Karakterisasi yang dibawa oleh Disney telah berevolusi menyesuaikan dengan peran jender yang terdapat di dunia nyata pada masanya, seperti bagaimana seseorang dapat mengkategorikan dirinya dalam kelompok jender di masyarakat. Kritik terhadap Disney sering ditujukan terkait lemahnya penggambaran feminitas dalam penokohan yang terdapat dalam film Disney Princess. Karya ini mencoba mengungkap sisi lain Disney yang berperan sebagai media terutama agen sosialisasi peran jender. Karya ini dibuat dengan metode studi literatur dengan mengumpulkan sumber dari skripsi, buku, jurnal ilmiah dan thesis. Karya ini akan membahas secara spesifik film Disney Princess terkait dengan gambarannya mengenai feminitas terutama pada penokohan dalam film.

Disney Princess movies have been known to the public for many years. As movies are consumed by various member of society, animated films can deliver value in the storyline as well teachings similar to what we can find in Disney movies. The concept of teaching-tales explains that fairy tales have long been a medium that became a messenger of values. Characterization brought by Disney has evolved to adapt to the gender roles that exist in the real world of current time, such as how one can categorize himself in a gender group in society. Criticisms of Disney often addressed the weakness of femininity depiction in the characterizations contained in the Disney Princess movie. This work tries to reveal another side of Disney that acts as a media, especially the gender role socialization agency. This work is made by literature study method by collecting sources from thesis, book, scientific journal and thesis. This work will specifically address the Disney Princess films related to its image of femininity especially regarding characterization."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stam, Robert
New York: Blackwell, 2000
791.43 Sta f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka Sangianglili
"Skripsi ini menganalisis dekonstruksi yang terjadi dalam film animasi bergenre superhero, Megamind. Melalui perbandingan antara film ini dengan film-film superhero klasik, diperoleh hasil bahwa film ini telah medekonstruksi konvensi cerita superhero dalam aspek penokohan, alur cerita, dan sudut pandang. Namun, melalui pengkajian postkolonialisme dan gender, upaya dekonstruksi dalam film ini mengandung dualisme. Pada satu sisi, upaya tersebut terlihat telah melawan supremasi kulit putih serta nilai maskulinitas dan femininitas konvensional yang kerap kali muncul dalam film superhero pada umumnya. Tapi, di sisi lain, terjadi ambivalensi dalam upaya dekonstruksi tersebut karena pada akhirnya malah menekankan pola-pola tersebut. Lebih lanjut, dekonstruksi tersebut ternyata bertujuan untuk merekonstruksi konsep hero yang berbeda. Melalui tokoh Megamind, terdapat beberapa hal yang berusaha ditekankan yaitu proses untuk menjadi hero dan kekuatan yang tidak sekedar mengandalkan fisik.

This undergraduate thesis analyses the deconstruction which happens in Megamind, an animated superhero movie. By comparing this movie and several classic superhero movies, it can be concluded that Megamind has changed the basic convention of superhero stories through its characters, plot, and point of view. However, there is a dualism meaning in the deconstruction. On one hand, this movie seems to oppose the white supremacy, and also the conventional masculinities and femininities which usually can be seen in superhero movies in general. On the other hand, it also confirms those values again. Furthermore, the movie reconstructs different concept of hero as the result of the ambivalence in the deconstruction. Megamind shows some hero's qualities that rarely appear in the classic superhero movies such as the process to be a hero and other kind of powers beside the physical power."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriadi
"ABSTRAK
Degradasi apresiasi terhadap film Western mutakhir melatarbelakangi penelitian ini. Para produser film mencoba merevitalisasi elemen film Western agar menghasilkan karya yang lebih menarik dengan atmosfer yang berbeda. Penelitian ini menelaah invensi dan interaksi budaya melalui eksplorasi unsur-unsur eksternal yang menyebabkan perubahan pada formula genre Western dalam film Wild Wild West (1999) dan Django Unchained (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi pembalikan tipe struktur estetika dalam kedua film tersebut. Pertama, latar karya menunjukkan ruang yang semakin modern dan cenderung mengurangi ruang kebudayaan liar; kedua, ikon persenjataan dan transportasi yang digunakan oleh para tokoh semakin modern; ketiga, tokoh hero yang ditampilkan semakin marjinal; keempat, ide cerita semakin variatif dan dinamis; kelima, situasi dan pola tindakan yang disuguhkan menunjukkan formula kekerasan yang semakin brutal. Evolusi yang terjadi pada kedua film teranalisis dipengaruhi oleh politisasi produksi, perubahan jaman, dan perubahan selera penonton/masyarakat."
Lengkap +
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2019
791.43 TIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Di suatu pagi di sebuah perpustakaan,seorang siswa SMU sedang sibuk mencari literatur berupa buku atau bahan pustaka mengenai Loetoeng kasaroeng . Gurunya menyuruh ,membuat esai mengenai legenda dari Jawa Barat itu. Siswa tersebut pun larut dalam bacaan dan literatur yang diperolehnya di Perpustakaan. Beberapa buku dan majalah dilahapnya sampai memiliki bahan yang cukup banyak untuk membuat suatu esai ...."
020 VIS 10:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>