Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laureen Celcilia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran tidak jarang mengalami tekanan selama pendidikannya yang dapat mengakibatkan depresi serta mengganggu kualitas tidur, terutama selama pandemi Covid-19. Depresi pada mahasiswa kedokteran dapat memberikan dampak buruk, seperti penurunan performa akademik, penurunan kemampuan bersosialisasi, dan penurunan kemampuan manajemen waktu belajar Kualitas tidur yang baik diperlukan untuk meningkatkan kinerja, prestasi, dan menghindari berbagai masalah kesehatan.
Metode: Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FKUI tahap klinik. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) digunakan untuk menilai kualitas tidur dan The Center for Epidemiologic Studies Deppresion Scale Revised (CESD-R) untuk menilai gejala depresi. Data primer diolah menggunakan SPSS 26.0 dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Spearman.
Hasil: Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, didapatkan sebanyak 16,4% (n=24) subjek penelitian mengalami depresi. Selain itu, sebanyak 63,7% (n=93) subjek penelitian memiliki kualitas tidur yang buruk. Persebaran data skor depresi dan skor kualitas tidur didapatkan tidak normal (p=0,000). Kualitas tidur dan gejala depresi memiliki korelasi positif yang signifikan secara statistik pada mahasiswa FKUI tahap klinik (r=0,419; p=0,000).
Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara gejala depresi dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik dengan koefisien korelasi positif dan kekuatan sedang. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan mengembangkan program yang mendukung kualitas tidur untuk meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.

Introduction: Medical students often experience pressure during their education which can lead to depression and poor sleep quality, particularly during the Covid-19 pandemic. Depression can negatively impact medical students, such as decreased academic performance, decreased social skills, and decreased study time management skills. Good sleep quality is needed to improve performance, achievement, and avoid various health problems.
Methods: The study was done in a cross-sectional manner with primary data taken from Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI) clinical students. The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to assess sleep quality and the Center for Epidemiological Studies Depression Scale Revised (CESD-R) questionnaire for depressive symptoms. Primary data were analyzed using SPSS 26.0 with Kolmogorov- Smirnov normality test and the Spearman correlation test.
Results: Based on CESD-R, 16.4% (n=24) of the subjects were depressed. In addition, based on PSQI, 63.7% (n=93) study subjects had poor sleep quality. The data distribution on depression scores and sleep quality scores was found to be abnormal (p=0.000). Sleep quality and symptoms of depression had a statistically significant positive correlation in clinical FMUI students (r=0.419; p=0.000).
Conclusion: This study concluded that there is a significant correlation between symptoms of depression and sleep quality in clinical FMUI students, with a positive and moderate strength correlation coefficient. Prevention can be done by developing programs that support sleep quality to improve students' mental health.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Macmilliac Lam
"Latar belakang: Pandemi COVID-19 mempengaruhi pendidikan kedokteran dan sistem kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kualitas tidur dan distres psikologis yang mempengaruhi mahasiswa kedokteran secara fisik dan emosi dalam beraktivitas sehari-hari belum pernah diteliti di masa pandemi ini.
Metode: Penelitian ini melakukan pengambilan data primer melalui kuesioner kepada mahasiswa FKUI tahap klinik selama pandemi. Pengambilan data menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index untuk menilai kualitas tidur dan Kessler Psychological Distress Scale untuk menilai tingkat distres psikologis. Data penelitian diolah menggunakan SPSS 26.0 menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Uji korelasi Spearman.
Hasil: Persebaran data skor Distres Psikologis dan skor Kualitas Tidur tidak normal (p=0,000). Sebanyak 26,7% (n=39) mahasiswa FKUI Tahap Klnik mengalami distres psikologis dan 63,7% (n=93) memiliki kualitas tidur yang buruk. Terdapat korelasi lemah dan signifikan antara distres psikologis dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik (r=0,325; p<0,001).
Kesimpulan: Prevalensi distres psikologis dan kualitas tidur buruk masih cukup tinggi pada mahasiswa FKUI tahap klnik. Terdapat pula korelasi bermakna, kekuatan lemah, dan arah positif antara distres psikologis dengan kualitas tidur pada mahasiswa FKUI tahap klinik. Direkomendasikan penanganan seperti kampanye pendidikan tidur, konseling manajemen stres, dan konseling terapi kepada mahasiswa kedokteran untuk menurunkan tingkat stres dan kualitas tidur buruk.

Introduction: The COVID-19 pandemic is affecting medical education and health systems in an unprecedented way. Sleep quality and psychological distress which affect medical students physically and emotionally in their daily activities, have never been assessed during pandemic.
Method: This study conducted primary data collection through questionnaires to FKUI students at the clinical stage during the pandemic. Data were collected using the Pittsburgh Sleep Quality Index questionnaire to assess sleep quality and the Kessler Psychological Distress Scale to assess the level of psychological distress. The research data were processed using SPSS 26.0 using the Kolmogorov-Smirnov normality test and the Spearman correlation test.
Result: The distribution of Psychological Distress scores and Sleep Quality scores were not normal (p=0.000). A total of 26.7% (n=39) of the Clinical-Stage FKUI students experienced psychological distress, and 63.7% (n=93) had poor sleep quality. There is a weak and significant correlation between psychological distress and sleep quality in clinical-stage FKUI students (r=0.325; p<0.001).
Conclusion: The prevalence of psychological distress and poor sleep quality is still relatively high in the clinical stage of FKUI students. There is also a significant correlation, weak strength, and positive direction between psychological distress and sleep quality in clinical-stage FKUI students. Recommended treatments such as sleep education campaigns, stress management counseling, and therapeutic counseling to medical students to reduce stress levels and poor sleep quality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christopher Christian
"Latar belakang: Dari beberapa penelitian sebelumnya, terdapat hubungan yang antara resiliensi dengan menurunnya frekuensi gejala depresi. Namun demikian, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran, khususnya di Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara resiliensi dengan gejala depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tingkat tiga (3) di masa pandemi COVID-19.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat tiga dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk mengukur resiliensi dan CESD-R untuk mengetahui gejala depresi. Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan Uji Spearman.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p>0,05) dengan rerata nilai resiliensi sebesar 69,39 ± 14,11. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data gejala depresi menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal (p<0,05) dengan nilai median 9 (0-68). Hubungan korelasi antara resiliensi dan gejala depresi didapatkan melalui Uji Spearman yang menunjukkan hasil signifikan (p<0,05) dan hasil korelasi negatif (r=-0,525).
Diskusi: Resiliensi mahasiswa FKUI tingkat tiga tergolong lebih tinggi dibandingkan mahasiswa pada umumnya, sementara gejala depresi mahasiswa FKUI tingkat tiga tergolong rendah. Hal ini disebabkan korelasi negatif antara resiliensi dan gejala depresi dimana resiliensi dikaitkan dengan tipe kepribadian yang memiliki persepsi diri yang positif, optimisme yang tinggi, dan ketenangan diri sehingga menjadi faktor protektif dari gejala depresi.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki korelasi negatif signifikan dengan gejala depresi pada mahasiswa fakultas kedokteran tingkat tiga."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Michelle
"Latar belakang: COVID-19 adalah penyakit saluran pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Dalam menghadapi COVID-19, diperlukan pengetahuan dan perilaku pencegahan yang baik di masyarakat. Sebagai calon dokter, penting pula untuk mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki pengetahuan yang baik agar dapat mengedukasi masyarakat serta perilaku yang baik agar dapat melindungi diri dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat akhir FKUI. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” yang disebarkan secara daring. Data kemudian dianalisis dengan metode kategorik komparatif independen, yaitu chi-square dan Fisher.
Hasil: Tingkat pengetahuan subjek yang tergolong sangat baik adalah sebesar 70%. Tingkat perilaku subjek mayoritas tergolong cukup baik, yakni 65,5%. Ditemukan hubungan tidak bermakna antara pengetahuan dengan perilaku (P=0,403). Ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan sumber informasi utama dengan pengetahuan (P=0,011 dan P=0,005).
Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengenai COVID-19 sudah sangat baik, namun perilaku mahasiswa tingkat akhir masih tergolong cukup baik. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan perilaku, diperlukan intervensi langsung secara struktural dari universitas, tidak hanya dengan peningkatan pengetahuan karena tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku.

Introduction: COVID-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 that has been a pandemic in the whole world. In dealing with COVID-19, people needs good knowledge and practice of COVID-19 prevention. As future doctors, final year medical students must have good knowledge to be able to educate people along with good practice to protect themselves and to be an example for people.
Method: This study used cross sectional design with a sample of all final year students of FMUI. Instrument used in this study is “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” questionnaire that was shared online. The collected data then was analyzed by independent comparative categorical methods, such as chi- square and Fisher.
Result: The level of subject knowledge that is classified as excellent is 70%. The level of subject practice mostly is moderate, which is 65,5%. There is unsignificant association between knowledge and practice (P=0.403). A significant relationship was found between gender and main source of information with knowledge (P=0.011 and P=0.005).
Conclusion: The knowledge of COVID-19 in final year medical students is excellent, but their practice is still moderate. Therefore, to improve practice, direct structural intervention from university in needed, not only by increasing knowledge because there is no significant relationship between knowledge and practice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rahmawati
"Pandemi Covid-19 (coronavirus diseases 2019) yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 yang pertama kali muncul Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir tahun 2019. Virus ini muncul di berbagai negara di dunia sehingga menciptakan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan ekonomi global. Tidak hanya itu, pandemi Covid-19 juga menimbulkan kekhawatiran dan berbagai gangguan kesehatan mental lainnya di masyarakat. Selain itu, tenaga kesehatan juga rentan terhadap gangguan kesehatan mental selama menangani pasien Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi gejala kecemasan dan depresi pada tenaga kesehatan laboratorium terpadu di Rumah Sakit Universitas Indonesia selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Rumah Sakit Universitas Indonesia pada bulan Juli 2021. Analisis yang digunakan yaitu, univariat, bivariat dan multivariabel dengan derajat kepercayaan 95%. Dari 42 tenaga kesehatan laboratorium terpadu RS UI didapatkan prevalensi gejala kecemasan sebesar 11,9% dan prevalensi gejala depresi sebesar 14,3%. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara gejala kecemasan ataupun depresi dengan variabel independen penelitian.

The Covid-19 pandemic (coronavirus diseases 2019) caused by the SARS-Cov-2 virus which first appeared in Wuhan City, Hubei Province, China at the end of 2019. This virus appeared in various countries in the world, causing a significant impact on society and the global economy. Covid-19 pandemic has also caused concern and various other mental health disorders in the community. Furthermore, healthcare workers are also vulnerable to mental health disorders while treating Covid-19 patients. The purpose of this study is to estimate the prevalence of anxiety and depression symptoms in healthcare workers in the integrated laboratory at the Universitas Indonesia Hospital during the Covid-19 pandemic. This study uses a cross sectional design conducted at the Integrated Laboratory of the Universitas Indonesia Hospital in July 2021. The analysis used is univariate, bivariate and multivariable with a 95% confidence interval. Of 42 integrated laboratory health workers at Universitas Indonesia Hospital, the prevalence of anxiety symptoms was 11.9% and the prevalence of depressive symptoms was 14.3%. The results of the bivariate analysis with the chi-square test there is no significant relationship between symptoms of anxiety or depression with the independent variables of the study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abd. Basith
"Latar belakang. Kegawatdaruratan jalan napas merupakan alasan pentingnya kompetensi keterampilan prosedural Intubasi Endotrakeal dan Ventilasi Masker bagi seorang dokter. Keterampilan prosedural tersebut diajarkan melalui pelatihan dengan tatap muka. Namun, pandemi COVID-19 memberikan dampak pada sistem pendidikan, termasuk pendidikan kedokteran. Metode pelatihan dengan tatap muka langsung tidak dapat dilakukan dan memerlukan suatu modifikasi menjadi metode daring. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah modifikasi Peyton’s Four-Step Approach. Tujuan. Menilai efektifitas metode pembelajaran dengan modifikasi Peyton’s four-step approach dan metode pembelajaran Peyton’s four-step approach klasik dalam pembelajaran keterampilan prosedural Intubasi Endotrakeal dan Ventilasi Masker selama masa pandemi COVID-19. Metode. Penelitian eksperimental dengan dua kelompok subyek mahasiswa pada modul Keterampilan Klinis Dasar Intubasi Endotrakeal dan Ventilasi Masker di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selama periode Maret-Juni 2022. Kelompok pertama mendapatkan pembelajaran dengan Peyton’s four-step approach klasik dan kelompok lainnya mendapatkan pembelajaran dengan modifikasi Peyton’s four-step approach. Kedua kelompok kemudian diuji dan dilakukan penilaian dengan skor rubrik dan skor global rating, serta mengisi kuisioner umpan balik. Hasil. Eksperimen dilakukan dengan 133 mahasiswa pada kelompok klasik dan 96 mahasiswa pada kelompok modifikasi. Median skor rubrik 21,2 poin dan mayoritas skor global rating lulus (60,7%). Analisis statistik skor rubrik (uji T) dan skor global rating (uji Chi square) terhadap metode pembelajaran memberikan nilai p > 0,05 untuk keduanya. Analisis statistik persentase kelulusan antar metode pembelajaran juga memberikan nilai p > 0,05. Kuisioner kepuasan dan kepercayaan diri mendapatkan jawaban setuju dan sangat setuju untuk seluruh pertanyaan dan analisis perbandingan kepuasan antar metode mendapatkan nilai p > 0,05. Kesimpulan. Metode pembelajaran menggunakan metode modifikasi Peyton Four-Step Approach dan Peyton Four-Step Approach klasik sama efektif untuk diterapkan pada pembelajaran keterampilan prosedural Intubasi Endotrakeal dan Ventilasi Masker pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kedua metode memberikan kepuasan dan kepercayaan diri yang sama.

Background. Airway emergencies is the reason behind competency in mask ventilation and intubation skills for a doctor. These procedural skills are taught through face-to-face training. However, the COVID-19 pandemic has had an impact on the education system, including medical education. The face-to-face training method cannot be carried out and requires a modification to an online method. One method that can be done is a modification of Peyton's Four-Step Approach. Objective. Assessing learning method effectiveness between the modified Peyton's Four-Step Approach and the classic Peyton's Four-Step Approach in learning basic skills of mask ventilation and intubation during the COVID-19 pandemic. Method. Experimental study with two groups of student subjects in the Basic Clinical Skills module of mask ventilation and endotracheal intubation at the Faculty of Medicine, University of Indonesia during the period March-June 2022. The first group received learning using the classic Peyton's Four-Step Approach and the other group received learning with a modified Peyton's Four-Step Approach. Both groups were then tested and assessed using a rubric score and a global rating score, as well as filling out a feedback questionnaire. Results. The experiment was conducted with 133 students in the classic group and 96 students in the modified group. The median rubric score was 21.2 points and the majority of the global rating scores passed (60.7%). Statistical analysis of the rubric score (T-test) and the global rating score (Chi square test) on the learning method gave a p value > 0.05 for both. Statistical analysis of the passing percentage between learning methods also gives a p value > 0.05. The satisfaction and self-confidence questionnaires got answers agree and strongly agree for all questions and satisfaction comparison analysis between methods got p value > 0.05. Conclusion. The learning method using the modified Peyton Four-Step Approach and the classic Peyton Four-Step Approach is equally effective for learning the basic skills of mask ventilation and endotracheal intubation for students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia. Both methods provide equal satisfaction and confidence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Munifah Ramadanti Sahi
"Penelitian ini melihat bagaimana mahasiswa pekerja menghadapi konflik peran atas konsekuensi dari peran gandanya di tengah pandemi Covid-19. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi di media sosial, studi ini
akan memaparkan perjalanan mahasiswa pekerja di Indonesia diikuti dengan beragam dinamika yang harus mereka hadapi. Mahasiswa pekerja sebagai agen aktif tidak hanya diam melihat pergerakan struktur yang ada, tetapi memiliki cara-cara khusus untuk mulai bertindak, mengambil bagian, memutuskan hal sesuai dengan kehendaknya, dari apa yang disebut sebagai agensi dan didasari oleh intensi dalam diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pekerja memiliki bentuk-bentuk negosiasi dan
manajemen solusi ketika menghadapi konflik peran yang terjadi, yang berkaitan erat dengan kontribusi teknologi melalui kebijakan yang muncul pada masa pandemi Covid-19, seperti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Work From Home (WFH)

The study sees how working college students face the inter-role conflicts over the consequences of their multiple roles in the middle of the Covid-19 pandemic. By using in-depth interviews and observation on social media, this study will describe the journey of working college students in Indonesia, followed by the various dynamics they have to face. Working college students as active agents are not only silent in seeing the movement of the existing structure but also have particular ways to start acting, take part, and decide things according to their will, from what is called the agency and based on their intentionality. The result shows that working college students have forms of negotiation and solution management when facing inter-role conflicts that occur, which are closely related to the contribution of technology through policies that emerged during the Covid-19 pandemic, such as Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) and Work From Home (WFH)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Adani
"ABSTRAK
Pandemi COVID 19 telah mengakibatkan penutupan sekolah di seluruh dunia. Untuk memastikan kelangsungan pengajaran dan pembelajaran, sekolah, perguruan tinggi dan universitas telah memindahkan kelas dan kuliah mereka secara online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi stres kerja pada mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Indonesia yang sedang menyusun skripsi selama pandemi COVID 19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survei cross sectional dan interpretasi deskriptif. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online yang terdiri dari; karakteristik individu, Perceived Stress Scale 10 items, Perceived Social Support Scale dan kuesioner yang dibuat dengan mempertimbangkan situasi pandemi, pengalaman dan persepsi mahasiswa dan hubungan efek dosis. Sampel dalam penelitian ini adalah 167 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dirasakan tinggi sebesar 21%, stres sedang 66,5% sedangkan untuk stres rendah 12,6%.Temuan lain yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan pola belajar dari tatap muka menjadi pendidikan jarak jauh dengan tingkat stres mahasiswa (OR=16,65). Peneliti memberikan rekomendasi beberapa hal terkait dengan tindakan dalam mengelola stres kerja pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yaitu dengan berdiskusi dengan pembimbing akademis terkait beban tugas, mengerjakan skripsi di ruangan yang nyaman, membuat jadwal belajar agar cukup untuk beristirahat atau melakukan hal positif yang menyenangkan.

ABSTRACT
The Pandemic COVID 19 has resulted in the closure of schools around the world. To ensure the continuity of teaching and learning, schools, colleges and universities have moved their classes and lectures online. The purpose of this study is to get an overview of perceptions of work stress in public health students University of Indonesia who are preparing their undergraduate thesis during the COVID 19 pandemic. This research is a quantitative study with cross sectional survey design and descriptive interpretation. Data were collected using an online questionnaire consisting of; individual characteristics, Perceived Stress Scale 10 items, Perceived Social Support Scale and a questionnaire has made by considering on these pandemic situation, the experience and perception of students and the relationship of dose effects The sample in this study was 167 students. The results showed that work stress was felt high (21%), moderate (66.5%) and mild (12.6%). Another finding is a significant relationship between the impact of changes in learning patterns from face to face to online learning during the COVID-19 pandemic with students' stress levels (OR=16.65). Researcher gives several things to manage work stress among public health students who are preparing their thesis, by discussing with academic counsellor related to the academic load, making an undergraduate thesis in a comfortable environment, making a study schedule in order to get enough break or do what they like to do in a positive ways."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kholifia Nabila
"Depresi pada remaja menjadi masalah global yang penting. Prevalensi peningkatan gejala depresi pada remaja dari tahun ke tahun terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan gejala depresi pada remaja. Sebuah studi online cross-sectional dilakukan menggunakan kuesioner secara online pada 124 remaja berdasarkan kriteria inklusi yaitu remaja SMA, berdomisili di Kota Depok, Jawa Barat serta bersedia menjadi responden. Sampel sekolah dipilih dengan teknik simple random sampling. Pertanyaan tentang karakteristik remaja, dukungan sosial, dan gejala depresi. Simplification of the Beck Depression Inventory (BDI-S) digunakan untuk mengukur kemungkinan mengalami gejala depresi. Dukungan sosial dinilai menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur dukungan sosial pada remaja. Analisis Mann-Whitney dilakukan untuk menentukan hubungan antara dukungan sosial dan gejala depresi. Secara keseluruhan, 75,8% remaja menunjukkan gejala depresi dan 75,8% remaja mendapatkan dukungan sosial sedang. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial yang sedang pada keluarga, teman, dan orang lain.  Studi ini menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan sosial dengan gejala depresi di kalangan remaja. Penelitian ini merekomendasikan agar remaja mampu meningkatkan dukungan sosial sehingga dapat mengurangi gejala depresi yang dirasakan. Penelitian lebih lanjut yang menghubungkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gejala depresi pada remaja disarankan.

Depression in adolescents is an important global problem. The prevalence of increasing depressive symptoms in adolescents from year to year continues to increase. This study aims to determine the relationship between social support and symptoms of depression in adolescents. An online cross-sectional study was conducted using an online questionnaire on 124 adolescents based on inclusion criteria, namely high school youth, domiciled in Depok City, West Java and willing to be respondents. The school sample was selected by simple random sampling technique. Questions about adolescent characteristics, social support, and depressive symptoms. The Simplification of the Beck Depression Inventory (BDI-S) was used to measure the likelihood of experiencing depressive symptoms. Social support was assessed using the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) to measure social support for adolescents. Mann-Whitney analysis was performed to determine the relationship between social support and depressive symptoms. Overall, 75.8% of adolescents showed symptoms of depression and 75.8% of adolescents received moderate social support. Most respondents get moderate social support from family, friends, and other people. This study shows that there is a relationship between social support and depressive symptoms among adolescents. This study recommends that adolescents are able to increase social support so that they can reduce the symptoms of depression they feel. Further research linking factors that may influence depressive symptoms in adolescents is suggested."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>