Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nada Yosehara
"Laboratorium Pendidikan sebagai tempat dilakukannya penelitian berbasis edukasi, membutuhkan tingkat konsentrasi dan kejelasan suara tinggi yang dapat diwujudkan pada kondisi yang tenang. Ditambah dengan adanya isu evolusi pedagogi seiring dengan perkembangan desain arsitektur kontemporer menimbulkan beberapa permasalahan akustik yang perlu diintervensi. Skripsi ini bertujuan mengetahui kualitas akustik pada laboratorium pendidikan dan bagaimana penyesuaian akustik yang dilakukan pada desain kontemporer. Penulisan ini menganalisis i-CELL FTUI sebagai objek studi kasus dengan menggunakan dua metode perhitungan, yaitu manual untuk perhitungan waktu dengung (Sabine) dan simulasi software EASE Evac untuk mengetahui waktu dengung (Eyring), persebaran tingkat bising (SPL) dan kejelasan suara (STI) saat ruang digunakan. Hasil studi kasus menunjukan bahwa i-CELL FTUI memiliki waktu dengung dan indeks STI yang sesuai standar, namun memiliki tingkat bising (SPL) yang melampaui standar, sehingga perlu adanya beberapa perbaikan guna menyempurnakan kualitas akustik pada laboratorium pendidikan.

The Education Laboratory as a place for conducting education-based research requires a high level of concentration and speech clarity that can be realized in quiet conditions. Coupled with the issue of pedagogical evolution along with the development of contemporary architectural design, there are several acoustic problems that need to be intervened. This thesis aims to determine the quality of acoustics in education laboratory and how acoustic adjustments are made for contemporary design. This thesis analyzes i-CELL FTUI as a case study object using two calculation methods, there are manual calculation to determine reverberation time (Sabine) and EASE Evac software simulation to determine reverberation time (Eyring), sound pressure level distribution (SPL), and speech transmission index (STI) when laboratory is used. The results show that i-CELL FTUI has an ideal reverberation time and STI index, but has a noise level (SPL) that exceeds the standard. Therefore, some improvements are needed to increase the acoustic quality of the education laboratory."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Association of Collegate Schools of Architecture,
729 JAE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Entuy Kurniawan
"Hasil pemeriksaan laboratorium yang cepat dan akurat sangat penting untuk pengarnbilan keputusan bagi dokter. Kesalahan hasil pemeriksaan laboratorium akan berdampak pada kesalahan dokter dalam mendiagnosis suatu penyakit serta penatalaksanaan pasien (pemantauan jalannya penyaldt dan evaluasi efektivitas pengobatan). Untuk itu upaya mencegah atau meminimalisasi faktor-faktor penyebab kesalahan analisis, harus dilkukan dengan kegiatan pengendalian mutu balk internal maupun eksternaI (uji profisiensi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan pada kinerja laboratorium klinik di Provinsi Jawa Barat yang berperan dalam penyimpangan hasil pemeriksaan melalui uji profiiensi. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden adalah petugas laboratorium klinik peserta uji profisiensi. Sampel penelitian berupa total populasi sebanyak 77 laboratorium. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dari melihat hasil evaluasi kegiatan pengendalian mutu eksternal laboratorium kesehatan provinsi Jawa Barat tahun 2007.
Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor manusia, alat, lingkungan, dan sistem memiliki hubungan yang bermakna dengan kinerja laboratorium. Hasil analisa multivariat menunjukan bahwa faktor manusia raerupakan faktor dominan penyebab kesalahan analisis di laboratorium klinik. Studi ini menyarankan agar pimpinan laboratorium dan dinas kesehatan provinsi Jawa Barat lebih meningkatkan kualitas tenaga laboratoriuna dengan mengikutsertakan path program pendidikan berkelanjutan sesuai keahlian dan spesifikasi pekerjaannya.

A quick and precise clinical laboratory examination result was very important for a physician in making medical decision. Any inaccuracies of laboratory results could affect the medical decision suggested by the physician and as well as for the effectiveness of patient treatment.There were some efforts proposed to minimize laboratory examination inaccuracy, i.e., internal quality control and external quality control, called as proficiency test.
The research objectives were to determine any factors which are involved in making of any inaccuracy in some clinical laboratories in West Java Province, using proficiency test. The research was designed as a quantitative approach of cross-sectional method. Respondents who involved in the research were laboratory technicians (called health analyst) taken from seventy-seven (77) clinical laboratories located around West Java Province. Data collecting were conducted using interviewing and questionnaires check-list, and also secondary data collecting from West Java Health Laboratory External Quality Control Program conducted in year 2007.
The results have been concluded that individual skills (human factor), laboratory equipments, job environments and laboratory management system show a significant correlation with the laboratory performance. Statistical multivariate analysis has determined that individual skill (human factors) was as dominant factor in making inaccuracy of laboratory examination result. Based of the conclusion and discussion, the research recommended that West Java Health Agency and related stakeholders could make some efforts in improvement of laboratory's individual quality which is can be realized with academic upgrading based on their specific jobs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2008
T33908
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Menggambar dan maket bagi seorang arsitek, adalah sebuah "bahasa" yang memiliki "kata-kata" yang mudah dimengerti oleh kalangannya (seputar dunia arsitektur) dan juga oleh para klien yang umumnya memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda dengan arsitek. 'Bahasa" ini sangatlah dinamis dan mudah, dapat dibongkar pasang selama ada kesepakatan bersarna diantara si pengguna 'bahasa* serta dapat dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan arsitektur. Dalam dunia yang serba "instant" saat ini, “bahasa” yang digunakan seringkali mengalami kendala, bukan dari pembentukkannya melainkan dari penyampaiannya. Disatu sisi, dengan keberadaan teknologl informasi, penyampaian "bahasa" dipermudah dan menjadi sangat cepat. Sedangkan di sisi yang lain, keberadaan teknologi informal juga secara sadar dan tidak sadar telah "mengikis" bahkan terkadang "menghilangkan" intuisi “kemanusiaannya" yaitu skala uruang", sehingga secara iangsung dan tidak langsung, sadar dan tidak sadar teknologi informasi dapat menjadi ‘kawan” dan/atau “lawan" pada saat yang bersamaan. Bagaimanakah kurikulum pendidikan arsitektur menanggapi kondisi ini ? Kapankah teknologi informasi perlu diperkenalkan? Sampai sejauh manakah kurikulum dapat mengeksploitasi teknologi informasi?"
720 JIA 6:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Mata kuliah teknik komunikasi arsitektur biasanya ada pada semester awal tahun pertama dalam rangkaian pendidikan arsitektur. Diletakkan diawal karena mata kuliah ini adalah dasar dan perangkat bagi rangkaian mata kuliah perancangan selanjutnya. Pertanyaannya, sejauh mana mata kuliah yang diselenggarakan dalam sekitar hanya 13 minggu (pertemuan 1-3 kali se-minggu) ini dapat memberikan dasar dan perangkat yang kuat bagi para mahasiswa? Umumnya pendidikan arsitektur mempunyai 6-7 studio perancangan dimana seluruh aspek yang berkaitan pada komunikasi arsitektur dibebankan pada satu mata kuliah ini. Secara materi mata kuliah komunikasi arsitektur dapat dikelompokan menjadi dua; komunikasi arsitektur sebagai visualisasi dari ide arsitektur dan visualisasi keterbangunan dari suatu ide arsitektur. Kelompok pertama lebih menekankan pada tersampaikannya ide arsitektur dan informasi yang bcrsifat kualitatif Kelompok kedua menekankan pada informasi kuantitaf dari suatu ide arsitektur. Kedua kelompok ini tidak berdiri sendiri tetapi saling melengkapi. Kompleksitas terjadi karena kedua kelompok tersebut tidak dapat diberikan sekaligus. Materi pada kelompok kedua sangat didasari oleh kepahaman pelaku komunikasi pada materi kelompok pertama. Sehingga diperlukan waktu dan pendekatan yang berbeda untuk menyampaikannya. Hal ini yang menyebabkan sulitnya memberikan dasar teknik komunikasi yang kuat melalui hanya satu mata kuliah saja. Dengan latar tersebut, tulisan ini hendak menyampaikan sebuah usulan penyelenggaraan mata kuliah teknik komunikasi arsitektur agar kedua kelompok materi tadi dapat tersampaikan secara sistematis dan saling-hubung dengan mata kuliah lainnya, khususnya mata kuliah studio perancangan."
720 JIA 4:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Fadillah
"Pondasi adalah suatu bagian dari sistem rekayasa yang bekerja dengan cara meneruskan beban yang ditopangnya dan beratnya sendiri kedalam tanah atau batuan yang terletak dibawahnya. Dalam pemilihan jenis pondasi sangat penting dalam struktur bangunan, untuk dapat menahan beban bangunan tersebut serta beban hidup yang ada di dalam bangunan itu serta beban gempa yang direncanakan agar tidak terjadi keruntuhan struktur. Pada banguan kantor bupati Kabupaten Rokan Hilir yang selasai di bangun pada tahun 2011 dan terjadi penurunan gedung adalah subjek dari penilitian saya. Bangunan tersebut dari hasil tes tanah lapangan dan dilaboratorium kedalam tanah keras yang didapat ialah >36 meter, dan dipilihlah fondasi bored pile sebagai fodasi bangunan dengan kedalam 38 meter dengan diameter 0,8 meter.
Pada penelitian ini penulis merencanakan membandingkan fondasi bored pile yang sudah di terapkan dibangunan tersebut dengan alternatif pondasi lain yaitu pondasi tiang pancang 1 dengan dalam 38 meter dengan diamater 0.8 meter, Serta tiang pancang 2 dengan dalam 38 meter dengan diameter 1 meter dari sisi kapasitas daya dukung dan besaran terjadi nya penurunan. Untuk melakukan analisis, data yang digunakan ialah gambar teknik (Data as build drawing), data Standart Penetration Test (SPT) dan Sondir test. Besar beban bangunan yang disalurkan ke tanah didapat dari hasil perhitungan yang telah di lakukan oleh konsultan perencana.
Kemudian dilakukanlah perhitungan daya dukung pondasi dengan metode Meyerhof (1976), Skempton (1966), dan Reese & O'neill (1999) pada kondisi tanah Undrained. Penurunan tiang tunggal dengan metode Vesic (1977) dan Poulos & Davis (1980) serta menggunakan program Plaxis 2D selanjutnya analisa tiang grub mengunakan metode Vecic (1977) dan program plaxis 2D di ketiga model yang sedang di teliti. Selanjutnya dari hasil perhitungan dibandingkan antara podasi boredpile dengan tiang pancang model 1 dan 2.

A foundation is a part of an engineering system that works by transmitting the load it supports and its own weight into the soil or rock beneath it. Choosing the type of foundation is very important in the building structure, to be able to withstand the load of the building as well as the live load within the building as well as the planned earthquake load so that structural collapse does not occur. The building of the Rokan Hilir Regency regent's office, which was completed in 2011 and there was a decline in the building, is the subject of my research. Based on the results of field and laboratory soil tests for the building, the hard soil obtained was >36 meters, and a bored pile foundation was chosen as the building foundation with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters.
In this research, the author plans to compare the bored pile foundation that has been applied to the building with other alternative foundations, namely pile foundation 1 with a depth of 38 meters with a diameter of 0.8 meters, and pile 2 with a depth of 38 meters with a diameter of 1 meter in terms of bearing capacity. and the magnitude of the decline. To carry out the analysis, the data used are technical drawings (Data as build drawing), Standard Penetration Test (SPT) data and Sondir test. The amount of building load distributed to the ground is obtained from the results of calculations carried out by planning consultants.
Then the foundation bearing capacity was calculated using the Meyerhof (1976), Skempton (1966), and Reese & O'neill (1999) methods in undrained soil conditions. Derivation of a single pole using the Vesic (1977) and Poulos & Davis (1980) methods and using the Plaxis 2D program, then analyzing the grub pole using the Vecic (1977) method and the Plaxis 2D program in the three models being studied. Furthermore, the calculation results are compared between the boredpile foundation and pile models 1 and 2.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Infante, Mary Sue
New York: John Wiley & Sons, 1985
616 INF c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti
"Pondasi tiang digunakan untuk menopang struktur. Di desain dapat menahan beban vertikal dan beban lateral. Tiang yang menerima pembebanan lateral merupakan permasalahan dalam rekayasa pondasi yang melibatkan interaksi tanah dan struktur. Akibat dari tiang yang terkena beban lateral dapat menimbulkan defleksi atau pergeseran tiang. Perencanaan awal pondasi diharapkan mendapatkan hasil yang tidak kurang atau lebih kapasitasnya dengan hasil pengujian pondasi langsung di lapangan. Metode pengujian kapasitas pondasi yaitu uji pembebanan lateral statik untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Penelitian ini menganalisis balik perhitungan dengan metode finite difference non-linier menggunakan aplikasi LPile 2019. Bertujuan mendapatkan parameter kurva p-y yang merepresentasikan hasil yang mendekati hasil pengujian pembebanan lateral di lapangan. Data penelitian dari 3 lokasi proyek dengan kondisi geoteknik tanah lunak cukup tebal. Sebanyak 20 tiang pancang uji dengan diameter tipikal 600 mm dan 1 tiang 500 mm. Data SPT sebanyak 8 titik yang digunakan sebagai parameter pemodelan. Pemodelan dilakukan dengan menginput properti tiang, lapisan tanah tiap kedalaman, parameter awal, dan beban lateral untuk mendapatkan defleksi lateral tiang. Hasil yang didapatkan menunjukkan 11 tiang pancang dapat menggunakan model soft clay, 8 tiang dapat menggunakan 2 model soft clay dan stiff clay with free water. Parameter kurva p-y dari hasil pemodelan sesuai dengan korelasi SPT sebagai referensi pada literatur yang digunakan. Perbaikan tanah pada lokasi proyek mempengaruhi nilai cu mengalami peningkatan.

Pile foundations are used to support structures. It is designed to withstand vertical loads and lateral loads. Piles that receive lateral loading are a problem in foundation engineering that involves the interaction of soil and structure. As a result og piles that are exposed to lateral loads can cause deflection or displacement of the pile. Design foundation is expected to get results that are not less or more capacity with the results of direct foundation testing in the field. The method of testing the foundation capacity is the static lateral loading test to obtain the lateral deflection of the pile. This research analyzes the back calculation with the non-liniear finite difference method using LPile 2019. The aim is to obtain p-y curve parameters that represent results that are close to the result of lateral loading test. Research data from 3 project sites with moderately thick soft soil geotechnical conditions. A total of 20 test piles with a typical diameter of 600 mm and 1 pile of 500 mm. SPT data of 8 points were used as modeling parameters. Modeling was performed by inputting pile properties, soil layers, initial parameters, and lateral loads to obtain pile lateral deflection. The results obtain show that 11 piles can use the soft clay model, 8 piles can use 2 models of soft clay and stiff clay with free water. The p-y curve parameters from the modeling results are in accordance with the SPT correlation as a reference in the literature used. Soil improvement at the project site affects the cu to increase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hikmah
"Masjid umumnya digunakan untuk tempat shalat, baik berjamaah atau sendiri. Masjid juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu agama, syiar Islam dan kegiatan sosial lainnya. Terdapat faktor yang mempengaruhi komunikasi dan kenyamanan pendengaran bagi jemaah masjid dan penceramah (guru atau khatib), yaitu faktor lingkungan seperti akustik.
Penelitian ini membahas mengenai keadaan akustik bangunan masjid serta kaitannya dengan kenyamanan pendengaran para jemaah pada saat shalat dan kegiatan pengajian berlangsung.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam pengukuran waktu dengung (RT) dan kekerasan bunyi di Masjid Jami Al-Istiqomah Tegal Parang pada saat kosong (tidak ada jemaah) dan penuh dengan jemaah ketika acara Malam Nisfu Sya'ban di masjid tersebut, menunjukkan bahwa masjid tersebut belum memenuhi kriteria akustik yang baik untuk mendukung kegiatan di dalam sebuah masjid.
Dari hasil penelitian yang didapat, selanjutnya penulis memberikan saran perbaikan akustik pada masjid tersebut agar memenuhi kriteria akustik yang baik untuk sebuah bangunan masjid.

Mosque is commonly used as praying site, either with companion or alone. Beside, it has another function for the youth to learn Islamic studies, both educational and social activity. There are some factors which might influence the communication and convinience inside mosque while in lecturing section for audience and the lecture (cleric), it is environmental factor such as acoustic.
This research is mainly discuss about the acoustic condition of the building and its connection with the convinience of audience while in both praying and reciting section.
The result an of investigation which have been observation about reverberation time and intensity of sound at Jami? Al-Istiqomah Mosque Tegal Parang while its empty (without any people inside) and while its full capacity when Night of Nisf Shabaan Ceremony, showed that the mosque is not fulfill the proper acoustic criteria yet, for supporting any activity inside the building.
From the results obtained, the authors further suggest ways to improve acoustics in the mosque in order to meet the criteria for good acoustics for a mosque.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Iriana
"Pembelajaran praktik di laboratorium sangat penting bagi peserta didik sebagai sarana pengembangan kompetensi sebelum masuk ke wahana praktik. Selain kompetensi, pembelajaran praktik di laboratorium juga dapat meningkatkan self-efficacy peserta didik agar dapat mempertahankan kompetensinya sebagai perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Pembelajaran Praktik di Laboratorium yang Efektif (MP2LE) dan menguji efektivitasnya terhadap kompetensi dan self-efficacy peserta didik vokasi keperawatan. MP2LE dibuat berdasarkan model kinerja keterampilan praktik (BjA¸rk & Kirkevold, 2000) dan teori belajar sosial kognitif (Bandura, 1986). Pada penelitian kualitatif, lima tema teridentifikasi, yaitu peran pembimbing, persiapan sebelum praktik, pengelolaan laboratorium yang komprehensif, sarana dan prasarana yang memadai, serta kinerja keterampilan praktik peserta didik. Model MP2LE kemudian dikembangkan berdasarkan hasil integrasi tema yang didapatkan pada penelitian kualitatif, studi literatur, dan konsultasi pakar. Tahap uji coba model menggunakan desain kuasi eksperimen pre-test dan post-test terhadap 89 responden dalam kelompok intervensi dan 84 responden dalam kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal tingkat pengetahuan, sikap, keterampilan, dan self-efficacy antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dalam waktu dua minggu intervensi. Kesimpulan hasil penelitian yaitu MP2LE efektif dalam meningkatkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) serta self-efficacy peserta didik.

Laboratory skills learning is really important for nursing student as a way to develop their competency before entering clinical settings. Laboratory skills learning can also improve the students self-efficacy in order to retain their competency as a nurse. This research aims to develop the Laboratory Practical Skills Learning Model (MP2LE) and identify its effectiveness in vocational nursing students competency and self-efficacy. MP2LE is designed by integrating the Practical Skill Performance Model (Bja¸rk & Kirkevold, 2000) and the Social Cognitive Learning Theory (Bandura, 1986). Five themes derived from the qualitative study are the roles of the instructor, preparations before the laboratory skills learning, comprehensive laboratory management, sufficient laboratory facilities, and practical skill performance. MP2LE was then developed based on the qualitative study results, literature reviews, and expert panel. The model testing was held by using quasi-experimental design of pre-test and post-test within an experimental group of 89 participants and a control group of 84 participants. The study showed a significant difference between the two groups during two weeks of intervention in knowledge, attitude, skill, and self-efficacy. This research concludes that MP2LE is effective in improving students competency and self-efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>