Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27531 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thareq Wibisono
"Proses injection molding adalah salah satu tipe proses manufactur yang sangat menguntungkan dari segi presisi dan kapabilitas produksi massa. Sifat bawaan dari proses inilah yang memberikan dampak positif bagi pembuatan alat-alat medis. Salah satu alat medis yang diuntungkan adalah Cranio Maxillofacial miniplate untuk rekonstruksi wajah. Pada paper ini, kami menyajikan desain cetakan (mold) untuk miniplate Cranio-Maxillofacial untuk proses injection molding. Kami memfokuskan studi kami terutama pada prediksi efek lokasi gating, kondisi pemrosesan injeksi, dan desain sistem feed (sprue, dan runner) pada kualitas (indikasi degradasi material, cacat permukaan, penyusutan volumetrik, defleksi atau lengkungan produk, kapabilitas filling, dan weld lines) cetakan menggunakan pendekatan analitis dan numerik. Penyelidikan mengungkapkan proporsi efek dari masing-masing faktor tersebut terhadap hasil produk cetakan.  Selain itu, kami juga secara analitis memprediksi desain sistem ejeksi optimal untuk menghindari efek degradilitas baik pada produk cetakan maupun pin ejektor itu sendiri. Terakhir, kami mencoba mendesain mold base berdasarkan analisis kami.

The injection molding manufacturing process is a lucrative manufacturing option for precision product and mass production. Such nature of injection molding provides an advantageous benefit to the medical device products. One of the devices is the Cranio Maxillofacial miniplate for facial reconstruction. In this paper, we present the molding design for Cranio-Maxillofacial miniplate for injection molding process. We focus our study mainly on the effect prediction of the gating location, injection processing condition, and the feed system design on the quality (indication of material degradation and surface defects), the volumetric shrinkage, and the deflection or warpage of the molding products using analytical and numerical approaches. The investigation reveals the effect proportion of each of the said factors to the molding product result. In addition, we also analytically predict the optimal ejection system design that avoid a degrading effect for both to the molding products and the ejector pin itself. Lastly, we try to design the mold base based on our analysis."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Haryman Lamhot
"Kualitas barang produksi suatu perusahaan manufaktur diukur dari berapa banyaknya jumlah barang yang tidak sesuai (non conformance). Jenis kecacatan produk perusahaan diawali dari pokok permasalahan yang ditampilkan dalam diagram pareto kemudian analisa faktor penyebab dalam fish bone dan FMEA. Pengecekan barang hasil produksi dilakukan pada tingkat awal yang menggunakan mesin injection molding. Bahan baku biji plastik polypropylene yang dapt didaur ulang diolah menjadi produk kemasan makanan. Pada penelitian ini dibahas mengenai bagaimana cara mengurangi produk cacat tersebut dengan perancangan eksperimen 3k dengan metode design of experiment. Untuk mengurangi produk cacat tersebut, faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses injection molding adalah temperature, pressure dan cooling time yang menjadi faktor utama dalam menghasilkan kualitas barang tanpa hasil cacat.

The quality of goods produced by a manufacturing company is measured by the number of non-conformance goods. Types of defects in the company's products start with the main problem shown in the Pareto diagram and then analyze the causal factors in fish bone and FMEA. Inspection of manufactured goods is carried out at the initial level using an injection molding machine. The raw material for recycled polypropylene plastic seeds is processed into food packaging products. This study discusses how to reduce the defective product by designing a 3k experiment with the design of experiment method. To reduce these defective products, the factors that influence the injection molding process are temperature, pressure and cooling time which are the main factors in producing quality goods without defects."
depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T47228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryce, Douglas M.
Deaborn: Society of Manufacturing Engineers, 1997
668.4 BRY p (1);668.4 BRY p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Marthiana
"Dua buah komponen penyusun sistem sendi lutut buatan yaitu Gliding dan Femoral support terbuat dari material polymer (polyethelene) dan salah satu metoda proses pengolahan material ini adalah dengan menggunakan metoda injeksi cetakan (injeksi molding). Dengan digunakannnya metoda ini diharapkan produk memenuhi standar dengan proses pengerjaan akhir seminimal mungkin.
Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan suatu rancangan proses manufaktur dengan metoda injeksi cetakan, dan dapat digunakan sebagai masukan untuk mempertimbangkan pemilihan metoda ini dalam manufakturnya serta hasil rancangan prosesnya dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk proses produksi selanjutnya.
Dalam metoda injeksi cetakan sangat dipengaruhi oleh faktor :cetakan, pemilihan proses, material dan mesin injeksi. Dalam penelitian ini spesifikasi material yang digunakan adalah Polyethelene yang memiliki jangkauan penyusutan sebesar 1.2 - 2.2 % dan kapasitas mesin injeksi yang digunakan sebesar 80 ton.
Tahap awal pengerjaan adalah penentuan rancangan cetakan yang menggunakan model cetakan dua bagian serta jenis Family mold serta faktor penyusutan sebesar 2%. Perhitungan parameter proses injeksi dilakukan dengan dua metoda yaitu perhitungan eksak serta simulasi komputer menggunakan program Quick Fi - Mold. Parameter proses ini yang digunakan dalam implementasi ke produksi.
Dari hasil implementasi proses diperoleh :
Rancangan proses manufaktur secara manual atau simulasi dapat ditetapkan pada kondisi produksi, dan dapat digunakan sebagai acuan.
Produk akhir tetap memerlukan pengecekan akhir walaupun proses pengerjaan akhir telah minimal. Biaya produksi sebesar Rp 500.

Gliding and femoral support, the two components of knee joint prostheses are mode from polymer resin (polyethelene) and one of manufacturing method to process this resin is by injection molding. By this method we hope there is minimal finishing process.
In connection with it, hoping that this thesis could give an injection molding manufacturing process design especially for joint prostheses.
Injection Molding process is very influenced by mold, process choosing, raw material and machine. In this thesis resin material which is used is polyethelene with 2% shrinkage factor.
The first step in designing is mold design and injection process parameter which is calculated by exact method and compare by computer simulation method.
From process implementation it was found that :
- Exact and simulation calculating method could be implemented in actual production process.
Although products has minimal finishing process, it still need inspections process. Production cost is about Rp 500 per set."
2000
T4355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hasnan S.
"Produk plastik merupakan produk yang paling sering digunakan di masyarakat saat ini, dalam proses pembuatan platik secara injeks umumnya menggunakan metode injeksi secara konvensional terutama pada proses perpindahan panasnya, kualitas permukaan dan waktu siklus produk manufaktur cetakan injeksi sangat dipengaruhi oleh sistem pendingin, dan sekitar 70 waktu siklus%, waktu pembuatan produk yang digunakan untuk transfer panas. pada insert cetakan injeksi konvensional BeCu biasa digunakan untuk mempercepat proses pendinginan dan penyeragaman suhu. Penelitian ini membandingkan penggunaan Vapor Chamber dan BeCu insert dalam cetakan injeksi, dengan variasi suhu inlet, laju aliran pendinginan, serta suhu pendinginan yang berbeda. Vapor chamber terbukti efektif untuk mempercepat proses perpindahan panas dalam cetakan injeksi hingga 67% dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, nilai dari uap ruang tahanan termal juga 20% lebih rendah dibandingkan dengan BeCu insert.

Conventional plastic injection mold is the most common process used to produce plastic product, the surface quality and cycle time of plastic product is strongly influenced by the cooling system, and approximately 70% cycle time, is used cooling. on conventional injection mold, inserts from BeCu commonly used to speed up the process of cooling and uniform temperature. This study compared the use of BeCu and Vapor chamber as an insert, the heat supplied by the heater at the top, the bottom there are cooling. heat is given according to the injection molding sequences, variation used is the amount of heat input, cooling temperature and cooling rate. Vapor chamber used is made with copper foam wick with porous diameter 0.2 mm, filling ratio of 30%, and water as working fluid. Vapor chamber proved effective to speed up the process of heat transfer in injection mold up to 67% compared to conventional cooling methods using BeCu. at various inlet temperature, cooling flow rate and temperature, vapor chamber still able to speed up the cooling process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T45502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Joshua
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki waktu changeover mold dalam studi kasus proses injeksi plastik. PT XYZ sebagai produsen sepeda motor memiliki seksi injeksi plastik yang memproduksi part plastik untuk sepeda motor. Sebuah mesin injeksi digunakan untuk memproduksi lebih dari satu jenis part, sehingga pergantian jenis part membutuhkan proses changeover. Proses changeover yang sering dilakukan menghasilkan waste bagi PT XYZ berupa waktu mengganggur. Penelitian ini menggunakan metode Single Minute Exchange of Dies (SMED) untuk mengurangi durasi pelaksanaan changeover secara signifikan. Penelitian dilakukan sesuai dengan tiga tahap metode SMED yaitu mengelompokkan aktivitas ke dalam setup internal dan setup eksternal, mengkonversi aktivitas internal menjadi aktivitas eksternal, dan memperlancar seluruh pelaksanaan aktivitas setup. Langkah perbaikan pada tahap ketiga disimulasikan dengan simulasi Monte Carlo pada Ms. Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode SMED dapat mengurangi waktu changeover sebesar 42,86%. Pengurangan ini berdampak pada penurunan waktu menggangur sebesar 760,77 menit dan peningkatan produktivitas sebesar 1.030 part dalam waktu satu bulan.

ABSTRACT
This research aims to improve mold changeover time on plastic injection molding case. PT XYZ as a motorcycle manufacturer has a plastic injection section which produces plastic parts for motorcycle body. An injection machine is used to produce more than one part type, so changeover process is needed. The frequent changeovers result in idle time waste for the company. The research uses Single Minute Exchange of Dies (SMED) method to reduce changeover time significantly. The research was conducted based on three steps of SMED, namely, separating internal and external setup, converting internal to external setup, and streamlining all aspects of the setup operation. Improvement actions on the third step were simulated by Monte Carlo simulation in MS. Excel. The result showed that SMED is capable to reduce changeover time by 42.86%. This leads to 760.77 minutes of idle time reduction and an increase in productivity by 1,030 parts within one month."
2016
S62950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Chandra
"Sebagai kemasan, Jelly Cup pada prinsipnya hanya sekali pakai saja (disposable) sehingga menjadi tuntutan utama agar kemasan seringan mungkin untuk menghemat biaya material dan juga isu lingkungan yang menganjurkan sesedikit mungkin penggunaan plastik. Optimasi awal produk Jelly Cup 100 ml dilakukan dengan simulasi CAE menggunakan perangkat lunak mpa (moldflow plastic advisor) dan dilanjutkan dengan mpi (moldflow plastic insight) dengan parameter utama ketebalan dinding yang berhubungan dengan berat produk Tujuannya adalah mendapatkan tebal dinding setipis mungkin untuk diproses pada cetakan injeksi. Analisis hasil simulasi komputer menunjukkan ketebalan yang optimum untuk produk Jelly Cup 100 ml ini adalah 0.5 mm. Optimasi berikutnya adalah desain cetakan yang dilakukan meliputi 4 bagian utama pada cetakan yaitu: konstruksi pada rongga cetak, sistem saluran masuk (feeding system), sistem pendingin (cooling system), sistem pengeluaran produk (ejection system). Percobaan eksperimental dengan metoda trial and error dilakukan dalam tiga macam ketebalan yaitu: 0.42, 0.46, dan 0.50 mm. Hasilnya menunjukkan pada ketebalan 0.46 dan 0.50 memungkinkan untuk mencetak produk yang baik, perbedaannya ada pada tekanan injeksi dan waktu siklus. Setelah dilakukan analisa dan diskusi, maka didapatkan bahwa ketebalan 0.50 mm memang merupakan ketebalan yang ideal dan mendekati hasil simulasi (waktu siklus 4.1-4.2 detik dan berat produk 4.1 gram), tetapi secara ekonomis, berdasarkan asumsi saat ini, ketebalan 0.46 mm lebih menguntungkan untuk diproduksi (waktu siklus 4.5-4.6 detik dan berat produk 3.8 gram). Produk Jelly Cup teroptimasi menjadi Thin Wall Product dengan flow length/wall thickness ratio (111) terbesar 128.111. Perubahan ketebalan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kekuatan impak produk setelah dilakukan percobaan drop test.

As a packaging, Jelly Cup in principle only for one time use (disposable), so the main factor is the cup has to be as light as possible to save material cost and considering of environment issues suggesting a few possible plastic uses. CAE simulation with mpa (moldflow plastic adviser) software and continued by mpi (moldflow-plastic insight) conducted as early optimization stage and the main parameter is wall thickness which deal with product weight. The target is get wall thickness as thin as possible to be processed at injection molding. Analyze result of computer simulation show the optimum wall thickness for the product of this Jelly Cup 100 ml is 0.5 mm. Next stage is optimization of molding design that consist of 4 main system i.e. cavity, feeding system, cooling system, and ejection system. Experimental process done to validate the optimization. Method that used in this experiment is trial and error of injection molding of Jelly Cup 100 ml with 3 kind of wall thickness i.e. 0.42, 0.46, and 0.50 mm. These trials used practical process parameters as close as the real production condition. The result shows Jelly Cup with wall thickness 0.46 and 0.50 mm have possibility to produce. The differences between them are the value of injection pressure and cycle time. After analysis and discussion, wall thickness 0.50 mm is the ideal wall thickness and very close to simulation result (cycle time is 4.1-4.2 s and product weight is 4.1 g), but according to economic calculation, with recent assuming, show the advantage to produce 0.46 mm product slightly higher than another (cycle time is 4.54.6 s and product weight is 3.8 g). Jelly Cup product optimized to thin wall product with flow length 1 wall thickness ratio (1J) 128.111. The drop test result shows the changes of thickness not significant for drop impact resistance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pancar Muhammad Pribadi
"Penerapan magnesium sebagai implan merupakan salah satu contoh aplikasi dari penggunaan biomaterial yang marak dikembangkan oleh para peneliti. Namun, salah satu kekurangan dari penggunaan magnesium adalah laju korosinya yang sangat besar. Agar dapat digunakan, magnesium tersebut perlu mengalami modifikasi hingga pada akhirnya, laju korosi dari magnesium tersebut pun tidak menjadi terlalu cepat. Salah satu contoh modifikasi yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan magnesium tersebut menjadi sebuah komposit dengan material reinforcement berupa karbonat apatit.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam fabrikasi implan berbahan komposit logam tersebut adalah dengan menggunakan metode metalurgi serbuk. Pembuatan implan dengan metode powder metallurgy tersebut memungkinkan pembuatan sebuah objek dengan dari material serbuk.
Hasil dari studi ini menunjukan bahwa nilai dari kekuatan produk komposit Mg/5CA, berupa spesimen implan miniplat, memiliki nilai flexural stress sebesar 34,02 MPa, flexural strain sebesar 0,9, dan nilai modulus elastisitas sebesar 3,53 GPa. Rendahnya ketiga nilai properties tersebut menunjukan bahwa proses fabrikasi yang dilakukan masihlah belum sempurna, terutama pada proses sinteringnya.

The application of magnesium as implants material is an example of using biomaterial, which is currently being widely studied and experimented by researchers. However, one of its biggest weaknesses is its high corrosion rate. To be commercially used, the magnesium needs some modification in order to retard the corrosion, which occurs after the implantation. One of the available method is to turn the magnesium into a composite material, reinforced with carbonate apatite.
In this research, the method to be used in fabricating the metal composite based implant is by powder metallurgy. The method of powder metallurgy in fabricating the miniplate implant enables a product to be fabricated from powder material.
Based on the result of this study, it is known that the flexural stress, flexural strain, and the modulus of elasticity are 34,02 MPa 0,9 and 3,53 GPa, respectively. Such low properties value indicate that the fabrication process taken in this study is still considered poor for the material, especially for the sintering process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Jones
"Implan gigi merupakan suatu perangkat dari bahan biomaterial yang dipasang dan ditanamkan ke tulang rahang melalui pembedahan sebagai pengganti gigi yang hilang. Topografi permukaan implan gigi dengan kekasaran permukaan dan lapisan berpori telah diusulkan untuk meningkatkan osseointegrasi dan induksi pertumbuhan jaringan tulang baru (bone ingrowth) serta mengurangi efek stress shielding akibat modulus Young yang tinggi dari material implan. Studi ini menyajikan pengembangan desain implan gigi dengan lapisan berpori (hybrid porous dental implant) yang dapat mengisi jalur ulir implan melalui metode metal injection molding (MIM). Fokus studi ini yaitu desain, fabrikasi, dan analisa inti padat implan gigi dari Ti-6Al-4V yang dilakukan dengan mempertimbangkan fitur geometri yang mendukung kesuksesan jangka panjang implan gigi serta dapat dilakukannya proses injeksi feedstock Ti-6Al-4V untuk memenuhi cavity pada inti padat implan gigi baik secara simulasi numerik maupun eksperimental.Implan gigi merupakan suatu perangkat dari bahan biomaterial yang dipasang dan ditanamkan ke tulang rahang melalui pembedahan sebagai pengganti gigi yang hilang. Topografi permukaan implan gigi dengan kekasaran permukaan dan lapisan berpori telah diusulkan untuk meningkatkan osseointegrasi dan induksi pertumbuhan jaringan tulang baru (bone ingrowth) serta mengurangi efek stress shielding akibat modulus Young yang tinggi dari material implan. Studi ini menyajikan pengembangan desain implan gigi dengan lapisan berpori (hybrid porous dental implant) yang dapat mengisi jalur ulir implan melalui metode metal injection molding (MIM). Fokus studi ini yaitu desain, fabrikasi, dan analisa inti padat implan gigi dari Ti-6Al-4V yang dilakukan dengan mempertimbangkan fitur geometri yang mendukung kesuksesan jangka panjang implan gigi serta dapat dilakukannya proses injeksi feedstock Ti-6Al-4V untuk memenuhi cavity pada inti padat implan gigi baik secara simulasi numerik maupun eksperimental.

Dental implant is a device made of biomaterial that is surgically attached and implanted into the jawbone as a replacement for missing teeth. The surface topography of dental implant with surface roughness and porous coating has been proposed to increase osseointegration and induction of bone ingrowth and reduce the stress shielding effect due to the high Young's modulus of the implant material. This study presents the development of a dental implant design with porous coating (hybrid porous dental implant) that can fill the implant thread path through the metal injection molding (MIM) method. The focus of this study is the design, fabrication, and analysis of the solid core of dental implants from Ti-6Al-4V which was carried out by considering the geometric features that support the long-term success of dental implants and the injection of Ti-6Al-4V feedstock to fill the cavity in the solid core dental implants both numerically and experimentally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ikbal Alexander
"Kemasan pangan plastik adalah jenis bahan yang tidak dapat terurai, sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kandungan selulosa yang tinggi pada jerami padi dapat dijadikan sumber biopolimer untuk membuat kemasan pangan biodegradable. Tetapi, kemasan biodegradable dilaporkan memiliki kinerja hidrofilik yang buruk dan kerapuhan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemasan pangan biodegradable menggunakan limbah jerami padi yang sesuai dengan SNI ISO 535:2016. Kemasan pangan biodegradable ini dibuat dari jerami padi dan singkong sebagai sumber biopolymer. Metode pelapisan Meyer-Rod diadopsi untuk menghasilkan sudut kontak yang tinggi dan ketahanan air yang tinggi dengan empat lilin alami yang berbeda; soy wax, candelilla wax, beeswax, dan carnauba wax. Analisis penyerapan air dilakukan menurut metode Cobb60 yang dijelaskan dalam SNI ISO 535:2016. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan selulosa jerami padi dengan penambahan beeswax meningkatkan sifat ketahanan air secara signifikan dan menunjukkan penurunan indeks Cobb60 sebesar 2,8 g/m2. Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah penggunaan selulosa jerami padi sebagai sumber biopolymer mempunya potensi untuk menggantikan penggunaan kemasan pangan plastik.

Fossil-based foam is a non-biodegradable material which can cause severe environmental deterioration. Starch-based biodegradable material has shown the potential to replace the plastic foams. Starch-based biodegradable foam reportedly has poor hydrophilic performances and high brittleness. The objective of this research is to develop starch-based biodegradable foam using rice husk waste that complies with SNI ISO 535:2016 The biodegradable foams were fabricated with cassava starch and rice straw as natural fiber sources. The Meyer-Rod coating method was adopted to produce high contact angle and high water resistance with four different natural waxes; soy wax, candelilla wax, beeswax, and carnauba wax. Water absorption analysis was performed according to the Cobb60 method described in SNI ISO 535:2016. The result shows that the use of rice straw and beeswax improved water barrier properties and decreased the Cobb60 index of 2,8 g/m2 This study concludes that the utilisation of rice straw  as a source of biopolymer could replace the use of conventional polystyrene foam."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>