Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161997 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananda Ayu Shafira
"Program Keluarga Harapan (PKH) memegang peran besar sebagai episentrum program penanganan kemiskinan di Indonesia yang sudah terbukti memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek seperti ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Pencapaian target graduasi sejahtera mandiri disebut menjadi salah satu indikator untuk mengetahui peningkatan taraf hidup peserta PKH. Individual empowerment menjadi salah satu cara pandang untuk dapat memahami tercapainya pengentasan kemiskinan yang sejalan dengan tujuan utama PKH untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dan dilakukan menggunakan metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara mendalam kepada 17 informan dari kategori penerima manfaat, pendamping program, serta pejabat lingkungan sekitar, Focus Group Discussion (FGD) bersama 10 penerima manfaat, observasi, serta studi dokumentasi terhadap Keluarga Penerima Manfaat PKH yang melakukan graduasi sejahtera mandiri di Kota Depok sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan terendah di Jawa Barat dan lebih spesifik di Kecamatan Limo dengan pencapaian pelaksana graduasi sejahtera mandiri terbanyak pada masa pandemi. Hasil temuan lapangan menggambarkan beberapa karakteristik khusus terkait keberdayaan individu yang melekat pada para KPM PKH sehingga dapat menciptakan keputusan untuk mengundurkan diri dari kepesertaan melalui graduasi sejahtera mandiri. Selain itu ditemukan juga faktor pendukung serta kendala yang dialami KPM PKH dalam proses pelaksanaan graduasi sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jauh kondisi individual empowerment KPM PKH di Kota Depok khususnya Kecamatan Limo.

The Program Keluarga Harapan (PKH) plays a significant role as the epicenter of poverty alleviation programs in Indonesia, which has proven to impact various aspects such as the economy, health, and education. The achievement of the independent graduation target is said to be one of the indicators to determine the improvement in the standard of living of PKH participants. Individual empowerment is one of the perspectives to understand the achievement of poverty alleviation, which is in line with the primary goal of PKH to reduce poverty in Indonesia. This research is a qualitative descriptive type and carried out using data collection methods by conducting in depth interviews with 17 informants from several categories which are beneficiaries, program assistant, and stakeholders, Focus Group Discussion (FGD) with 10 beneficiaries, observations, and documentation studies of PKH Beneficiary Families who graduated from Independent Prosperity in Depok City as the area with the lowest poverty rate in West Java and more specifically in Limo District- the highest achievement of independent graduates during the pandemic. The field findings describe several unique characteristics of the individual empowerment inherent in KPM PKH to decide to withdraw from participation through independent graduation. Besides, this research acknowledges the supporting factors and obstacles experienced by KPM PKH in the graduation process to describe the further condition of individual empowerment of KPM PKH in Depok City, especially Limo District."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen May Laurensia
"Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang harus diperhatikan dan diselesaikan oleh Pemerintah. Program Keluarga Harapan PKH merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka pengentasan dan penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini membahas mengenai implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Program Keluarga Harapan PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat masih belum berjalan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya beberapa dimensi dari implementasi kebijakan publik yang belum dipenuhi dengan baik, meliputi standar dan sasaran kebijakan publik, sumber daya kebijakan publik, serta komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana.
Dimensi standar dan sasaran kebijakan publik dikarenakan masih adanya permasalahan terkait penetapan sasaran yang dinilai belum tepat, serta KPM PKH yang sudah terintegrasi secara sistem di dalam administrasi database, namun belum mendapatkan ATM dan buku tabungan. Dimensi sumber daya kebijakan publik dikarenakan kurangnya pelatihan untuk SDM Pelaksana PKH, serta sarana dan prasarana yang dimiliki belum memadai.
Dimensi komunikasi antar-organisasi dan kegiatan-kegiatan pelaksana disebabkan belum maksimalnya penyediaan informasi dan sosialisasi, pertemuan kelompok, serta komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh Pelaksana PKH di Kecamatan Tapos, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Poverty is one of the issues that must be addressed and resoved by the Government. Program Keluarga Harapan PKH is one the efforts made in the framework of poverty alleviation and eradication. This study discusses the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province. This research uses post positivist approach with qualitative data collection technique.
The results of this study indicate that the implementation of Program Keluarga Harapan PKH in Tapos Tapos District, Depok Municipality, West Java Province is still not running optimally. This is because there are still some dimensions of the implementation of public policy that have not been met well, including public policy standards and objectives, public policy resources, as well as inter organizational communication and implementing activities.
Public policy standards and objectives are still due to problems that are not accurately targeted, as well as KPM PKH that has been interated in the system in database administration, but has not received ATM and savings book. The dimension of public policy resources is due to the lack of training for human resources for implementing PKH, as well as the facilities.
The dimensions of inter organizational communication and implementing activities are not yet maximized in the provision of information and socialization, group meetings, and communication and coordination conducted by PKH executors in Tapos District, Depok Municipality, West Java Province.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhendra
"Penanggulangan kemiskinan tidak hanya dilaksanakan dengan strategi penurunan beban pengeluaran masyarakat miskin dan rentan melalui program perlindungan sosial (bantuan sosial dan jaminan sosial), tetapi beriringan dengan strategi peningkatan pendapatan melalui Program Kewirausahaan Sosial. Dalam mengoptimalkan program tersebut, diberikan pendampingan program untuk memberikan fokus pada inisiatif usaha, penguatan kapasitas dan prospek wirausaha baru, kemandirian wirausaha, penciptaan ekosistem kewirausahaan yang mendukung inovasi dan kreativitas dan penekanan pada pertumbuhan usaha yang berkeberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis program pemberdayaan melalui kewirausahaan sosial dan peran pendamping program dalam memberdayakan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah graduasi. Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan subyek penelitian KPM PKH yang telah graduasi di Provinsi DKI Jakarta. Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian bersifat explanatory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan melalui kewirausahaan sosial mencakup perencanaan pembentukan awal usaha melalui identifikasi, pemetaan usaha, dan analisis permasalahan dalam menentukan kebijakan intervensi program yang diberikan kepada penerima manfaat. Lebih lanjut untuk mencapai keberhasilan program, penerima manfaat melakukan identifikasi kebutuhan SDM dan bahan baku, serta meningkatkan kemampuan dan keahlian melalui pelatihan usaha dan pembagian tugas tenaga kerja sesuai dengan keahliannya. Dalam mengembangkan usaha dan pemasaran hasil produk kewirausahaan sosial, penekanan diupayakan pada teknik pemasaran, perizinan, pemanfaatan teknologi, dan pengemasan produk. Hasil kedua menunjukan bahwa pendamping sosial dan mentor bisnis memiliki peran dalam memberikan pendampingan dan pemantauan usaha untuk mempercepat pengembangan usaha KPM. Pendamping sosial dan mentor bisnis melakukan pendataan penerima bantuan program kewirausahaan sosial untuk memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan. Selama program berlangsung pendamping sosial memberikan sosialisasi dan motivasi, edukasi berwirausaha, pelatihan, koordinasi perizinan, akses pembiayaan, pemasaran hasil untuk pengembangan usaha KPM. Pasca program kewirausahaan sosial terjadi peningkatan usaha KPM, peningkatan keahlian dan keterampilan usaha, serta perubahan perilaku KPM yang memberikan berdampak sosial terhadap masyarakat sekitar dengan membuka akses lapangan pekerjaan dan kerjasama kemitraan

Poverty abatement is not only accomplished with a strategy of reducing the expenditure duty of the poor and vulnerable through social protection programs (social assistance and social security) but side-by-side with a strategy of increasing income through the Social Entrepreneurship Program. In optimizing the program, program assistance is accommodated in order to focus on business initiatives, strengthening the capacity and prospects of new entrepreneurs, entrepreneurial independence, creating an entrepreneurial ecosystem that supports innovation and creativity and an emphasis on sustainable business growth. This research aims to describe and analyse empowerment programs through social entrepreneurship and the role of program assistants in empowering beneficiary families (KPM) of the Family Hope Program (PKH) that have been certified. The research data were attained from observations through observation, interviews, and documentation studies with research subjects KPM PKH who had certified in DKI Jakarta Province. The research approach used is qualitative with explanatory research. The results of the study show that the empowerment process through social entrepreneurship includes planning the initial formation of a business through identification, business mapping, and problem analysis in determining program intervention policies given to beneficiaries. Furthermore, in order to achieve program success, beneficiaries identify human resource and raw material needs, as well as improve capabilities and expertise through business training and division of labour tasks according to their expertise. In developing the business and marketing the results of social entrepreneurship products, emphasis is sought on marketing techniques, licensing, technology utilization, and product packaging. The second result shows that social mentors and business mentors have a role in providing business assistance and monitoring to accelerate KPM business development. Social assistants and business mentors collect data on beneficiaries of the social entrepreneurship program to ensure the accuracy of targeting beneficiaries. During the program, social assistants provide socialization and motivation, entrepreneurship education, training, licensing coordination, access to financing, and marketing of results for KPM business development. After the social entrepreneurship program, there has been an increase in KPM's businesses, increased business expertise and skills, and changes in KPM's behaviour which has a social impact on the surrounding community by opening access to jobs and partnerships"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Haliza
"Skripsi ini membahas tentang proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan dalam upaya pemberdayaan penerima program di PKH Jakarta Selatan dengan menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi langsung ibu KPM diperlukan dalam merancang kegiatan pemberdayaan di PKH; dibutuhkan fasilitator lebih banyak dan pendamping PKH perlu dilatih dan memiliki kompetensi khusus agar pemberdayaan yang dilakukan dapat efektif; dan perlu ada kemauan dari ibu KPM itu sendiri untuk mau mandiri dan berdaya.

This thesis discusses the process of implementing the Family of Hope Program in an effort to empower program recipients in PKH South Jakarta by using the concept of community empowerment. This research is a qualitative research with a descriptive design. The results showed that the direct participation of KPM mothers was needed in designing empowerment activities in PKH; more facilitators are needed and PKH Facilitators need to be trained and have special competencies so that the empowerment can be carried out effectively; and there needs to be a willingness from the KPM mother herself to want to be independent and empowered."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Yunitaningrum
"Conditional Case Transfer (CCT) di Indonesia diimplemantasikan sebagai Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus berinvestasi pada kapital manusia. Tesis ini akan membahas inklusi keuangan pada implementasi transformasi bantuan sosial nontunai dalam memberikan kemanfaatan bagi keluarga penerima manfaat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, serta studi literatur dan dokumentasi. Hasil penelitian memunjukkan penerima manfaat memiliki kemudahan dalam mengakses pada layanan keuangan yang ada di wilayah Kelurahan Mampang. Pada kualitas layanan keuangan menunjukkan keragaman jenis dan produk yang sudah dimanfaatkan oleh penerima manfaat. Terdapat pula penerima manfaat melakukan penyalahgunaan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan cara digadai ke rentenir. Hal ini terjadi karena tuntutan kebutuhan dasar penerima manfaat. Terakhir, penggunaan layanan keuangan menunjukkan persepsi positif penerima manfaat pada sistem nontunai karena adanya pengetahuan dan pengalaman baru khususnya bagi penerima manfaat yang sebelumnya unbanked, fleksibilitas pengambilan dana bantuan sosial, adanya kepercayaan diri dari penerima manfaat dan bantuan yang dirasa lebih personal.

Conditional Case Transfer (CCT) in Indonesia is implemented as the Family Hope Program (PKH) with the aim of alleviating poverty as well as investing in human capital. This thesis will discuss about financial inclution in the implementation of non-cash social assistance transformation in providing benefits for beneficiary families. The research was conducted with a qualitative approach with data collection methods through in-depth interview, observations, and literature and documentation studies. The results of the study show that the beneficiaries have easy access to financial services in the Mampang Village area. The quality of financial services shows the diversity of types and products that have been utilized by the beneficiaries. There are also beneficiaries who abuse the Prosperous Family Card (KKS) by pawning it to moneylenders. This happens because of the basic needs of the beneficiaries. Finally, the use of financial services shows a positive perception of beneficiaries in the non-cash system due to new knowledge and experience, especially for previously unbanked beneficiaries, flexibility in taking social assistance funds, the confidence of beneficiaries and the perceived more personal assistance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yokeu Radityatama
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat seberapa besar bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengurangi kemiskinan di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu Susenas 2012 triwulan 3, dengan metode simulasi matematis sederhana menggunakan tiga skenario simulasi bantuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bantuan PKH memberikan porsi yang cukup kecil dalam mengurangi angka kemiskinan.

This research aimed to see how much the Family Hope Program (PKH) in reducing poverty in Indonesia. The data used are secondary data namely Susenas 2012 Q3, with a simple method of mathematical simulation approach using three simulated scenarios. Results of this study showed that PKH help give a fairly small portion in reducing poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sholihatin
"Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan mengentaskan kemiskinan, dan keberhasilannya diukur melalui jumlah graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sejak tahun 2007, jumlah graduasi KPM fluktuatif dan sering tidak mencapai target tahunan, sehingga peran pendamping sosial yang efektif sangat penting untuk mempercepat graduasi, terutama graduasi mandiri saat KPM PKH sudah berdaya dan memilih keluar dari program. Pendampingan PKH menghadapi berbagai masalah, seperti penilaian sosial ekonomi yang belum sepenuhnya terealisasi dan subjektivitas dalam pengambilan keputusan graduasi sehingga tidak tepat sasaran. Selain itu, sering terjadi penyalahgunaan etika, seperti pendamping yang memegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) milik KPM karena 'gagap teknologi' dan minimnya pengetahuan KPM, yang dapat menimbulkan risiko pungutan liar dan risiko lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan masih belum menerapkan hal-hal yang dapat mendorong keberdayaan dan kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur strength perspective serta faktor pendorong dan penghambat dalam proses pendampingan sosial PKH dalam upaya mendorong graduasi sejahtera mandiri KPM PKH. Metode penulisan ini menggunakan literatur review dengan menghimpun penelitian-penelitian mengenai pendampingan dan graduasi PKH yang dipublikasi pada tahun 2018-2023. Pemilihan lima literatur sebagai bahan rujukan utama berdasarkan kriteria rangkaian hasil penelitian tersedia secara utuh, minimal membahas dua dari ketiga konsep PKH, pendampingan PKH, atau graduasi KPM PKH, memiliki perbedaan metode dan lokus penelitian, serta memiliki pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan penulisan dalam studi ini. Dengan menggunakan pendekatan context review, penulis meninjau literatur utama yang membahas proses pendampingan PKH dalam upaya mendorong graduasi mandiri dan mengaitkannya dengan konteks strength perpsective untuk mendeskripsikan bagaimana proses pendampingan PKH jika menerapkan perspektif tersebut. Hasil tinjauan proses pendampingan menunjukkan adanya unsur strength perspective, yang melihat KPM PKH mampu belajar, bertumbuh, dan berubah menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Partisipasi aktif dari KPM PKH sangat diharapkan, dengan strategi kolaborasi dan kemitraan antara pendamping, KPM, serta pihak luar untuk mencapai tujuan pendampingan. Faktor pendorong dipengaruhi oleh kompetensi pendamping, partisipasi KPM, serta dukungan institusional dan kebijakan pemerintah, yang membantu KPM PKH mencapai graduasi mandiri. Faktor penghambat berasal dari ketidakstabilan ekonomi dan sosial, rendahnya kepercayaan diri KPM, minimnya akses ke pendidikan dan peluang kerja, ketidakseimbangan rasio pendamping dan KPM, beban kerja pendamping yang tinggi, proses validasi data yang tidak sesuai, kurangnya sumber daya, serta ketidakcocokan jadwal pendampingan dengan jam kerja KPM.

The Family Hope Program (PKH) aims to alleviate poverty, and its success is measured by the number of beneficiary family graduations. Since 2007, the number of KPM graduations has fluctuated and often does not reach the annual target, so the role of effective social assistants is very important to accelerate graduation, especially independent graduation when KPM PKH is empowered and chooses to leave the program. PKH mentoring faces various problems, such as socio-economic assessments that have not been fully realized and subjectivity in making graduation decisions so that they are not on target. In addition, ethical abuses often occur, such as assistants holding KPM's Prosperous Family Card (KKS) due to 'technology stuttering' and KPM's lack of knowledge, which can lead to the risk of illegal levies and other risks. This shows that the mentoring has not yet implemented things that can encourage the empowerment and independence of KPM PKH. This study aims to identify the elements of strength perspective as well as the driving and inhibiting factors in the PKH social assistance process in an effort to encourage independent prosperous graduation of KPM PKH. This writing method uses a literature review by collecting research on PKH assistance and graduation published in 2018-2023. The selection of five literatures as the main reference material is based on the criteria that the series of research results are available in full, at least discuss two of the three concepts of PKH, PKH assistance, or KPM PKH graduation, have differences in research methods and locus, and have discussions that can answer the writing questions in this study. Using a context review approach, the author reviews the main literature that discusses the PKH mentoring process in an effort to encourage independent graduation and relates it to the context strength perspective to describe how the PKH mentoring process would look if it applied this perspective. The review of the mentoring process shows an element of strength perspective, which sees KPM PKH able to learn, grow, and change into a more prosperous family. Active participation from KPM PKH is expected, with collaboration and partnership strategies between facilitators, KPM, and external parties to achieve mentoring goals. The driving factors are influenced by facilitators' competence, KPM participation, as well as institutional support and government policies, which help KPM PKH achieve independent graduation. The inhibiting factors stem from economic and social instability, low KPM self-confidence, lack of access to education and employment opportunities, imbalance in the ratio of facilitators to KPM, high facilitator workload, inappropriate data validation process, lack of resources, and incompatibility of the facilitation schedule with KPM working hours."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Sholihatin
"Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan mengentaskan kemiskinan, dan keberhasilannya diukur melalui jumlah graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sejak tahun 2007, jumlah graduasi KPM fluktuatif dan sering tidak mencapai target tahunan, sehingga peran pendamping sosial yang efektif sangat penting untuk mempercepat graduasi, terutama graduasi mandiri saat KPM PKH sudah berdaya dan memilih keluar dari program. Pendampingan PKH menghadapi berbagai masalah, seperti penilaian sosial ekonomi yang belum sepenuhnya terealisasi dan subjektivitas dalam pengambilan keputusan graduasi sehingga tidak tepat sasaran. Selain itu, sering terjadi penyalahgunaan etika, seperti pendamping yang memegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) milik KPM karena 'gagap teknologi' dan minimnya pengetahuan KPM, yang dapat menimbulkan risiko pungutan liar dan risiko lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan masih belum menerapkan hal-hal yang dapat mendorong keberdayaan dan kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur strength perspective serta faktor pendorong dan penghambat dalam proses pendampingan sosial PKH dalam upaya mendorong graduasi sejahtera mandiri KPM PKH. Metode penulisan ini menggunakan literatur review dengan menghimpun penelitian-penelitian mengenai pendampingan dan graduasi PKH yang dipublikasi pada tahun 2018-2023. Pemilihan lima literatur sebagai bahan rujukan utama berdasarkan kriteria rangkaian hasil penelitian tersedia secara utuh, minimal membahas dua dari ketiga konsep PKH, pendampingan PKH, atau graduasi KPM PKH, memiliki perbedaan metode dan lokus penelitian, serta memiliki pembahasan yang dapat menjawab pertanyaan penulisan dalam studi ini. Dengan menggunakan pendekatan context review, penulis meninjau literatur utama yang membahas proses pendampingan PKH dalam upaya mendorong graduasi mandiri dan mengaitkannya dengan konteks strength perpsective untuk mendeskripsikan bagaimana proses pendampingan PKH jika menerapkan perspektif tersebut. Hasil tinjauan proses pendampingan menunjukkan adanya unsur strength perspective, yang melihat KPM PKH mampu belajar, bertumbuh, dan berubah menjadi keluarga yang lebih sejahtera. Partisipasi aktif dari KPM PKH sangat diharapkan, dengan strategi kolaborasi dan kemitraan antara pendamping, KPM, serta pihak luar untuk mencapai tujuan pendampingan. Faktor pendorong dipengaruhi oleh kompetensi pendamping, partisipasi KPM, serta dukungan institusional dan kebijakan pemerintah, yang membantu KPM PKH mencapai graduasi mandiri. Faktor penghambat berasal dari ketidakstabilan ekonomi dan sosial, rendahnya kepercayaan diri KPM, minimnya akses ke pendidikan dan peluang kerja, ketidakseimbangan rasio pendamping dan KPM, beban kerja pendamping yang tinggi, proses validasi data yang tidak sesuai, kurangnya sumber daya, serta ketidakcocokan jadwal pendampingan dengan jam kerja KPM.

The Family Hope Program (PKH) aims to alleviate poverty, and its success is measured by the number of beneficiary family graduations. Since 2007, the number of KPM graduations has fluctuated and often does not reach the annual target, so the role of effective social assistants is very important to accelerate graduation, especially independent graduation when KPM PKH is empowered and chooses to leave the program. PKH mentoring faces various problems, such as socio-economic assessments that have not been fully realized and subjectivity in making graduation decisions so that they are not on target. In addition, ethical abuses often occur, such as assistants holding KPM's Prosperous Family Card (KKS) due to 'technology stuttering' and KPM's lack of knowledge, which can lead to the risk of illegal levies and other risks. This shows that the mentoring has not yet implemented things that can encourage the empowerment and independence of KPM PKH. This study aims to identify the elements of strength perspective as well as the driving and inhibiting factors in the PKH social assistance process in an effort to encourage independent prosperous graduation of KPM PKH. This writing method uses a literature review by collecting research on PKH assistance and graduation published in 2018-2023. The selection of five literatures as the main reference material is based on the criteria that the series of research results are available in full, at least discuss two of the three concepts of PKH, PKH assistance, or KPM PKH graduation, have differences in research methods and locus, and have discussions that can answer the writing questions in this study. Using a context review approach, the author reviews the main literature that discusses the PKH mentoring process in an effort to encourage independent graduation and relates it to the context strength perspective to describe how the PKH mentoring process would look if it applied this perspective. The review of the mentoring process shows an element of strength perspective, which sees KPM PKH able to learn, grow, and change into a more prosperous family. Active participation from KPM PKH is expected, with collaboration and partnership strategies between facilitators, KPM, and external parties to achieve mentoring goals. The driving factors are influenced by facilitators' competence, KPM participation, as well as institutional support and government policies, which help KPM PKH achieve independent graduation. The inhibiting factors stem from economic and social instability, low KPM self-confidence, lack of access to education and employment opportunities, imbalance in the ratio of facilitators to KPM, high facilitator workload, inappropriate data validation process, lack of resources, and incompatibility of the facilitation schedule with KPM working hours."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yoga Pratama
"Penelitian ini membahas mengenai peran Pendamping PKH sebagai community worker dalam mendorong graduasi Keluarga Penerima Manfaat pada masa pandemi di Kecamatan Cimanggis Kota Depok, serta faktor pendukung dan kendalanya. Penelitian ini didasari karena jumlah KPM yang tergraduasi sejahtera mandiri pada Kecamatan Cimanggis menjadi yang tertinggi di Kota Depok. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi deskriptif. Dalam pemilihan informan, peneliti menggunakan teknik pemilihan purposive sampling di mana informan yang dipilih didasarkan pada kriteria tertentu. Informan pada penelitian ini adalah Pendamping PKH Kecamatan Cimanggis, Koordinator Pelaksana PKH, KPM dampingan graduasi, dan KPM dampingan belum graduasi. Adapun jumlah informan yang diteliti adalah 6 orang. Selanjutnya, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi dokumen dan wawancara mendalam. Setelah pengumpulan data, proses kategorisasi dilakukan dalam rangka melakukan analisis pada data, proses tersebut diantaranya berupa open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil dari penelitian ini menggambarkan berbagai peran yang dilakukan oleh Pendamping PKH Kecamatan Cimanggis untuk mengatasi kemiskinan struktural yang dialami oleh KPM dengan mendorong untuk graduasi. Penelitian ini menemukan bahwa Pendamping PKH melakukan 4 perannya sebagai community worker yaitu peran fasilitatif, peran edukasi, peran representatif, dan peran teknis. Namun, peneliti tidak menemukan salah satu peran spesifik dalam peran fasilitatif yaitu, konfrontasi. Selain itu, pendamping PKH dalam upayanya mendorong graduasi KPM terdapat beberapa faktor pendukung dan kendala. Faktor pendukung yang peneliti temukan antara lain: pendekatan yang efektif, kedekatan dengan aparat setempat, potensi dalam diri KPM, kesadaran KPM dan perekonomian KPM yang membaik. Kendala yang dialami pendamping berasal dari diri pendamping, internal kelompok KPM, dan eksternal kelompok KPM. Kendala dalam diri pendamping terjadi karena minimnya akses yang dimiliki untuk membantu KPM. Kendala yang berasal dari internal kelompok KPM karena agenda politik yang membuat kelompok KPM terpecah karena perbedaan politik. Kendala yang berasal dari eksternal kelompok KPM karena adanya tekanan politik dari luar kelompok sehingga kesulitan untuk menggraduasi KPM.

This research discusses the role of PKH Assistant as community workers in encouraging Graduation of Beneficiary Families during the pandemic in Kecamatan Cimanggis Kota Depok, as well as the supporting factors and obstacles. This research is based on the fact that the number of KPM who graduasi sejahtera mandiri in Kecamatan Cimanggis is the highest in Kota Depok. The approach used in this study is a qualitative approach with a descriptive study type of research. In selecting informants, the researcher used a purposive sampling technique in which the selected informants were based on certain criteria. Informants in this study were PKH Assistant in Kecamatan Cimanggis, PKH Implementation Coordinators Kota Depok, Graduated KPM, and Non-graduated KPM. The number of researched informants were 6 people. Furthermore, data collection was carried out using document studies, in-depth interviews, and observation. After data collection, the categorization process is carried out in order to analyze the data, these processes include open coding, axial coding, and selective coding. The results of this research illustrate the various roles carried out by PKH Facilitators in Kecamatan Cimanggis Kota Depok to overcome structural poverty experienced by KPM with encouraging them to graduated. This research found that PKH Assistant carry out 4 functions as community workers, namely a facilitative role, an educational role, a representative role, and a technical role. However, the researcher did not find a specific role in the facilitative role, namely confrontation. In addition, PKH assistants in their efforts to encourage KPM graduation have several supporting factors and obstacles. The supporting factors that the researchers found included: an effective approach, closeness to local officials, potential within the KPM, awareness of the KPM and the KPM's improving economy. The Obstacles experienced by the PKH assistants came from the PKH assistants themselves, internal KPM groups, and external KPM groups. Obstacles in the companion occur because of the lack of access they have to help KPM. Obstacles originating from the internal KPM group due to political agendas that divided the KPM group due to political differences. Obstacles originating from the external KPM group due to political pressure from outside the group making it difficult to graduate KPM."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Rizkia Taqwiyah
"Penelitian ini menginvestigasi dampak Program Keluarga Harapan (PKH) terhadap kemiskinan multidimensi di DKI Jakarta pada tahun 2020 dengan menggunakan data Susenas Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 620.028 penduduk DKI Jakarta berada dalam kondisi kemiskinan multidimensi. Analisis juga mengungkapkan bahwa status sebagai penerima PKH berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan multidimensi. Variabel independen lainnya, seperti wilayah geografis, jumlah anggota rumah tangga, dan sumber pembiayaan utama, juga memengaruhi kondisi kemiskinan. Temuan penting lainnya adalah adanya dugaan misalokasi bantuan PKH di DKI Jakarta. Studi mendatang disarankan untuk meluaskan cakupan geografis, melibatkan pemangku kepentingan program untuk data kualitatif, dan melakukan penelitian longitudinal untuk memantau perubahan dalam kondisi kemiskinan dan dampak program seiring waktu.

This study investigates the impact of the Family Hope Program (PKH) on multidimensional poverty in DKI Jakarta in 2020 using March 2020 Susenas data. The research reveals that 620,028 residents of DKI Jakarta are categorized as experiencing multidimensional poverty. Additionally, the analysis shows that PKH recipient status significantly influences multidimensional poverty. Other independent variables such as geographical location, household size, and primary sources of household financing also affect poverty levels. Another notable finding is the suspected misallocation of PKH assistance in DKI Jakarta. Future studies are recommended to broaden the geographical scope, involve program stakeholders for qualitative data, and conduct longitudinal research to monitor changes in poverty conditions and program impacts over time."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>