Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154494 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryandi Marta
"Pengembangan hybrid UAV dilakukan untuk mendapatkan keunggulan dari UAV tipe fixed wing dan tipe rotorcraft dalam satu wahana terbang, sehingga wahana tersebut dapat menjalankan misi terbangnya tanpa memerlukan area khusus untuk lepas landas dan mendarat. Dari beberapa tipe konfigurasi hybrid UAV, tipe quadplane dipilih untuk dijadikan objek penelitian karena bentuknya yang sederhana dan mudah untuk dikembangkan. Secara garis besar, quadplane merupakan UAV tipe fixed wing yang diberi empat buah motor listrik sehingga mempunyai kemampuan terbang seperti quadcopter. Dalam operasional terbangnya, quadplane mempunyai tiga mode terbang yaitu: mode quadcopter, mode transisi, dan mode fixed wing. Pada penelitian ini, pembahasan akan difokuskan pada pengembangan model sistem mode quadcopter. Model sistem dibangun menggunakan Matlab/Simulink yang terdiri dari beberapa blok kendali dan blok persamaan gerak. Strategi kendali yang digunakan dalam model ini menggunakan pengendali Proporsional (P) dan Proporsional-Derivatif (PD). Dari hasil simulasi yang telah dilakukan diperoleh model sistem mode quadcopter yang mampu mengikuti nilai referensi yang diberikan dengan overshoot 7.3% pada arah X, overshoot 7.2 % pada arah Y, dan delay selama 2.5 detik pada arah Z.

The development of hybrid UAV is carried out to gain the advantage of fixed wing and rotorcraft type in one flying vehicle, so that the vehicle can carry out its flying missions without requiring a special area for takeoff and landing. From several types of configurations, quadplane was chosen to be the object of research because of its simple airframe and easy to develop. Simply, the quadplane is a fixed wing type UAV that is equipped with four electric motors so that it has the ability to fly like a quadcopter. In operational flight, quadplane has three flight modes, such as: quadcopter mode, transition mode, and fixed wing mode. In this study, the discussion will focus on developing a quadcopter mode system model. The system model is built using Matlab/Simulink which consists of several control blocks and equations of motion blocks. The control strategy used in this model are Proportional (P) and Proportional-Derivative (PD) controllers. From the simulation results that have been carried out, it is obtained that the quadcopter mode system model is able to follow the given reference value with 7.3% overshoot in the X direction, 7.2% overshoot in the Y direction, and a delay of 2.5 seconds in the Z direction. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiryanata Sunardi
"Quadcopter atau Quadrotor adalah sebuah jenis helikopter tanpa awak yang memiliki empat rotor yang terpasang dengan propeller. Pada quadcopter memiliki 2 buah rotor yang berputar searah jarum jam dan 2 buah rotor yang berputar berlawanan arah jarum jam. Pada sebuah quadcopter memiliki keseimbangan yang tidak stabil secara aerodinamis sehingga memerlukan komputer untuk mengkonversi perintah input menjadi perintah yang dapat mengganti kecepatan rotasi dari propeller sehingga menghasilkan gerakan yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence dan Machine Learning, teknologi telah menjadi bagian penting serta berpengaruh secara signifikan dalam kehidupan manusia. Pengaplikassian Artificcial Intelligence seperti Neural Network juga tidak luput pengaplikasiannya di bidang Quadcopter Unmanned Aerial Vehicles (UAV). Dalam hal ini Neural Network digunakan sebagai basis dari metode pengendalian yang hendak diaplikasikan pada Quadcopter Unmanned Aerial Vehicles (UAV) yang disebut sebagai Pengendali Neural Network. Metode pengendalian Neural Network merupakan metode pengendalian yang memiliki model matematika yang disusun oleh Artificial Neural Network (ANN) dimana pengendali Neural Network terdiri dari dua buah komponen dasar yakni komponen inverse dan komponen identifikasi. Jenis pengendali yang digunakan untuk menstabilisasi manuver pada pergerakan Quadcopter UAV kemudian diuji dan diverifikasi melalui simulasi yang dilakukan dengan bahasa pemrograman MATLAB serta dilakukan perbandingan dengan pengendali Single Neuron Adaptive PID sebagai pembanding dalam hal performa pengendali.

A quadcopter, or quadrotor, is an unmanned helicopter with four rotors equipped with propellers. In a quadcopter, two rotors spin clockwise, and two rotors spin counterclockwise. A quadcopter has an aerodynamically unstable balance, which requires a computer to convert input commands into instructions that can change the rotation speed of the propellers to produce the desired movements. With the advancement of technology, especially Artificial Intelligence and Machine Learning, technology has become an integral and influential part of human life. Artificial Intelligence, such as Neural Networks, is also applied in the field of Quadcopter Autonomous Aerial Vehicles (UAV). In this context, Neural Networks are used as the basis for control methods to be applied to Quadcopter Unmanned Aerial Vehicles (UAV), referred to as Neural Network Controllers. The Neural Network Controller method is a control method with a mathematical model constructed by an Artificial Neural Network (ANN) consisting of two primary components: the inverse component and the identification component. The type of controller used to stabilize the maneuvers in the movement of the Quadcopter UAV is then tested and verified through simulations conducted in the MATLAB programming language and compared with Single Neuron Adaptive PID (SNAPID) controllers regarding controller performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin Harianto
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi Quadcopter saat ini telah berkembang dengan pesat. Selain digunakan untuk keperluan riset yang sudah banyak tersedia, juga sebagai mainan/hobi dari yang sederhana hingga yang advamce. Quadcopter ini umumnya dilengkapi dengan autopilot. Pixhawk adalah salah satu autopilot yang sering digunakan. Autopilot ini dapat menggunakan firmware Ardupilot ataupun PX4. Pada umumnya, komunitas menggunakan firmware Ardupilot.Disini akan ditelaah sistem kontrol pada ardupilot, koneksi diagram, dan sistem yang terdapat didalamnya. Pembahasan juga dikorelasikan dengan konsep teorinya. Sehingga dapat memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahami cara kerja dari sistem kendali autopilot pada quadcopter. Sebagai kesimpulan, arducopter merupakan sistem autopilot yang cukup kompleks dan berhasil diterapkan di lapangan. Sistem ini meliputi berbagai macam pembacaan sensor dan pengolahan data yang baik. Sehingga sistem ini layak digunakan sebagai autopilot untuk riset dan pengembangan lainnya.

ABSTRACT
Quadcopter technology development has advanced so fast. Beside the usage in research, quadcopter is also used as toys for kids or hobbyist ranging to the advanced one. Quadcopter usually equipped with an autopilot. Pixhawk is one of the most used autopilot. This Autopilot can use Ardupilot or PX4 firmware. Mostly, community are using Ardupilot firmware. In this project, control system, connection diagram and system in Ardupilot will be examined. The discussion will be corelated with the theory. So then it will be easier for reader to understand how the control system of quadcopter works. As summary, Arducopter is a complex autopilot system and can be applied in the field. This system covers a lot of sensors reading and a good data management. Hence, this system can be used properly as autopilot for research or other purpose. "
2017
S67170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alfatih
"Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan mendorong perkembangan teknologi kendaraan listrik yang tidak lagi mengandalkan sumber bahan bakar fosil. Kendaraan sadar lingkungan berbasis tenaga surya menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi pemakaian bahan bakar konvensional. Akan tetapi, kendaraan sadar lingkungan berbasis tenaga surya tidak dapat berjalan maksimal ketika kondisi intensitas radiasi rendah saat hujan dan mendung. Maka pada skripsi ini dilakukan perancangan kendaraan sadar lingkungan dengan motor penggerak BLDC 500 watt 48 volt berbasis tenaga surya yang di hybrid dengan menggunakan generator hub dinamo. Generator yang digunakan adalah generator berdaya kecil yang biasa disebut hub dinamo. 2 hub dinamo berdaya 3 watt 6 volt terpasang di kedua bagian hub ban depan kendaraan. Hasilnya didapatkan jarak tempuh karling mode hybrid hub dinamo sejauh 10250 m dan waktu tempuh 34,88 menit. sedangkan karling mode hybrid panel surya sejauh 11450 m dan waktu tempuh 42,5 menit.

Increased public awareness about environmental issues is encouraging the development of electric vehicle technology that no longer rely on fossil fuel sources. Environmentally conscious vehicles based on solar power becomes an alternative to reduce the use of conventional fuels. However, environmentally conscious vehicles based on solar power cannot run maximum when the conditions of the radiation intensity is low when the rain and overcast . So at this skripsi conducted design of environmentally conscious vehicles based on hybrid solar power using a generator. The generator used is small power generator commonly called hub dynamo. 2 hub dynamos, 3 watt 6 volt powered, mounted on both sides of the hub of the front tires of the vehicle. The result, obtianed karling rsquo s hybrid mode with hub dinamo mileage performancce as far as 10.450 m in 34,88 minutes. And for karling rsquo s hybrid mode with PV, obtained distance as far as 11.250 m in 42,5 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosef Resi Herwidi
"ABSTRAK
Quadcopters adalah UAV, yang merupakan Kendaraan Udara Tak Berawak, yang diangkat dan didorong oleh empat baling-baling. Ini menyimpulkan bahwa quadcopter dikendalikan dari jarak jauh oleh pengguna atau pilot. Quadcopter bukan pesawat bersayap tetap, yang digolongkan sebagai rotorcrafts, karena diangkat dan didorong oleh empat bilah rotor yang memutar tiang. Menurut Divya Joshi (2017), memperluas efektivitas dan efisiensi kerja, mengurangi beban kerja dan biaya pembuatan, meningkatkan akurasi, memperbaiki administrasi dan hubungan klien, dan memperbaiki masalah keamanan dalam skala besar adalah beberapa penggunaan terbaik yang ditawarkan bisnis quadcopters secara global.
Menggunakan teknologi miring-rotor pada quadcopter dianggap sebagai desain baru untuk meningkatkan kapasitas yang tak ternilai untuk mempertahankan pusat tubuh
quadcopter dalam posisi yang rata, bebas dari pergerakan dan kecepatan kapal udara, seperti penyempurnaan yang dihasilkan dari tambahan dari memiringkan pengembangan dalam dua baling-baling yang berlawanan dalam dua cara, selain rotasi baling-baling (Fernandes, 2011). Quadcopters miring-rotor memiliki beberapa bentuk dan bahan yang dapat digunakan pada proyek ini. Bentuk paling umum di quadcopters adalah X-shaped. Namun, itu juga dapat dibuat dalam model berbentuk H dan Plus.

ABSTRACT
Quadcopters are UAV, which is Unmanned Aerial Vehicle, that is lifted and impelled by four propellers. This means that the quadcopter is controlled remotely by a user or a pilot.
Quadcopter is not a fixed-wing aircraft, which is classified as rotorcrafts, because it is lifted and propelled by the four rotor blades turning around a mast. According to Divya Joshi (2017), expanding work effectiveness and efficiency, diminishing workload and
creation costs, enhancing accuracy, refining administration and client relations, and fixing
security issues on an immense scale are a few of the best uses quadcopters offer businesses globally. Using tilting-rotor technology on a quadcopter is considered as a new design to improve the invaluable capacity to maintain the centre of the quadcopters body in a levelled
position, free from the air ships movement and speed, such as refinement resulting from the adjunct of a tilting development in two opposed propellers in two ways, other than the propellers rotation (Fernandes, 2011). Tilting-rotor quadcopters have several shapes and materials that could be used on this project. The most common shape in quadcopters is the X-shaped. However, it can also be created in the H-shaped and the Plus-shaped
models."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Dutasatria
"SAR (Search and Rescue) menjadi topik yang menarik dibahas di seluruh dunia karena urgensinya untuk menyelamatkan nyawa manusia. Bencana alam baru-baru ini di Palu, Sulawesi Tengah Indonesia menunjukkan kurangnya mobilitas yang dapat menyebabkan masalah bagi tim SAR untuk menjangkau korban di daerah terpencil. Pekerjaan yang tidak nyaman bagi tim SAR menjadi lebih menantang dalam waktu tanggap dan dalam menemukan dan menyelamatkan korban bencana. Melihat kenyataan tersebut, perlu dikembangkan cara-cara yang lebih efisien dan efektif untuk menemukan dan menyelamatkan korban. Penggunaan Quadcopter dapat mengatasi masalah tersebut. Sayangnya Quadcopter masih dikendalikan secara konvensional dengan remote dan untuk selanjutnya harus berada di tanah statis setiap kali lepas landas atau mendarat. Studi ini melaporkan bahwa Quadcopter dilengkapi dengan sistem lepas landas dan mendarat otonom yang dinamis. Dengan demikian dapat memanfaatkan kendaraan SAR taktis atau platform seluler lainnya. Menggunakan pendekatan deteksi objek, sistem navigasi berbasis gambar di Quadcopter atau disebut visual servoing adalah penggunaan visi mesin sebagai kontrol posisi loop tertutup untuk gerakan. Gambar dapat dideteksi menggunakan YOLO v3 Real Time Object Detector, dan melacaknya dengan memperkirakan gerakan objek dalam bingkai video yang berurutan. Menggunakan rekonstruksi 3D, jarak dan posisi target yang ditentukan dan Quadcopter dapat ditentukan. Kemudian estimasi posisi relatif objek tersebut digunakan sebagai input untuk sistem kontrol pada Quadcopter menggunakan kontroler PID. Controller menginstruksikan Quadcopter untuk mendekati target, sedangkan image processing memeriksa posisi relatif antara keduanya. Jika posisi memenuhi parameter pendaratan minimum, maka pengontrol memerintahkan pendaratan. Sementara untuk lepas landas kami menerapkan kontrol untuk menjaga keseimbangan dan kekuatan yang cukup untuk memperlambat

SAR (Search and Rescue) is an interesting topic discussed around the world because of its urgency to save human lives. The recent natural disaster in Palu, Central Sulawesi Indonesia demonstrated a lack of mobility which could cause problems for SAR teams to reach victims in remote areas. An inconvenient job for the SAR team becomes more challenging in response time and in finding and rescuing disaster victims. Seeing this reality, it is necessary to develop more efficient and effective ways to find and save victims. The use of Quadcopter can solve this problem. Unfortunately the Quadcopter is still conventionally controlled by remote and henceforth must be on static ground every time it takes off or lands. The study reports that the Quadcopter is equipped with a dynamic autonomous take-off and landing system. Thus can take advantage of tactical SAR vehicles or other mobile platforms. Using object detection approach, image based navigation system in Quadcopter or called visual servoing is the use of machine vision as closed loop position control for movement. Images can be detected using the YOLO v3 Real Time Object Detector, and track them by estimating the motion of objects in successive video frames. Using 3D reconstruction, the distance and position of the specified target and the Quadcopter can be determined. Then the estimated relative position of the object is used as input for the control system on the Quadcopter using a PID controller. The controller instructs the Quadcopter to approach the target, while image processing checks the relative position between the two. If the position meets the minimum landing parameters, then the controller orders a landing. While for takeoff we apply controls to maintain balance and enough force to slow down"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afga Rolas Geraldo
"Hingga saat ini sumber bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 79/2014 menetapkan rencana peran energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 paling sedikit 23%. Dengan memanfaatkan luas area atap yang tersedia pada gedung produksi II PT. ON, dapat dibangun suatu sistem pembangkit energi listrik berbasis energi terbarukan (surya) menggunakan kombinasi dari modul surya dan sistem baterai untuk memenuhi kebutuhan beban dari PT. ON. Penggunaan modul surya dan sistem baterai sebagai komponen akan membutuhkan biaya investasi yang cukup besar. Pada studi ini, dilakukan simulasi sistem PLTS 185 kWp pada PT. ON dengan perangkat lunak Homer Pro. Hasil studi menunjukkan bahwa sistem PLTS yang dirancang memiliki nilai rasio kinerja 80.87% dan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 259.1 MWh/tahun atau 11.91% lebih tinggi dibandingkan dengan total konsumsi energi listrik tahunan PT. ON.

Until now, the primary source of fuel for power generation in Indonesia is still dominated by fossil fuels. Meanwhile, under Government Regulation No. 79/2014, the plan for the role of new and renewable energy by 2025 is set at a minimum of 23%. By utilizing the available roof area of Production Building II at PT. ON, a renewable energy-based (solar) power generation system can be built using a combination of solar modules and battery systems to meet the load needed by PT. ON. The use of solar modules and battery systems as components will require significant investment costs. In this study, a simulation of a 185 kWp solar power system at PT. ON was conducted using Homer Pro software. The study results show that the designed solar power system has a performance ratio of 80.87% and can generate 259.1 MWh/year of electricity or 11.91% higher than PT. ON's total annual electricity consumption."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billie Pratama
"ABSTARCT
Dewasa ini UAV atau Unmanned Aerial Vechicles telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan UAV yang telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, seperti militer, industry, pendidikan, dll. Pada dasarnya, UAV memiliki berbagai jenis dan yang cukup terkenal adalah multirotor. Dalam penelitian ini, multirotor yang digunakan adalah multirotor yang memiliki empat buah motor atau yang biasa disebut quadrotor. Tantangan terbesar dalam melakukan pengembangan terhadap sistem quadrotor adalah pembuatan algoritma pengendali bagi quadrotor. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dari algoritma pengendali, maka suatu simulasi digunakan untuk mensimulasikan algoritma pengendali. Beberapa simulasi yang biasa digunakan, seperti MATLAB hanya dapat mensimulasikan persamaan matematis dari quadrotor. Sedangkan simulasi yang digunakan harus dapat merepresentasikan dinamika model dari quadrotor, menerapkan hukum fisika, serta memvisualisasikan wahana secara tiga dimensi. Untuk itu penulis menggunakan simulator Gazebo. Lalu perangkat lunak tambahan bernama ROS Robot Operating System digunakan untuk menerapkan persamaan matematis quadrotor serta algoritma pengendali yang digunakan. Dalam penelitian ini, digunakan library MAVROS pada ROS untuk mengakses sensor serta menggerakan actuator quadrotor. Berbagai mekanisme penerbangan yang akan diuji adalah perhitungan kecepatan dan akselerasi maksimum, kendali trayektori, serta pergerakan dengan velocity profile. Berdasarkan pengujian tersebut, Gazebo dan ROS dapat digunakan untuk memodelkan dan mensimulasikan quadrotor dengan baik. Selain itu, didapatinya pula hasil percobaan untuk berbagai mekanisme penerbangan.

ABSTARCT
Nowadays UAV or Unmanned Aerial Vechicles has been progressing very rapidly. This is because the UAV has been applied in various fields, such as military, industry, education, etc. Basically, UAVs have various types and the most famous one is multirotor. In this study, multirotor used has four motors or commonly called quadrotor. The biggest challenge in developing the quadrotor system is the design of a controller algorithm for quadrotor. To reduce the likelihood of error occurring from the control algorithm, a simulation is used to simulate the control algorithm. Some commonly used simulations, such as MATLAB can only simulate the mathematical equations of quadrotor. While the simulation used should be able to represent the dynamics of the model of the quadrotor, apply the laws of physics, and visualize the vehicle in three dimensions. Therefore, author uses Gazebo simulator. Then additional software called ROS Robot Operating System is used to apply quadrotor mathematical equations and control algorithms. In this study, MAVROS package in ROS is used to access the sensor and move the actuator of the quadrotor. The various flight mechanisms to be tested are the calculation of speed and maximum acceleration, control of the trajectory, as well as movement with velocity profile. Based on these tests, Gazebo and ROS can be used to model and simulate quadrotor well. In addition, the proposed method is evaluated through experiments for various flight mechanisms.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Pratama Lianto
"Pelacakan target yang dilakukan pada quadcopter membutuhkan sensor untuk mendeteksi keberadaan target. Pada ketinggian yang tepat, kamera dapat mengambil banyak informasi mengenai lingkungan. Informasi-informasi yang didapatkan membuat kamera menjadi sensor yang baik dalam pelacakan menggunakan quadcopter. Target pada lingkungan mungkin memiliki ukuran dan orientasi berubah-ubah, maka pengolahan citra yang dapat mengatasi masalah ukuran dan orientasi objek menjadi solusinya. SURF dan CAMShift adalah metode pengolahan citra yang digunakan untuk mendeteksi target dan melacak target tanpa terpengaruh ukuran dan orientasi objek. Keluaran dari pengolahan citra menjadi input bagi pergerakan quadcopter. Pengendali Pergerakan quadcopter dapat dilihat dengan simulasi dalam Gazebo.

Target tracking used on quadcopter need sensor to detect the existence of target. At the right height, camera can take a lot of information about the surrounding environment. The information obtained make camera a good sensor in tracking using quadcopter. Target in the surrounding environment may have various size and orientation, that makes image processing with ability to overcome the size and orientation problem the solution. SURF and CAMShift are image processing method used to detect and track target without affected by object size and orientation. Output of image processing become input of movement control of quadcopter. Movement of quadcopter can be seen with simulation in Gazebo."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Anna Christina
"Dewasa ini manusia membutuhkan energi dalam setiap detiknya untuk mendukung semua aktivitas yang berhubungan dengan sumber energi listrik. Untuk menghindari terhentinya aktivitas tersebut, maka diperlukan cadangan energi. Selain itu, untuk memudahkan masyarakat dalam mengendalikan penggunaan perangkat listrik diperlukan suatu sistem yang mendukung kemudahan tersebut, dimana sistem tersebut dapat dikendalikan baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Maka dari itu Penulis merancang sistem dual energi dengan energi surya sebagai default dan PLN sebagai cadangan dalam penulisan Tugas Akhir ini. Dalam merancang sistem ini Penulis menggunakan energi surya yang disimulasikan dengan charger aki. Sedangkan, untuk mengendalikan beban listrik Penulis merancang dua mode aktivasi menggunakan saklar dan sms, dimana kedua mode aktivasi tersebut dapat terdeteksi keberhasilannya melalui informasi yang dikirimkan server ke telepon selular pengguna dalam bentuk sms.

To support all electric activity, human being need some energy nowadays. To avoid the activity stuck, we need energy back up. Moreover, we need a system to make people use the electricity easier, where the system itself can be controlled either from long or short distance. Therefore, the writer has designed dual energy system using photovoltaic as a default and PLN as the back-up plan in writing this final paper. The writer used accumulator charger to replace the photovoltaic. Then to control electric load, the writer has designed two activation mode with the switch and sms, where the report of the two activation mode could be detected by server information that sent to cellular phone by sms."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>