Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahnaf Tsany Abdul
"Penerangan dalam sebuah bangunan dapat memberikan kenyamanan terutama pada kenyamanan indra penglihatan, sistem penerangan yang baik dapat mengantisipasi beberapa masalah salah satunya masalah kesehatan dan produktivitas dalam ruangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit sistem pencahayaan pada gedung kantor PT. Swijetty dan memberikan langkah mitigasi untuk sistem pencahayaan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran kuat pencahayaan pada sampel gedung dan melakukan simulasi penggantian lampu tanpa mengubah titik lampu menggunakan perangkat lunak DIALux evo. Hasil audit pengukuran menunjukkan kuat pencahayaan memiliki rentang persentase kesesuaian terhadap standar sebesar 25,6% sampai dengan 180,7 %. Penggantian lampu hanya dilakukan pada ruangan dengan kuat pencahayaan yang berada dibawah standar atau berada diatas 120% dari standar SNI 03-6575-2001. Penggantian ruangan dilakukan tanpa mengubah titik lampu dikarenakan tujuan dari penggantian lampu adalah melakukan penghematan dari sektor pencahayaan. Hasil analisis iluminasi cahaya pada penggantian lampu menunjukkan persentase kesesuaian terhadap standar berada pada rentang 101,2% sampai dengan 115,7%. Hasil analisis konsumsi energi dengan dilakukannya penggantian lampu menunjukkan penurunan konsumsi energi dalam setahun sebesar 3.526,094 kWh dari 17.230,619 kWh menjadi 13.704,066 kWh per tahun. Hasil analisis biaya, menunjukkan biaya instalasi lampu pengganti sebesar Rp47.807.000, sedangkan biaya operasional mengalami penurunan sebesar Rp 5.094.811,15 per tahun dari Rp24.893.075,3 menjadi Rp19.798.264,2. Mitigasi untuk mengurangi konsumsi energi dengan biaya yang lebih sedikit dapat dilakukan dengan melakukan penggantian lampu pada tahun pertama.

Lighting in a building can provide comfort, especially on the comfort of the sense of sight; a good lighting system can anticipate several problems, one of which is health and productivity problems in the room. This study aims to audit the lighting system in the office building of PT. Swijetty and provide mitigation measures for lighting systems. This research was conducted by measuring the lighting level on the building sample and simulating lamp replacement without changing the lamp point using the DIALux Evo software. The results of the measurement audit show that the lighting intensity ranges from 25.6% to 180.7%. Lamp replacement is only carried out in rooms with strong lighting below the standard or above 120% of the SNI 03-6575-2001 standard. The replacement of the room is done without changing the light point because the purpose of replacing the lamp is to save on the lighting sector. The analysis of light illumination on lamp replacement showed that the percentage of conformity to the standard was in the range of 101.2% to 115.7%. The results of energy consumption analysis by replacing lamps show a decrease in energy consumption in a year by 3,526.094 kWh from 17,230,619 kWh to 13,704,066 kWh per year. The cost analysis results showed that the replacement lamp installation cost was Rp. 47,807,000, while the operational cost decreased by Rp. 5,094,811.15 per year from Rp. 24,893,075.3 to Rp. 19,798,264.2. Mitigation to reduce energy consumption at a lower cost can be done by replacing the lamps in the first year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Andri Pangestu
"Tingkat pencahayaan yang baik dapat berimplikasi pada peningkatan produktivitas dalam melakukan pekerjaan dalam ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan audit sistem pencahayaan pada gedung kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Dairi, Sumatera Utara dan melakukan penggantian sumber pencahayaan. Hasil audit menunjukkan 100% ruangan pada kantor belum memenuhi standar pencahayaan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu SNI 03-6575-2001, dengan persentase kesesuaian tingkat pencahayaan hanya sebesar 29,11% untuk pengukuran cahaya alami dan buatan, serta 11,18% untuk pengukuran cahaya buatan saja. Skenario penggantian lampu terdiri dari dua jenis. Pada skenario pertama dilakukan penggantian tanpa mengubah jumlah titik lampu aktual dengan jumlah lampu pengganti total sebanyak 26 lampu. Pada skenario kedua, dilakukan penggantian dengan mengubah jumlah titik lampu dengan penambahan hingga 6 titik per ruangan. Lampu pengganti yang digunakan pada kedua skenario adalah lampu hemat energi jenis LED merek Philips dengan fluks cahaya yang bersesuaian dengan hasil perhitungan matematis. Hasil analisis iluminasi cahaya menunjukkan penggantian lampu tiap skenario dapat memperbaiki tingkat pencahayaan setiap ruangan dengan rata-rata persentase kesesuaian dengan standar masing-masing sebesar 112,29 dan 118,06%. Penggunaan lampu hemat energi jenis LED pada kedua skenario dapat meningkatkan efikasi cahaya setiap ruangan rata-rata sebesar 139,95 dan 88,43%. Hasil analisis energi menunjukkan peningkatan konsumsi energi listrik per hari dari lampu masing-masing sebesar 3,874 dan 6,936 kWh dari kondisi aktual 4,328 kWh. Hasil analisis biaya, menunjukkan kenaikan biaya instalasi lampu masing-masing skenario sebesar Rp64.617.146,36 dan Rp13.950.031,57 dan kenaikan biaya operasional sebesar Rp1.119.498,03 dan Rp2.005.243,60 per tahun.

Good lighting levels can have implications for increasing productivity in doing indoor work. This study aims to audit the lighting system in the office building of the National Unity and Politics Agency of Dairi Regency, North Sumatra and replace lighting sources. The audit results show that 100% of the rooms in the office do not meet the lighting standards used in this study, namely SNI 03-6575-2001, with the percentage of appropriate lighting levels of only 29.11% for natural and artificial light measurements, and 11.18% for artificial light measurement only. There are two types of lamp replacement scenarios. In the first scenario, replacement is carried out without changing the actual number of lamp points with a total of 26 lamps. In the second scenario, replacement is done by changing the number of light points by adding up to 6 points per room. The replacement lamps used in both scenarios are Philips LED energy-saving lamps with luminous fluxes that correspond to the results of mathematical calculations. The results of the analysis of light illumination show that replacing lamps in each scenario can improve the lighting level of each room with an average percentage of conformity with standards of 112.29 and 118.06%, respectively. The use of LED energy-saving lamps in both scenarios can increase the light efficacy of each room by an average of 139.95 and 88.43%, respectively. The results of the energy analysis show an increase in the consumption of electrical energy per day from lamps by 3.874 and 6.936 kWh, respectively, from the actual condition of 4.328 kWh. The results of the cost analysis showed an increase in the cost of installing lamps for each scenario of Rp64,617,146.36 and Rp13,950,031.57 and an increase in operating costs of Rp1,119,498.03 and Rp2,005,243.60 per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Baskoro
"Pengaturan pencahayaan yang baik akan memberikan kenyamanan pada saat melakukan aktivitas dan akan meningkatkan produktivitas. Penelitian ini melakukan audit sistem pencahayaan internal pada ruang kelas di Gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Dari hasil audit yang dilakukan pada siang hari, semua ruang kelas pada Gedung S FTUI telah memenuhi standar SNI 03-6575-2001. Namun, terdapat beberapa kelas yang memiliki persebaran cahaya yang buruk sehingga beberapa area bidang kerja pada tidak mendapatkan cahaya yang memenuhi standar. Pergantian sistem pencahayaan dengan tujuan untuk mendapat persebaran cahaya yang lebih baik dan merancang sistem pencahayaan yang lebih hemat energi. Desain dilakukan dengan tiga skenario. Skenario 1 dilakukan dengan mengganti lampu tanpa merubah titik lampu. Skenario 2 dilakukan dengan mengganti lampu dan merubah titik lampu. Skenario 3 menargetkan penambahan lampu dan titik lampu hanya pada ruangan yang memiliki masalah penyebaran cahaya dari hasil pengukuran. Ketiga skenario tersebut disimulasikan dengan kondisi malam hari dan siang hari. Hasil dari analisis desain pergantian menunjukkan bahwa persebaran cahaya pada skenario 2 adalah yang terbaik dari ketiga skenario tersebut dengan penghematan konsumsi energi sebesar 97,33 kWh dan penghematan biaya sebesar Rp9.745.493.

Lighting is one important aspect in human’s life. A good lighting system can provide convenience of sight on daily activities which, furthermore, can affect productivity. This research evaluates the lighting system in classrooms at S building of University of Indonesia. The result finds that every classroom has meet the lighting standards of SNI 03-6575-2001. However, some classroom has a problem in the light distribution across the room that cause certain area does not get enough lighting based on the standards. Three replacement scenarios are done to solve the problem and to make a system with lower energy consumptions. Scenario 1 is done by replacing all the lamp with new LED lamps. Scenario 2 is done by replacing all the lamp with the addition of changing the lights point of the room. Scenario 3 is done by adding lights only in the class that has problem with the light distribution. The study from the simulation shows that implementation of scenario 2 has successfully reduced the energy consumption by 97.33 kWh and reduced the cost by Rp9,745,493."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ngurah Wisnu Yoga Swara
"Tingkat pencahayaan yang baik dapat berimplikasi pada peningkatan produktivitas dalam melakukan pekerjaan dalam ruangan. Pencahayaan yang baik juga dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan indra mata agar bekerja secara optimal. Pencahayaan pada ruangan sendiri dapat didapatkan baik secara alami maupun buatan. Utilisasi cahaya buatan diperlukan saat cahaya alami tidak dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan pada ruangan yang sedang digunakan untuk beraktivitas secara optimal. Sistem pencahayaan dalam ruangan yang optimal perlu memiliki desain yang memberikan intensitas cahaya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada skripsi ini penulis bertujuan untuk melakukan audit terhadap sistem pencahayaan dalam Gedung GK pada fakultas teknik Universitas Indonesia serta kelayakan sistem pencahayaan tersebut terhadap standar yang berlaku, yaitu SNI 03-6575-2001 demi memastikan segala macam kegiatan belajar mengajar yang terjadi dalam ruangan kelas di gedung GK dapat berjalan secara optimal. Hasil audit yang didapat adalah ruang kelas smartclassroom sudah sesuai standar bahkan melebihi SNI-03-6575- 2001 sedangkan ruang latihan komputer tidak ada yang memenuhi standar SNI-03-6575- 2001. Maka dilakukan mitigasi untuk memperbaiki sistem pencahayaan pada ruang kelas tersebut dengan tiga skenario, pada skenario 1 mengganti jenis lampu tanpa adanya perubahan titik lampu, skenario 2 mengganti jenis lampu dan disertakan perubahan titik lampu dan juga skenario 3 hanya dilakukan penggantian jenis lampu pada ruang kelas yang tidak memenuhi standar saja. Direkomendasikan dari penelitian ini untuk menggunakan skenario 3 setelah memperhitungkan segi teknis dan ekonomi.

Good lighting levels can have implications for increasing productivity in doing indoor work. Good lighting can also have a positive impact on eye health so that it works optimally. Lighting in the room itself can be obtained both naturally and artificially. Utilization of artificial light is needed when natural light cannot meet the lighting needs of the room that is being used for optimal activities. The optimal indoor lighting system needs to have a design that provides light intensity in accordance with applicable regulations. In this thesis the author aims to conduct an audit of the lighting system in the GK Building at the Faculty of Engineering, University of Indonesia and the feasibility of the lighting system against applicable standards, namely SNI 03-6575-2001 in order to ensure all kinds of teaching and learning activities that occur in classrooms in the building. GK can run optimally. The results of the audit obtained are that the smart classroom is in accordance with the standard and even exceeds SNI-03-6575-2001 while the computer training room does not meet the standard of SNI-03-6575-2001. Therefore, mitigation is carried out to improve the lighting system in the classroom with three scenarios, in scenario 1 changing the type of lamp without changing the lamp point, scenario 2 changing the type of lamp and changing the lamp point included and also scenario 3 where only the type of lamp is replaced in the classroom that does not meet the standards. It is recommended from this study to use scenario 3 after taking into account the technical and economic aspects.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Fachri
"Keberadaan sumber cahaya yang sesuai adalah salah satu faktor terpenting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar yang nyaman di ruang kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengaudit sistem pencahayaan eksisting pada ruang kelas gedung EC FTUI, kemudian dilakukan penggantian lampu eksisting dengan lampu LED yang dapat memenuhi kebutuhan standar pencahayaan pada ruang kelas, sesuai pada SNI 03-6575-2001 yaitu 250 lux. Berdasarkan hasil pengukuran, dapat diketahui bahwa pencahayaan alami dan buatan sudah memenuhi standar pencahayaan dengan kesesuaian 334,66%. Akan tetapi, pencahayaan dari sumber buatan saja masih belum memenuhi standar pencahayaan, di mana kesesuaian pencahayaan buatan dengan standar adalah 56,7%. Penggantian lampu akan dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama adalah skenario penggantian lampu tanpa mengubah titik lampu aktual, sedangkan skenario kedua adalah skenario penggantian lampu bersamaan dengan pengubahan titik lampu yang disesuaikan dengan dimensi ruangan. Hasil analisis menunjukkan rata-rata pencahayaan lampu pengganti skenario 1 sebesar 298,5 lux dan skenario 2 sebesar 309,4 lux. Penggantian lampu kedua skenario juga berdampak kepada konsumsi energi listrik per hari masing-masing sebesar 10,4192 kWh dan 10,8384 kWh. Berdasarkan analisis biaya, biaya penggantian lampu yang dibutuhkan pada skenario 1 dan skenario 2 masing-masing sebesar Rp60.953.114,08 dan Rp58.231.375,92. Selain itu, biaya operasional lampu penggantian skenario 1 dan skenario 2 masing-masing sebesar Rp2.408.416,03 dan Rp2.505.312,06 setiap tahunnya.

The existence of an appropriate light source is one of the most important factors in supporting comfortable teaching and learning activities in the classroom. This study aims to audit the existing lighting system in the classrooms of the EC FTUI building, then replace the existing lamps with LED lamps that can meet the needs of lighting standards in classrooms, according to the SNI 03-6575-2001, which is 250 lux. Based on the measurement results, it can be seen that natural and artificial lighting has met the lighting standards with 334.66% suitability. However, lighting from artificial sources alone still does not meet lighting standards, where the suitability of artificial lighting with standards is 56,7%. Lamp replacement will be carried out in two scenarios. The first scenario is a lamp replacement scenario without changing the actual lamp point, while the second scenario is a lamp replacement scenario along with changing the lamp point according to the dimensions of the room. The results of the analysis show that the average replacement lamp lighting for scenario 1 is 298.5 lux and scenario 2 is 309.4 lux. The replacement of lamps in both scenarios also has an impact on electricity consumption per day by 10.4192 kWh and 10.8384 kWh, respectively. Based on the cost analysis, the cost of replacing the lamps required in scenario 1 and scenario 2 is Rp60,953,114.08 and Rp58,231,375.92, respectively. In addition, the operational costs for replacement lamps in scenario 1 and scenario 2 are Rp2,408,416.03 and Rp2,505,312.06, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Kumala Dewi
"

Situasi Pandemi Covid-19 yang sudah mulai terkendali membuat banyak perkantoran mulai menerapkan sistem kerja Work From Office (WFO) kembali. Penerapan sistem kerja WFO tentu meningkatkan tingkat konsumsi energi listrik pada wilayah perkantoran. Tingkat konsumsi energi listrik di suatu gedung bergantung pada luas bangunan serta peralatan elektronik yang digunakan di gedung tersebut. Penggunaan energi listrik yang berlebihan mengakibatkan pemborosan energi listrik yang dapat berpotensi terjadinya pembengkakan tagihan listrik sehingga diperlukan metode konservasi energi yang salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan analisis audit energi dengan Intensitas Konsumsi Energi (IKE) sebagai parameter untuk menentukan boros atau tidaknya konsumsi energi di sebuah bangunan. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park tergolong gedung yang memiliki tingkat konsumsi energi efisien dilihat dari nilai IKE yang memenuhi standar yang berlaku. Namun, terdeteksi adanya pemborosan penggunaan energi listrik dan distorsi harmonik yang cukup menggangu dalam memenuhi kebutuhan penerangan pada Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park sehingga diperlukan upaya penghematan energi. Kawasan Perkantoran INDY Bintaro Office Park telah menerapkan peluang hemat energi dengan pemasangan panel surya untuk membantu memasok kebutuhan energi listrik, pemasangan kapasitor bank untuk memelihara kualitas daya, dan pemasangan sensor gerak yag terintegrasi dengan lampu pada beberapa ruangan.


The end of the pandemic of Covid-19 is in sight along with most companies in Indonesia started to adjust their work system to be fully WFO (Work From Office) which enables the raising of electricity bills in office area. Electricity consumption in a building depends on its area and various electronic appliance used. Excessive electricity consumption will cause a significant increase in electricity bills. Energy conservation is needed as an act of electricity saving and an energy audit is the first step to start a good energy management. Energy utilization index (EUI) is a parameter that specify whether a building is categorized as efficient or not in consuming the electricity. INDY Bintaro Office Park is categorized as an efficient building with an energy utilization index met the applicable standards. However, excessive electricity consumption and a significant harmonic distortion are detected on lighting substation. INDY Bintaro Office Park already implemented some energy conservation actions such as generating solar cells to fulfill its electricity needs, installing capacitor bank to maintain power quality, and integrating motion sensor on the lamp installed in several rooms.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cetra Palupi Rengganis
"Energi listrik sangat penting dalam aktifitas di gedung perkantoran, hal ini sangat menunjang dalam operasional di gedung perkantoran. Peralatan seperti pengkondisian udara merupakan peralatan yang banyak mengkonsumsi energi listrik. Hampir sekitar 57% penggunaan energi listrik digunakan untuk sistem pengkondisian udara. Hal ini merupakan suatu pemborosan energi jika tidak mempergunakan sistem dengan baik dan efisien. Untuk menanggulangi masalah tersebut dilakukan efisiensi energi. Salah satu metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi adalah konservasi energi. Konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan atau proses penghematan energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung intensitas konsumsi energi suatu gedung atau bangunan.
Berdasarkan audit awal terlihat bahwa pemakaian energi listrik lebih besar dipergunakan untuk sistem tata udara (57%) dan sistem pencahayaaan (13%). Berdasarkan hasil audit energi rinci, diperoleh harga IKE untuk system pencahayaan adalah masih lebih besar dari standard yaitu sebesar 15 Watt/m². Peluang Hemat Energi (PHE) pada audit energi di sistem tata udara yaitu dengan cara pembersihan pada unit AHU yaitu meliputi pembersihan saringan udara (filter), sudut kipas, sirip (fin) evaporator dan kisi keluaran (grill) pada unit-unit AHU. Peluang Hemat Energi (PHE) yang kedua adalah dengan Mengatur (setup) temperatur air keluar (Leaving Chilled Water Temperature = LCWT) pada chiller.

The electricity is very important element to support all activities in office building. The equipments like air condition (AC) needs more electricity to be operated. There is almost 57% of elecricity is used to support this system (air condition). This percentage desribes that air condition system is an equipment that needs more electricity in the office and its become inefficiency in using electricity. To take an overcome for this problem, we need to do efficiency in using energy. One of the method that now used to efficient the energy is called 'energy conservation'. Generally, this method is used to saving the energy. There is one thing that must be done in this activity, which is 'energy audit'.
In this process, audit energy is one of method to calculate Intensity Consume Energy (IKE) at on particular building. The first preliminary audit shown that more energy, which is 57% is used to operate the air condition (AC) system and 13% is used to operate the lighting system. Based on details audit, IKE for lighting system is still higher/bigger from the maximum standard, which is 15 Watt/m². The opportunity of saving energy on audit energy in air condition system is done by cleaning up the AHU unit that consist of: cleaning up the filter, the propeller corner, fin, the evaporator and the grill in AHU units. The second Conservation Opportunity of Energy (COE) to saving the energy is done by set up the Leaving Chilled Water Temperature (LCWT).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50957
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Juan Petrus
"Iluminasi cahaya atau tingkat pencahayaan pada suatu ruangan merupakan salah satu hal yang penting untuk mendukung manusia melakukan aktivitasnya. Iluminasi cahaya yang baik dapat mempermudah penglihatan manusia untuk melihat objek pada ruangan dan menjaga kesehatan mata manusia. Skripsi ini membahas tentang evaluasi sistem pencahayaan ruangan gedung Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Universitas Indonesia. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan hasil pengukuran kuantitatif melalui alat ukur lux meter. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai iluminasi cahaya aktual pada ruangan gedung Pusgiwa. Pengukuran yang dilakukan mengikuti standar SNI 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi iluminasi cahaya, densitas cahaya, efikasi cahaya, dan konsumsi energi listrik sistem pencahayaan pada ruangan. Evaluasi terhadap densitas cahaya pada ruangan bertujuan untuk menilai penggunaan daya lampu untuk ruangan yang digunakan sehingga daya yang digunakan tidak berlebihan. Evaluasi terhadap efikasi cahaya bertujuan untuk menilai seberapa efisien sistem pencahayaan yang digunakan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan data aktual pengukuran dengan nilai standar yang berlaku pada SNI 6197:2020. Apabila nilai iluminasi cahaya hasil pengukuran belum memenuhi standar, maka sistem pencahayaan baru dirancang untuk memenuhi nilai standar iluminasi cahaya. Perancangan sistem pencahayaan baru dilakukan dengan simulasi melalui perangkat lunak DIALux Evo.

Lighting illumination or lighting level in a room is one important aspect to support humans' activities. Good lighting can support humans' sight to see objects in a room and maintain human's eyes health. This research discusses the evaluation of lighting system on rooms at Pusgiwa (Pusat Kegiatan Mahasiswa), Universitas Indonesia. The evaluation was done through quantitative measurement with a lux meter instrument. Measurements were done to obtain actual scores of lighting illumination on rooms at Pusgiwa. The measurement followed SNI standard no. 7062:2019/Ralat1:2020. Evaluations done included lighting illumination evaluation, lighting density, lighting efficacy, and the electrical energy consumption of the lighting system on rooms. Evaluation of lighting density on rooms was aimed to assess usage of lamps which were used on rooms used so that power usage was not excessive. Evaluation of light efficacy was aimed to assess how efficient the lighting system used is. Evaluation was done by comparing actual data of measurements with standardized scores according to SNI 6197:2020. If the measured lighting illumination values ​​do not meet the standard, then a new lighting system is designed to meet the standard light illumination values. The design of a new lighting system was done using simulation through DIALux Evo software.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zakky
"Gymnasium Universitas Indonesia merupakan sarana olahraga yang sering digunakan mahasiswa untuk melakukan latihan rutin dan pertandingan. Namun, hingga saat ini belum diketahui Gymnasium Universitas Indonesia sudah mencapai standar pencahayaan olahraga sehingga muncul lah ide untuk mengevaluasi kuat pencahayaan pada bangunan tersebut. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi sistem dan pengukuran kuat cahaya secara langsung. Hasil pengukuran tersebut diolah dan dari hasil analisis teridentifikasi bahwa kuat penerangan Gymnasium Universitas Indonesia jauh di bawah nilai standar BS EN 12193:2007 class III 300 lux yaitu untuk bulutangkis A,B, dan C berturut-turut adalah 130,8 lux, 134,68 lux, dan 117,24 lux untuk lapangan voli A dan B 122,625 lux dan 114,925 lux, dan lapangan basket 152,5066667 lux.
Setelah melakukan perancangan dengan mengganti jenis lampu dan luminairnya menjadi GentleSpace gen2 BY471P ECO250S/840 PSD WB GC SI dan membuat grup lampu sesuai dengan jenis lapangan diperoleh nilai kuat penerangan lapangan yang sesuai dengan yaitu 300 lux kuat pencahayaan pada masing-masing lapangan meningkat dari lapangan bulutangkis A,B,dan C 341 lux, 343 lux, dan 343 lux lalu untuk lapangan voli A 313 lux dan voli B 316 lux dan lapangan basket dengan memanfaatkan 14 buah lampu menjadi 414 lux. Lapangan basket mampu memanfaatkan 10 buah lampu dengan tetap menjaga nilai kuat pencahayaannya yaitu 302 lux sehingga dapat menghemat konsumsi energi listrik.

The University of Indonesia Gymnasium is a sporting facility used for routine and matching exercises. However, until now unknown Gymnasium University of Indonesia has reached the standard of sports education is indispensable for the building. This study was conducted using strong systems and measurements directly. The results of the measurements were processed and from the results identified that the strong lighting of the University of Indonesia Gymnasium was far below the standard value of BS EN 12193 2007 class III 300 lux ie for badminton A, B, and C were 130.8 lux, 134.68 lux, and 117.24 lux for volleyball field A and B 122,625 lux and 114,925 lux, and basketball field 152,5066667 lux.
After designing the lamps and luminaires into GentleSpace gen2 BY471P ECO250S 840 PSD WB GC SI and create a group of lights in accordance with the type of field obtained strong field lighting ratings corresponding to 300 lux strong lit on each field up from badminton field A, B and 341 lux, 343 lux and 343 lux for A 313 lux volleyball and B 316 lux volleyball and basketball court with 14 lamps to 414 lux. Basketball field is able to take advantage of 10 lights with a strong stay. The weight of the lighting is 302 lux.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Silvia
"Berlimpahnya cahaya matahari juga dapat membantu penghematan energi untuk pencahayaan pada bangunan kantor. Namun, cahaya matahari yang berlebih menimbulkan silau dan panas terutama pada area di dekat jendela. Fasad kaca pada bangunan kantor mempengaruhi intensitas pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan sehingga digunakan shading untuk mengatur pencahayaan. Namun, shading yang digunakan saat ini bersifat statis dalam bentuk horizontal, vertikal, maupun egg crate sehingga distribusi cahaya tidak merata. Dengan demikian, penggunaan dynamic shading perlu dieksplorasi karena kemampuannya dalam mengontrol cahaya dan mengurangi konsumsi energi pencahayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan jenis shading melalui konfigurasi dynamic shading untuk meningkatkan kualitas pencahayaan alami sehingga menurunkan konsumsi energi untuk pencahayaan. Penelitian terdiri atas lima tahap yang diawali dengan observasi lapangan pada tujuh bangunan kantor yang dipilih. Kemudian dilanjutkan dengan pra simulasi dan perhitungan OTTV untuk memilih satu bangunan kantor yang paling tepat untuk dipasang dynamic shading. Tahap berikutnya adalah simulasi eksisting dan modifikasi shading horizontal, vertikal, dan egg crate yang masing – masing memiliki konfigurasi fasad berbeda karena jenis rotasi yang berbeda pada fasad. Tahap selanjutnya yaitu pengukuran pencahayaan alami di bangunan terpilih dan tahap terakhir yaitu eksperimen. Lebar kisi – kisi dynamic shading, jarak dynamic shading ke kaca serta ukuran perforated aluminium adalah parameter penelitian. Hasil yang paling optimal untuk mencapai uniformity minimal 0,5 adalah dynamic shading egg crate dengan model 2 untuk pagi hari, model 1 untuk siang hari, dan model 3 untuk digunakan pada sore hari.

The quantity of sunlight can also assist save electricity for office lighting. Excessive sunshine, on the other hand, generates glare and heat, particularly in places near windows. Because glass facades in office buildings modify the intensity of natural light entering the space, shading is used to control illumination. However, the shading currently used is static in the form of horizontal, vertical, or egg crates so that the light distribution is uneven. Thus, the use of dynamic shading needs to be explored because of its ability to control light and reduce lighting energy consumption. This study aims to develop types of shading through dynamic shading configurations to improve the quality of natural lighting thereby reducing energy consumption for lighting. The research consisted of five stages beginning with field observations in the seven selected office buildings. Then proceed with the pre-simulation and OTTV calculations to choose the most appropriate office building to install dynamic shading. The following stage involves the existing simulation and modification of the horizontal, vertical, and egg crate shading, each of which has a different facade configuration due to a different sort of facade rotation. The following stage is to measure natural illumination in selected buildings, followed by experiment of the best dynamic shading configuration. The research parameters are the width of the dynamic shading grating, the distance between the dynamic shading and the glass, and the size of the perforated aluminum. The dynamic shading of egg crate with model 2 for the morning, model 1 for the afternoon, and model 3 for use in the afternoon produces the best results for achieving uniformity of at least 0.5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>