Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Widari
"Korea Selatan pada tahun 1968 di bawah kepemimpinan Jenderal Park Chung-hee masih berada dalam bayang-bayang pemerintahan militer yang diktator. Penyair Korea Selatan bernama Shin Dong-yup menuliskan puisi prosais berjudul Sanmunsi 1 sebagai media  tidak langsung untuk mengkritisi pemerintahan. Ia menuliskannya dengan menggambarkan situasi sosial-politik yang berkebalikan dari situasi di Korea Selatan pada masa itu. Penelitian ini menganalisis puisi prosais berjudul Samunsi 1 karya Shin Dong-yup dengan menggunakan teori egalitarianisme dan kritik sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif analisis. Prosedur penelitian yang digunakan untuk menganalisis karya puisi prosais ini adalah pendekatan sosiologi sastra dengan teori strukturalisme genetik. Metode dan prosedur ini diikuti dengan data-data referensi untuk mengelaborasi kritik sosial yang terwujud melalui hadirnya paham egalitarianisme dalam puisi prosais yang memiliki keterkaitan sosial-histori Korea Selatan pada tahun 1968. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa puisi prosais Sanmunsi 1 adalah sebuah bentuk kritik terhadap Park Chung-hee dengan menggunakan penggambaran egalitarianisme yang hadir sebagai ironi atas realitas sosial Korea Selatan pada masa itu. 

In 1968, South Korean under Park Chunghee regime still live under dictatorship and military government. Shin Dong-yup, one of South Korean writer who is contrived a prose poetry entitled Sanmunsi 1 as a criticism platform by describing an ideal social-politic condition which contradictive with South Korea’s condition at that time. This research aim to analyzed prose poetry by require take of egalitarianism theory and social criticism theory. Methode that applied in this research is descriptive analysis. Procedure that applied for analyzing Shin Dong-yup’s Sanmunsi 1 prose poetry is sociology of literature with theeory of genetic structuralism. This methode and procedure are followed by data and variant reference to elaborate the emerge of egalitarianism which related to South Korea’s social-historical aspect in 1968 to prove the form of social criticism in it. Through this research it found that Sanmunsi 1 prose poetry is a form of social criticism to Park Chung-hee regime by emerging egalitarianism as an irony of South Korea reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Charina Pratenta Br
"Jurnal ini membahas mengenai makna kebebasan pada puisi karya Shin Dong Yup yang berjudul 껍데기는 가라 (Kkeobdegineun Gara, Wahai Kulit, Pergilah) yang dipublikasikan tahun 1967. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginterpretasikan makna kebebasan yang terkandung pada puisi tersebut melalui analisis simbol dan imaji. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa penjelasan secara deskriptif terhadap data penelitian berdasarkan studi pustaka. Dari data yang diperoleh, hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol dan imaji yang di tuangkan ke dalam puisi ini menyiratkan dengan kuat makna kebebasan hidup yang diinginkan oleh Shin Dong Yup sebagai representasi penggambaran peristiwa yang terjadi pada tahun 1960-an dan sebagai tanda kebangkitan kembali kesusastraan Korea setelah sebelumnya mengalami keterpurukan pada tahun 1950-an.

The focus of this study is the meaning of freedom in the poetry by Shin Dong Yup, entitled 껍데기는 가라 (Kkeobdegineun Gara, Skin, Go Away ) published in 1967. The purpose of this study is to interpret the meaning of freedom contained in the poetry mentioned above through the analysis of symbols and images. This study uses qualitative methods such as descriptive explanation of data research based on literature. From the data obtained, the results shows that the symbols and images contained in this poetry strongly implies the meaning of life and believes that freedom desired by Shin Dong Yup is a sign of the revival of Korean literature after crash in 1950."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Setiawati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas kritik sosial masyarakat Korea pada masa industrialisasi tahun 1970-an dalam puisi Hwasal karya Go-Eun. Dalam puisi ini, Go-Eun mengajak masyarakat Korea untuk ikut berjuang melawan pemerintahan diktator Park Chung-Hee. Sasaran utama pembaca puisi tersebut adalah masyarakat Korea. Jurnal ini juga menganalisis tentang bagaimana Go-Eun menggunakan kata-kata imperatif dan persuasif untuk mengajak, mendorong dan memberikan semangat kepada masyarakat Korea pada masa itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kritik-kritik sosial masyarakat Korea pada masa industrialisasi tahun 1970-an. Penelitian dilakukan melalui pendekatan stilistika dan kualitatif deskriptif dengan metode tinjauan kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat kritik untuk kinerja pemerintahan Park Chung-Hee yang tidak merata dan tidak adil untuk masyarakat golongan menengah dan kecil, dan kritik untuk masyarakat Korea yang seakan-akan tidak mau berusaha untuk memperjuangkan kebebasan dan hak-haknya.

ABSTRACT
This journal discusses the social criticism of Korean society during the industrialization in 1970s on the poetry entitled Hwasal by Go-Eun. In this poetry, Go-Eun invited Korean society to join the fight against the Government of dictator Park Chung-Hee, the main target readers of the poetry is the Korean society. This journal also analyzes about how Go-Eun using imperative and persuasive words to invite, encourage and emboldened to the Korean society at that time. The purpose of this research is to know the social criticism of Korean society during the industrialization in 1970s. Research conducted through a descriptive qualitative and stylistic approach method in library review. The result of the research is there is a criticism to the performance of the Government of Park Chung-Hee which was unfair to the middle and small communities, and the criticism for the Korean society that seems unwilling to attempt to fight for freedom and their rights.;"
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leressae
"Sebagai salah satu bentuk kesusastraan, puisi mengalami masa-masa keemasan di Cina. Puisi samar atau Menglongshi merupakan salah satu jenis puisi di Cina yang sulit diinterpretasikan maknanya dan muncul pada masa Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Bei Dao adalah salah satu penyair yang menulis puisi samar berjudul “Xuanyan (Deklarasi)” pada masa itu. Revolusi kebudayaan membuat Bei Dao dan para penyair puisi samar lainnya tidak bebas berekspresi sehingga harus menggunakan berbagai simbol untuk menyembunyikan makna sebenarnya dalam puisi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna situasi zaman yang terkandung di dalam puisi “Xuanyan (Deklarasi)” karya Bei Dao melalui simbol-simbol yang dituangkan ke dalam puisi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis puisi “Xuanyan (Deklarasi)” dan melakukan interpretasi untuk mendapatkan makna simbolik dari puisi ini. Penelitian ini mendapati hasil bahwa puisi “Xuanyan (Deklarasi)” memiliki makna simbolik tentang kritik dan penolakan Bei Dao terhadap segala propaganda dalam Revolusi Kebudayaan.

As a form of literature, poetry experienced golden times in China. Misty poetry or Menglongshi is a type of poetry in China that is difficult to interpret and emerged during the Cultural Revolution (1966-1976). Bei Dao was one of the poets who wrote the misty poem “Xuanyan (Declaration)” at that time. The cultural revolution made Bei Dao and other misty poets not free to express themselves, so they had to use various symbols to hide the true meaning in their poetry. This study aims to find out the meaning of the current situation contained in the poem "Xuanyan (Declaration)” by Bei Dao through the symbols that are poured into this poem. The research method used is descriptive qualitative, namely analyzing the poem "Xuanyan (Declaration)" and interpreting it to get the symbolic meaning of this poem. This study found that the poem "Xuanyan (Declaration)" has a symbolic meaning about Bei Dao's criticism and rejection of all propaganda in the Cultural Revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mustika Kusuma
"ABSTRAK
Artikel ini membahas kritik sosial yang terdapat dalam novel L rsquo;Ing nu yang ditulis oleh Voltaire dan dipublikasikan pada tahun 1767. Kritik sosial adalah tanggapan terhadap masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat yang disebabkan karena adanya ketidakselarasan terhadap norma dan nilai sosial yang berlaku. Kritik dapat disampaikan melalui dua bentuk, yaitu penyampaian secara langsung seperti sarkasme dan penyampaian secara tidak langsung dengan majas seperti metafora. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengungkapkan dan menjelaskan berbagai kritik sosial di Prancis abad ke-18 yang terdapat dalam novel L rsquo;Ing nu. Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis aspek struktural alur dan pengaluran, tokoh dan penokohan dan latar serta analisis teks dengan pendekatan sosiologi milik Wellek dan Warren 1993 . Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa L rsquo;Ing nu sarat akan kritik sosial yang mencakup kritik di bidang agama, sosial dan politik.

ABSTRACT
This article discusses the social criticism contained in the novel L rsquo Ing nu written by Voltaire and published on 1767. Social criticism is a response to social problems that occur within the society and disturbs the prevailing social norms and values. Criticism can be conveyed through two forms, directly such as sarcasm and indirectly by using metaphors. This study aims to reveal and explain various social criticisms in France during the 18th century that are written in the novel L rsquo Ing nu. The analyses done in this study includes the structural aspects of flow and channeling, figures and characterizations and also the literary and analyze text using sociological approach of Wellek and Warren 1993 . In this article, the author uses qualitative methods and literature study techniques. After the analysis is conducted, it can be concluded that social criticism in L rsquo Ing nu is found in the religious, social, and political sector."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Anindita
"Film CJ7 《长江七号》 adalah film bertemakan fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Stephen Chow. Film ini mengambil latar belakang Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang dan secara garis besar menceritakan hubungan ayah dan anak yang tengah berjuang hidup dalam kemiskinan. Baik ayah maupun anak, Zhou Tie dan Xiao Di kerap menerima perlakuan diskriminasi. Sebagai seorang ayah, Zhou Tie tetap menasehati Xiao Di agar tetap terus memiliki integritas dan bersikap baik meskipun memiliki keterbelakangan sosial. Di tengah-tengah kemelaratan, hadir seekor alien kecil bernama CJ7 yang serba bisa. Pada klimaks film, Zhou Tie meninggal akibat kecelakaan maut di pusat konstruksi. Peneliti mengumpulkan informasi dan penelitian terdahulu, serta melakukan analisis terhadap kritik sosial. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah melalui interaksi dengan tokoh-tokoh lain dan hilangnya tembok diskriminasi pada akhir film, film ini membuktikan bahwa fungsi film tidak hanya sebagai hiburan melainkan juga membawa pesan moral dan edukasi.

CJ7 《长江七号》 is a science fiction movie directed by Stephen Chow. The movie is set in Ningbo City, Zhejiang Province and is mainly about the relationship between a father and son who are struggling to live in poverty. Both father and son, Zhou Tie and Xiao Di often receive discrimination. As a father, Zhou Tie still advises Xiao Di to continue to have integrity and be kind despite his social retardation. In the midst of squalor, a little alien named CJ7 comes along who is versatile. At the climax of the film, Zhou Tie dies in a deadly accident at the construction center. The researcher collected information and previous research and analyzed social criticism. The results revealed that after going through interactions with other characters and the disappearance of the wall of discrimination at the end of the movie, this movie proves that the function of movies is not only as entertainment but also carries moral and educational messages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kratz, Ernst Ulrich
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1988
R 016.899 22 KRA b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Katharina Puspa Ningtyas
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai kritik sosial yang ingin disampaikan oleh Kim Chi Ha terhadap pemerintahan Park Chung Hee dalam tiga puisinya yang berjudul Tanenun Mokmareumeuro, Yeoul 2 dan Jageun Geoseul Boja. Jurnal ini ingin memperlihatkan keadaan Korea Selatan yang menderita akibat pemerintahan Park Chung Hee yang otoriter dan anti demokrasi, melalui kritik yang disampaikan oleh Kim Chi Ha melalui simbol-simbol yang ada di dalam puisinya. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan semiotik dengan metode kualitatif serta analisis deskriptif dan penggunaan metode studi pustaka sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga puisi karangan Kim Chi Ha menggambarkan pemerintahan Park Chung Hee yang anti demokrasi, tidak memperlakukan rakyatnya secara manusiawi dan tidak adanya hubungan yang harmonis antara rakyat dan pemerintah.

ABSTRACT
This journal discusses the social criticism from Kim Chi Ha to Park Chung Hee 39 s government in his three poems entitled Tanenun Mokmareumeuro, Yeoul 2 and Jageun Geoseul Boja. This journal wants to show the state of South Korea suffering from authoritarian and anti democratic of Park Chung Hee rsquo s government, through criticism delivered by Kim Chi Ha by symbols in his poetry. The method used is through semiotic method with qualitative methods and descriptive analysis and the use of literature as a method of data collection. The results of the research from this journal are through the criticisms of Taneun Mokmareumeuro poetry, Yeoul 2 and Jageun Geoseul Boja, seen that the Park Chung Hee government is an anti democratic government, does not treat its people humanely and there is no harmonious relationship between the people and government."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulul Rachmadien
"Skripsi ini membahas kritik sosial yang terdapat pada film Wadjda. Film tersebut merupakan film yang disutradarai oleh Haifaa al Mansour, menceritakan seorang anak perempuan dari Arab Saudi bernama Wadjda, berusia 10 tahun yang ingin memiliki sepeda sendiri agar bisa balapan dengan teman laki-lakinya yang bernama Abdullah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan objektif. Penelitian dimulai dengan memaparkan fakta-fakta yang terdapat pada cerita, kemudian dianalisis. Pendekatan objektif yang dimaksud adalah penelitian ini berfokus pada analisis unsur-unsur intrinsik cerita yang terdapat pada film. Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis meliputi tema, alur, latar, tokoh dan amanat. Unsur-unsur intrinsik tersebut digunakan untuk melihat adanya pesan yang ingin disampaikan melalui cerita dalam film Wadjda. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat kritik sosial terhadap pemerintah, masyarakat, sistem keluarga dan sistem sekolah pada film Wadjda. Hal itu merupakan sebuah representasi dari kebudayaan Arab Saudi saat ini yang disampaikan melalui film.

This undergraduate thesis discusses the social criticism contained in the film Wadjda. The film directed by Haifaa al Mansour, which tells of a girl from Saudi Arabia named Wadjda, 10 years old who want to have her own bike in order to race with her male friend named Abdullah. The method used in this research is descriptive analytical with an objective approach. The study begins by describing the facts contained in the story, and then analyzed. Objective approach in question is the study focuses on the analysis of the intrinsic elements contained in the story of the film. Intrinsic elements are analyzed include the theme, plot, setting, character and moral value. Intrinsic elements are used to seeing the message to be conveyed through the story in the film Wadjda. The study found that there is a social critique of the government, the civil society, the family system and the school system on the film Wadjda. It is a representation of the current Saudi Arabian culture conveyed through the film.."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Fitria
"ABSTRAK
Artikel ini membahas kritik sosial dalam drama L rsquo; le des esclaves karya Pierre de Marivaux. Persoalan tersebut tidak dapat dilepaskan dari situasi sosial yang terjadi di Prancis pada saat drama diciptakan, yaitu abad ke-18. Marivaux merupakan salah satu dramawan Prancis yang terkenal pada saat itu. Ia banyak menulis drama dengan bertemakan cinta dan masalah sosial. Marivaux sering menggunakan tokoh ma tre-valet majikan-pelayan sebagai tokoh utama yang menjalankan cerita dalam dramanya, begitu juga dalam drama L rsquo; le des esclaves. Melalui tokoh tersebut, Marivaux menyampaikan kritiknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan penggambaran kritik sosial dalam drama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik studi kepustakaan dengan pendekatan struktural dan sosiologis. Hasil analisis menunjukkan kritik Marivaux terhadap kaum aristokrat Prancis pada abad ke-18 yang tidak mengindahkan masyarakat golongan bawah, khususnya para budak yang bekerja untuk mereka.

ABSTRACT
This article discusses social criticism in L 39 le des esclaves, drama written by Pierre de Marivaux. This issue can not be separated from the social situation in France during the creation of the drama in 18th century. Marivaux was one of the most famous French playwrights at the time. He wrote many dramas with the theme of love and social problems. Marivaux often uses the ma tre valet master servant character as the main character who runs the story in his drama, including in L 39 le des esclaves. Marivaux expressed his criticism through the characters. The purpose of this study is to describe the depiction of social criticism in the drama. This research uses qualitative method and literature study technique with structural and sociological approach. The results of analysis shows Marivaux criticism against the French aristocrats of the 18th century who disregarded the lower classes, especially the slaves who worked for them."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>