Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101425 dokumen yang sesuai dengan query
cover
William Irawan Terran
"Perangkat elektronik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagian besar perangkat rentan terhadap panas, dan overheating telah menjadi salah satu masalah utama dalam menjaga daya tahan perangkat. Para peneliti kini sedang mengembangkan sistem manajemen termal dan salah satunya adalah heatsink. Heatsink memanfaatkan permukaan yang diperpanjang untuk mentransfer panas dari perangkat untuk dibawa melalui konduksi dan konveksi. Semakin banyak panas yang hilang, semakin baik kinerjanya. Ada juga temuan lain pada sistem manajemen panas yang merupakan Phase Change Material (PCM). PCM menggunakan keadaan laten suatu bahan untuk menyerap panas dalam suhu konstan dan sudah banyak digunakan dalam penyimpanan termal atau sistem manajemen termal. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk membandingkan kinerja heatsink konvensional dengan heatsink yang diinjeksi PCM. Percobaan dilakukan dengan berbagai variasi kecepatan angin, daya heater, dan PCM. Hasil dari eksperimen menunjukan kalau penggunaan PCM efektif dalam menurunkan temperatur heatsink terutama pada heat flux yang tinggi ketika titik leleh PCM sudah tercapai. Performa PCM palm wax lebih baik dibandingkan PCM soy wax.

Electronic devices have been an integral part of human life. Most devices are susceptible to heat, and overheating has become one of the main problems of maintaining the device’s durability. Researchers now are developing on thermal management systems and one of them is a heatsink. Heatsink takes advantage of the extended surface to transfer heat from the device to be carried away through conduction and convection. The more heat that is dissipated, the better the performance. There are also other findings on heat management system which is a phase change material (PCM). PCM uses the latent state of a material to absorb heat in a constant temperature and is already many used in thermal storage or thermal management system. This experimental research is done to compare the performance of a conventional heatsink with a heatsink that is injected with PCM. The experiment is done with different variations of air speed, heater power, and PCM. The experiment result shows that PCM is effective in lowering the heatsink steady-state temperature, especially under high heat flux when the melting point has been reached. The performance of palm wax PCM is better than soy wax PCM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kontrol tegangan dan daya reaktif memegang peranan penting dalam pengoperasian suatu sistem tenaga listrik yang optimal. Dalam proses kontrol, pengaturan terhadap beberapa variabel sistem dilakukan untuk mengubah variabel lainnya. Variabel-vari abet sistem ini antara lain besar dan sudut phasa tegangan pada busbar beban, sudut phasa tegangan dan daya reaktif pada generator, besar tegangan generator, sumber daya reaktif dan tapping transformator. Hubungan ketergantungan diantara variabel-variabel tersebut dapat ditentukan nilainya dengan suatu analisis sensitivitas terhadap sistem tenaga listrik. Definisi sensitivitas adalah perband'Wn antara perubahan nilai pada variabel bebas terhadap perubahan pada variabel tak bebas. Oleh sebab itu analisis sensitivitas sangat penting untuk melihat hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel tersebut. Dalam skripsi ini akan dilakukan analisis sensitivitas pada suatu sistem tenaga listrik yang meliputi penentuan variabel sistem, perhitungan matriks sensitivitas dan evaluasi terhadap nilai-nilai sensitivitas yang diperoleh. Di samping itu juga akan ditunjukkan hasil studi aliran daya terhadap sistem tersebut sebagai tinjauan untuk aplikasi analisis sensitivitas ini."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kriska Setyawati
"Ketersediaan dan kemudahan akses energi di daerah remote Indonesia masih belum cukup baik, hal ini merupakan suatu permasalahan yang serius. Oleh karena itu perlu adanya sistem terintegrasi yang menghasilkan multi utilitas dalam menghasilkan energi untuk memenuhi kebutuhan lokal. Sistem poligenerasi merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara efisiensi energi pada sistem pembangkit listrik berbahan bakar gas yang beroperasi secara standalone dibandingkan dengan menggunakan sistem poligenerasi yang dapat menghasilkan multi utilitas berdasarkan analisis teknis dan ekonomi. Utilitas yang dihasilkan berupa energi listrik, pendingin dan pemanas. Sistem poligenerasi ini disimulasikan dengan perangkat lunak Unisim Design R390.1 dan dianalisis secara tekno-ekonomi.
Hasil yang diperolah menunjukkan bahwa sistem poligenerasi dapat meningkatkan efisiensi sistem pembangkit listrik sebesar 26,89% dari efisiensi pembangkit listrik standalone  32,9% menjadi 59,7% setelah mengimplementasikan sistem poligenerasi serta menurunkan tarif listrik pembangkit standalone dibandingkan dengan skema bisnis Special Purpose Company dengan Insentif Finansial dan Insentif Fiskal (SPC IFN IFC) sebesar 36,2%.

The availability and easy of energy access in Indonesias remote areas are still not good enough, this is a serious problem. Therefore it is necessary to have an integrated system that produces multi-utility in producing energy to meet local needs. The polygeneration system is one of the answers to the challenges discussed in this study.
In this study a comparison between energy efficiency in a gas-fired power plant system that operates in a standalone operation compared to a polygeneration system that can produce multi-utility based on technical and economic analysis. The output utilities are electricity, cooling and heating. This polygeneration system is simulated with Unisim Design R390.1 software and analyzed technically and economically.
The results showed that the polygeneration system could increase the efficiency of the power generation system by 26.89% from the efficiency of the standalone power plant 32.9% to 59.7% after implementing the polygeneration system as well as reducing the standalone generator electricity tariff compared to the Special Purpose Company scheme with Financial Incentives and Fiscal Incentives (SPC IFN IFC) of 36.2%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olga Marcelina
"Peralatan dan komponen di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi harus selalu diperhatikan keandalan serta ketersediaannya. Sehingga untuk memenuhi hal tersebut sangat diperlukannya program pemeliharaan atau maintenance. Hot well pump sendiri merupakan salah satu komponen utama yang sangat berpengaruh pada produktivitas sistem pembangkit listrik. Karena itulah reliability dan availability dari mesin sangat berpengaruh untuk sistem pembangkit secara keseluruhan. Peningkatan nilai availability ini dapat dilakukan dengan meningkatkan efektivitas daripada waktu operasi uptime mesin tersebut. Adapun sistem pemeliharaan yang dirasa tepat untuk meningkatkan availability tersebut adalah sistem pemeliharaan prediktif yang didasarkan pada kondisi aktual mesin condition-based maintenance.
Dalam sistem ini, pemeliharaan akan dilakukan hanya ketika terdapat tanda-tanda penurunan performa mesin. Untuk itu dilakukan perancangan sebuah model prediksi dengan dengan pendekatan machine learning pada metode Classification Learner untuk mempelajari dan mengklasifikasikan rekaman data operasi mesin dalam jumlah besar dari sensor parameter mesin terkait dan menggunakan MATLAB sebagai perangkat lunak pengolah data. Model ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menentukan jadwal pemeliharaan mesin yang tepat sesuai dengan kondisi aktualnya.

Equipments and components in the Geothermal Power Plant shall always be noted for its reliability and availability. It is very necessary a good maintenance program. Hot well pump itself is one of the main components that are very influential on the productivity of power generation systems. That is why reliability and availability of that machine is very influential for the overall generating system. The increased availability value can be achieved by increasing the effectiveness of the machine 39 s uptime operation time. The maintenance system that considered appropriate to increase availability is a predictive maintenance system based on the actual condition of the machine condition based maintenance.
In this system, maintenance will be held only when there are signs of decreased machine performance. For that purpose, designing a prediction model with machine learning approach in Classification Learner method is used to study and classify the machine operation data record in large quantities from the sensor of that machine parameters and using MATLAB as a data processing software. This model is expected to be a solution in determining the exact machine maintenance schedule of machine in accordance with actual conditions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rishel, James B.
New York: McGraw-Hill, 1996
R 697 RIS h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Nyoman Ari Bhaskara Wiraputra
"Dalam proses pendinginan alat elektronik, heatsink adalah alat yang digunakan untuk melepas kalor yang dihasilkan oleh alat elektronik tersebut, dengan cara memperluas permukaan yang dapat memindahkan kalor dari alat elektronik ke lingkungan. Heatsink ini dibuat dengan proses manufaktur additive manufacturing, desain yang dibuat bisa tidak terbatas dibandingkan dengan metode manufaktur konvensional. Desain yang dibuat dalam penulisan ini adalah heatsink motif Batik Parang Kusumo, dengan tujuan mencari efek kelebihan dan estetika dari batik dengan bentuk batik Parang Kusumo. Dengan metode AM pula, heatsink bisa di desain agar memiliki ruang untuk diisi PCM. Pengujian dilaksanakan menggunakan wind tunnel sepanjang 2 meter yang dibagi menjadi 4 bagian, di mana heatsink ditempatkan 35 cm dari outlet wind tunnel, dengan tujuan agar udara yang melewati bagian tersebut diyakini telah fully developed. Variasi dari eksperimen ini adalah variasi kecepatan udara, variasi daya yang digunakan, dan variasi penggunaan PCM. Dengan variasi kecepatan angin 1 m/s, 1,5 m/s, dan 2 m/s, sedangkan daya digunakan adalah 30 W, 40 W, dan 50 W. Data diambil menggunakan perangkat lunak National Instruments Labview 2018, dengan menempatkan thermocouple pada fin-finnya. Setelah melakukan eksperimen diketahui bahwa didapatkan adalah heat transfer coefficient sebesar 48,2 W/m2K.

In the cooling process of electronic devices, a heatsink is a device used to release the heat generated by the electronic device, by enlarging the surface being used to dissipate heat from said electronic device. The heatsink is made through metal 3D printing, through this the design is limitless. The heatsink takes inspiration from the Parang Kusumo Batik design to achieve estethics and functional goals. With the manufacturing method, the heatsink is designed to have a cavity to be filled with PCM. The experiment uses a 2 meter long wind tunnel, the heatsink is placed 0,35 m from the outlet, with the aim that the air passing through the heatsink is fully developed. The variations of this experiment are variations in air speed, variations in the power used, and variations of the use of PCM. With variations in wind speed of 1 m/s, 1.5 m/s, and 2 m/s, while the variations of power is 30 W, 40 W, and 50 W. Data Acquisition was taken using the National Instruments Labview 2018 software, by placing a thermocouple on the fins. After conducting experiments, it is known that the heat transfer coefficient is 48.2 W/m2K."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tikkos Oscar Margorga
"Skripsi ini membahas tentang termoelektrik generator yang merupakan alat untuk merubah beda temperatur menjadi daya listrik. Termoelektrik generator ini menggunakan modul Peltier yang bekerja sesuai prinsip efek Seebeck. Untuk menjaga temperatur digunakan sistem pemanasan yang baik untuk menerima kalor pada sisi panas modul Peltier dan juga sistem pendingin yang baik untuk menjaga agar tetap terdapat beda suhu pada modul termoelektrik.
Pada penelitian ini digunakan sistem pendingin dengan heatsink dan air pendingin. Termoelektrik generator yang menggunakan heatsink menghasilkan tegangan terbesar yaitu 6.9 Volt dengan daya 0,72 Watt. Termoelektrik generator yang menggunakan air pendingin menghasilkan tegangan maksimum 0.459 Volt, dengan daya 0.0105 Watt.

This thesis is disccused about thermoelectric generator that are the device that can convert the difference of temperature to electrical power. Thermoelectric generator is using Peltier modules which works with the Seebeck Effect rsquo s law. In order to keep the delta temperature between hot junction and cold junction there are some system that being needed to supply some calor and to keep the calor being thrown away.
In this research is using cooling system such are heatsink and water coolant. Thermoelectric generator with heatsink is produced the highest voltage output is 6.9 Volt and power 0.72 Watt. Thermoelectric generator with water cooling is produced the highest voltage output is 0.459 Volt and power 0.0105 Watt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guna Suryo Aji
"Perancangan model 3 Dimensi dari sebuah kampus untuk keperluan visualisasi lokasi dapat dilakukan dengan pemindaian secara 3 dimensi. 3D Gaussian Splatting merupakan teknik pemindaian objek 3 Dimensi menggunakan 3D Gaussian sebagai representasi data volumetric dari proses Structure-from-Motion yang di konversi menjadi splats sebagai representasi objek yang memiliki data warna dan intensitas yang membentuk sebuah citra digital dengan akurasi warna dan posisi, dan detail objek yang tinggi. Untuk melihat render dari 3D Gaussian viewer berbasis web yang dapat menggunakan library ThreeJS. Menggunakan metode 3D Gaussian Splatting sebuah model kampus virtual 3D dapat diciptakan dan dilihat melalui aplikasi web dengan library ThreeJS . Hasil dari pembuatan model 3D Gaussian Splatting tersebut adalah rata-rata waktu training 9,49 menit dan hasil dari pengembangan aplikasi web tersebut menghasilkan rata-rata framerate 111 FPS.

Designing a 3 dimensional model of a campus for location visualization needs can be done using 3 dimensional scanning. 3D Gaussian Splatting is a 3 dimensional scanning technique using 3D Gaussians as a representation of volumetric data from Structure-from-Motion process that is converted into splats as the representation of objects with color and intensity that creates a digital view with high accuration of color, position, and object detail. To see the render of 3D Gaussian Splatting a web based viewer can be used using the ThreeJS library. Using the 3D Gaussian Splatting method a 3D model for virtual campus can be created and viewed using a web application by utilizing ThreeJS library. The result of creating the 3D model using 3D Gaussian Splatting is an average training time of 9,49 minutes and the result of the development of the web based application is an average framerate performance of 111 FPS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Prawiro
"Kebutuhan energi semakin meningkat dengan bertambahanya populasi manusia pada saat ini. Salah satu konsumsi energi terbesar adalah pada bidang industri khususnya pada gedung-gedung. Phase Change Material (PCM) merupaka salah satu solusi terhadap permasalahan kebutuhan energi ini. Beeswax merupakan salah satu PCM dengan kapasitas kalor yang tinggi. Material ini akan diuji dan dianalisis pada penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat termal dari komposit beeswax dan nanopartikel CuO. Titik leleh dan kapasitas termal dari nano-PCM akan dianalisis dengan metodologi DSC (Different Scanning Calorymeter). Titik leleh dari nano-PCM menurun sebesar 0.6,0.63,0.66,1.07,1.41oC untuk 0.05,0.1,0.15,0.2,0.25 wt % secara berurutan. Tidak ada reaksi kimia diantara beeswax dan nanopartikel CuO berdasarkan hasil dari tes FTIR. Penambahan nanopartikel CuO akan meningkatkan kemampuan perpindahan kalor dari komposit, akan tetapi menurunkan kapasitas kalor dari komposit tersebut. Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, penambahan nanopartikel akan meningkatkan kecepatan penghantaran kalor dibandingkan dengan material dasar.
The demand of energy is increased in recent days. Experimental and implementation of phase change material as thermal storage is gained greater attention as solution to energy issue. Beeswax as one of phase change material with high thermal capacity is investigated in this paper. The objective of this paper is to analyze thermal properties and behaviors of beeswax-CuO Nano-PCM. The melting temperature and thermal capacity of nano-PCMs were determined by differential scanning calorimetry test. The melting temperature of nano-PCM decreased by 0.6,0.63,0.66,1.07,1.41oC for 0.05,0.1,0.15,0.2,0.25 wt %,respectively. There was no chemical reaction between CuO and beeswax based on FTIR test. Existing of CuO nanoparticles enhanced thermal conductivity of beeswax. Addition of CuO nanoparticles reduced heat capacity of beeswax. However, the change of latent heat would not cause significant effect towards the performance of beeswax-CuO. Thus, based on result, heat transfer of composite beeswax-CuO could be faster than base phase change material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jae, Kang Min
"Setiap hari, teknologi sains semakin maju dan menjadi lebih rumit dari sebelumnya. Hal ini akan menuntut lebih banyak elektronik dan menghasilkan lebih banyak panas sebagai hasil dari teknologi yang disempurnakan. Manajemen termal yang tidak efektif dapat menyebabkan penurunan kinerja, kegagalan komponen penting, dan interaksi pengguna-perangkat yang tidak nyaman (P. Gelsinger dkk, 2003). Thermal Energy Storage (TES), sebuah teknik alternatif, adalah metode pendinginan pasif. Ada banyak bentuk penyimpanan energi termal, dan Phase Change Material (PCM) adalah salah satunya. Solid-Solid Phase Change Material (SS-PCM) diciptakan sebagai pengganti Solid- Liquid Phase Change Material (SL-PCM) untuk mengatasi kelemahan ini. Dibandingkan dengan SL-PCM, SS-PCM (Solid-Liquid Phase Change Material) selalu memiliki fase padat, oleh karena itu tidak ada masalah kebocoran. Ini juga memiliki lebih sedikit pemisahan fase. Dalam penelitian ini, SS-PCM berbasis ikatan uretan akan digunakan sebagai analog untuk perangkat listrik dalam eksperimen dengan ditempatkan pada permukaan elemen pemanas. Selain itu, percobaan ini akan menilai kemampuan SS-PCM dan kinerja dalam masalah termal, serta melihat seberapa baik kerjanya untuk masalah termal pada peralatan listrik. Hasilnya, dalam mode dengan lebih sedikit dinyalakan dan dimatikan, SS-PCM dengan minyak jarak memiliki kinerja pendinginan yang lebih baik, dan SS-PCM tanpa minyak jarak memiliki hasil yang lebih baik dalam proses pemanasan pada 25W. Jika membandingkan masing-masing SS-PCM, SS-PCM tanpa minyak jarak dapat menahan peningkatan suhu permukaan pemanas 799 detik (hampir 13 menit) lebih lama daripada SS-PCM dengan minyak jarak. Performa SS-PCM dengan minyak jarak lebih unggul dibandingkan dengan SS-PCM tanpa minyak jarak dan juga heatsink dengan kenaikan suhu sebesar 0.02°C ~ 0.35°C setelah menyalakan kembali pelat pemanas pada mode satu 15W. Dari hasil uji DSC, ikatan kimia SS-PCM dengan minyak jarak lebih baik daripada SS-PCM tanpa ikatan kimia minyak jarak.

Every day, science's technology advances and becomes more intricate than ever before. It will demand more electronics and generate more heat as a result of enhanced technologies. Ineffective thermal management can lead to performance degradation, the failure of critical components, and uncomfortable user-device interactions (P. Gelsinger et al, 2003). Thermal Energy Storage (TES), an alternate technique, is a passive cooling method. There are numerous forms of thermal energy storage, and Phase Change Material (PCM) is one of them. The Solid-Solid Phase Change Material (SS-PCM) was created as a replacement for Solid- Liquid Phase Change Material (SL-PCM) to address these drawbacks. Compared to SL-PCM, the SS-PCM (Solid-Liquid Phase Change Material) always has a solid phase, hence there is no leakage issue. It also has less phase segregation. In this study, urethane bond-based SS- PCM will be used as an analog for electrical devices in the experiments by being placed on the surface of the heating element. Additionally, this experiment will assess the capability of SS-PCM and performance in thermal issues, as well as look at how well it works for thermal issues with electrical equipment. As a result, in mode with less turned on and off, SS-PCM with castor oil has better cooling performance, and SS-PCM without castor oil has better results in the heating process at 25W. When comparing each SS-PCM, the SS-PCM without castor oil can resist an increase in heater surface temperature of 799 seconds (nearly 13 minutes) more than the SS-PCM with castor oil. The performance of SS-PCM with castor oil is superior to that of SS-PCM without castor oil and also heatsink with 0.02°C ~ 0.35°C after turning on the heater plate once more in mode one 15W. From the result DSC test, the chemical bonds of SS-PCM with castor oil are better than SS-PCM without castor oil chemical bonds."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>