Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardaffa Kemal Rasha
"The emergence of electric vehicles have gained the public attention as the new mode of transport in the last few years. Not only that it is relatively cheaper to charge compared to filling gasoline, it is also good for the environment. In addtion to that, electric vehicles gets a lot of benefit especially in Indonesia, such as cheaper vehicle tax, and electric vehicle is free from the odd-even rule, that is why more people are switching to electric vehicles right now. Currently, Universitas Indonesia is converting a Toyota Calya into an electric car. Since heavy modifications is done to the car such as removing the engine and adding a battery, characteristics of the car may change. Hence, the objective of this thesis is to identify the handling characteristic of the Toyota Calya electric car. To identify the handling characteristic, a vehicle handling equation is used. The data gained from the calculation are the Ackermann turning radius, sideslip angle, the maximum skid, centrifugal force on the tires, slip angle, and understeer coefficient. The calculations shows that electric conversion of the Toyota Calya affects the handling equation, and the car will experience understeer. In conclusion, because the understeer coefficient 0,0575, the electric Toyota Calya will experience understeer, but not much as the value is small. To fix this issue some things can be done to the car such as changing the front tires to a larger track or lower the car’s front suspension.

Kemunculan kendaraan listrik telah mendapatkan perhatian publik sebagai moda transportasi baru dalam beberapa tahun terakhir. Tidak hanya biayanya yang relatif lebih murah dibandingkan pengisian bensin, juga baik untuk lingkungan. Selain itu, kendaraan listrik mendapatkan banyak manfaat terutama di Indonesia, seperti pajak kendaraan yang lebih murah, dan kendaraan listrik bebas dari aturan ganjil genap, itulah sebabnya saat ini semakin banyak orang yang beralih ke kendaraan listrik. Saat ini Universitas Indonesia sedang mengubah Toyota Calya menjadi mobil listrik. Karena modifikasi berat dilakukan pada mobil seperti melepas mesin dan menambahkan baterai, karakteristik mobil dapat berubah. Oleh karena itu, tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik handling mobil listrik Toyota Calya. Untuk mengidentifikasi karakteristik penanganan, digunakan persamaan penanganan kendaraan. Data yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah radius putar Ackermann, sudut selip, skid maksimum, gaya sentrifugal pada ban, sudut selip, dan koefisien understeer. Perhitungan menunjukkan bahwa konversi listrik Toyota Calya mempengaruhi persamaan penanganan, dan mobil akan mengalami understeer. Kesimpulannya, karena koefisien understeer 0,0575 maka Toyota Calya elektrik akan mengalami understeer, namun tidak sebesar nilainya yang kecil. Untuk mengatasi masalah ini beberapa hal dapat dilakukan pada mobil seperti mengganti ban depan ke trek yang lebih besar atau menurunkan suspensi depan mobil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) memiliki peran penting dalam keberhasilan transisi energi dan mengurangi ketergantungan dari bahan bakar fosil. Indonesia sudah mulai mengembangkan Kendaraan Bermotor Listrik. Salah satu tantangannya adalah pembangunan infrastruktur pengisian daya, termasuk model bisnis dan skema tarif untuk mencapai kelayakan bisnis. Studi ini menganalisis model bisnis dan mekanisme tarif untuk stasiun pengisian daya mobil listrik umum (SPKLU) di Indonesia dimana studi kasus dilakukan di wilayah Jabodetabek. Metode Monte-Carlo digunakan untuk memperkirakan permintaan pengisian daya berdasarkan data perjalanan saat ini dan perkiraan populasi EV pada tahun 2025. Analisis cash flow digunakan untuk menghitung tarif kelayakan model bisnis pengisian daya umum COCO, POPO IUPTL dan POPO NON-IUPTL dengan skema tarif Tetap dan ToU. Biaya pengisian daya mobil listrik di rumah juga dihitung untuk menyelidiki daya saing tarif pengisian daya SPKLU untuk setiap model bisnis. Didapatkan tarif kelayakan minimal seluruh model bisnis sebesar Rp.8.202/kWh untuk skema tarif tetap, dan Rp.7.934/kWh untuk ToU. Supaya kompetitif dibandingkan model bisnis COCO dan POPO NON-IUPTL, tarif kelayakan wholesale maksimum untuk model bisnis POPO IUPTL sebesar Rp.1.119/kWh. Tarif kelayakan semua model bisnis jauh lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata biaya pengisian daya di rumah sebesar Rp.3.174/kWh untuk skema tarif Tetap dan Rp.3.107/kWh untuk ToU. Diperlukan skenario kebijakan untuk meminimalkan atau menghilangkan biaya sewa lahan pebangunan SPKLU. Sehingga tarif pengisian daya SPKLU kompetitif dibandingkan biaya pengisian daya di rumah. Selanjutnya, rata-rata biaya harian pengisian daya mobil listrik sebesar Rp18.037/hari untuk skema tarif Tetap dan Rp17.342/hari untuk ToU, lebih rendah dari biaya bahan bakar kendaraan konvensional dengan jarak tempuh yang sama sebesar Rp29.730/hari.

Electric Vehicle (EV) has important role in the successful of energy transition and reducing dependency from fossil fuels. Indonesia has started to develop EV. One of the challenges is charging infrastructure development, includes business model and pricing scheme to achieve business feasibility. This study analyses business model and pricing mechanism for electric car public charging station in Indonesia where a case study is conducted in Jabodetabek area. Monte-Carlo method is used to estimate charging demand based on current travel data and estimated electric car population in 2025. The cash flow analisis is used to calculate the feasible tariff of the COCO, POPO IUPTL and POPO NON-IUPTL public charging station business models with Fixed and ToU tariff schemes. The cost of electric cars charging at home is also calculated to investigate the tariff competitiveness of public charging for each business model. The result shows minimum feasible tariff for all business models is Rp.8.202/kWh for the fixed tariff scheme, and Rp.7.934/kWh for ToU. To compete with COCO and POPO NON-IUPTL model, maximum wholesale feasible tariff for the POPO IUPTL business model is Rp.1.119/kWh. Tariff for all business models are much higher compared to the average home charging cost which is Rp.3.174/kWh for the Fixed tariff scheme and Rp.3.107/kWh for ToU. Policy scenario is needed to minimize or eliminate the cost of land lease for the development of SPKLU. So that the SPKLU charging tariff is competitive compared to the cost of home charging. Furthermore, average daily cost of electric car charging is Rp. 18.037/day for the fixed tariff scheme and Rp. 17.342/day for ToU, which is lower than fuel cost of conventional car with the same mileage Rp.29.730/day."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Ramang
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek ekonomi dan model bisnis dari implementasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dengan sumber energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di kota Jakarta. Jakarta adalah ibu kota Indonesia, dengan 97 waduk dengan luas total 509,37 hektar. Lokasi penelitian berada di Waduk Pluit yang merupakan waduk terbesar di Jakarta dengan luas total 77,32 hektar. Simulasi menunjukkan bahwa SPKLU menggunakan PLTS terapung dengan menghubungkan ke jaringan PLN adalah yang paling optimal, dengan nilai LCoE $0,0696 per kWh atau sekitar Rp 983 per kWh dan nilai Net Present Cost (NPC) 1,66 Juta Dollar atau sekitar 23.45 Miliar Rupiah. Model Bisnis yang dapat dikembangkan mengedepankan peran badan swasta yang bekerja sama dengan PLN sesuai dengan Permen ESDM No. 13/2020. Pemerintah juga dapat mempertimbangkan untuk membangun stasiun pengisian dengan memanfaatkan waduk besar di Jakarta, dimana perencanaan ini melibatkan perencana tata kota bekerjasama dengan instansi terkait seperti Dinas Sumber Daya Air Jakarta dan PT. PLN (Persero).

This research aims to analyze the economic aspects and business model of the implementation of the Public Electric Vehicle Charging Station with main energy sources from floating solar Photovoltaic in Jakarta city. Jakarta is the capital city of Indonesia, with 97 reservoirs with a total area of 509,37 hectares. The research location is in Pluit Reservoir, the largest reservoir in Jakarta with a total area of 77,32 hectares. The simulation shows that a charging station using floating PV by connecting to the PLN grid is the most optimal, with an LCOE value of $0.0696 per kWh or around Rp 983 per kWh and a Net Present Cost (NPC) of 1.66 Million Dollars or about 23.45 Billion Rupiah. The business model that can be developed emphasizes the role of private entities in collaboration with PLN following Permen ESDM No.13/2020. The government can also consider building a filling station by utilizing a large reservoir in Jakarta, where this planning involves urban planning planners in collaboration with relevant agencies such as the Jakarta Water Resources Service and PT. PLN (Persero)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Jovendra
"Penggunaan energi alternatif merupakan salah satu cara untuk mengurangi dampak dari komsumsi energi fosil. Seiring bertambah majunya teknologi maka pengaplikasian energi alternatif juga semakin luas. Salah satunya pembuatan kendaraan listrik dengan menggunakan sel surya. Prinsip dari dari kendaraan listrik ini adalah penggunaan energi yang disimpan baterai dari hasil konversi energi listrik dari sel surya.
Pada skripsi ini telah dilakukan pembuatan kendaraan listrik dengan menggunakan sel surya sederhana dengan menggunakan motor dc brushless 350 watt. Sumber energi utama untuk mengerakkan motor dc brushless ini berasal dari energi yang tersimpan pada baterai. Sumber energi pada baterai berasal dari energi pada panel sel surya yang dipasang pada kendaraan listrik dengan menggunakan sel surya ini. Pada akhirnya, kendaraan listrik dengan menggunakan sel surya ini mampu memperpanjang lifetime energi menjadi 51,9 menit.

The use of alternative energy is one way to reduce the impact of fossil energy compsumption. As technological advances increase, then the aplication of alternative energy is more extensive. One form of application is the manufacture of solar electric vehicles. The principle of electric vehicles is the use of solar converted electrical energy that is stored in the batteries.
This thesis deals in the manufacture of a simple solar powered electric vehicle using a brushless DC motor 350 Watt. The main energy source in powering the brushless dc motor is derived from the energy stored in batteries. The electrical energy stored in the battery is converted from the energy acquired from the solar panel mounted in this solar powered electric vehicle. In the end, electric vehicles using solar cells is able to extend the lifetime of energy to be 51,9 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43336
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afitro Adam Nugraha
"MEV 02 UI merupakan salah satu jenis city car sebagai program untuk mengubah kendaraan konvensional menjadi kendaraan listrik di Universitas Indonesia. Sistem komponen power assisted braking pada MEV 02 UI masih menggunakan jenis vacuum brake booster. Power assisted braking merupakan salah satu komponen pada sistem rem yang berfungsi membantu mendorong gaya injak pada pedal pengemudi dalam proses pengereman kendaraan. Vacuum brake booster membutuhkan kevakuman yang dihasilkan oleh intake manifold pada engine. Pada kendaraan listrik tidak terdapat kevakuman pada intake manifold karena engine diganti dengan motor listrik. Penggunaan vacuum brake booster pada kendaraan listrik membutuhkan komponen tambahan berupa pompa vakum. Penggunaan pompa vakum pada baterai kendaraan membutuhkan konsumsi listrik sebesar 3.9 Wh. Penelitian ini bertujuan untuk merancang mekanisme electric power assisted braking baru sebagai pengganti mekanisme vacuum brake booster. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah merancang komponen electric power assisted braking dan membuat prototipe. Prototipe diuji menggunakan simulasi uji rig. Electric power assisted braking menerapkan gaya magnet yang dihasilkan oleh solenoida dan menarik batang tuas yang terhubung ke master rem. Pedal rem yang diinjak pengemudi mengaktifkan aliran listrik pada solenoida dan mengaktifkan gaya tarik magnet sehingga gaya pengemudi dalam menekan pedal rem akan dibantu oleh mekanisme electric power assisted braking. Electric power assisted braking mampu mengurangi konsumsi listrik baterai hingga 28.2%.

MEV 02 UI is a type of city car as a program to convert conventional vehicles into electric vehicles at the University of Indonesia. The power assisted braking component system on MEV 02 UI still uses the type of vacuum brake booster. The brake booster is one of the components in the brake system which functions to assist reduce the force on the driver's pedal in the vehicle braking process. The vacuum brake booster requires a vacuum generated by the engine intake manifold. In an electric car, there is no vacuum in the intake manifold because the engine is changed by an electric motor. The use of a vacuum brake booster in electric cars requires an additional component of a vacuum pump. The use of a vacuum pump on a vehicle battery requires an electricity consumption of 3.9 Wh. This study aims to design a new electric power assisted braking mechanism as a replacement for the vacuum brake booster mechanism. The method used in this research is to design an electric power assisted braking component and make a prototype. The prototype was tested using a rig test simulation. The electric brake amplifier applies the magnetic force generated by the solenoid and pulls the lever bar connected to the brake master. The brake pedal that is stepped on by the driver activates the flow of electricity on the solenoid and activates a magnetic pull force so that the driver's force in pressing the brake pedal will be assisted by an electric power assisted braking mechanism. Electric power assisted braking can reduce electricity consumption by 28.2 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita Dwi Liestyosiwi
"Ketergantungan sektor transportasi Indonesia pada bahan bakar fosil telah menjadi isu utama saat ini, karena berkaitan dengan keberlanjutan energi di masa depan dan anggaran alokasi negara untuk subsidi bahan bakar. Belum lagi emisi gap CO2, Pemerintah Indonesia berencana untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan menargetkan adopsi kendaraan listrik. Sepeda motor adalah moda transportasi yang paling banyak digunakan di Indonesia dan telah menargetkan untuk memproduksi 2,1 juta unit model listrik pada tahun 2025. Namun demikian, penetrasi produksi yang ditargetkan jauh di bawah ekspektasi, karena kesulitan produsen untuk mengubah teknologi dan kesan negatif konsumen pada sepeda motor listrik. Penelitian ini mengembangkan peta jalan berdasarkan model konseptual kebijakan yang dapat diterapkan oleh industri sepeda motor untuk memenuhi kebijakan pemerintah. Melalui pendekatan dinamika sistem, model ini menunjukkan strategi dapat diimplementasikan dengan dukungan pengembangan infrastruktur, kebijakan pemerintah, dan pendidikan untuk mempercepat adopsi teknologi baru.

Indonesias transportation sector dependency on fossil fuel has affected future energy sustainability and state allocation budget for fuel subsidy. Therefore, the government plans to adopt the electric vehicle (EV) technology. Since motorcycles are the most widely used transportation, the government targets to obtain 2,1 million units of electric model 2025. Nevertheless, penetration of targeted production is far below expectation, as the manufacturer has difficulties in shifting technology and consumer`s negative impression on an electric motorcycle. This research develops a conceptual model of strategic policies to support Electric Motorcycle (EM) production in Indonesia from the factors that may affect the public`s intention to buy EM. The model shows the interrelation strategies can be implemented with the support of infrastructure development, government policies, and the education to accelerate the adoption of new technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Arrafi
"

Seiring berkembangnya kendaraan listrik di Indonesia salah satu usaha Universitas Indonesia dalam ikut serta terhadap penelitian yaitu mengembangkan mobil listrik hasil konversi. Namun setelah terwujudnya mobil listrik hasil konversi yang diberi nama Makara Electric Vehicle 02 masih diperlukannya peninjauan beberapa aspek salah satunya karakteristik braking. Penulis memfokuskan penelitian terhadap perubahan center of gravity dan juga total massa terhadap karakteristik pengereman yaitu gaya pengereman dan juga jarak pengereman dengan melakukan uji timbang yang setelahnya dapat diolah terhadap karakteristik tersebut. Penulis juga memaparkan hasil gaya pengereman yang diperoleh dan membandingkan dengan mobil sesama kategori M1 yaitu Toyota Agya. Data dari pengujian tersebut menghasilkan center of gravity MEV 02 mulai dari 0,56-0,64 meter seiring bertambahnya penumpang, untuk gaya pengereman yang diperoleh mulai dari 4900-6200N seiring bertambahnya penumpang, dan untuk jarak pengereman mulai dari 2-18m untuk kecepatan 20km/jam hingga 60km/jam.


Along with the development of electric vehicle in Indonesia, one of the effort from Universitas Indonesia is developing on electric car that converted from usual car. But, after it was converted from conventional car which named Makara Electric Vehicle 02 still need crosschecking on several aspects, especially on braking. The author will focus on the effect of center of gravity and total mass  to the braking characteristics which is braking forces and stopping distance by doing weigh testing and after that data processing to the characteristics that needed. The author also explain data result and compared it to the same M1 vehicle type that is Toyota Agya. The result of the test showing that center of gravity MEV 02 start from 0,57-0,62 meter along increase in passengers, for braking force start from 4900-6200N along increase in passengers, and for stopping distance start from 2-18m for velocity on 20 km/h, 40 km/h, and 60km/h.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Hermawan Wibowo
"ABSTRAK
Nama : Risca Hermawan WibowoProgram Studi : Manajemen Tenaga Listrik dan EnergiJudul : Analisis Kesiapan Indonesia dalam Menghadapai Era Mobil Listrik Mobil Listrik telah diprediksi sebagai salah satu alternatif transportasi masadepan. Karena tidak menghasilkan emisi gas buang, ramah terhadap lingkungan, memiliki effisiensi yang lebih baik dari mobil bbm, menjaga keberlangsungan energi di masa depan karena tidak menggunakan energi fossil. Banyak negara didunia telah menggunakan mobil listrik seperti Amerika, Norwegia, Cina, Jepang dan masih banyak negara lain. Namun di Indoneisa sebagai negara dengan penduduk no 4 terbesar di dunia belum menggunakan mobil listrik. Oleh karena itu perlu dikembangkan mobil listrik di Indonesia. Dalam penelitian ini diperlukan untuk melihat tingkat kesiapan Indonesia dalam menghadai era mobil listrik. Metode yang digunakan dalam wawancara ini dengan menggunakan kuisioner, wawancara dengan para ahli kemudian data diolah dengan perangkat lunak statistik SPSS. Ada empat variabel yang dijadikan dalam penelitian, diantaranya : Kebijakan Pemerintah, Insentif, Infrastruktur, penelitian dan pengembangan. Berdasarkan data yang diperoleh dan dilakukan pengolahan data didapatkan hasil keseluruhan dari semua variabel angka kesiapan 2.32 dari skala 1 ndash; 4. Untuk variabel Kebijakan Pemerintah sebesar 1.84 , Insentif sebesar 2.17, Infrastruktur sebesar 1.96, penelitian dan pengembangan sebesar 3.33. Berdasarkan data tersebut, berarti Indonesia belum siap dalam menghadapai era mobil listrik. Untuk mempercepat hal itu diperlukan kebijakan pemerintah, adanya infrastruktur dan insentif sebagai kepastian bagi semua pihak dan diharapkan era mobil listrik dapat segera terwujud. Kata kunci :Mobil listrik, kesiapan mobil listrik, Kebijakan, Insentif

ABSTRACT
Name Risca Hermawan WibowoStudy Program Electricity Power and Energy ManagementTitle Indonesia Readiness Analysis consummate the Electric Vehicle Era Electric vehicle have been predicted as one of the alternative transportation at the future. Because it does not produce exhaust emissions, friendly to the environment, has a better efficiency than fuel vehicle, maintaining energy sustainability in the future because it does not use fossil energy. Many countries in the world have used electric vehicle such as America, Norway, China, Japan and many other countries. But in Indoneisa as the country with the 4th largest population in the world have not used electric vehicle. Therefore need to be developed electric car in Indonesia. In this research is needed to see the level of readiness of Indonesia in the electric vehicle era. The method used in this interview using questionaires, interviews with experts then data processed with SPSS statistic software. There are four variables used in the research, including Government Policy, Incentives, Infrastructure, Research and Development. Based on data obtained and conducted data processing obtained overall results of all variables readiness rate 2.32 from a scale of 1 4. For Government Policy variables of 1.84, Incentives of 1.96, Infrastructure of 2.17, research and development of 3.33. Based on these data, it means that Indonesia is not ready for electric vehicle era. To accelerate it required government policy, any infrastructure, and incentives as a certainty for stakeholder and it is expected electric vehicle era can be realized. Keywords Electric Vehicle, readiness electric vehicle, policy, incentives"
2017
T47932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikolas Jalu Padma Iswara
"Fitur sistem kestabilan dapat di definisikan sebagai sebuah fitur keselamatan yang mampu menginterferensi kendali kendaaran dalam keadaan yang sulit dikendalikan oleh pengemudi pada umumnya. Dalam peningkatan sistem stabilitas kendaraan listrik dengan motor penggerak pada masing – masing roda, penulis melakukan penelitian menggunakan skema pengenali non-linear berdasarkan Model Predictive Control (MPC). Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, skidding atau ketidaknyamanan pengemudi dalam kondisi berkendara kritis, metode MPC memungkinkan untuk mempertimbangkan kendala motor listrik penggerak dan rasio slip. Pengendali ini diusulkan untuk mengatasi masalah yang menantang. Pendekatan analitis untuk pengontrol yang diusulkan diberikan dan diterapkan untuk mengevaluasi pengendalian dan stabilitas kendaraan listrik. Pada pengujian sistem pengendali ini akan menggunakan aplikasi LabView sebagai simulasi untuk hasil kinerja dari sistem yang akan di uji. Untuk pengujian pada model kendaraan, penulis menggunakan aplikasi CarSim untuk melihat hasil sistem pengendali yang sebelumnya sudah dirancang.

The stability system feature can be defined as a safety feature that is able to interfere with vehicle control in situations that are difficult for drivers to control in general. In improving the stability system of electric vehicles with motor drives on each wheel, the authors conducted a study using a non-linear recognition scheme based on a Predictive Control Model (MPC). To avoid unwanted side effects, skidding, or driver discomfort in critical driving conditions, the MPC method makes it possible to consider the constraints of the electric motor drive and slip ratio. This controller is proposed to overcome challenging problems. An analytical approach to the proposed controller is given and applied to evaluate the control and stability of electric vehicles. In testing, this controller system will use the LabView application as a simulation for the performance results of the system to be tested. For testing on vehicle models, the authors use the CarSim application to see the results of the control system that was previously designed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Adam Alrosyid
"Mobil listrik berkembang pesat di Indonesia dan pengisian daya mobil listrik selama waktu beban puncak dapat menambah beban pada jaringan. Salah satu solusinya adalah dengan menggeser waktu pengisian ke waktu di luar beban puncak. Menaruh stasiun pengisian di gedung perkantoran dan memenuhi kebutuhan pengisian daya selama jam kerja kantor dengan harga yang lebih rendah dari grid dapat menarik pemilik kendaraan listrik untuk melakukan pengisian batrai kendaraan listrik di luar waktu beban puncak. Studi ini bertujuan menganalisa keuntungan bagi lingkungan dengan melakukan pengisian mobil listrik menggunakan solar photovoltaic (PV). Menggunakan grid sebagai perbandingan dengan pengisian dengan PV didapatkan bahwa biaya pengisian dengan PV 40% lebih rendah dari jaringan listrik dan jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak biayanya 70% lebih rendah. Dan dengan pendekatan bottom-up menggunakan metode fuel-based total emisi CO2 per orang (TEPp) yang dihasilkan 90% lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar minyak jika dibandingkan dengan kendaraan listrik yang diisi menggunakan PV.

Electric car is growing rapidly in Indonesia and charging electric vehicle (EV) during grid peak hours can give additional burden to the grid. One of the solutions is by shifting charging time to off-peak hours. Putting charging station in office building and fulfill charging demand during office hour at lower price than standard grid can attract owner to charge their EV at off-peaks hours. This study is to analysis the environmental benefit of charging EV using solar photovoltaic (PV). Using the standard grid charging as comparison to solar PV charging station is found that solar PV charging is 40% cheaper and more than 70% cheaper if compared to gasoline vehicle. Also, with bottom-up approach using fuel-based method the result of total CO2 emission per person (TEPp) can be more than 90% lower compared to gasoline vehicle while EV is charged by solar PV."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>