Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129361 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Syifa Amira
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan fenomena kelas olahraga sebagai produk budaya kebugaran yang menjadi salah satu pilihan pelaku olahraga sebagai kegiatan berolahraga. Studi-studi sebelumnya mengatakan bahwa kelas olahraga diikuti karena sudah menjadi gaya hidup yang dianut oleh partisipan. Studi-studi lain juga mengatakan bahwa kelas olahraga menjadi pilihan karena adanya dukungan sosial dan motivasi antar partisipan dan instruktur yang mendorong iklim semangat berolahraga. Namun, peneliti melihat bahwa studi-studi sebelumnya tidak membahas beroperasinya relasi kekuasaan. Menurut peneliti, penting untuk membahas bagaimana pengetahuan membentuk kekuasaan yang beroperasi pada aktor kelas olahraga secara makro dan mikro. Diskursus mengenai kesehatan dan budaya kebugaran yang terus berkembang seiring waktu mendorong kedisiplinan yang terinternalisasi pada para pelaku olahraga di Jakarta Selatan. Kemudian, ada pula sertifikasi instruktur olahraga yang menjadi panutan bagi instruktur dan juga peserta, dimana hal ini merupakan pengetahuan yang menentukan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam cabang olahraga terkait. Data pada penelitian ini diperoleh dengan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka, observasi, serta wawancara mendalam dengan instruktur dan partisipan kelas olahraga yang telah rutin berpartisipasi pada kelas olahraga tatap muka maupun virtual.

This study aims to describe the phenomenon of exercise class as a product of fitness culture which is one of the choices of sports players as an exercise activity. Previous studies say that exercise classes are followed because it has become a lifestyle adopted by participants. Other studies also say that exercise classes are the choice because of the social support and motivation between participants and instructors that encourage a climate of enthusiasm for exercising. However, the researcher sees that previous studies did not discuss the operation of power relations. According to the researcher, it is important to discuss how knowledge shapes the power that operates on actors in the macro and micro sports classes. The discourse on health and fitness culture that continues to develop over time encourages internalized discipline among sports players in South Jakarta. Then, there is also a sports instructor certification who is a role model for instructors and participants, where this is knowledge that determines what things need to be done and shouldn't be done in the related sport. The data in this study were obtained using a qualitative approach through literature study, observation, and in depth interviews with instructors and sports class participants who regularly participate in face-to-face and virtual sports classes."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzurrotun Nafisah
"Tingkat kebugaran yang rendah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Berbagai penelitian di tingkat dunia maupun Indonesia telah membuktikan rendahnya tingkat kebugaran pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebugaran berdasarkan aktivitas fisik, jenis kelamin, status gizi, dan asupan energi serta zat gizi pada siswa Sekolah Dasar Avicenna Jagakarsa Jakarta Selatan. Desain studi penelitian ini yaitu cross sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status kebugaran, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, jenis kelamin, status gizi, dan asupan zat gizi energi, karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C, dan kalsium . Pengukuran status kebugaran dilakukan dengan metode 20 m shuttle run. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi badan dan berat badan, sedangkan data asupan zat gizi diperoleh dengan metode food recall 1x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat kebugaran berdasarkan aktivitas fisik, jenis kelamin, dan status gizi. Hasil analisis multivariat menunjukkan hasil bahwa aktivitas fisik merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kebugaran. Status kebugaran yang baik dapat diperoleh dengan meningkatkan aktivitas fisik, mempertahankan status gizi normal, dan mengkonsumsi zat gizi secara seimbang.

Low level of fitness is one of the risk factors for cardiovascular disease. Various studies at the world and Indonesia have proven the low level of fitness in children. The primary purpose of this study is to determine the difference fitness level based on physical activity, sex, nutritional status, and intake of energy and nutrients in elementary school students Avicenna Jagakarsa South Jakarta. The design of this study is cross sectional. The dependent variable in this study is fitness status, and the independent variable in this study is physical activity, sex, nutritional status, and nutrient intake energy, carbohydrates, protein, fat, iron, vitamin C, and calcium . Measurement of fitness status was done by 20 m shuttle run test. Nutritional status data obtained by the measurement of height and weight, while nutrient intake obtained by food recall 24 hours. The result of this study showed that there were differences of fitness level based on physical activity, sex, and nutritional status. Multivariate analysis result show that physical activity is dominant factor that affecting fitness. Good fitness status can be gained by increasing physical activity, maintaining normal nutritional status, and consuming nutrients in balanced way."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bonie Febriany Putri Agnur
"Gizi lebih berhubungan dengan risiko kematian akibat penyakit diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi kejadian gizi lebih berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik, perilaku sedentari, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 110 responden yang merupakan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Kesehatan Kota Depok. Pengukuran status gizi lebih menggunakan indeks masa tubuh, asupan gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam, aktivitas fisik menggunakan GPAQ, perilaku sedentari menggunakan SBQ, pengetahuan gizi & gizi lebih dan kebiasaan sarapan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,6% PNS mengalami gizi lebih (IMT ≥ 25 kg/m2). Terdapat perbedaan proporsi bermakna pada variabel asupan gizi, aktivitas fisik, pengetahuan gizi & gizi lebih, dan kebiasaan sarapan. Setelah dilakukan analisis stratifikasi berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan proporsi bermakna variabel asupan energi pada laki-laki sedangkan variabel lainnya bermakna pada perempuan saja. Gizi lebih terjadi pada setengah responden PNS di Dinas Kesehatan Kota Depok. Anjuran untuk konsumsi makanan rendah kalori, rendah lemak, dan tinggi serat serta peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi angka kejadian gizi lebih dan mencegah pertambahan berat badan.

Overnutrition associated with the risk of death form diabetes mellitus type 2 diseases. This study aims to determine differences of proportion in the incidence of overnutrition based on dietary intake, physical activity, sedentary behaviour, knowledge of nutrition & overnutrition, and breakfast habits. This study used cross-sectional design. A total of 110 civil employees of Depok Health Department were included in this study. Overnutrition was measured using Body Mass Index, dietary intake using method of food recall 2x24 hours, physical activity using GPAQ, sedentary behaviour using SBQ, knowledge of nutrition & overnutrition using questionnaire.
The results showed that were 53,6% civil employees is overnutrition (BMI ≥ 25 kg/m2). There were significant differences of proportion in variables dietary intake, physical activity, knowledge of nutrition and overnutrition, and breakfast habits. After stratification analyze based on sex, there were significant differences of proportion variables energy intake in men, while the difference of proportion other variables were only significant in women. Overnutrition occurs on half of civil employees of Depok Health Department. Consumed food with low calories, low fat, and high fiber and then increase physical activity can reduce prevalence of overnutrition and prevent weight gain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika
"Kebugaran merupakan masalah pada karyawan di Puskesmas kecamatan cengkareng. Tingkat kebugaran kurang karyawan adalah 55,09%. Tujuan utama penelitian ini adalah menjelaskan faktor-fakotr yang berhubungan dengan kebugaran karyawan Puskesmas kecamatan Cengkareng. Tujuan khususnya menjelaskan dan mengetahui hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, IMT, kebiasaan merokok, dan kadar Hb dengan tingkat kebugaran karyawan. Penelitian dilaksanakan pada bulan mei-Juni 2013. Metode penilitian ini menggunakan Cross sectional (potong lintang), dengan sampel 143 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara faktor umur (p=0,0005), jenis kelamin (p=0,010), aktivitas fisik (p=0,0005), kebiasaan merokok (p=0,047) dengan kebugaran. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi tingkat kebugaran adalah umur, jenis kelamin, dan kadar HB. Sedangkan aktivitas fisik dan kebiasaan merokok merupakan faktor confounding. kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tingkat kebugaran karyawan masih kurang. Faktor yang berhubungan dengan kebugaran adalah umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kadar HB. saran dari penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas fisik, olahraga, dan pola hidup sehat.

Fitness is a problem to the employess of Puskesmas Kecamatan cengkareng. based on the fitness test result obtained that the less-fot level of the employees is 55,9%. the man reason of this research is to explain factors that are related to the fitness of the employees of puskesmas cengkareng. The specific reasearch is to explain and knowing the relation of age factor, gender, physical activity, body mass index, smoking habit, and Haemoglobin level to the fitness of the employees. the research was held on May-June 2013. The research method is by using the cross sectional, with the sample of 143 respondents. the result of research show that are significant correlation between age factor (p=0,0005), gender (p=0,010), physical activity (p=0,0005), smoking habit (p=0,047) with fitness. Based on the most dominant factors that affect the fitness level are age, gender, and Hb level. While the physical activity and smoking habit are confounding factors. The conclusion of this research is the fitness level of the employees is still lacking factors related to fitness are age, gender, physical activity, and smoking habit. advice from this research is to increase physical activity, exercise and health lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T41441
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juli Dwi Prasetyono
"ABSTRAK
Kebugaran merupakan faktor penting bagi pekerja, salah satunya guru. guru
dengan kondisi tidak bugar akan beresiko mengalami penyakit tidak menular
(PTM). PTM merupakan penyebab umum kematian secara global. Karya ilmiah
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Model Intervensi
Keperawatan Kesehatan Kerja (MOSIK3RU) terhadap status kebugaran guru.
Desain penelitian menggunakan desain quai experiment. SImple random sampling
digunakan untuk pengambilan data pada 96 sampel guru. Hasil riset menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan guru terhadap
kebugaran. Temuan penelitian ini dan sebagai evidenced base bagi perawat
kesehatan kerja untuk melakukan upaya manajemen, asuhan keperawatan
komunitas dan eluarga serta memberikan masukan bagi puskesmas, dinas
kesehatan, sekolah, dinas pendidikan dalam menyusun kebijakan kesehatan bagi
guru

ABSTRACT
Fitness is an important factor for the workers , one of them teachers. teachers with
no fit condition to be at risk of non-communicable diseases (NCDs) .NCD is a
common cause of death globally. This paper aims to describe the implementation
of Occupational Health Nursing Intervention Model (MOSIK3RU) against the
fitness status of teachers. The study design using the design of quasi experiment.
Simple random sampling was used for collecting data on 96 samples of teachers.
Research shows that an increase in knowledge , attitude and skills of teachers
towards fitness. The findings of this study and as evidenced base for occupational
health nurse to make an effort management, nursing care and family and provide
input to the health centers, health departments, schools, education authorities in
formulating health policy for teachers."
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Akbar Suryoadji
"

Pendahuluan: Perilaku sedenter atau menetap pada pekerja dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit yang mengganggu kegiatan sehari-hari. Salah satu uji yang dapat dilakukan dengan mudah dan fleksibel untuk menilai tingkat kebugaran seseorang adalah melalui uji jalan 6 menit yang ditunjukan berdasarkan persentase antara hasil dan prediksi uji jalan 6 menit.  Oleh karena itu, penelitian untuk mencari tahu hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat kebugaran perlu dilakukan sebagai pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, dalam hal ini dilakukan kepada petugas kebersihan luar UI Depok.

Metode: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah potong lintang. Subjek merupakan petugas kebersihan Universitas Indonesia Depok. Jenis pekerjaan pada subjek terbagi menjadi lokasi, durasi, giliran waktu, dan cara kerja subjek yang diisi melalui kuisioner oleh subjek. Tingkat kebugaran subjek didapatkan berdasarkan persentase hasil dan prediksi uji jalan 6 menit yang dilakukan oleh peneliti sesuai pedoman dari ATS. Data tingkat kebugaran dan jenis pekerjaan dianalisis korelasinya dengan Uji Fisher.

Hasil: Sebaran jenis pekerjaan pada petugas kebersihan Universitas Indonesia Depok didapatkan berdasarkan lokasi 95,4% bekerja di outdoor, 1,8% bekerja di indoor dan outdoor, dan 2,8% bekerja di tempat yang tidak menentu. Berdasarkan durasi didapatkan 93,6% pekerja bekerja lebih dari 8 jam dan sebanyak 6,4% pekerja bekerja kurang dari 8 jam. Berdasakan giliran waktu kerja sebanyak 94,5% pekerja bekerja pada giliran waktu pagi, sebanyak 1,8% bekerja pada giliran waktu sore, dan sebanyak 3,7% bekerja pada waktu tidak menentu. Berdasarkan cara bekerjanya 100% pekerja bekerja secara fisik. Sebaran tingkat kebugaran melalui uji jalan 6 menit pada petugas kebersihan Universitas Indonesia Depok didapatkan sebanyak 1,83% pekerja tergolong bugar, sebanyak 2,75% pekerja tergolong tidak bugar, dan sebanyak 95,4% pekerja tergolong sangat tidak bugar. Hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat kebugaran melalui hasil uji jalan 6 menit pada petugas kebersihan UI Depok didapatkan pada hubungan tingkat kebugaran terhadap lokasi, durasi, dan waktu kerja menunjukan tidak adanya hubungan (p>0,05). Sedangkan pada korelasi antara tingkat kebugaran dengan cara bekerja tidak dapat dihubungkan karena cara bekerja pada subjek konstan.

Kesimpulan: Korelasi antara tingkat kebugaran dengan lokasi, durasi, dan waktu kerja tidak memiliki hubungan (p>0,05), serta tidak dapat dilakukan hubungan antara tingkat kebugaran dengan cara bekerja karena cara bekerja subjek bersifat konstan.


Introduction: Sedentary behavior in workers can cause various risks of illness that interfere with daily activities. One of the test that can be done easily and flexibly to assess a persons fitness level is through 6-minute walking test which is shown based on the percentage between the results and predictions of the distance. Therefore, research to find out the relationship between work type and fitness level needs to be done as new knowledge that has never been done before, in this case conducted to janitors of UI Depok.

Method: The design used in this study is cross-sectional. The subjects are janitors of the Universitas Indonesia Depok. The type of work of the subjects is divided into location, duration, shift time, and how the work of the subjects and its filled out through questionnaires by the subjects. The fitness level of the subjects was obtained based on the percentage of results and predictions of the 6-minute walking test conducted by the researchers according to the guidelines of ATS. Data on fitness level and type of work were analyzed by correlation with the Fisher Exact Test.

Results: The distribution of work types on subjects was obtained based on the location it was found that 95.4% working in outdoor, 1.8% working indoor and outdoor, and 2.8% working in uncertain places. Based on the duration, it was found that 93.6% of workers worked more than 8 hours and 6.4% of workers worked less than 8 hours. Based on work time 94.5% of workers work in the morning shift, 1.8% work in the afternoon shift, and as many as 3.7% works in uncertain times. Based on how it works 100% of workers work physically. The distribution of fitness levels through a 6-minute walk test on subjects was found as many as 1.83% of workers classified as fit, as many as 2.75% of workers were classified as unfit, and as many as 95.4% of workers were classified as very unfit. The relationship between the types of work with the fitness level through the results of the 6-minute walk test that the subjects were found in the relationship of fitness level to location, duration, and work time showed no relationship (p>0.05). Whereas the correlation between fitness level with how to work cannot be connected because the way to work on subjects was constant.

Conclusion: The correlation between fitness level with location, duration, and work time has no relationship (p>0.05), and there is no relationship between fitness level and work method because the subjects work method is constant.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neny Husnaini Zain
"Kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan dengan asupan gizi yang kita konsumsi setiap hari. Seseorang dengan status gizi yang baik maka sejatinya juga memiliki kualitas kebugaran tubuh yang baik pula. Untuk menilai suatu kebugaran seseorang dapat menggunakan metode uji jalan 6 menit. Penelitian ini ingin mengetahui korelasi antara status gizi dengan tingkat kebugaran pada petugas kebersihan luar Universitas Indonesia yang merupakan rujukan data karena belum pernah dilakukan sebelumnya. penelitian ini menggunakan desain potong lintang dimana status gizi subjek didapatkan dari hasil perhitungan IMT dengan terlebih dahulu mengukur berat dan tinggi badan subjek. Tingkat kebugaran didapatka dengan perhitungan presentase hasil uji jalan 6 menit yang berupa jarak tempuh dan prediksi uji jalan 6 menit yang disesuaikan dengan pedoman ATS. Kemudian data status gizi dan tingkat kebugaran dianalisis korelasinya dengan uji kruskall wallis. Hubungan antara status gizi dengan tingkat kebugaran pegawai nonstaf Universitas Indonesia Depok tidak memiliki korelasi (P >0,05).

The health of one’s body is inseparable from the nutrition we consume each day. A person with a good nutritional status would make a good quality of life and a fit body. Physical fitness can be measured using The 6 Minute Walking Test. This study investigates the correlation between nutritional status and the fitness level of the cleaners in Universitas Indonesia which is a reference data since the study has not been conducted before. This study used a cross-sectional method, in which the subjects’ nutritional status wass acquired by the calculation of IMT after taking the data of the subjects’ body weight and height. The fitness level was calculated from the percentage of the result from The 6 Minute Walking Test and the prediction value of The 6 Minute Walking Test according to the guidelines from ATS. Furthermore, the correlation between the data of the nutritional status and the fitness level were analyzed using Kruskal Wallis Test. There was no significant correlation between the nutritional status and the fitness level of the Non-Staff Employees at Universitas Indonesia Depok (P >0,05)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Propinsi penderita penyakit kronik meningkat usia.Pengendalian yang seringdilakukan adalah dengan priskriptif terapeutik dan nasehat klinikal."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diannisa Damar Rahmahani
"

Kualitas hidup terkait kesehatan merupakan suatu gambaran umum yang dapat memberikan penilaian terhadap performa seseorang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Penilaian terhadap kualitas hidup terkait kesehatan dianggap sangat penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan berbagai faktor di dalam kehidupan, seperti kesehatan, efisiensi, produktifitas, kepuasan, keterlibatan dalam kinerja, motivasi, dan kesejahteraan di dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena adanya pengaruh dari faktor kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan di antara kualitas hidup dengan berbagai faktor gaya hidup pada anggota Komunitas lari di Kota Depok. Desain studi pada penelitian ini adalah cross sectional dengan variabel dependen yaitu kualitas hidup terkait kesehatan dan variabel independen yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori, jenis kelamin, usia, riwayat penyakit kronik, kualitas diet, IMT, tingkat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan kualitas tidur. Penelitian ini dilakukan kepada 125 anggota aktif lima Komunitas lari terpilih yang ada di Kota Depok. Nilai kualitas hidup terkait kesehatan diukur dengan menggunakan kuesioner SF 36 V2 Quality of Life. Hasil terhadap penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kronik pada aspek kesehatan fisik dan kualitas tidur pada aspek kesehatan fisik (r = 0,593), kesehatan mental (r = 0,615) , dan kualitas hidup (r = 0,710) dengan kualitas hidup terkait kesehatan.

 


Health-related quality of life is a general description that can provide an assessment of a persons performance in carrying out their daily lives. Assessment of quality of life related to health is considered very important because it is related to various factors in daily life, such as health, efficiency, productivity, satisfaction, involvement in performance, motivation, and welfare in carrying out daily activities due to the influence of physical health factors and mental health. This study aims to look at the close relationship between quality of life with various lifestyle factors in running community members in the city of Depok. The study design in this study was cross sectional with the dependent variable namely health related quality of life and independent variables namely cardiorespiratory fitness level, gender, age, history of chronic illness, diet quality, BMI, physical activity level, smoking habits, and sleep quality. This research was conducted on 125 active members from five running communities in the city of Depok. Health-related quality of life values were measured using the SF 36 V2 Quality of Life questionnaire. The results of this study indicate that there is a significant relationship between the history of chronic illness in physical health aspects and sleep quality in physical health aspects (r = 0.593), mental health (r = 0.615), and quality of life (r = 0.710) with health related quality of life.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Widiartha
"Kebugaran kardiorespiratori terbukti memiliki hubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa tingkat kebugaran pada anak masih berada pada level rendah. Nilai VO2max sebagai indikator kebugaran kardiorespiratori seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi, aktivitas fisik dan asupan gizi dengan nilai VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Jakarta terhadap 131 responden terdiri atas 54 laki-laki dan 77 perempuan berusia 11 - 14 tahun. Nilai VO2max diukur dengan menggunakan metode pengukuran 20 meter shuttle run test, status gizi diperoleh dari nilai IMT/U dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik diukur dengan menggunakan modifikasi PAQ-C, dan asupan gizi diperoleh dengan pengisian kuesioner food records 2 x 24 jam. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata nilai VO2max laki-laki (43,94 ml/kg/menit) lebih tinggi daripada nilai VO2max perempuan (38,38 ml/kg/menit). Hasil analisis bivariat dengan uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi menurut IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan zat besi, dan kalsium dengan nilai VO2max. Status gizi normal, aktivitas fisik secara teratur, dan asupan zat besi dan kalsium yang cukup diperlukan untuk memiliki kebugaran kardiorespiratori yang baik.

Cardiorespiratory fitness evidently had a relationship with cardiovascular disease. Various research in the world found that most children had a low fitness level. Cardiorespiratory fitness (VO2max) infected by several factors. This study aimed to determine the relationship of nutrition, physical activity and nutritional intake with VO2max. This research was a quantitative research using crosssectional research design. The study was conducted in Jakarta on 131 respondents consisted of 54 men and 77 women aged 11-14 years. VO2max values measured using the method of measuring 20 meters shuttle run test, nutritional status was obtained from the value of BAZ and percent body fat, physical activity was measured using a modified PAQ-C, and nutrient intake obtained by filling food records 2 x 24 hours questionnaire. The unvaried test results showed that the average VO2max of men (43.94 ml/kg/min) was higher than the value of VO2max women (38.38 ml/kg/min). The results of bivariate test used correlation test showed that there was a relationship between nutritional status according to BAZ, percent body fat, physical activity, intake of iron, and calcium with VO2max. Normal nutritional status, moderate physical activity, and adequate intake of iron and calcium are required for having a good cardio respiratory fitness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>