Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176645 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Her Perwito Fathoni
"Jumlah penggunaan kendaraan di Indonesia meningkat seiring berjalannya tahun. Peningkatan jumlah kendaraan ini menyebabkan beberapa masalah yang timbul, salah satunya adalah polusi kendaraan akibat dari emisi gas buang seperti CO, HC, dan NOx yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kesehatan. Selain permasalahan kesehatan, peningkatan jumlah kendaraan bermotor juga menyebabkan ketergantuan Indonesia akan energi tak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara. Salah satu solusi pemerintah adalah dengan penggunaan bahan bakar alternatif bioethanol dan methanol. Bioethanol dan bensin yang bersifat polar dan non-polar dan membutuhkan methanol agar bahan bakar menjadi homogen.  Pada penelitian ini, penulis melakukan pengujian engine test bed pada mesin motor Supra X 125 cc dan uji road test pada mesin mobil Toyota Kijang 1800 cc. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa nilai SFC terkecil pada campuran bahan bakar pengujian engine test bed diperoleh bahan bakar campuran E20 di RPM 6000 dengan nilai 325,46 g/kWh dan pada pengujian road test diperoleh bahan bakar campuran M20 dengan nilai 7,95 l/100km. Penambahan ethanol pada setiap campuran juga mengurangi nilai Coefficient of Variation (COV) dengan nilai COV terkecil adalah sebesar 325,84 yang didapat dari campuran E20 pada RPM 4000.

The number of vehicle use in Indonesia increases over the years. This number of vehicles causes several problems, one of which is vehicle pollution due to exhaust gas emissions such as CO, HC, and NOx produced by the increase in motorized vehicles which can cause respiratory and health problems. In addition to health problems, the increase in the number of motorized vehicles has also led to Indonesia's dependence on non-renewable energy such as oil, natural gas and coal. One of the government's solutions is to use alternative fuels of bioethanol and methanol. Bioethanol and gasoline are polar and non-polar and require methanol to make the fuel homogeneous. In this study, the authors conducted an engine test bed on a 125 cc Supra X motorcycle engine and a road test on an 1800 cc Toyota Kijang car engine. From the test results, it was found that the smallest SFC value in the engine test bed fuel mixture obtained a mixture of E20 at RPM 6000 with a value of 325.46 g/kWh and in the road test test, M20 fuel mixture was obtained with a value of 7.95 l/100km. The addition of ethanol in each mixture also reduces the Coefficient of Variation (COV) value with the smallest COV value of 325.84 obtained from the E20 mixture at 4000 RPM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevan Jeremy Igorio
"Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan data jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2020 yang lalu. Hasilnya, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1.8 % dari 133 juta kendaraan menjadi 136 juta kendaraan. Tidak hanya itu, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia didominasi oleh sepeda motor dan mobil penumpang dengan masing – masing berjumlah 115 juta dan 15 juta. Peningkatan ini memberikan dampak buruk pada kualitas lingkungan yang semakin tercemar dan meningkatkan ketergantungan Indonesia akan bahan bakar fosil. Oleh karena itu, bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan harus mulai disosialisasikan dan digunakan oleh masyarakat. Melalui Permen ESDM 12 tahun 2015, pemerintah berencana untuk menggunakan E100 pada kendaraan dengan persentase transportasi non-PSO sebesar 10% pada Januari 2020. Namun, sampai saat ini hal tersebut belum dapat direalisasikan karena mahalnya harga bioethanol dibandingkan harga bensin RON 90. Sehingga pada penelitian ini kami mencoba menambahkan campuran methanol agar dapat menurunkan harga campuran bahan bakar. Pengujian ini menggunakan 2 metode uji, yaitu engine test bed 125 cc dan uji jalan 1800 cc. Melalui dua pengujian tersebut penulis akan mendapatkan hasil pengukuran emisi gas buang seperti CO, CO2, O2, HC, dan NOx. Selain itu, bahan bakar yang akan diuji adalah RON 90, GEM 80, E15 M5, E10 M10, E20, dan M20 dengan E melambangkan persentase bioethanol dalam campuran dan M melambangkan perssentase methanol dalam campuran. Hasil pengujian engine test bed menunjukkan bahwa penggunaan bioethanol dan methanol dapat menurunkan emisi CO, HC, dan NOx hingga 40%, 17%, dan 23% dan meningkatkan emisi CO2, dan O2 sebesar 14% dan 70%. Hasil pengujian uji jalan menunjukkan hal yang sama. Emisi CO dan HC turun hingga 49% dan 18% dan emisi CO2 dan NOx meningkat hingga 20% dan 30%.

Badan Pusat Statistik (BPS) released data on the number of motorized vehicles in 2020. As a result, the number of motorized vehicles in Indonesia has increased by 1.8% from 133 million vehicles to 136 million vehicles. Not only that, the number of motorized vehicles in Indonesia is dominated by motorcycles and passenger cars with 115 million and 15 million respectively. This increase has a negative impact on the quality of the increasingly polluted environment and increases Indonesia's dependence on fossil fuels. Therefore, alternative fuels that are environmentally friendly must be socialized and used by the community. Through the Minister of Energy and Mineral Resources 12 of 2015, the government plans to use E100 in vehicles with a percentage of non-PSO transportation of 10% in January 2020. However, this has not been realized due to the high price of bioethanol compared to the price of RON 90 gasoline. In this case we are trying to add a mixture of methanol to reduce the price of the fuel mixture. This test uses 2 test methods, namely the 125 cc engine test bed and the 1800 cc road test. Through these two tests, the authors will get the results of measuring exhaust emissions such as CO, CO2, O2, HC, and NOx. In addition, the fuels to be tested are RON 90, GEM 80, E15 M5, E10 M10, E20, and M20 with E representing the percentage of bioethanol in the mixture and M representing the percentage of methanol in the mixture. The results of the engine test bed show that the use of bioethanol and methanol can reduce CO, HC, and NOx emissions by 40%, 17%, and 23% and increase CO2 and O2 emissions by 14% and 70%, respectively. The test results of the road test shows the same thing. CO and HC emissions fell by 49% and 18% and CO2 and NOx emissions increased by 20% and 30%, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhel Muhammad
"Penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia yang terus meningkat dapat menyebabkan beberapa masalah seperti penurunan kualitas udara dan polusi. Selain itu, peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahunnya juga berarti meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil dengan emisi gas buang seperti CO, HC, dan NOx yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kemudian hal tersebut juga meningkatkan ketergantungan Indonesia akan impor minyak, sehingga pemerintah Indonesia berupaya untuk mencari bahan bakar alternatif yang salah satunya adalah campuran Bioethanol dan Methanol. PT Pertamina juga telah membangun sebuah pilot plant untuk memproduksi GEM 80 yaitu bahan bakar dengan persentase bensin 80%, Bioethanol 5%, dan Methanol 15%. Bioethanol dan bensin yang bersifat polar dan non-polar membutuhkan methanol agar campuran menjadi lebih homogen. Pengujian dilakukan dengan engine test bed pada motor Honda Supra dan pengujian performa uji jalan (road test) pada mobil Toyota Kijang produksi 1998. Berdasarkan hasil pengujian dengan metode engine test bed, penggunaan campuran bioethanol dan methanol pada RON 90 menyebabkan daya dan torsi cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan hasil pengujian performa dengan metode uji jalan menyebabkan daya dan torsi cenderung mengalami penurunan. Kemudian penggunaan campuran Bioethanol dan Methanol pada RON 90 dapat menurunkan nilai Coefficient of Variations (COV) pada kendaraan. Berdasarkan metode engine test bed, nilai daya maksimum didapat dari campuran bahan bakar M20 di 8000 RPM dengan nilai 6.67 kW dan nilai torsi maksimum didapat dari campuran bahan bakar M20 di 4000 RPM dengan nilai 8.74 Nm. Berdasarkan metode performa uji jalan, nilai daya maksimum didapat dari campuran bahan bakar E20 di 4733 RPM dengan nilai 39.95 kW dan nilai torsi maksimum didapat dari campuran bahan bakar E20 di 3218 RPM dengan nilai 144.8 Nm.

The increasing use of motorized vehicles in Indonesia can cause several problems such as a decrease in air quality and pollution. In addition, the increase in the number of motorized vehicles every year also means an increase in the use of fossil fuels with exhaust emissions such as CO, HC, and NOx which are harmful to human health. Then it also increases Indonesia's dependence on oil imports, so the Indonesian government seeks to find alternative fuels, one of which is a mixture of Bioethanol and Methanol. PT Pertamina has also built a pilot plant to produce GEM 80, namely fuel with a percentage of 80% gasoline, 5% bioethanol, and 15% methanol. Bioethanol and gasoline which are polar and non-polar require methanol to make the mixture more homogeneous. The tests were carried out with an engine test bed on a Honda Supra and a road test on a 1998 Toyota Kijang. From the results of the test using the engine test bed method, the use of a mixture of bioethanol and methanol on RON 90 causes power and torque to tend to increase. While the test results using the road test cause power and torque to tend to decrease. Then the use of a mixture of Bioethanol and Methanol at RON 90 can reduce the value of the Coefficient of Variations (COV) on the vehicle. Based on the engine test bed method, the maximum power value is obtained from the M20 fuel mixture at 8000 RPM with a value of 6.67 kW and the maximum torque value is obtained from the M20 fuel mixture at 4000 RPM with a value of 8.74 Nm. Based on the road test performance method, the maximum power value is obtained from the E20 fuel mixture at 4733 RPM with a value of 39.95 kW and the maximum torque value is obtained from the E20 fuel mixture at 3218 RPM with a value of 144.8 Nm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Auliady
"Kualitas udara di Indonesia semakin buruk setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan kendaraan bermotor yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat setiap tahunnya sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil pun semakin meningkat, dimana hasil pembakaran dari bahan bakar fosil ini mengandung CO, CO2, dan HCyang berbahaya untuk lingkungan dan pernapasan manusia. Untuk Indonesia, kondisinya saat ini sudah cukup berbahaya karena sudah melewati batas jumlah partikulat yang dianjurkan WHO. Akibat berkurangnya jumlah cadangan minyak bumi dan rusaknya udara lingkungan, Pemerintah Indonesia dan negara lain pun berupaya untuk mencari bahan bakar alternatif dari bahan bakar fosil. Bioetanol merupakan salah satu potensi bahan bakar alternatif yang bisa didapatkan dari tanaman melalui proses fermentasi. Mengingat Indonesia cukup mudah untuk menemukan tanaman-tanaman ini, maka sumber bahan baku ini relatif mudah didapat, dan bersifat terbarukan. Bioetanol sudah digunakan dalam bentuk campuran dengan bahan bakar fosil, namun karena perbedaan polar dan non-polar dari campuran ini menyebabkan campuran tidak menyatu sepenuhnya. Maka diperlukan suatu aditif yang dapat berperan sebagai pelarut untuk membuat campuran menjadi homogen. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat penggunaan bahan bakar campuran bensin – bioethanol yang ditambahi zat aditif pada mesin spark ignition (SI). Zat aditif yang digunakan yaitu cyclohexanol dengan volume yang divariasikan. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil emisi gas buang dan coefficient of variation (COV). Dari hasil pengujian, pencampuran zat aditif cyclohexanol dapat memperbaiki COV dan semakin memperbaiki kualitas emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran.

Air quality in Indonesia is getting worse every year. One of the causes is the use of motor vehicles that still use fossil fuels. The number of vehicles increases annually by about 5% from the previous year. The use of fossil fuels is also increasing, where the combustion products of these fossil fuels contain CO, CO2, HC, O2 which are dangerous to the environment and human respiration. In Indonesia, the current condition is quite dangerous because it exceeds the limit for the number of particulates recommended by WHO. Due to the lack of oil reserves and environmental air damage, the Government of Indonesia and other countries are trying to find alternative fuels from fossil fuels. Bioethanol is one of the potential alternative fuels that can be obtained from plants such as cassava, rice, and others through the fermentation process. Considering that Indonesia is a country that is quite easy to find these such plants, the sources of these raw materials are relatively easy to obtain, and renewable. Bioethanol has been used in the form of a mixture with fossil fuels, but because of the polar and non-polar properties in this mixture, the mixture does not blend completely. Therefore, we need an additive that can act as a solvent to make the mixture homogeneous. In this research was conducted to see the use of gasoline-bioethanol mixture fuel added with additives in spark ignition (SI) engines. The additive used is cyclohexanol with varied volumes. Then an analysis of exhaust gas emissions and coefficient of variation (COV) of the combustion is carried out. From the test results, mixing cyclohexanol additives can improve COV and improve the quality of exhaust emissions resulting from combustion of the mixtures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azami Indarabbi Zulfan
"Saat ini, penggunaan bahan bakar fosil sudah menjadi kebutuhan bagi segala jenis motor dan sudah menjadi ketergantungan bagi motor tersebut. Terdapat beberapa bahan bakar alternative pengganti bahan bakar minyak, salah satunya ialah bioetanol. Pada kebanyakan kasus, bioetanol biasanya dipakai sebagai bahan bakar campuran bensin. Pemakaiannya memerlukan perbandingan tertentu. Bioetanol yang biasa dipakai adalah bioetanol anhidrat dengan kadar air 0,1%. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan pemanfaatan gas buang sebagai alat destilasi bioetanol hidrat menjadi bioetanol anhidrat. Namun, hasil yang didapatkan hanya mampu mencapai kadar 96%. Akhirnya, penelitian berlanjut dengan melakukan perancangan mekanisme masukan bahan bakar campuran ke ruang bakar. Mekanisme fuel mixer tercipta. Dengan menggunakan mekanisme tersebut, penelitian berlanjut hingga menganalisa performa motor stastis menggunakan dynometer test.
Di sini, penulis melakukan penelitian mencari kestabilan konsumsi bahan bakar campuran bioetanol hidrat-bensin untuk menganalisa hasil konsumsi bahan bakar. Variasi campuran bahan bakar yang digunakan ialah E5, E10, dan E15 yang nantinya nilai konsumsi bahan bakar tersebut dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar bensin murni. Nilai konsumsi bahan bakar setiap variasi setiap percobaan dibandingkan dan didapatkan nilai konsumsi bahan bakar campuran stabil. Dari hasil penelitian, nilai konsumsi bahan bakar campuran lebih besar/boros jika dibandingkan dengan konsumsi bahan bakar bensin murni. Semakin banyak kandungan bioetanol hidrat, maka akan membuat ketidakstabilan konsumsi bahan bakar bensin tetapi membuat stabil konsumsi bahan bakar bioetanol hidrat.

Now, the use of fossil fuels has been a need of for all kinds of vehicle and has become dependence for vehicle. There are several alternative fuel as a substitute for fuel oil, one of them is bioethanol. In most cases, bioethanol usually used as fuel mixture of gasoline. Bioethanol is used as a fuel, usually mixed with gasoline at a certain ratio. Bioethanol is used anhydrous ethanol with 0.1% water content. Previous studies has done the utilization of the exhaust gases as hydrous bioethanol distillation instrument become anhydrous bioethanol. However, the results achieved are only able to reach content of 95% or hydrous bioethanol. Research continues about a mechanism design of mixing hydrous bioethanol with gasoline. Fuel mixer mechanism is created.
By using this mechanism, writer conducting research looking for the stability of fuel consumption a mixture of hydrous bioethanol-gasoline to analyze the results of fuel consumption stability. Mixture variation of fuel that is used are E5, E10, and E15 which will value the consumption of the fuel compared to pure gasoline. Any variation and any attempt is compared, then the fuel consumption of each variation in every attempt can be said to be stable. The results show that the value of fuel consumption by mixture fuel is larger/wasteful compared with fuel consumption by pure gasoline except in E15h fuel mixture. The more bioetanol hydrate content, it will make instability consumption of fuel but make stable fuel consumption of bioetanol hydrate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Samsuri
"Bagas merupakan residu padat pada proses pengolahan tebu menjadi gula, yang sejauh ini masih belum banyak dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah (added value). Bagas yang termasuk biomassa mengandung lignoselulosa sangat dimungkinkan untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif seperti bioetanol atau biogas. Dengan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dapat mengatasi krisis energi terutama sektor migas. Pada penelitian ini telah dilakukan konversi bagas menjadi etanol dengan menggunakan enzim xylanase. Perlakuan dengan enzim lainnya saat ini sedang dikerjakan di laboratorium kami mengingat hemisulosa juga mengandung polisakarida lainnya yang dapat didekomposisi oleh berbagai enzim. Hasil penelitian menunjukkan kandungan lignoselulosa pada bagas sebesar lebih kurang 52,7% selulosa, 20% hemiselulosa, dan 24,2% lignin. Hemiselulosa merupakan polisakarida yang dapat dihidrolisis oleh enzim xylanase dan kemudian akan difermentasikan oleh yeast S. cerevisiae menjadi etanol melalui proses Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak (SSF). Beberapa parameter yang dianalisis pada penelitian ini antara lain kondisi pH (4, 4,5, dan 5), untuk meningkatkan kuantitas etanol dilakukan penambahan HCl berkonsentrasi rendah (0,5% dan 1% (v/v)) dan bagas dengan perlakuan jamur pelapuk putih (L. edodes) selama 4 minggu. Proses SSF dilakukan dengan waktu inkubasi selama 24, 48, 72, dan 96 jam. Perlakuan dengan pH 4, 4,5, dan 5 menghasilkan konsentrasi etanol tertinggi berturut-turut 2,357 g/L, 2,451 g/L, 2,709 g/L. Perlakuan penambahan HCl konsentrasi rendah mampu meningkatkan produksi etanol, penambahan dengan konsentrasi HCL 0,5 % dan 1 % berturut-turut menghasilkan etanol 2,967 g/L, 3,249 g/L. Perlakuan dengan menggunakan jamur pelapuk putih juga dapat meningkatkan produksi etanol yang dihasilkan. Setelah bagas diberi perlakuan L. edodes 4 minggu mampu menghasilkan etanol dengan hasil tertinggi 3,202 g/L.

Utilization of Bagasse Cellulose for Ethanol Production through Simultaneous Saccharification and Fermentation by Xylanase. Bagasse is a solid residue from sugar cane process, which is not many use it for some product which have more added value. Bagasse, which is a lignosellulosic material, be able to be use for alternative energy resources like bioethanol or biogas. With renewable energy resources a crisis of energy in Republic of Indonesia could be solved, especially in oil and gas. This research has done the conversion of bagasse to bioethanol with xylanase enzyme. The result show that bagasse contains of 52,7% cellulose, 20% hemicelluloses, and 24,2% lignin. Xylanase enzyme and Saccharomyces cerevisiae was used to hydrolyse and fermentation in SSF process. Variation in this research use pH (4, 4,5, and 5), for increasing ethanol quantity, SSF process was done by added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and also pre-treatment with white rot fungi such as Lentinus edodes (L.edodes) as long 4 weeks. The SSF process was done with 24, 48, 72, and 96 hour?s incubation time for fermentation. Variation of pH 4, 4,5, and 5 can produce ethanol with concentrations 2,357 g/L, 2,451 g/L, 2,709 g/L. The added chloride acid (HCl) with concentration 0.5% and 1% (v/v) and L. edodes can increase ethanol yield, The highest ethanol concentration with added chloride acid (HCl) concentration 0.5% and 1% consecutively is 2,967 g/L, 3,249 g/L. The highest ethanol concentration with pre-treatment by L. edodes is 3,202 g/L."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wetapo, Pilemon
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya adalah energi fosil berupa minyak bumi. Pemakaian energi minyak bumi sebagai salah satu energi primer yang tidak terbarukan memaksa manusia berusaha untuk mencari energi alternatif lain. Salah satunya sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan dan tidak mencemari lingkungan adalah bioetanol. Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan compact distillator dengan penggunaan gate valve untuk mengontrol temperature panas gas buang motor bakar dinamis sebagai alat utama untuk pengolahan etanol. Tujuan utama dari alat yang dibuat adalah untuk menghasilkan bioetanol yang layak menjadi bahan bakar etanol dengan kadar diatas 85%. Oleh karena itu tujuan dari pembuatan dan pengujian alat gate valve pada compact distillator diharapkan mampu dapat mengontrol temperature evaporator dan tidak melebihi titik didih air, sehingga kadar ethanol yang dihasilkan diatas 85%.

Indonesia is an archipelago country rich in natural resources, one of them is fossil petroleum energy. Petroleum energy uses as one of the non-renewable primary energy trying to force people to look for alternative energy resources. One of alternative energy that can be developed and does not pollute the environment is bioethanol. In this research, design of compact distillator which utilizes exhaust heat with the addition of gate valve on dynamic fuel engine as a primary tool for processing of ethanol. The main purpose of the tool is made to produce a viable bioethanol fuels with ethanol content of over 85%. Therefore the purpose of manufacturing and testing equipment in a compact distillator gate valve should be able to control the temperature of the evaporator and not exceed the boiling point of water, so that the resulting ethanol content above 85%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kulsum
"Salah satu sumber bahan baku dari bioethanol yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah bagas, limbah padat industri gula. Jawa Timur merupakan lokasi yang tepat sebagai lokasi pengembangan, dikarenakan terdapat banyak pabrik gula. Hingga saat ini belum ada pembangunan industri bioetanol berbahan baku bagas. Oleh karena itu pada penelitian ini dampak ekonomi yang meliputi dampak langsung, tidak langsung, imbasan (induced) dan keterkaitan dari industri bioetanol berbahan bagas tersebut diteliti. Dampak langsung penyerapan tenaga kerja dilakukan dengan studi langsung ke lapangan dan menggunakan metode input output sebagai suatu pendekatan untuk mendapatkan nilai dampak tidak langsung dan dampak imbasan untuk industri bioethanol terhadap perekonomian.
Dari hasil penelitian berdasarkan kapasitas produksi tebu tahun 2006 didapatkan dampak langsung Fase Pre Treatment (fase awal) dengan menggunakan kapasitas produksi tebu tahun 2006, dapat menyerap tenaga kerja sebesar 1872 orang pekerja. Fase treatment (pabrikasi) adalah sebanyak 93 orang pekerja. Nilai untuk pengaruh tidak langsung industri bioetanol adalah sebesar 0,0069. Nilai untuk induced effect industri bioetanol adalah sebesar 1,9998. Nilai keterkaitan kebelakang untuk sektor industri bioetanol adalah sebesar 1,0198, dan sektor industri yang paling mempengaruhi adalah industri barang mineral bukan logam. Nilai keterkaitan ke depan untuk sektor industri bioetanol adalah sebesar 1,0263, dan sektor industri yang paling dipengaruhi adalah sektor perdagangan.

One source of raw material of bioethanol, which is potential to develop is bagasse, bagasse is the solid waste of sugar industry. East Java is an appropriate location as the location of development, because there are many sugar factories. Until now there has been no development of bioethanol industry bagasse raw material. Therefore in this study the economic impacts of the bioethanol industry are made from bagasse investigated. As for the effects to be studied is the impact of direct, indirect, induced (induced) and linkages. The direct impact of labor absorption by direct studies into the field and use the input output method as an approach to get the value of the indirect impact and induced impact on the economy for the bioethanol industry. The data used is Table Input Out Put, East Java in 2006, with 66 sectors.
From the results of research on sugarcane production capacity in 2006 showed a direct impact phase pre treatment using sugarcane production capacity in 2006, can absorb labor by 1872 workers. treatment phase (fabrication) is as many as 93 workers. Value for indirect influence bioethanol industry amounted to 0.0069. The value for the bioethanol industry is the effect induced by 1.9998. The value of backward linkages for the bioethanol industry sector amounted to 1.0198, and industrial sectors most affected were non-metallic mineral products industry. Forward linkage value for the bioethanol industry amounted to 1.0263, and industrial sectors most affected were the trade sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hariyanto
"Semakin meningkatnya kebutuhan minyak bumi sebagai sumber energi primer yang tidak terbarukan memaksa manusia untuk menemukan sumber energi alternatif. Energi terbarukan merupakan salah satu solusi untuk menghadapi persoalan ini. Salah satu sumber energi yang terbarukan adalah Bioethanol. Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun kontrol panas evaporator pada compact destilator dengan memanfaatkan gas buang dari motor bakar dinamik sebagai alat utama pengolahan ethanol. Tujuannya adalah ingin menghasilkan produk ethanol yang layak menjadi bahan bakar ethanol dengan kadar diatas 85%. Oleh karena itu dilakukan pembuatan dan pengujian alat untuk mengontrol panas pada evaporator, dengan harapan dapat menjaga temperatur evaporator tidah melebihi 80OC sehingga dapat dihasilkan ethanol dengan kadar di atas 85%.

The increasing needs for petroleum as primary energy sources is not renewable,forcing people to find alternative energy sources. Renewable energy is a solution to solve this issues. Are if the sources renewable energy is bioethanol. In this study, conducted heat control evaporator design in compact distillation utilizing flue gas from combustion dynamics as the primary means of processing ethanol.The purpose is to reduce a viable ethanol product to ethanol fuel with levels above 85%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shafyandra Farras Maulidina
"Seperti yang kita ketahui saat ini, keadaan dari Bumi kita tidaklah dalam keadaan yang seperti sebelumnya. Hari demi hari, Bumi kita semakin menua dan semakin rusak pula. Salah satu faktor utama yang menyebabkan tragedi ini adalah banyaknya konsumsi dari bahan bakar fosil. Di sisi lain, ketersediaan dari bahan bakar fosil pun akan terus berkurang dan tidak bisa diperbaharui lagi. Dengan pengisian bahan bakar fosil yang relatif mudah dan tidak merepotkan, tidak heran bahwa bahan bakar fosil menjadi favorit di antara sumber energi lainnya. Penulis melihat fenomena ini sebagai suatu hal yang mendesak. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti dari bahan bakar fosil. Dan akhirnya dilakukanlah penelitian mengenai bahan bakar fosil bercampur Bioetanol. Bahan bakar campuran ini terdiri dari berbagai macam persentase campuran yang mengandung Bioetanol. Persentase ini di antara lain campuran 0%, campuran 5%, campuran 10%, dan campuran 15%
As we all know, the earth that we live in is not as healthy as it was before. Our earth grows older and simultaneously weaker every day. One of the main factors that cause this is the use of fossil fuel. While the supply of fossil fuel will not be available for generations to come, another problem rises as the usage of fossil fuel is not declining at a significant rate, since it is trouble-free and can be consumed effortlessly. We see this as an emergency and as a background motivation for us to find an alternative power source for our motor vehicles. Then, fuel-grade Bioetanol was chosen as our base variable to help people from further using fossil fuel. To maximize the result, the Bioetanol is divided into several mixtures that contains different amount of Premium (PT Pertamina’s product of a lower-grade fossil fuel) and Bioethanol
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>