Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fahmi Ilyas
"Penelitian ini membahas tentang penyembuhan tradisional pada Orang Osing di Banyuwangi, Jawa Timur yang berbicara mengenai bagaimana penyembuhan tradisional Osing dilakukan, dipahami dan dikonstruksi. Fokus akan tertuju pada praktik penyembuhan tradisional Osing yang dilakukan oleh wong tuo serta bagaimana orang yang terlibat di dalamnya sebagai ‘pasien’. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode observasi partisipan dan wawancara mendalam yang dilakukan di Desa Balak, Kabupaten Banyuwangi. Orang Osing memahami bahwa penyembuhan tradisional adalah suatu hasil campur tangan dari kekuatan spiritual yang tak kasat mata. Tulisan mengenai antropologi medis ini yang menggunakan pendekatan fungsional untuk melihat peran wong tuo dan sihir pada Orang Osing. Wong tuo dalam konteks ini, memiliki peran sebagai praktisi sihir dalam penyembuhan maupun ritual adat Osing. Orang Osing memilih metode penyembuhannya berdasarkan hasilnya, terlepas dari penyembuhan biomedik maupun penyembuhan tradisional. Orang Osing membandingkan langsung metode penyembuhan biomedik dan tradisional. Berdasarkan temuan penelitian, Orang Osing memilih metode penyembuhan tradisional melalui pengalaman, pengetahuan dan kepercayaan.

This research discusses traditional healing in the Osing People in Banyuwangi, East Java which talks about how traditional Osing healing is carried out, understood and constructed. The focus will be on the traditional healing practices of Osing performed by wong tuo as well as how the people involved in it as 'patients'. Data collection in this study was carried out using the participant observation method and in-depth interviews conducted in Balak Village, Banyuwangi Regency. The Osing people understood that traditional healing was an intervention of invisible spiritual power. This paper on medical anthropology uses a functional approach to see the role of wong tuo and magic in the Osing People. Wong tuo, in this context, has a role as a practitioner of magic in healing as well as osing traditional rituals. The Osing people chose the method of healing based on its results, regardless of biomedical healing or traditional healing. Osing people directly compare biomedical and traditional healing methods. Based on the research findings, the Osing people chose traditional healing methods through experience, knowledge and belief."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harod Rahmad Novandi
"

Proporsi kemiskinan perdesaan selalu lebih tinggi dibandingkan kemiskinan perkotaan di Indonesia. Program pengentasan kemiskinan, khususnya di perdesaan sudah seharusnya menempatkan masyarakat sebagai subjek dalam setiap program pengentasan kemiksinan. Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan kemiskinan yang signifikan termasuk di wilayah perdesaaan karena didukung sektor pariwisata yang mendorong peningkatan pendapatan per kapita Banyuwangi dari tahun ke tahun. Penurunan angka kemiskinan dan peningkatan pendapatan per kapita Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari program “smart kampung” dan pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan melalui industri lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sedangkan pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan 30 informan yang terdiri dari pemerintah daerah, organisasi ekonomi lokal dan masyarakat lokal. Hasil Penelitian ini menunjukan proses pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat yang dilakukan sudah terlaksana dengan cukup baik. Kemudian BUMDes Ijen Lestari sebagai inovasi pelayanan publik memberikan dampak yang positif dalam pembiayaan kegiatan ekonomi lokal dan lapangan pekerjaan. Kemudian pemberian pelayanan dan media untuk perubahan dan interaksi. Selanjutnya pengembangan ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis masyarakat terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat memberikan dampak positif, dimana ada kemajuan pola pikir ekonomi, bertambahnya mata pencaharian baru, peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan serta cara dan perilaku kerja. Namun demikian, komunitas dan BUMDes Ijen Lestari perlu juga bermitra dengan stakeholder lainnya dalam upaya pengembangan destinasi strategis serta meningkatkan sumber daya manusia lokal untuk pemanfaatan Informasi dan Teknologi (IT) melalui website dan media sosial dengan konten yang menarik perhatian wisatawan.

 


The proportion of rural poverty is always higher than urban poverty in Indonesia. Poverty reduction programs, especially in rural areas, should put the community as the priority subject in each program. Banyuwangi Regency in East Java Province is one of the best example in poverty reduction program. Banyuwangi succeed to reduce its poverty rate significantly from tourism sector. This tourism increases income per capita of Banyuwangi from year to year. The poverty reduction in Banyuwangi is influenced by “smart kampung” and local economic development through a community-based tourism. (CBT) and Initiating local industry. This study uses a qualitative approach with a type of descriptive research. Whereas the data collection used in-depth interview method with 30 informants who were composed of local governments, local economic organizations and local communities. The results of this study show that the process of developing the local economy through CBT carried out quite well. Later, Village-Owned Enterprises (BUMDes) Ijen Lestari is an innovation for public services contributes to the community by giving loan fund to finance local economic activities and employment. BUMDes also provides services and a media for positive change and interaction. Furthermore, the development of the local economy through CBT on the economic well-being of the community has a positive impact, where there is progress in the economic mindset, increasing new livelihoods, increasing income and financial management and ways and work behavior. This research, concluded that communities and BUMDes gives positive impacts to provision of employment and tourism business income. However, as an innovation of public services, BUMDes also needs to enhance its networking with other stakeholders in order to develop its strategic destinations and improve the skills of their local human resources for using Information Technology to attract the tourists attention.

 

"
2019
T53372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafizul Ikram
"ABSTRAK
Industri pertambangan emas di Kawasan Tumpang Pitu diharapkan dapat membawa kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, pada praktiknya kehadiran industri pertambangan justru mengancam kehidupan masyarakat yang tinggal dekat lokasi pertambangan. Hal ini ditandai oleh kehancuran dan kerusakan ekologis, hilangnya lahan pekerjaan, mengancam keberlangsungan sistem ruang budaya, dan kriminalisasi di Kawasan Tumpang Pitu. Tugas Karya Akhir ini mengidentifikasi masalah ini sebagai kajian kekerasan menggunakan teori State Corporate-Crime, untuk menganalisis bagaimana negara dan perusahaan turut serta menimbulkan korban dalam aktivitas pertambangan di Kawasan Tumpang Pitu. Pada akhirnya, penelitian ini menemukan bahwa telah terjadi berbagai bentuk kekerasan yaitu kekerasan langsung, kekerasan struktural, dan kekerasan lambat. Tidak terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan terjadinya berbagai bentuk kekerasan merupakan sebuah kejahatan negara-perusahaan.

ABSTRACT
The gold mining industry in the Tumpang Pitu area is expected to bring prosperity to the community and contribute to economic growth. However, in practice the presence of the mining industry actually threatens the lives of people who live near mining sites. This is marked by ecological destruction and damage, loss of employment, threatening the sustainability of the cultural space system, and criminalization in the Overlapping Area. This Final Project identifies this problem as a study of violence using the theory of State Corporate-Crime, to analyze how countries and corporate participate in causing casualties in mining activities in the Overlapping Area. In the end, this research found that various forms of violence have occurred, namely direct violence, structural violence, and slow violence. The absence of public welfare and the occurrence of various forms of violence is a state-corporate crime.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Permata Maharani
"Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2007 tentang Pengesahan Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda) dibuat untuk melindungi warisan budaya takbenda yang ada di Indonesia. Salah satu warisan budaya takbenda yaitu bahasa Using yang merupakan bahasa daerah asli Banyuwangi. Sebagai warisan budaya takbenda, sudah seharusnya eksistensi bahasa Using dapat terus berkembang dan dilestarikan dengan baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun dalam praktiknya pelestarian bahasa Using ini belum berjalan sepenuhnya. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian untuk skripsi ini adalah pengaturan pelestarian warisan budaya melalui bahasa daerah dalam ketentuan hukum di Indonesia dan implementasi dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam melestarikan bahasa daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosio-legal. Dari hasil analisis terdapat Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Adat Istiadat di Kabupaten Banyuwangi (a quo) yang mengatur pelestarian bahasa dan sastra Using salah satunya dengan cara penerapan pendidikan bahasa Using sebagai kurikulum lokal. Adapun implementasi dari kebijakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait pelestarian bahasa Using melalui pendidikan belum dapat dilakukan optimal karena penerapan muatan lokal bahasa Using di sekolah masih terbatas. 

Presidential Regulation Number 78 of 2007 concerning Ratification of the Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (Convention for the Protection of Intangible Cultural Heritage) was made to protect the intangible cultural heritage in Indonesia. One of the intangible cultural heritage is the Using language is the native regional language of Banyuwangi. As an intangible cultural heritage, the existence of the Using language should continue to develop and be properly preserved by local governments and the community. Language preservation based on current regulations can be done by implementing Using language for education at school and outside of school. However, the preservation of the Using language has not been fully implemented. Therefore, the issues raised in research for this thesis are arrangements for preserving cultural heritage through regional languages in Indonesian legal provisions and the implementation of Banyuwangi Regency Government policies in preserving regional languages. The method used in this research is socio-legal. From the results of the analysis, there is Banyuwangi Regency Regional Regulation Number 14 of 2017 concerning the Preservation of Cultural Heritage and Customs in Banyuwangi Regency a quo) which regulates the preservation of Using language and literature, one of which is by implementing Using language education as a local curriculum. As for the implementation of the Banyuwangi Regency Government's policy regarding the preservation of the Using language through education, it has not been carried out optimally because the application of the local content of the Using language in schools is still limited. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rohman
"Tesis ini merupakan hasil peneiitian tentang proses pelalsanaan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PZKP), untuk mengetahui apakah sudah atau beIum terjadi proses pemberdayan didalamnya, Serta faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan dalam pelalcsanaan PZKP tersebut. Penelihan ini penting mengingat paradigma yang dianut dalam P2KP tersebut berbeda dcngan paradigma-paradigma yang digunakan pada program-program pembangunan Sebelumnya. Pendekatan yang digunakan dalam PZKP menerapkan paradigma baru yaitu pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dimana diberikan porsi yang besar bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam setiap Lilhapan program (bottom-up p/ann/ng). Karena pendekatan yang digunakan dalam PZKP merupakan hal yang masih relatif baru, tentunya masih banyak Hhak yang meragukannya. Permasalahan yang berkembang adalah apakah dalam pelaksanaan PZKP benar-benar telah terjadi proses pemberdayaan masyarakat ? Hal inilah yang mengilhami penulis untuk mengambil topik penelitian pada tesis ini.
Penelitfan ini menggunakan tipe pendekatan kualitalif dengan jenis penelibian deskriptif. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan proses peIa|
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma baru yaitu pemberdayaan (empowerment) sudah mulai nampak pada setiap tahapan pelaksanaan PZKP, sejak dari tahap awai, tahap pelaksanaan, sampai pada tahap pengawasan. Sudan terjadi pentransferan daya (power) kepada masyarakat, balk itu berupa kesempatan atau peluang, pengetahuan (know/edge), keterampilan (sk/I/), modal (capilal) sehingga telah terjadi peningkatan kapasitas masyarakat. Akan tetapi sayangnya, pemberdayaan disini masih belum menyentuh masyarakat yang benar-benar miskin (poorest ofthe poor). Hal ini dikarenakan orientasi keberhasilan program Iebih menekankan pada lancarnya pengembalian dana ketimbang pengentasan kemiskinan itu sendiri. Padahal apabila program PZKP yang menggunakan paradigma baru tersebut dilakmnakan dengan sebaik-baiknya, tidaklah muslahil kemiskinan akan dapat teratasi. Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan dalam pelaksanaan PZKP yang ditemui di lapangan. Faktor pendukung berupa adanya partisipasi dari masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat yang baik dari personel BKM dan adanya dukungan birokrasi pemerintahan lokai. Sedangkan faktor penghambatnya adalah adanya masalah struktural yakni dominasi Kepala Desa terhadap masyarakat, keterisolaisan masyarakat yang dikarenakan kondisi geograiis, adanya norma yang bersifat negatif yang mengakibatkan Iemahnya penegakan aturan dan adanya persepsi negatif masyarakat terhadap PZKP yang terbentuk dari pelaksanaan program-program pembangunan sebelumnya yang masih menggunakan paradigma lama.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T6304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk untuk menganalisis preservasi indigenous knowledge masyarakat adat Osing Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Preservasi indigenous knowledge ini ditinjau berdasarkan tiga tahapan knowledge preservation, yaitu selection, storage, dan actualization. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi non-partisipatoris, wawancara mendalam, serta analisis dokumen. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian mengungkap bahwa indigenous knowledge masyarakat adat Osing Desa Kemiren mayoritas masih disimpan dan ditransfer secara lisan dari generasi ke generasi yang menimbulkan distorsi terhadap indigenous knowledge yang dimiliki. Akan tetapi, saat ini masyarakat adat Osing Desa Kemiren sudah mulai menerapkan tahapan knowledge preservation yang terdiri atas selection, storage, dan actualization meskipun belum secara keseluruhan. Implementasi tahap selection tampak pada upaya masyarakat Desa Kemiren untuk temu kenali dalam rangka membuat pemetaan partisipatif dan identifikasi potensi desa. Indigenous knowledge yang mereka miliki juga disimpan dalam bentuk elektronik dan tercetak. Selain itu, masyarakat adat Osing Desa Kemiren juga masih melibatkan indigenous knowledge dalam menentukan keputusan serta menjalankan berbagai ritual adat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk aktualisasi. Kendala yang dihadapi dalam preservasi indigenous knowledge ini adalah keterbatasan sumber daya manusia, biaya, dan waktu.

This study aims to analyze the preservation of indigenous knowledge of the Osing indigenous people of Kemiren Village, Banyuwangi Regency. Preservation of indigenous knowledge is reviewed based on three stages of knowledge preservation: selection, storage, and actualization. The method used in this study is a qualitative research method with data collection techniques in the form of non-participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. Determination of the sample using purposive sampling and snowball sampling techniques. The results of the study revealed that the majority of the indigenous knowledge of the Osing indigenous people of Kemiren Village is still stored and transferred orally from generation to generation which causes distortion of their indigenous knowledge. However, currently the Osing indigenous people of Kemiren Village have started implementing the knowledge preservation stages which consist of selection, storage, and actualization, although not in its entirety. The implementation of the selection phase can be seen in the efforts of the Kemiren Village community to meet and get to know each other in order to make participatory mapping and identify village potential. Their traditional knowledge is also stored in electronic and printed form. In addition, the Osing indigenous people of Kemiren Village still involve traditional knowledge in making decisions and carrying out various traditional rituals in their daily lives as a form of actualization. The obstacles faced in the preservation of indigenous knowledge are limited human resources, costs and time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bejo Untung
"Tesis ini bertujuan untuk menginvesitagasi secara mikroskopis struktur sosial masyarakat di desa dalam agenda negara tentang demokratisasi desa. Sebagaimana dipahami bahwa semenjak Indonesia memasuki era reformasi, desentralisasi dan demokrasi dikedepankan sebagai upaya untuk mengevaluasi pemerintahan Orde Baru yang sentralistik. Pada dasarnya desentralisasi dan demokratisasi adalah suatu agenda yang mengedepankan proses pembangunan berbasis komunitas atau community-driven development. Akan tetapi dalam perkembangannya analisis terhadap agenda demokratisasi desa sebagai lanjutan dari proses desentralisasi dan demokratisasi tersebut sering dilakukan dengan pendekatan legal-driven, suatu pendekatan yang menganggap bahwa urusan mendemokrasikan desa hanya berhenti pada sebatas penerapan UU. UU Desa yang diterbitkan belakangan sebagai evaluasi terhadap UU sebelumnya, dianggap sebagai UU yang cukup kuat sebagai dasar bagi pelaksanaan demokrasi desa, terutama karena secara normatif telah menjamin keberfungsian BPD dan berjalannya musyawarah desa. Sementara dalam praktiknya, UU Desa tidak selalu implementatif sehingga tidak ada jaminan bagi berfungsinya BPD dan berjalannya musyawarah desa. Dengan demikian arena demokrasi desa yang dibayangkan oleh UU Desa tidak selalu terwujud. Melalui penelitian etnografi selama empat bulan di Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tesis ini menunjukkan situasi politik di tingkat mikro bahwa warga desa dapat menciptakan arenanya sendiri selain arena demokrasi desa sebagaimana yang dibayangkan oleh UU Desa. Melalui proses pembentukan arena inilah kemudian dapat diperlihatkan gambaran praktik aktual demokrasi desa, suatu gambaran yang tidak dapat diungkap oleh pendekatan legal-driven. Untuk mengungkap sejauhmana praktik aktual demokrasi desa tersebut, tesis ini berangkat dari beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: Mengapa BPD dan musyawarah desa yang telah dijamin secara normatif oleh UU Desa tidak berjalan dan berfungsi dengan baik?; Bagaimana warga menyikapi ketidakberfungsian BPD dan musyawarah desa? Ketika arena demokrasi desa tidak terbentuk seiring dengan tidak berfungsinya BPD dan musyawarah desa, arena apa yang diciptakan oleh warga desa?; Bagaimana warga menciptakan arena tersebut?; Bagaimana arena tersebut dapat menampilkan warga desa biasa menjadi para tokoh yang dapat mempengaruhi penyelenggaraan pemerintahan desa?; dan Bagaimana para tokoh yang muncul tersebut kemudian memainkan peran publiknya sebagai pihak yang menjalankan peran kontrol di satu sisi dan mementingkan interes pribadinya di sisi lain?

This thesis aims to investigate the social structure microscopically in the village level on the state agenda of village democratization. As already known that since Indonesia entering the reformasi era, decentralization and democratization have been put forward as evaluations on centralistic of New Order government. Basically, decentralization and democratization both are the agenda that emphasize the community driven development processes. However, time by time, analysis of the village democratization agenda as a continuation of the decentralization and democratization process is conducted by a legal driven approach, an approach that consider that all the matters of village democratization just stop in the implementing of the Law. Village Law that enacted later as an evaluation of the previous laws, is considered as a strong legal basis for the implementation of village democracy, especially when normatively it gives a guarantee for the functioning of BPD and the progress of the village deliberation. However, practically Village Law is not always implemented so there is no guarantee for the functioning of BPD and the progress of the village deliberation. Therefore the arena of village democracy has been imagined by Village Law does not necesseraly establish. Through four months of ethnographic research in Pabuaran Village, Sukamakmur Sub District, Bogor Regency, West Java, this thesis shows the political situation at the micro level where villagers can create their own arena instead of arena of village democracy as envisaged by Village Law. Through such this arena creation the actual practice of village democracy can be depicted, a picture that can not be explained comprehensively by a legal driven approach. To reveal the extent of the actual practice of village democracy, this thesis departs from several research questions as follows Why is the BPD and village deliberation that have been normatively guaranteed by the Village Law not implement and functioning properly How do villagers respond to the non functioning of BPD and village deliberation When the arena of village democracy is not establised along with the non functioning of BPD and village deliberation, what arena is created by the villagers How do villagers create the arena How can the arena make ordinary villagers become leaders who can influence the administration of village government How do the leaders then play their public role as social control on the one hand and attach their personal interest on the other hand "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T50537
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristi Muji Khasiati
"Karya sastra merupakan representasi kenyataan sosial yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan. Salah satu nilai yang penting adalah terkait dengan tipe ideal perempuan. Karya sastra yang dijadikan objek penelitian adalah transliterasi yang dilakukan oleh Wiwin Indiarti dan Anasrullah. Masalah yang dibahas adalah bagaimana citra perempuan ideal Jawa Timur digambarkan dalam teks Sri Tanjung Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengangkat kembali nilai-nilai perempuan yang ideal di Jawa Timur untuk dijadikan pedoman hidup perempuan Jawa. Hasil temuan penelitian ini adalah citra perempuan dalam teks Sri Tanjung Banyuwangi terbagi menjadi dua bagian, yaitu citra fisik (berupa berwajah cantik, melangkah dengan pelan, berpakaian indah dan tertata rapi) dan citra non-fisik (berupa sikap hormat, ikhlas, setia, berbakti kepada suami, nrima dan sumarah, jujur, bener, dan temen). Citra fisik dan citra non-fisik tersebut kemudian dikaitkan dengan unen-unen atau ungkapan dalam budaya Jawa yang menggambarkan karakter atau kepribadian perempuan ideal Jawa Timur.

A literary work is a representation of social reality which contains values of life. One of the important values is related to the ideal type of woman. The literary work that became the object of research is the transliteration carried out by Wiwin Indiarti and Anasrullah. The issue is how the image of the ideal East Javanese woman is described in the text of Sri Tanjung Banyuwangi. This research uses a descriptive-qualitative approach. The purpose of this research is to raise back the values of ideal women ini East Java to serve as guidelines for the lives of Javanese women. The result of this research is that the image of women in the text of Sri Tanjung Banyuwangi is divided into two parts, namely the physical image (with beautiful appearance, walking slowly, dressed beautifully and orderly) and the non-physical image (with respect, sincerity, loyalty, obedience and devotion to the husband, nrima and sumarah, honest, bener, and temen). These physical images and non-physical images are then associated with unen-unen or expressions in Javanese culture that show the character or personality of the ideal East Javanese woman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmi Ika Aminy Putri
"Ibu menyusui merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi mengalami kekurangan gizi akibat perilaku pantang makanan. Perilaku pantang makanan masih banyak terjadi di daerah yang masih memiliki budaya yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi lebih mendalam terkait perilaku pantang makanan pada ibu menyusui di desa Duwet Kedampul Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. Desain studi yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode FGD pada ibu menyusui dan kader posyandu dan wawancara mendalam dengan anggota keluarga dan bidan desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu menyusui masih mematuhi pantang makanan yang telah diturunkan antargenerasi. Faktor pencetus antara lain pengetahuan, kepercayaan, nilai, dan sikap. Ibu menyusui dan anggota keluarga memiliki sikap positif terkait perilaku pantang makanan tersebut. Sebaliknya, bidan dan kader posyandu memiliki sifat negatif terhadap pantang makanan pada ibu menyusui. Pantang makanan pada ibu menyusui didasarkan pada kepercayaan bahwa dengan menghindarkan makanan yang dipantang dapat mencegahkan ibu dan bayi terhadap bahaya (magis).
Faktor pendukung antara lain yakni sarana berupa akses informasi yang didapat dari orang terdekat ibu menyusui, bidan, ataupun media cetak. Faktor penguat yakni pengaruh dari keluarga dan pengaruh dari petugas kesehatan sehingga diperlukan penyuluhan terkait pantang makanan pada ibu menyusui.

Breastfeeding mothers is one of the group with undernutrition risk because of food taboo practice. The food taboo is still exist in the community with strong culture. This research aimed to explain the food taboo behavior among breastfeeding mother in Duwet Kedampul Village, Tumpang sub District, Malang District, East Java. Study design is descriptive qualitative by using method FGD in breastfeeding mothers and kader and in-depth interviews with family members and midwife.
The results showed that breastfeeding mothers still obey abdicated intergeneration food taboos. Predisposing factors such as knowledge, beliefs, values, and attitudes. Breastfeeding mothers and family members have a positive attitude toward food taboo. But, midwife and kader have negative attitudes toward food taboo among breastfeeding mother. Food taboo exist is based on the belief that by avoiding the food, mother and her baby can be saved from certain dangers (magical).
Enabling factors consists of form of access to the information obtained from the nearest breastfeeding mothers such as her husband or parents, midwife, or flyers. Reinforcing factors consists of influence from family such as husband or parents and influence from health care workers such as kader and midwifes. So, the health care workers have to make education discussion about food taboo to breastfeeding mothers and her family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina
"Skripsi ini membahas bisnis keluarga dalam industri kerajinan songket Palembang yang berhasil bertahan secara turun-temurun sampai empat generasi. Tidak seperti pandangan Hefner dkk bahwa bisnis keluarga dapat bertahan apabila generasi di atasnya merasa ada kewajiban untuk mewariskannya ke generasi selanjutnya. Kemudian Hefner mengacu pada bisnis orang-orang pribumi Asia Tenggara yang keberlangsungan bisnisnya cenderung tidak bisa bertahan dari generasi ke generasi karena ciri-ciri tersebut. Skripsi ini berusaha menjelaskan keberlangsungan bisnis keluarga kerajinan songket tersebut dengan beberapa konsep, yaitu resiprositas dan axiom of amity sebagai pisau analisis. Skripsi ini membuktikan bahwa nilai-nilai kekerabatan memiliki keteraturan moral untuk menaklukkan kebuasan logika amoral nilai-nilai bisnis, dalam konteks bisnis keluarga.

This undergraduate thesis examines the family business in Palembang songket craft industry that has successfully sustained to four generations. Unlike Hefner et al’s view, that family business can survive if the previous generation have an obligation to bequeath it to the next generations. Then, Hefner refers to the business of indigenous people of Southeast Asia tend not to survive from generation to generation because of those charactersitics. This undergraduate thesis attempts to explain the sustainability of the family business in Palembang songket industry, with the concepts of reciprocity and axiom of amity. It proves that kinship values has moral order to conquer the amoral logic of business values, in the context of family business."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>