Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125065 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meta Ayu Riswaluyo
"Kesehatan mental merupakan salah satu masalah kesehatan global termasuk di Indonesia dan kecemasan merupakan salah satu gangguan mental dengan prevalensi tertinggi pada populasi. Mahasiswa tingkat akhir berisiko mengalami kecemasan karena banyaknya tantangan yang harus dihadapi. Namun, penelitian terkait kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir masih sangat terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir S1 reguler FKM UI Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring menggunakan google form dan terdapat 161 mahasiswa tingkat akhir yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk menilai kecemasan yaitu dengan menggunakan Depression, Anxiety, Stress Scale (DASS-21). Analisis yang dilakukan dengan uji chi square untuk melihat hubungan antara 6 variabel independen dengan kecemasan dan uji regresi logistik berganda untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi mahasiswa yang mengalami kecemasan sebesar 82,6% dan berdasarkan model akhir analisis multivariat diketahui faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kecemasan adalah hambatan pengerjaan skripsi dan kualitas tidur. Pihak fakultas diharapkan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif terkait kesehatan mental dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi baik secara positif atau negatif terhadap kesehatan mental, serta berkolaboratif dengan Klinik Satelit UI Makara dan Fakultas Psikologi UI untuk dapat menyediakan layanan kesehatan mental yang terjangkau, berkualitas, dan komprehensif di FKM UI

Anxiety is one of the mental disorders with the largest prevalence in the population, making mental health one of the world's major health problems, especially in Indonesia. Due to the numerous hurdles they must overcome, final-year students are at higher risk for developing anxiety; however, there is currently a dearth of study on this topic. The goal of this study was to identify the variables associated with anxiety in FKM UI regular undergraduate final-year students in 2022. Cross-sectional research was conducted in this study using a quantitative methodology. There were 161 final-year students that participated in this study, and data were collected online utilizing a google form. The Chi square test was used in the analysis to examine the association between six independent variables and anxiety, and multiple logistic regression was used to identify the main causes of anxiety. According to the findings, 82.6% of students reported having anxiety. Based on the multivariate analysis's final model, it was shown that sleep quality and difficulties with thesis writing were substantially correlated with anxiety. The faculty is expected to increase mental health promotion and prevention initiatives by identifying factors that contribute positively or negatively to mental health and collaborating with the Klinik Satelit UI Makara and the Faculty of Psychology UI to provide affordable, high-quality, and comprehensive mental health services at FKM UI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wahyuni
"

Kecemasan adalah emosi dasar berupa pikiran negatif akan ketidakpastian yang muncul ketika adanya ancaman, seringkali disertai nyeri kepala, jantung berdebar, gangguan lambung ringan maupun berkeringat. Rasa cemas berlebih akan menghambat fungsi seseorang dalam hidup. Di dunia, prevalensi gangguan kecemasan mencapai 5% dari jumlah penduduk, sedangkan di Indonesia gangguan mental emosional (depresi dan kecemasan) mencapai 9,8%. Pada tahun 2018 ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa FKM UI sebesar 87,2%, proporsi tertinggi pada tingkat severe (25,3%) dan terendah pada tingkat moderate (18,3%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan pada mahasiswa S1 Reguler FKM UI tahun 2020. Pendekatan dilakukan secara kuantitatif, dengan desain studi cross-sectional, serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan kecemasan. Sampel penelitian sebanyak 146 orang dari populasi 1121 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS-21, dan pengumpulan data menggunakan google form. Ditemukan proporsi kecemasan pada mahasiswa S1 reguler FKM UI tahun 2020 sebesar 83,6%, proporsi tertinggi pada tingkat extremely severe (39,7%), dan terendah pada tingkat mild (4,1%). Uji statistik menunjukkan terdapat hubungan antara faktor jenis kelamin dan usia dengan kecemasan. Diharapkan UI dan FKM UI dapat meningkatkan intervensi promotif dan preventif terkait kesehatan mental terutama kecemasan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Klinik Makara agar dapat menangani kasus kesehatan mental lebih optimal kedepannya.


Anxiety is a basic emotion in the form of negative thoughts of uncertainty that arise when there is a threat, often accompanied by headaches, palpitations, mild gastric disturbances or sweating. Excessive anxiety will inhibit a persons function in life. In the world, the prevalence of anxiety disorders reaches 5% of the population, while in Indonesia mental emotional disorders (depression and anxiety) reach 9.8%. In 2018 the proportion of anxiety found in FKM UI students was 87.2%, the highest proportion was at the severe level (25.3%) and the lowest was at the moderate level (18.3%). The purpose of this study is to determine the factors associated with anxiety in FKM UI students in 2020. The approach was carried out quantitatively, with cross-sectional study design, and analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables with anxiety. The research sample of 146 people from a population of 1121 people. The instrument used was the DASS-21 questionnaire, and data collection using google forms. The proportion of anxiety found in regular S1 FKM UI students in 2020 was 83.6%, the highest proportion was at the extremely severe level (39.7%), and the lowest was at the mild level (4.1%). Statistical tests show there is a relationship between sex and age factors with anxiety. It is hoped that UI and FKM UI can improve promotive and preventive interventions related to mental health, especially anxiety, and improve the quality and quantity of human resources at the Makara Clinic so that they can handle mental health cases more optimally in the future.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Fuadillah
"Pendahuluan: Pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap kesehatan mental pada tenaga kesehatan. Gangguan kecemasan merupakan fokus penting pada studi ini. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaksinasi berhubungan dengan penurunan gangguan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kecemasan dan perubahan kecemasan pasca vaksinasi Covid-19 pada Pekerja RS X Balikpapan. Metode: Penelitian ini follow-up study menggunakan metode cross-sectional pada pekerja RS X Balikpapan, pengambilan data dilakukan pada bulan Juni-Desember 2021 dengan hasil GAD-7 sebagai data primer serta data sekunder dari rumah sakit dan penelitian sebelumnya. Kami menilai perubahan kecemasan dan faktor risiko setelah vaksinasi menggunakan uji Chi-square dan Fisher's Exact. Hasil: Dari kuesioner GAD-7 170 pekerja, kami menemukan tidak memiliki gangguan kecemasan: 89,4%, gangguan kecemasan sedang: 1,8%, dan gangguan kecemasan ringan: 8,8%. Dari 26 orang dengan perubahan nilai GAD-7, pekerja dengan penurunan tingkat kecemasan 16 orang (61,5%) dan tingkat kecemasan meningkat 10 orang (38,5%). Sedangkan yang tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan 144 orang (84,7%). Shiftwork memiliki signifikansi secara statistik menurunkan tingkat kecemasan dibandingkan non-shift dengan p-value (0,002). Kesimpulan: Wanita, usia kurang dari 36 tahun, lajang, tingkat pendidikan rendah, petugas kesehatan, dikarantina, bekerja kurang dari 12 tahun, bekerja dalam shift, bekerja di zona kuning-merah dan penyintas covid memberikan penurunan gangguan kecemasan yang lebih besar. Sementara kerja shift menjadi faktor risiko yang dikaitkan dengan penurunan gangguan kecemasan.

Background: The COVID-19 pandemic has affected the mental health of healthcare workers. Anxiety disorders are a significant concern in this field of study. Previous studies have shown that vaccination is associated with a reduction in anxiety disorders. This study aims to investigate the prevalence of anxiety disorders and the associated changes among healthcare workers in Hospital X Balikpapan following COVID-19 vaccination. Methods: This research used a cross-sectional method conducted on Balikpapan Hospital X workers. Data collection from June-December 2021, using GAD-7 questionnaire scores as primary data and hospital data, and previous research as secondary data. We assessed the changes in anxiety and its related factors after vaccination using Chi-square and Fisher’s Exact test. Results: From 170 workers’ GAD-7 questionnaire, we found those who do not have anxiety disorders: 89.4%, moderate anxiety disorders: 1.8%, and mild anxiety disorders 8.8%, in X Hospital workers. Of 26 people who were experiencing changes in GAD-7, decreasing anxiety levels were 16 people (61.5%) and increasing anxiety levels in 10 people (38.5%). Of those who did not experience changes in anxiety were 144 people (84.7%). Shiftwork statistical significance in reducing anxiety compared to non-shift with a p-value (0.002). Conclusion: Women, aged less than 36 years, single, lower educational level, health workers, being quarantined, working less than 12 years, working in shifts, working in the yellow-red zone and covid survivors gave a greater decrease in anxiety disorders, while shiftwork being risk factor that was associated with decreased anxiety disorders."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Newbury Park: Sage Publications, 1987
362.2 PRE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jovan Erlando Purwadi
"Fenomena ancaman inflasi global yang terjadi pada tahun 2022 berpotensi menimbulkan dampak gangguan kecemasan. Gejala kecemasan dapat menimbulkan gangguan tidur. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi apakah trait mindfulness memoderasi hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur. Partisipan dalam penelitian ini adalah pekerja dewasa muda (usia 18-41 tahun) yang bekerja di wilayah Jabodetabek. Terdapat total 198 partisipan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), dan Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multiple moderated regression. Hasil penelitian ini tidak menemukan efek moderasi dari trait mindfulness terhadap hubungan antara kecemasan dan kualitas tidur.

The phenomenon of global inflation that occurs in 2022 has the potential to induce anxiety. This research was conducted to explore whether the mindfulness trait moderates the relationship between anxiety and sleep quality. The participants in this study were young adults (18-41 years old) who worked in the Greater Jakarta area. There were a total of 198 participants (109 women and 89 men). The instruments used in this study were the State-Trait Anxiety Inventory (STAI), Pittsburgh's Sleep Quality Index (PSQI), and the Mindful Attention and Awareness Scale (MAAS). The analysis technique used is descriptive analysis and multiple moderated regression. The results of this study found didn’t found any moderating effect of trait mindfulness on the relationship between anxiety and sleep quality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Elyas
"Pasien di ruang intensif selain mengalami masalah biologis juga mengalami masalah psikologis seperti kecemasan. Kecemasan yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi hemodinamik serta mengganggu proses perawatan. Terapi non-farmakologis dapat menjadi pilihan untuk mengatasi kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi keperawatan KoMoYas terhadap tingkat kecemasan pasien pasca operasi di ruang intensif. Penelitian ini menggunakan quasy experimental study. Metode sampling dengan consecutive sampling sebanyak 29 responden kelompok intervensi dan 29 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon menunjukkan adanya penurunan tingkat kecemasan pre dan post-test baik pada kelompok intervensi maupun pada kelompok kontrol dengan nilai p-value 0.000 (< 0.05). Penurunan nilai kecemasan terjadi lebih banyak pada responden kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol, ditandai dengan selisih nilai mean (pre dan post) pada kelompok intervensi sebesar 1.31 dan pada kelompok kontrol selisih nilai mean (pre dan post) sebesar 0.45. Uji Mann Whitney dilakukan dengan hasil p value=0.000 (< 0.05), sehingga disimpulkan terdapat perbedaan rerata kecemasan pre-test dan post-test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Intervensi KoMoYas dikombinasikan dengan terapi non farmakologis lainnya dapat dengan signifikan menurunkan tingkat kecemasan

n addition to experiencing biological problems, patients in the intensive care unit also experience psychological problems such as anxiety. Uncontrolled anxiety can affect hemodynamics and interfere with the treatment process. Non-pharmacological therapy can be an option for dealing with anxiety. This study aims to determine the effect of KoMoYas nursing interventions on the anxiety level of postoperative patients in the intensive care unit. This research uses a quasy experimental study. The sampling method with consecutive sampling consisted of 29 respondents in the intervention group and 29 respondents in the control group. The results of the study with the Wilcoxon test showed a decrease in pre- and post-test anxiety levels in both the intervention group and the control group with a p-value of 0.000 (<0.05). The decrease in anxiety scores occurred more in respondents in the intervention group than in the control group, marked by a difference in the mean value (pre and post) in the intervention group of 1.31 and in the control group the difference in mean value (pre and post) was 0.45. The Mann Whitney test was carried out with a p value = 0.000 (<0.05), so it was concluded that there was a difference in the mean pre-test and post-test anxiety between the intervention group and the control group. KoMoYas intervention combined with other non-pharmacological therapies can significantly reduce anxiety levels."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rosfiati
"Dealing with coronary angiography diagnostic procedures and the possibility of being intervene with PCI, SAP patients are often anxious, feel uncomfortable due to stress. Anxiety and discomfort are physiological and psychological response, which can be noticed on the change in blood pressure status, pulse, respiration and body temperature. This research was conducted with the main objective to identify the effect of back-rub on the level of patient?s anxiety and comfort before coronary angiography procedure.
Design used in this research was an equivalent pretest-posttest with control group quasi experiment. Research was conducted using a probability simple random sampling; with 30 respondents participated. A questionnaire was used for data collecting of anxiety level with 0-10 scale, digital sphygmomanometer was used for measuring blood pressure and number of pulse, and digital battery powered thermometer was used for measuring body temperature.
Research finding showed that before back-rub a difference is found in anxiety level (p value 0.048). After back-rub differences are found in anxiety level (p value 0.002, comfort level (p value 0.0001), diastole BP (0.016), pulse (p value 0.0001), respiration (p value 0.005) and temperature (p value 0.052). Before back-rub, no differences are found in comfort level, systole BP, pulse, respiration and temperature and after back-rub no differences in systole BP between intervened and controlled group.
Based on the findings, it can be concluded that back-rub can be applied to reduce patient?s psychological stress (anxiety) and increase comfort before coronary angiography procedure. A recommendation is directed to the management of the ward to apply back-rub as a part of SOP of Angio Procedure.

Menghadapi tindakan diagnostik coronary angiography dan kemungkinan di intervensi lanjut dengan PCI, pasien APS sering cemas, merasa tidak nyaman karena stress. Cemas dan tidak nyaman sebagai respon fisiologis dan psikologis tubuh, terlihat juga pada perubahan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh back-rub terhadap tingkat kecemasan dan kenyamanan serta dampaknya pada TD, nadi, respirasi dan suhu sebelum tindakan coronary angiography.
Desain penelitian ini adalah equivalent pretestposttest with control group quasi experiment. Pemilihan sampel dengan probability simple random sampling, didapat 30 responden. Data kecemasan dan kenyamanan dikumpulkan menggunakan kuesioner berskala 0-10, pengukuran tekanan darah dan jumlah denyut nadi menggunakan tensimeter digital dan suhu menggunakan termometer digital dengan batere.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tingkat kecemasan (p value 0.048) sebelum back-rub. Sesudah backrub perbedaan pada tingkat kecemasan (p value 0.002), tingkat kenyamanan ( p value 0,0001), tekanan darah diastole(p value 0,016), nadi (p value 0.0001), respirasi (p value 0,005) dan suhu (p value 0,052). Tidak ada perbedaan sebelum back-rub pada tingkat kenyamanan, tekanan darah systole, nadi, respirasi, suhu dan sesudah back-rub pada tekanan darah systole antara kelompok intervensi dan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka back-rub dapat digunakan untuk mengurangi stress psikologis (kecemasan) dan meningkatkan kenyamanan pasien sebelum tindakan coronary angiography. Rekomendasi ditujukan kepada manajemen ruangan untuk mengaplikasikan back-rub sebagai bagian dari SPO Angiography.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narendra Bayutama Wibisono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-compassion dan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Total partisipan berjumlah 66 orang dan merupakan dewasa muda pada rentang usia 18-25 tahun. Self-compassion diukur menggunakan Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), sedangkan diukur menggunakan State-Trait anxiety Inventory Skala Trait (STAI-T). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-compassion dengan kecemasan pada dewasa muda yang mengalami perceraian kedua orang tua. Kemudian ditemukan juga kecemasan yang lebih tinggi pada partisipan yang telah menempuh pendidikan S1 atau Diploma dibandingkan dengan partisipan yang baru menempuh pendidikan SMA sederajat.

This study aims to find out the relationship between self-compassion and editors on young adults who experience divorce from both parents. The total number of participants was 66 people and young adults aged 18-25 years. Compassion is measured using the Self-Compassion Scale-Short Form (SCS-SF), while anxiety is measured using the State-Trait anxiety Inventory Trait Scale (STAI-T). The results showed that there was a significant negative relationship between self-compassion and anxiety in young adults who experienced divorce from both parents.. Then it was also found that anxiety was higher in participants who had taken an undergraduate or diploma education compared to participants who had just taken high school education and equivalent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Wicaksono Sulistomo
"Pendahuluan : Saat pandemi COVID-19 berlangsung secara global, petugas kesehatan menunjukkan tingkat prevalensi gangguan cemas yang lebih tinggi dibandingkan petugas non-kesehatan. Gangguan cemas yang menetap dapat menjadi gangguan cemas menyeluruh, dan yang mengalami gangguan cemas menyeluruh memiliki potensi sebesar 25% untuk menjadi gangguan depresi berat.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi gangguan cemas serta faktor risiko yang berhubungan pada pekerja di Rumah Sakit X Balikpapan selama pandemi COVID-19 berlangsung.
Metode : Desain penelitian merupakan studi analisis deskriptif analitik dengan menggunakan desain potong lintang yang melibatkan 279 responden pekerja Rumah Sakit X di Indonesia. Penelitian menggunakan SPSS versi 20.0, dengan uji tes chi2 dan Fisher’s Exect test, untuk uji bivariat, dan uji regresi logistik dengan metode enter untuk analisis multivariat.
Hasil : Didapatkan hasil skoring dari GAD-7 bahwa 87.5% tidak memiliki gangguan cemas, 10.8% gangguna cemas ringan, 1.4% gangguan cemas sedang dan 0.4% gangguan cemas berat pada pekerja di RSX. Ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi gangguan cemas pada pekerja kesehatan p=0.001 dan aOR 4.8 (1.9-12.3), yang berada di area risiko tinggi transmisi COVID-19 p=0.04 dan aOR 5.1 (1.0-24.2), dan pekerja yang dikarantina p=0.001 dan aOR 10.5 (2.6-42.3) setelah memperhitungkan variabel usia dan jenis kelamin.
Kesimpulan :
Terdapat hubungan yang bermakna terhadap risiko terjadinya gangguan cemas pada pekerja Rumah Sakit X Balikpapan dengan faktor risiko jenis pekerjaan merupakan tenaga kesehatan, berada di area kerja dengan risiko transmisi COVID-19 tinggi, dan pekerja yang dikarantina karena merawat pasien COVID-19.

Introduction: During the global COVID-19 pandemic, health workers were found to have a higher prevalence of anxiety disorder compared to non-health worker. Anxiety disorder that occur chronically have a 25% chance to become a major depression disorder.
Objective: The aim of this study is to understand the anxiety condition and risk factors that are related, among Balikpapan Hospital X workers during the COVID-19 pandemic.
Method: The design of this research used a cross sectional method that involved 279 respondents who are Balikpapan Hospital X workers. The study used SPSS version 20.0, using the chi square and Fisher’s Exact test for the bivariat analysis, and the logistic regression with enter method for the multivariate analysis.
Result: The study shows that, using the GAD-7 (General Anxiety Disorder) questionnaire from 279 hospital workers, there were 10.8% with mild-, 1.45% with moderate-, and 0.4% with severe anxiety disorder. A significant relation was found between anxiety disorder and risk factors such as: being a health worker with p=0.001 and a 4.8 ORadj (95% C.I: 1.9-12.3), working in high risk of transmitting COVID-19 area with p=0.04 and a 5.1 ORadj (95% C.I.: 1.0-24.2), and workers who are being quarantined with p=0.001 a 10.5 ORadj (2.6-42.3) after being adjusted by age and gender variables.
Conclusion: Significant relations were found between anxiety disorder among Hospital X workers with risk factors such as: health workers, working in high risk of transmitting COVID-19 area, and workers that are being quarantined. Researcher strongly advice health providers to do regular monitoring and seek moral support especially for workers who have higher risk of anxiety disorder
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Rismunandar
"Latar Belakang : Prevalensi ansietas dan depresi serta faktor risiko pada penyintas COVID-19 di seluruh dunia dan Indonesia masih tinggi dan berbeda beda dari setiap negara. Di Indonesia faktor risiko ansietas dan depresi belum pernah diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan prevalensi dan faktor risiko gejala ansietas dan depresi pasca rawat inap COVID-19 di rumah sakit Cipto Mangunkusumo.
Metode : Desain penelitian ini adalah Kohort retrospektif. Subjek penelitian diambil dari pasien pasca perawatan inap COVID-19 pada periode Januari 2022 sampai Maret 2023. Gejala ansietas dan depresi dinilai menggunakan Hospital Anxiety Depression Scale. Analisa bivariat digunakan menentukan faktor risiko dari variabel kategorik dan dilanjutkan ke analisa multivariat regresi logistik sampai didapatkan nilai P: 0,05.
Hasil : Terdapat 209 subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini dengan prevalensi gejala ansietas 20,57% dan gejala depresi 13,40%. Faktor risiko gejala ansietas adalah wanita RR (IK95%) 1,805 (1,017 – 3,204), p=0,043, Dukungan sosial sedang dan rendah dengan RR (IK95%) 1,935 (1,028 – 3,643), p=0,041 untuk dukungan sosial sedang dan RR (IK95%) 3,325 (1,314 – 8,411), p=0,011 untuk dukungan sosial rendah, Komorbid dengan RR (IK95%) 1,742 (1,019 – 2,977), p=0,042, Anosmia atau hipogeusia dengan RR (IK95%) 1,894 (1,045 – 3,433), p=0,035, gejala menetap pasca COVID-19 dengan nilai RR (IK95%) 2,885 (1,553 – 5,359), p=0,001. Faktor risiko gejala depresi adalah gejala menetap pasca COVID-19 RR (IK95%) 2,738 (1,300 – 5,770), p=0,008, kedia adalah aktifitas fisik ringan RR (IK95%) 6,556 (1,577 - 27,244), p=0,010.
Kesimpulan : Faktor risiko gejala ansietas pasca perawatan COVID-19 yang bermakna adalah wanita, dukungan sosial, komorbid, anosmia atau hipogeusia, gejala menetap sedangkan faktor risiko gejala depresi adalah gejala menetap pasca COVID-19 dan aktifitas fisik ringan.

Background: The prevalence of anxiety and depression, as well as risk factors for COVID-19 survivors worldwide and in Indonesia, is still high and varies from country to country. In Indonesia, the risk factors for anxiety and depression have not been studied. This study was conducted to determine the prevalence and risk factors for symptoms of anxiety and depression after hospitalization for COVID-19 at Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods: The study design was a retrospective cohort. The study subjects were taken from post-hospitalized COVID-19 patients from January 2022 to March 2023. Symptoms of anxiety and depression were assessed using the Hospital Anxiety Depression Scale. Bivariate analysis was used to determine risk factors from categorical variables and proceeded to multivariate logistic regression analysis until a P value of 0.05 was obtained.
Results: There were 209 subjects involved in this study, with a prevalence of 20.57% anxiety symptoms and 13.40% depressive symptoms. Risk factors for anxiety symptoms are women RR (95% CI) 1.805 (1.017 – 3.204), P=0.043, Medium and low social support with RR (95% CI) 1.935 (1.028 – 3.643), P=0.041 for moderate social support, RR (95% CI 3.325 (1.314 – 8.411), P=0.011 for low social support, Comorbid with RR (95% CI) 1.742 (1.019 – 2.977), P=0.042, Anosmia or hypogeusia with RR (95% CI) 1.894 (1.045 – 3.433 ), P=0.035, persistent symptoms after COVID-19 with a RR (95% CI) 2.885 (1.553 – 5.359), P=0.001. Risk factors for depressive symptoms are persistent symptoms after COVID-19, RR (95% CI) 2.738 (1.300 – 5.770), P=0.008, lastly light physical activity RR (95% CI) 6.556 (1.577 - 27.244), P=0.010.
Conclusion: Significant risk factors for anxiety symptoms post hospitalization for COVID-19 are women, social support, comorbidities, anosmia or hypogeusia, and persistent symptoms, while risk factors for depressive symptoms are persistent symptoms after COVID-19 and light physical activity
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>