Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172802 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fenindra Anggi Alifta
"Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.

The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hanan
"Perilaku kesehatan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan, Munculnya infeksi COVID-19 yang meningkat memerlukan adanya tindakan pencegahan sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods. Disain cross sectional pada studi kuantitatif dilakukan pada 98 responden yang diambil dengan quota sampling serta dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Untuk memperkuat hasil penelitian dilakukan studi kualitatif dengan disain studi kasus pada 6 orang informan yang meliputi: mahasiswa, orang tua mahasiswa dan petugas K3L FKMUI. Hasil penelitian menunjukkan 51,2% responden berperilaku kurang baik dalam pencegahan COVID-19. COVID-19 dengan menyediakan sarana yang dibutuhkan, namun tidak menghimbau anaknya untuk berperilaku. K3L juga sudah membuat aturan dan himabaun bagi warga FKM UI tetapi sarana cuci tangan ada yang rusak dan tidak menyediakan masker bagi mahasiswa. Untuk itu, perlu adanya peningkatan fasilitas dan jadwal monitoring sarana prasarana pencegahan COVID-19 secara rutin oleh K3L FKM UI agar perilaku pencegahan COVID-19 Mahasiswa dapat meningkat.

Health behavior is an activity carried out to maintain or improve health. The emergence of an increased COVID-19 infection requires preventive measures so it is important to know the factors that influence COVID-19. The purpose of this study was to determine the factors associated with the behavior of preventing COVID-19 in final year Regular Undergraduate students at the Faculty of Public Health, University of Indonesia (FKM UI) in 2022. This study used a mixed methods approach. The cross-sectional design of the quantitative study was conducted on 98 respondents who were taken by quota sampling and analyzed using the Chi-Square test. To strengthen the research results, a qualitative study was carried out with a case study design on 6 informants which included: students, parents of students and K3L FKMUI officers. The results showed that 51.2% of respondents behaved badly in preventing COVID-19. COVID-19 by providing the necessary facilities, but not urging their children to behave. K3L has also made rules and appeals for FKM UI residents but there are hand washing facilities that are damaged and do not provide masks for students. For this reason, it is necessary to improve facilities and schedule regular monitoring of COVID-19 prevention infrastructure by K3L FKM UI so that students' COVID-19 prevention behavior can increase.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hunafa Nur Izzati
"Siklus menstruasi merupakan mekanisme yang terjadi pada organ reproduksi setiap bulannya pada wanita. Siklus menstruasi dapat dijadikan sebagai indikator utama terhadap kesehatan reproduksi. Ketidakteraturan siklus menstruasi perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gangguan menstruasi, infertilitas, dan kanker Rahim. Siklus menstruasi yang tidak teratur umumnya dialami oleh remaja dan dewasa awal, salah satunya mahasiswi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI di masa pandemi COVID-19. Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 287 responden. Variabel yang diteliti adalah usia menarche, pola makan, aktivitas fisik, tingkat stres, dan kualitas tidur. Analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik berganda. Data diperoleh antara Maret – Mei 2022 dengan kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 47% mahasiswi mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi. Faktor yang berhubungan dengan siklus menstruasi adalah faktor stres (p = 0,027), sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah faktor usia menarche (p = 0,692), pola makan (p = 0,556), aktivitas fisik (p = 0,865), dan kualitas tidur (p = 0,561). Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling dominan mempengaruhi siklus menstruasi ada tingkat stres (OR : 1,754, 95% CI : 1,068-2,881 ).

The menstrual cycle is a mechanism that occurs in the reproductive organs every month in women. The menstrual cycle can be used as the main indicator of reproductive health. Irregularity of the menstrual cycle should be aware because it can cause menstrual disorders, infertility, and uterine cancer. Irregular menstrual cycles are generally experienced by adolescents and early adults, one of which is female college students. The purpose of this study was to determine the factors that influence the menstrual cycle in UI Public Health Faculty students during the COVID-19 pandemic. The study design of this research was cross-sectional. The sample technique used is proportionate stratified random sampling with a total sample of 287 respondents. The variables studied were age at menarche, eating habit, physical activity, stress level, and sleep quality. Bivariate analysis was performed using chi-square test and multivariate analysis using multiple logistic regression. Data was obtained between March – May 2022 by using an online questionnaire. The results showed that 47% of female students experienced menstrual cycle irregularities. Factors related to the menstrual cycle were stress factors (p = 0.027), while unrelated factors were age at menarche (p = 0.692), eating habit (p = 0.556), physical activity (p = 0.865), and sleep quality ( p = 0.561). Based on the results of multivariate analysis, the most dominant factor influencing the menstrual cycle is the level of stress (OR: 1.754, 95% CI: 1.068-2.881)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aphroditha Emawati Nidia Kusumaning Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa Program Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tahun 2021. Studi ini menggunakan desain potong lintang menggunakan data primer. Data dikumpulkan melalui kuesioner daring dengan jumlah responden 178 orang. Pola makan gizi seimbang sebagai variabel dependen, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap, ketersediaan makanan gizi seimbang, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dan dukungan teman sebaya sebagai variabel independen. Analisis data dengan uji chi-square. Hasil studi didapatkan 71,9% mahasiswa dengan pola makan gizi seimbang kurang, 81,5% jenis kelamin perempuan, 65,2% pengetahuan gizi rendah, 51,1% sikap negatif, 66,3% kurang tersedia makanan gizi seimbang, 77,5% terpapar informasi, 64,6% dukungan keluarga kurang, dan 98,9% dukungan teman sebaya kurang. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan gizi (p=0,001), sikap (p=0,043), ketersediaan makanan gizi seimbang (p=0,019), keterpaparan informasi (p=0,002), dan dukungan keluarga (p=0,006) dengan pola makan gizi seimbang pada mahasiswa. Hasil penelitian menyarankan untuk optimalkan promosi penerapan pola makan gizi seimbang melalui pemasangan poster secara langsung maupun daring.

This study aims to determine the factors associated with balanced nutrition eating pattern in students of Public Health Bachelor Program of the Faculty of Public Health, Universitas Indonesia in 2021. The study used a cross-sectional design using primary data. The data was collected through an online questionnaire with 178 respondents. A balanced nutrition eating pattern as a dependent variable, gender, nutritional knowledge, attitudes, availability of balanced nutritional foods, exposure to information, family support, and peer support are independent variables. Analyzed data with chi-square test. The results of this study found 71.9% of students who had less balanced nutritional diet, 81.5% are the female sex, 65.2% low knowledge of nutrition, 51.1% negative attitudes, 66.3% less available balanced nutritional foods, 77.5% exposed to information, 64.6% less family support, and 98.9% less peer support. There was a significant relationship between nutritional knowledge (p=0.001), attitude (p=0.043), availability of balanced nutritional foods (p=0.019), exposure to information (p=0.002), and family support (p=0.006) with a balanced nutritional diet pattern in college students. The results of the study suggest to optimize the promotion of the implementation of a balanced nutritional diet pattern through the installation of posters offline or online."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrani Rachmawati
"Pandemi Covid-19 menjadi situasi yang menantang bagi tenaga kesehatan karena menempatkan mereka sebagai populasi berisiko tinggi untuk terinfeksi dan mendapatkan permasalahan terkait kondisi kerja yang berpengaruh terhadap tingkat distres. Tujuan penelitian ini ingin menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat distres pada tenaga kesehatan di Kabupaten Pandeglang selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional yang dilakukan pada Oktober-Desember 2021 secara daring. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan di Kabupaten Pandeglang yang bekerja di Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik. Distres diukur menggunakan Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PSS-10-C). Data dianalisis menggunakan Chi-squere dan regresi logistik ganda. Tenaga kesehatan memiliki tingkat distres rendah (30,49%) dan sedang (69,51%). Analisis regresi logistik ganda menunjukan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat distres yaitu ketersediaan APD dan dukungan rekan kerja. Tenaga kesehatan di Kabupaten Pandelang mengalami tingkat distres rendah dan sedang selama pandemi Covid-19. Pasokan APD yang memadai dan pembagian tugas yang jelas antar rekan kerja dibutuhkan untuk mencegah meningkatnya tingkat distres pada tenaga kesehatan selama pandemi Covid-19.

The Covid-19 pandemic has become a challenging situation for health workers because it places them as a population at high risk for infection and getting problems related to working conditions that affect the level of distress. This study aims to analyze the factors associated with the level of distress among health workers in Pandeglang during the Covid-19 pandemic. This study uses a cross-sectional study design that was conducted in October-December 2021. The population in this study were all health workers in Pandeglang who worked in hospitals, public health centers, and clinics. The distress level is measured using the Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PSS-10-C). Data are analyzed using Chi-square and multiple logistic regression. Health workers have low (30.49%) and moderate (69.51%) levels of distress. Multiple logistic regression analysis showed that the dominant factors associated with the level of distress are the availability of PPE and the support of colleagues. Health workers in Pandelang experienced low and moderate levels of distress during the Covid-19 pandemic. An adequate supply of PPE and a clear division of tasks among co-workers are needed to prevent an increase in the level of distress for health workers during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hannah Silvia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi pangan probiotik pada mahasiswi Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel jenuh pada mahasiswi Program Studi Gizi seluruh angkatan.
Hasil penelitian menunjukkan konsumsi terakhir pangan probiotik pada > 4 minggu lalu sebesar 37,4%, disusul oleh responden yang mengonsumsi pangan probiotik pada < 2 minggu lalu yakni 34,6%, konsumsi 2-4 minggu lalu sebesar 27,9%. Pihak yang menganjurkan konsumsi adalah inisiatif sendiri yakni 86,3%, sebagian besar mengaku merasakan manfaat dari konsumsi probiotik yakni 56,9%, tidak melihat saran/petunjuk pemakaian produk yakni sebesar 72,1%, dan responden mengkonsumsi dua merek produk pangan probiotik sebesar 50,3%. Rata-rata skor pengetahuan responden mengenai probiotik adalah 38,84 poin dari skor maksimal 80 poin. Sebanyak 44,7% memiliki uang saku Rp.0-Rp 500.000, memiliki skor aktivitas fisik 0,7184, tidak memiliki riwayat konstipasi dalam satu bulan terakhir sebesar 83,1%, dan memiliki rata-rata frekuensi keterpaparan media promosi mengenai probiotik sebanyak 29,15 kali dalam satu bulan.
Hubungan yang bermakna hanya ditemui pada variabel aktivitas fisik (p=0,016), sedangkan variabel lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan yakni hubungan konsumsi pangan probiotik sebagai variabel dependent dengan pengetahuan (p=0,173), besar uang saku (p=0,695), riwayat konstipasi dalam satu bulan terakhir (p=0,915), dan media promosi probiotik (p=0,833) sebagai variabel independen. Dibutuhkan penelitian lanjutan pada kelompok usia yang berbeda dengan penambahan variabel penelitian seperti kebiasaan makan.

This study aims to determine the factors associated with the consumption of probiotic foods in female students of Nutrition Program of Public Health Faculty at the University of Indonesia in 2011. This study is a quantitative study using cross-sectional study design and sampling is done by saturated sampling of students at Nutrition Program Study throughout the year.
The result showed final consumption of probiotic foods in > 4 weeks ago are 37,4%, followed by respondents who consumed probiotic foods at < 2 weeks ago are 34,6%, consumption of 2-4 weeks ago are 27,9%. Students that promote the consumption their own initiative are 86,3%, most claim to feel the benefits of probiotic foods consumption are 56,9%, did not see a suggestion/user of products are 72,1%, and the respondents consume two brands of probiotic food products are 50,3%. An average score of knowledge about probiotics is 38,84 points from 80 maximum points. A total of 44,7% had an allowance (per month) of Rp.0-Rp.500.000, an average score of physical activity are is 0,7184, no history of constipation in the past month are 83,1%, and has an average 29,15 time in a month of exposure to media promotion of probiotics.
A significant association was only found on the variable of physical activity (p=0,016), whereas other variables had no significant relationship which is the relationship of food consumption of probiotic foods as a dependent variable with knowledge, (p=0,173), large pocket money (p=0,695), history of constipation in the past month (p=0,915), and media promotion (p=0,833) as independent variables. Further research is needed in different age groups with the addition of the study variables such as eating habit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Farida
"Latar Belakang: Berbagai perubahan kondisi yang terjadi akibat terjadinya pandemi Covid-19 seperti berkurangnya pengalaman bekerja langsung pada pasien, keterbatasan pasien, serta penyesuaian lingkungan klinik mungkin dapat memengaruhi kesiapan mahasiswa profesi terhadap praktik kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan mahasiswa profesi FKG UI melakukan praktik kedokteran gigi pada masa pandemi Covid-19 Metode: Studi analitik observasional cross-sectional dengan metode total population sampling dilakukan pada 97 mahasiswa profesi FKG UI yang telah melalui seluruh stase klinik dengan menggunakan kuesioner secara daring. Analisis meliputi statistik deskriptif, uji korelasi Spearman, dan uji bivariat (p < 0,05). Hasil: 70.1% mahasiswa menilai instruktur baik, 59.8% mahasiswa menilai lingkungan klinik kondusif, 63.9% mahasiswa menilai metode penilaian terukur, 79.4% mahasiswa menilai interaksi instruktur klinik dan mahasiswa baik serta 62.9% mahasiswa menilai metode pembelajaran baik. Terdapat perbedaan signifikan antara instruktur klinik, lingkungan klinik, interaksi instuktur klinik dan mahasiswa profesi, serta metode pembelajaran dan kesiapan mahasiswa profesi melakukan praktik kedokteran gigi (p < 0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara instruktur klinik, lingkungan klinik, interaksi instuktur klinik dan mahasiswa profesi, serta metode pembelajaran klinik dan kesiapan mahasiswa profesi melakukan praktik kedokteran gigi.

Background: Various changes that occurred due to Covid-19 pandemic such as reduced experience working with patients, patient limitations, and adjustments to the clinical environment may affect the preparedness of dental students for dental practice. This study aims to determine the factors related to the preparedness of dental students of FKG UI for dental practice during Covid-19 pandemic. Methods: A cross-sectional observational analytical study using the total population sampling method was conducted on 97 students using an online questionnaire. Statistical analysis included descriptive statistics, Spearman correlation test, and bivariate test (p<0.05). Results: 70.1% of students rated the clinical instructor as good,59.8% students rated the clinical environment as conducive,63.9% of students rated the clinical assessment method as measurable,79.4% students rated the interaction between clinical instructors and students as good and 62.9% students rated the clinical learning method as good. There were significant differences between the clinical instructors, the clinical environment, interactions between clinical instructors and students, and clinical learning methods with the preparedness of dental students for dental practice (p<0.05). Conclusion: There is a relationship between the clinical instructors, the clinical environment, interactions between clinical instructors and professional students, and clinical learning methods with the preparedness of dental students for dental practice."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Alfani
"Koordinasi manfaat adalah suatu proses dimana dua atau lebih penanggung, yang menanggung orang yang sama untuk benefit asuransi kesehatan yang sama, membatasi total benefit dalam jumlah tertentu agar tidak ada cakupan ganda atau klaim melebihi biaya layanan kesehatan. Koordinasi manfaat merupakan salah satu cara agar badan usaha dapat mendaftar BPJS Kesehatan tanpa kehilangan manfaat dari asuransi komersial. Selain itu, dengan koordinasi manfaat iuran JKN yang harus dibayar karyawan otomatis dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini dapat mengurangi risiko peserta menunggak iuran ke BPJS Kesehatan. penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan program COB pada karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI)  pada Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data dari penelitian ini merupakan data primer yang didapat dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Sampel yang digunakan sebanyak 70 responden karyawan tetap FKM UI yang diasuransikan oleh fakultas. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan keikutsertaan COB adalah pengetahuan (P value = 0,004 ; OR = 8,130), pendapatan (P value = 0,016; OR= 1), pendidikan (P value = 0,014; OR= 1), keterpaparan informasi (P value = 0,004; OR= 8,914), persepsi risiko sakit (P value = 0,040; OR= 3,949), dan kegunaan COB (P value = 0,001; OR= 9,333).

Coordination of Benefits is the process which of two or more insurer covering the same member for the same insurance benefits, limiting the total of benefits intended to prevent the duplication of benefits (coverage) or reimburse for more than the healthcare service cost. Its one of the ways for business entity to be a member of BPJS Kesehatan without losing the benefits from commercial insurance. Furthermore, in coordination of benefits the premium of JKN is automatically paid by the company to insurer (commercial insurance). This could prevent from member arrears the premium payment of JKN. This study aims to determine factors associated with the participation of coordination of benefit program in staff of Faculty of Public Health University of Indonesia 2019. Type of this study is quantitative research with cross-sectional design. Source of data for this study is primary data obtained by spreading questionnaire to respondents. Sample used in this study is 70 respondents, staff of FKM UI. The result of multivariate analysis shows factors associated with the participation of COB are knowledge (P value = 0,004 ; OR= 8,130), income (P value = 0,016 ; OR= 1), education (P value = 0,014; OR = 1), exposure of information (P value = 0,004; OR = 8,914), perception of health risk (P value = 0,040 ; OR = 3,949), dan usablity COB (P value = 0,001 ; OR = 9,333)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Safira Salsabiela
"Emotional eating didefinisikan sebagai kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang umumnya tinggi gula, garam, dan lemak, secara berlebih, sebagai respons atas emosi negatif yang dirasakan. Emotional eating yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku makan menyimpang seperti bulimia nervosa dan binge-eating disorder, obesitas, penyakit kardiovaskuler, serta diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi stres, kecemasan, stresor perkuliahan, penggunaan media sosial, riwayat terkonfirmasi positif COVID-19 pada individu dan anggota keluarga, serta mindfulness dengan kejadian emotional eating pada 106 mahasiswi tingkat akhir S1 Reguler Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20,8% responden mengalami emotional eating. Terdapat perbedaan rata-rata skor yang signifikan antara penggunaan media sosial (p-value = 0,029) dan observing facet (p-value = 0,032) terhadap emotional eating. Individu dapat lebih mengenali pemicu dan coping strategies yang tepat untuk mengatasi emosi negatif, menggunakan media sosial secara bijak, serta menerapkan mindful eating. Pemerintah dapat lebih meningkatkan dukungan dan kolaborasi untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu gangguan perilaku makan di masyarakat. Departemen Gizi FKM UI diharapkan dapat mencantumkan skrining perilaku makan menyimpang dalam salah satu aspek pengkajian riwayat asupan pada “Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)”.

Emotional eating is defined as the tendency to excessively consuming food which often high in sugar, salt, and fat levels in response to negative emotions. Uncontrolled emotional eating will increase the risk of eating disorders such as bulimia nervosa and binge-eating disorder, obesity, cardiovascular diseases, and type II diabetes. This study aims to find out about the relationship between perceived stress, anxiety, academic stressors, social media engagement, COVID-19 infection history, and mindfulness with emotional eating among 106 final year undergraduate female students of the Faculty of Public Health Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic in 2021. This cross-sectional quantitative study shows that there are about 20,8% of respondents who has an emotional eating tendency. There are significant differences between social media engagement (p-value = 0,029) and observing facet (p-value = 0,032) with emotional eating. Young adults should discover more about their triggers and positive coping strategies, use social media wisely, and eat mindfully. The government should enhance their supports and collaborations to raise awareness about the disordered eating behavior in the population. The Nutrition Department of FPH UI is suggested to include the “eating disorders screening” in the dietary history assessment aspect of the “Nutrition Care Process (NCP)”."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mega Radyani
"Mahasiswa Indonesia, khususnya di masa pandemi COVID-19, mengalami berbagai masalah psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan kesepian. Mahasiswa yang berkuliah di luar negeri berisiko lebih tinggi karena disertai tantangan penyesuaian di budaya baru. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran komprehensif mengenai kondisi distress psikologis dan kesepian mahasiswa di dalam negeri (DN) dan luar negeri (LN) selama pandemi COVID-19, serta faktor-faktor yang berkaitan. Desain penelitian kuantitatif non-eksperimental, tipe cross-sectional study. Data penelitian berjumlah 997 partisipan dari jenjang S1 hingga S3, terdiri dari 684 mahasiswa DN dan 313 mahasiswa LN, dengan rentang usia 18-40 tahun. Secara umum, seluruh partisipan memiliki rata-rata stres dan kesepian dalam tingkat sedang, serta kecemasan dan depresi dalam tingkat ringan. Rata-rata stres dan kecemasan mahasiswa DN lebih tinggi secara signifikan dibandingkan mahasiswa LN. Mahasiswa perempuan dan berstatus lajang menunjukkan tingkat stres paling tinggi. Mahasiswa DN jenjang S1, dan kondisi finansialnya tidak cukup menunjukkan tingkat kecemasan paling tinggi. Tidak ada perbedaan signifikan pada depresi dan kesepian. Penelitian ini menjelaskan faktor-faktor yang dapat menjadi protektif dan risiko terhadap masalah psikologis mahasiswa umum selama pandemi COVID-19.

Stress, anxiety, depression and loneliness are psychological issues prevalent in Indonesian college students during the pandemic period. A similar occurrence is identified among overseas students, in addition with challenges of adjusting to new culture. This research aims to obtain a comprehensive picture of psychological problems experienced by students during the COVID-19 pandemic, alongside other related factors. The research used a non-experimental quantitative design with cross-sectional study type. 997 undergraduates to postgraduate students participated, where 684 students were from local and 313 students from overseas, age range of 18-40 years old. Overall, participants have reported moderate level of stress and loneliness, and mild level of anxiety and depression. Average stress and anxiety were significantly higher in local students than overseas students. Highest level of stress was examined in single and female students. Higher anxiety level was found in local students who are enrolled as undergraduate student and are in a state of insufficient financial income. There was no significant difference in depression and anxiety between the groups. This study explained factors that could be protective and risk to certain psychological among students during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>