Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadilah
"Perkembangan teknologi saat ini akan sangat mempengaruhi penggunaan catu daya untuk komponen elekronik. Karena penggunaan yang sangat luas, maka diperlukan suatu system yang dapat mengkonversikan tegangan DC dari suatu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya. Salah satu cara untuk mengkonversikan tegangan adalah dengan Buck-boost converter sebagai salah satu jenis dari switching converter. Buck-boost konverter berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan supercapacitor adalah sebagai sumber tegangan pada rangkaian buckboost konverter, pengendali PID digunakan untuk mengendalikan tegangan agar dapat sesuai dengan yang diinginkan. perancangan dari keseluruhan model rangkaian disimulasikan dengan menggunakan CMex S-function pada Simulink Matlab. Dari hasil pemodelan system memiliki respon yang menyerupai sistem aslinya dan menunjukkan system dapat bekerja dengan baik, yang mana tegangan keluaran bisa mengikuti referensi. Dari hasil simulasi, untuk perubahan terhadap setpoint didapat nilai error pada kondisi SOC 100% lebih kecil dibandingkan saat kondisi 52%, untuk respon terhadap perubahan beban didapat kondisi SOC 52% lebih kecil dibandingkan dengan kondisi SOC 100% hal ini terlihat dari posisi steady state dan overshoot. Setelah dilakukan Analisa dari keseluruhan terdapat pole yang berada disisi sebelah kanan sumbu imajiner sehingga system tidak stabil.

Current technological developments will greatly affect the use of power supplies for electronic components. Because of its wide use, we need a system that can convert DC voltage from one voltage level to another. One way to convert voltage is with a Buck-boost converter as a type of switching converter. Buck-boost converter serves to lower and increase the voltage as desired. The use of a supercapacitor is as a voltage source in the buckboost converter circuit, the PID controller is used to control the voltage so that it can be as desired. The design of the entire circuit model is simulated using CMex S-function in Simulink Matlab. From the results of modeling the system has a response that resembles the original system and shows the system can work well, where the output voltage can follow the reference. From the simulation results, for changes to the setpoint, the error value at 100% SOC conditions is smaller than at 52% conditions, for the response to changes in load, the SOC conditions are 52% smaller than 100% SOC conditions, this can be seen from the steady state position and overshoot. After analyzing the whole, there is a pole that is on the right side of the imaginary axis so that the system is unstable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilah
"Perkembangan teknologi saat ini akan sangat mempengaruhi penggunaan catu daya untuk komponen elekronik. Karena penggunaan yang sangat luas, maka diperlukan suatu system yang dapat mengkonversikan tegangan DC dari suatu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya. Salah satu cara untuk mengkonversikan tegangan adalah dengan Buck-boost converter sebagai salah satu jenis dari switching converter. Buck-boost konverter berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan sesuai dengan yang diinginkan. Penggunaan supercapacitor adalah sebagai sumber tegangan pada rangkaian buck-boost konverter, pengendali PID digunakan untuk mengendalikan tegangan agar dapat sesuai dengan yang diinginkan. perancangan dari keseluruhan model rangkaian disimulasikan dengan menggunakan CMex S-function  pada Simulink Matlab. Dari hasil pemodelan system memiliki respon yang menyerupai sistem aslinya dan menunjukkan system dapat bekerja dengan baik, yang mana tegangan keluaran bisa mengikuti referensi. Dari hasil simulasi, untuk perubahan terhadap setpoint didapat nilai error pada kondisi SOC 100% lebih kecil dibandingkan saat kondisi 52%, untuk respon terhadap perubahan beban didapat kondisi SOC 52% lebih kecil dibandingkan dengan kondisi SOC 100% hal ini terlihat dari posisi steady state dan overshoot. Setelah dilakukan Analisa dari keseluruhan terdapat pole yang berada disisi sebelah kanan sumbu imajiner sehingga system tidak stabil.

Current technological developments will greatly affect the use of power supplies for electronic components. Because of its wide use, we need a system that can convert DC voltage from one voltage level to another. One way to convert voltage is with a Buck-boost converter as a type of switching converter. Buck-boost converter serves to lower and increase the voltage as desired. The use of a supercapacitor is as a voltage source in the buckboost converter circuit, the PID controller is used to control the voltage so that it can be as desired. The design of the entire circuit model is simulated using CMex S-function in Simulink Matlab. From the results of modeling the system has a response that resembles the original system and shows the system can work well, where the output voltage can follow the reference. From the simulation results, for changes to the setpoint, the error value at 100% SOC conditions is smaller than at 52% conditions, for the response to changes in load, the SOC conditions are 52% smaller than 100% SOC conditions, this can be seen from the steady state position and overshoot. After analyzing the whole, there is a pole that is on the right side of the imaginary axis so that the system is unstable. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Ali
"Energi listrik merupakan sumber energi yang penting bagi kehidupan manusia. Saat ini permintaan tenaga listrik terus meningkat, namun disaat yang sama perluasan pembangkit tenaga listrik dan pembangunan saluran transmisi cukup terbatas. Oleh karena itu, terjadi pola pembebanan yang dipaksakan pada pembangkit tenaga listrik dan transmisi yang terlampau berat. Pembebanan yang dipaksakan dapat menyebabkan gangguan pada saluran transmisi yang dapat mengakibatkan lepasnya saluran transmisi, sehingga terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik.
Lokasi penelitian yang dilakukan adalah pada Subsistem Cibatu34-Mandirancan. Terdapat jatuh tegangan yang cukup besar ketika 2 saluran transmisi Indramayu-Kosambibaru lepas. Lepasnya 2 saluran transmisi tersebut menyebabkan 14 dari 17 gardu induk mengalami penurunan tegangan hingga dibawah 5 mengacu pada standar IEEE/ANSI C84.1. Maka, dilakukan pemasangan teknologi Flexible AC Transmission System (FACTS) berupa Static Synchronous Compensator (STATCOM) pada subsistem Cibatu34-Mandirancan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Pada penelitian ini, didapati penempatan STATCOM paling optimum pada subsistem Cibatu34-Mandirancan yaitu pada gardu induk Dawuan dan Haergeulis dengan masing-masing injeksi daya reaktif sebesar 175 MVAr dan 175 MVAr sehingga terjadi perbaikan profil tegangan pada seluruh Gardu Induk subsistem Cibatu34-Mandirancan hingga sesuai standar IEEE ANSI C84.1 yaitu adalah 5.

Electrical energy is an important source of energy for human life. Nowadays, the demand for electricity continues to increase, but at the same time the expansion of power plants and the construction of transmission lines are quite limited. Therefore, forced loading occurs on the power plants and the transmission lines are too heavy. Forced loading may cause disturbances on the transmission lines which may lead to the release of the transmission lines, and lead to voltage drop on the power system.
The location of the research is in the Cibatu34-Mandirancan subsystem. There is a significant voltage drop when two of Indramayu-Kosambibaru transmission lines are released. The release of these two transmission lines causes 14 of the 17 substations to experience a voltage drop below 5 according to the IEEE ANSI C84.1 standard. In this manner, a Flexible AC Transmission System (FACTS) device such as Static Synchronous Compensator (STATCOM) is installed in the Cibatu3&4-Mandirancan subsystem to overcome these issues.
In this study, the most optimal STATCOM placement in the Cibatu34-Mandirancan subsystem is found at Dawuan and Haergeulis substations with reactive power injections of 175 MVAr and 175 MVAr respectively so that the voltage profile improves in all substations of Cibatu34-Mandirancan subsystem up to IEEE ANSI C84.1 standard which is 5.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darian Valerian
"ABSTRAK
Efisiensi yang tinggi merupakan persyaratan yang vital dalam merancang
sebuah pembangkit. Salah satu alternatif yang memenuhi persyaratan tersebut
adalah DFIG . Namun DFIG tersebut perlu dikendalikan agar bisa bekerja sesuai
dengan aplikasinya.
Skripsi ini membahas metoda pengendalian tegangan dan frekuensi
keluaran daripada DFIG . Metoda pengendalian yang digunakan merupakan
pengendalian skalar. Dimana frekuensi dan tegangan keluaran dikendalikan secara
terpisah dan keluaran sinyal kendalinya akan menyesuaikan dengan putaran turbin
generator dan setpoin yang diinginkan.

ABSTRACT
High efficiency is the most vital aspect to design a power distribution
system . One of the alternative to meets the requirement is DFIG. But, we need to
control the DFIG to meet the desired output.
This paper introduce a method to control the voltage and frequency output
of the DFIG . The method is called scalar control. Where the voltage and
frequency are controlled separately . The control signal will adapt to the turbine
speed from the generator and desired setpoint."
2016
S65435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Ryan Cokrodiharjo
"Perkembangan teknologi dalam bidang nanoteknologi sangatlah berkembang pesat. Single electron transistor (SET) adalah salah satu aplikasinya. SET beroperasi menggunakan prinsip coulomb blockade. Coulomb blockade muncul pada tegangan source-drain yang sangat rendah. Coulomb blockade dapat dihilangkan dengan mengubah tegangan gate dari dalam ke luar coulomb blockade. Di luar coulomb blockade, arus dapat mengalir antara source dan drain. Pada tegangan source-drain (Vds) yang diberikan, arus SET dapat dimodulasikan dengan tegangan gate (Vg). Dengan menggeser tegangan gate, arus dapat berosilasi antara nol (coulomb blockade) dan tidak nol (no coulomb blockade). Osilasi ini dikenal dengan coulomb oscillation. Dalam skripsi ini, analisa coulomb oscillation dari single electron transistor (SET) disimulasikan dengan menggunakan perbandingan 2 tegangan bias. Yang pertama adalah tegangan bias yang melewati coulomb blockade dan yang kedua adalah tegangan bias yang tidak melewati coulomb blockade. Struktur divais SET yang digunakan adalah struktur double barrier tunnel junction (DBJT). Simulasi menggunakan Matlab R2009a. Salah satu hasil yang diperoleh dari simulasi yang dilakukan ini adalah dihasilkan puncak gunung sebesar 61.35 pA yang menggantikan lembah pada coulomb oscillation ketika menggunakan tegangan bias 0.0197 volt. Bentuk puncak gunung pada coulomb oscillation ini ditentukan oleh perbandingan tinggi dari diamonds yang dilewati oleh tegangan bias yang dibentuk dari diagram stabilitas. Tinggi diamonds pada diagram stabilitas ini ditentukan oleh besar kapasitansi, background charge, dan tegangan gate.

Technology development in the field of nanotechnology is growing rapidly. Single Electron Transistors (SET) is one of the application. SET operates using principle of coulomb blockade. Coulomb blockade appears at very low sourcedrain voltage. The Coulomb blockade can be removed by the changing of gate voltage from inside Coulomb blockade to the outside. Outside the Coulomb blockade, a current can flow the between the source and drain. At a given sourcedrain voltage V, the SET current can be modulated by gate voltage Vg. By sweeping the gate voltage, the currents oscillate between zero (Coulomb blockade) and non-zero (no Coulomb blockade). This oscillation is known by coulomb oscillation. In this script, analysis of coulomb oscillation of single electron transistor (SET) simulated by using comparison of two bias voltage. First is bias voltage passing through the coulomb blockade and second is bias voltage that does not pass through coulomb blockade. Structure of the SET device used is the structure of double barrier tunnel junction (DBJT). Simulation uses Matlab R2009a. One of the results obtained from a this simulation is produced a mountain peak of 61.35 pA that replaces the valley on coulomb oscillation when using bias voltage 0.0197 volts. The form of the peak mountain on coulomb oscillation is determined by the ratio of the height of the diamonds that are bypassed by bias voltage which is formed of the stability diagram. Height of the diamonds on stability diagram determined by large capacitance, background charge, and gate voltage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42921
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Anggiat
"Permasalahan utama dalam kualitas daya listrik pada sistem distribusi, khususnya perindustrian, adalah terjadinya Lendutan tegangan. Lendutan tegangan dapat meyerang dengan mudah mesin-mesin listrik yang memilki daya yang besar pada perindustrian sehingga mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas hasil produksi dalam bidang perindustrian dalam negeri yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Dengan menggunakan Distibuted Statsic Compensator (DSTATCOM) hal tersebut dapat ditanggulangi.

The main problem in the power quality in the distribution system, especially industry, is the occurrence of voltage sags. Voltage sags can easily subjugate electrical machines that have the great power that result in decreased quantity and quality of production in the industrial sector of domestic which resulted in huge losses. By using Distibuted Statsic Compensator (DSTATCOM) it can be solved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainul Rochman
"Sistem distribusi AC telah lama dipilih sebagai sistem distribusi yang handal karena mempunyai kelebihan dalam hal konversi tegangan. Namun demikian, penerapan sistem AC ini menyebabkan perlunya penggunaan konverter AC-DC pada setiap beban DC baik pada rumah tangga, fasilitas komersial, maupun perkantoran. Penggunaan konverter AC-DC ini menimbulkan adanya rugi-rugi konversi dimana rugi-rugi konversi ini dapat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan beban-beban DC. Skripsi ini membahas tentang perbandingan jatuh tegangan dan rugi daya pada sistem AC dan DC serta membahas tentang rugi-rugi konversi yang ada pada konverter AC-DC dari laptop dan ponsel. Selain itu, juga dipaparkan beberapa topologi sistem DC pada rumah tangga yang dapat menjadi alternatif untuk permasalahan rugi-rugi konversi yang ada pada sistem AC. Dari hasil pengukuran, pada AC Adapter laptop yang diuji, didapatkan bahwa konverter AC-DC ini memiliki rugi-rugi 1 W hingga 5 W dengan efisiensi rata-rata 94 %. Sedangkan pada AC Adapter ponsel yang diuji, rugi-rugi konversi rata-rata yang dihasilkan 0,6 W dengan efisiensi rata-rata 78 %.

AC system has been chosen as a reliable distribution system due to advantages in terms of voltage conversion. However, the AC system application led to the need for the use of AC-DC converters on each DC load on the residential, commercial facilities, and offices. The use of AC-DC converters led to the conversion losses where it can be increased along with increased use of DC loads. This paper discusses comparison of voltage drop and power losses between AC and DC systems and also discusses conversion losses that exist in the AC-DC converters of DC loads, especially in AC Adapter of laptops and mobile phones. Moreover, some of DC system topologies for the household that may be alternative solutions due to the conversion losses problem in existing AC system are also discussed. From the measurement results, it was found that conversion losses of AC Adapter of laptop 1 W up to 5 W with an average efficiency of 94 %. While in AC Adapter of mobile phones tested 0,6 W with an average efficiency of 78%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faridian Wahid Mardhana
"Kebutuhan energi listrik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari termasuk pada sektor industri dengan kebutuhan yang terus meningkat. PT. BA merupakan perusahaan industri tambang dengan pemakaian energi listrik yang besar. Kombinasi suplai pembangkit berpengaruh terhadap tegangan pada sistem. Saat beban berlebih diperlukan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan supaya menjadi normal. Hasil simulasi menunjukkan jika saat semua generator beroperasi diperlukan lima kali tahapan pelepasan beban untuk mengembalikan kondisi tegangan dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 4,96 . Saat generator 1 tidak beroperasi, dibutuhkan lima tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,75 . Saat generator 2 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,44 . Saat generator 3 tidak beroperasi, dibutuhkan sembilan tahap pelepasan beban dengan rata-rata jatuh tegangan sebesar 5,39.

The need of electrical energy cannot be separated from daily lives including in the industry sector with the increasing of demand. PT. BA is a mining industry company with a large consumption of electrical energy. Supply combination from power plant affects the voltage of the system. When overload occurs, load shedding is required to return voltage to normal condition. Simulation result shows that when all generators operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 4.96 . When generator 1 doesn 39 t operate, five stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.75 . When generator 2 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.44 . When generator 3 doesn 39 t operate, nine stages of load shedding is required to return voltage condition with a voltage drop average of 5.39."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifati Nur Shabrina
"ABSTRAK
Dewasa ini penggunaan energi terbarukan sebagai sumber dalam sistem distributed generator semakin meningkat seiring dengan maraknya wacana krisis energi. Contohnya penggunaan photovoltaic yang memanfaatkan energi surya untuk diubah menjadi listrik. Pada sistem photovoltaic, tegangan yang dihasilkan berupa tegangan DC sebesar 24-48 V. Sementara itu untuk dapat mensupply peralatan rumah tangga diperlukan tegangan AC. Dengan demikian,peran inverter sangat diperlukan untuk mengubah tegangan DC menjadi AC. Namun, sebelum masuk ke dalam inverter, diperlukan suatu boost converter yang dapat menaikkan tegangan photovoltaic hingga level tertentu sesuai keperluan. Kestabilan merupakan target utama dari performa suatu boost converter. Oleh karena itu, banyak dilakukan penelitian-penelitian menggunakan berbagai metode kontrol untuk mendapatkan keluaran boost yang stabil. Adapun PID controller merupakan salah satu jenis pengontrolan yang sering digunakan dalam industri dan dapat diterapkan untuk mencapai kestabilan dengan berbagai metode pengaturan. Biasanya, pengaturan parameter boost converter dilakukan dengan menggunakan metode trial and error sehingga memakan banyak waktu. Dalam penelitian ini, dilakukan penerapan sistem kontrol menggunakan PID pada model boost converter dalam MATLAB Simulink di mana pengaturan parameternya menggunakan metode frequency response. Selain itu, dilakukan pula implementasi PID controller pada prototype boost converter. Parameter PID yang didapatkan telah mampu menghasilkan kestabilan tegangan pada nilai 200 V dengan overshoot sebesar 1.5%, settling time 1.5 detik dan steady-state error 1.5% pada kondisi step load change.

ABSTRACT
Nowadays the using of renewable energy as the source on distributed generator system is increased because of energy crisis issue. For example,the using of photovoltaic which turn sunlight into electricity. The generated voltage in photovoltaic system is 24-48 DC Voltage. However, many equipment need AC voltage. So, the inverter is really needed to convert the DC voltage to AC voltage. Before that, boost converter is needed to convert the voltage from the renewable energy source into a higher voltage that used for distributed generator system. Stability is the main target for boost converter performance. That?s why many researcher try to develop the control method for boost converter. PID controller has been used in many industry for any system stability with many different tuning methods. Usually, the PID tuning method is using trial and error that takes long time. In this research, design of control system using PID has been done, which the tuning is using frequency response method. Parameter obtained has been successfully stable at 200 V with overshoot 1.5%, settling time 1.5 second, and steady-state error 1.5%."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Buck converter merupakan salah satu jenis switching converter yang dapat menurunkan tegangan keluarannya. Agar buck converter dapat menghasilkan tegangan keluaran yang diinginkan diperlukan pengendali sistem buck converter. Pengendali yang dipakai pada sistem buck converter pada skripsi ini adalah pengendali PID. Pengendali PID yang digunakan ditala dengan menggunakan metode Ciancone.
Pengendali diimplementasikan pada mikrokontroler Atmega16 dengan algoritma pengendali PID diskrit Dari hasil simulasi dan uji coba alat didapatkan pengendali PID diskrit yang ditala dengan metode Ciancone ini memiliki respon yang cukup baik, dengan transient response yang cepat dan steady state error yang mendekati nol.

Buck converter is one of switching converter that can lower its output voltage. Buck converter need to be controlled in order that to get an approrite output voltage waveform. The controller used in this system is PID controller. This PID controller is tuned using Ciancone method.
The controller is implemented in microcontroller Atmega16 with discrete PID algorithm. From the simulation result, can be concluded that the discrete PID tuned with Ciancone method provide a good response, with a fast transient response and nearly zero steady state error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>