Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiku Kalis
"Budaya pangan Indonesia mulai berubah secara dinamis. Pada tahun 1950-an, mayoritas masyarakat Indonesia mengandalkan berbagai makanan lokal yang tersedia. Konsumsi beras sebagai makanan pokok terus meningkat, hampir 100% masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sejak awal tahun 2000-an. Beras sebagai makanan pokok di Indonesia memiliki posisi yang penting, dan dalam proses produksi maupun distribusinya memiliki banyak potensi terjadinya kejahatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan data Anev Tri Wulan I 2021 Satgaas Pangan Polri, Polda Jabar menjadi Polda yang melakukan kegiatan deteksi dini dan upaya-upaya preventif terbanyak guna menekan kejahatan pangan serta menjaga keberlangsungan kamtibmas yakni sebanyak 23 kegiatan. Hasil dari penelitian yaitu adanya peran tengkulak yang berperan besar dalam produksi dan distribusi beras. Fenomena tersebut jika tidak ditindak lanjuti dapat menyebabkan terjadinya kejahatan pangan yang dapat dikategorikan sebagai organized crime. Direktorat Intelkam melaksanakan kegiatan deteksi dini sebagai bentuk preventif guna menekan dan mengantisipasi terjadinya kejahatan pangan serta koordinasi dan kerjasama dengan stakeholder . Potensi kejahatan pangan dianalisis melalui Strategic Intelligence Applications Down McDowell dibahas sebagai berikut. Pertama, sudut pandang Sequrity and Threat Assessment, adanya peran tengkulak dalam produksi dan distribusi beras menjadi ancaman bagi kesejahteraan petani maupun menjadi potensi kejahatan pangan. Kedua sudut pandang Comercial and Economic Prediction dan Economic Analysis, ditengah tiga ancaman ekonomi yang serius, adanya mafia-mafia dan praktek kejahatan pangan memperburuk situasi. Dengan menurunnya angka kejahatan pangan di Jawa Barat, mengindikasikan proyeksi perbaikan ekonomi ke depan. Ketiga, sudut pandang Law Enforcement Planning dan Program and Strategy Development, perspektif kepentingan politik bahwa isu kesejahteraan ada dalam visi dan misi pelaksanaan tugas pemerintah, sehingga isu ketahanan pangan sebagai sebuah usaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah isu utama. Sudut pandang Compliance monitoring, adanya peran tengkulak yang tidak tersentuh hukum menjadi ancaman yang harus diantisipasi. Hasil antisipasi tersebut diharapkan dapat menunjukan penurunan angka kejahatan pangan yang dinamis sehingga dapat mengurangi keresahan di masyarakat

Indonesian food culture began to change dynamically. In the 1950s, the majority of Indonesians relied on a variety of locally available foods. Consumption of rice as a staple food continues to increase, almost 100% of Indonesian people have consumed rice since the early 2000s. Rice as a staple food in Indonesia has an important position, and in the process of production and distribution it has a lot of potential for crime. This study uses a qualitative approach. Based on data from Anev Tri Wulan I 2021 the National Police's Food Task Force, the West Java Police is the Regional Police that carries out the most early detection activities and preventive efforts to suppress food crime and maintain the continuity of Kamtibmas, which is 23 activities. The result of the research is the role of middlemen who play a major role in the production and distribution of rice. If this phenomenon is not followed up, it can lead to food crimes which can be categorized as organized crime. The Intelkam Directorate carries out early detection activities as a form of prevention in order to suppress and anticipate the occurrence of food crimes as well as coordination and cooperation with stakeholders. The potential for food crime analyzed through Down McDowell's Strategic Intelligence Applications is discussed as follows. First, from the Sequrity and Threat Assessment point of view, the role of middlemen in the production and distribution of rice poses a threat to the welfare of farmers as well as a potential food crime. The two points of view are Commercial and Economic Prediction and Economic Analysis, in the midst of three serious economic threats, the existence of mafias and the practice of food crime worsen the situation. With the decline in the number of food crimes in West Java, indicating the projected economic improvement in the future. Third, the point of view of Law Enforcement Planning and Program and Strategy Development, the perspective of political interests that welfare issues are in the vision and mission of implementing government duties, so that the issue of food security as an effort to realize community welfare is the main issue. From the point of view of Compliance monitoring, the role of middlemen who are not touched by the law is a threat that must be anticipated. The anticipated results are expected to show a dynamic decrease in the number of food crimes so as to reduce unrest in the community"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Guardian
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang adanya potensi White Collar Crime dalam proses pemberian sertifikasi halal oleh Majelis Ulama Indonesia MUI . Penelitiandilakukan dengan melihat aspek legal formal, bentuk lembaga MUI, sikapindividu dalam lembaga MUI dan LPPOM sebagai lembaga pengkajian Lab, danrespon lembaga pemerintahan dalam proses sertifikasi halal. Subjek daripenelitian ini yaitu Sertifikasi Halal oleh MUI. Dengan melihat proses sertifikasisecara detail dan menjabarkan proses pembuatan kebijakannya maka dapat terlihatpada bagian mana kejahatan kerah putih dapat berpotensi. Penelitian inimenggunakan teknik wawancara mendalam tidak terstruktur dengan beberapalembaga yaitu MUI, LPPOM, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Tempo Media.Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif karena diharapkan dapatmengambarkan potensi kejahatan dari berbagai sisi.

ABSTRACT
This thesis talk about the potential for white collar crime in the process of givingkosher certification by the indonesian ulemas council .The research was done bylooking at formal legal aspects , MUI the form of institution , attitudes ofindividuals with institutions and lppom MUI as an institution for the assessmentthe lab, and response government institutions in the certification process halal.The subject of research is that is kosher certification by MUI .By looking at thecertification process in detail and outline the process of making its policies it canbe seen in the which white collar criminal could potentially .This study used atechnique of in depth interviews lack of structure with several institutions namelyMUI, LPPOM, Government , tempo media. This research approach used thatqualitative and hoped it could show the potential crimes of different thing."
2017
S65992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djohan Aryadi
"Penelitian ini didasarkan akan gejala kejahatan yang biasa terjadi ditengah-tengah masyarakat, yaitu pencurian dengan pemberatan atau biasa disebut dengan curat. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan menggunakan teori ecology of crime dan broken windows theory. Penulis menggunaan statistik kriminal kepolisian sebagai acuan dalam melihat peristiwa curat yang terjadi. Kemudian berdasarkan data statistik tersebut penulis mengkaji kondisi ekologi tempat terjadinya curat dan juga mengkaji secara broken windows theory. Kondisi ekologi yang dikaji mengacu pada 3 hal, pertama kondisi lingkungan fisik, kondisi tingkat kemiskinan pada area tersebut dan selanjutnya berdasarkan heterogenitas lingkungan tersebut. Sementara itu kajian secara broken windows theory mengacu pada 8 ide pokok yang dikemukakan oleh Sousa dan Kelling.
Penelitian ini menemukan bahwa walaupun dikatakan bahwa lingkungan yang memiliki tingkat rata-rata kejahatan tinggi cenderung memiliki kesamaan kebobrokan lingkungan fisik, kondisi kemiskinan yang tinggi dan penduduk yang heterogen, kenyataanya hal tersebut tidak berlaku pada peristiwa curat yang dikaji pada penelitian ini. Meskipun begitu perlu dipertimbangkan lagi karena proses pengumpulan data ataupun penelitian yang dilakukan pada kajian ini belum tentu setara dengan kajian yang mencetuskan pendapat tersebut. Disamping itu masyarakat nampaknya kurang menyadari akan ancaman curat yang mungkin terjadi, mereka cenderung acuh akan peristiwa curat yang telah terjadi dan mungkin saja menimpa mereka.

This study based on the crime that are common amongst in society, for instance burglary. The method used is qualitative by using theory ecology of crime and broken windows theory. The author uses police crime statistics as a reference to see of the events that burglary occurred. Then, based on statistical data, the writer examines the ecological conditions where the burglary occurred and also study in broken windows theory. Ecological conditions studied refers to three things, the first is condition of the physical environment, the condition of poverty in these areas and then based on the heterogeneity of the environment. While the study is broken windows theory refers to the 8 main ideas put forward by Sousa and Kelling.
The study found that although it's said that the environment which have an average rate of crimes tend to have in common depravity of the physical environment, the condition of poverty is high and the population is heterogeneous, in fact it doesn't apply in the event burglary examined in this study. Despite that, need to be considered because the process of data collection or research conducted in this study is not necessarily equivalent to a study that sparked this opinion. Besides, the public seems less aware of the threat of burglary that may occur, they tend to be ignorant of the events that have occurred and the burglary may befall them.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bintang Ramadhan
"ABSTRAK
Angka kejahatan di lingkungan pemukiman terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan tempat lainnya. Jenis kejahatan yang terjadi pun cukup beragam. Tipe pemukiman yang beragam juga memungkinkan adanya perbedaan dalam tipe kejahatan yang ada antara satu dengan lainnya. Dalam artikel ini penulis berusaha menjabarkan tipe kejahatan apa saja yang ada di salah satu jenis pemukiman yaitu apartemen. Selain itu penulis juga berusaha membedakan antara tipe kejahatan di apartemen dengan di perumahan konvensional. Penulis menggunakan Rational Choice Theory dan Routine Activity Theory untuk menjelaskan adanya perbedaan ini. Perbedaan karakteristik antara apartemen dan perumahan konvensional seperti sistem keamanan, fasilitas, hingga interaksi penghuni menyebabkan adanya perbedaan baik dalam tipe kejahatan maupun modus operandinya.

ABSTRACT
The number of crimes in the settlement is quite high compared other places. The types of crimes are also quite diverse. Different types of settlements also allow for differences in types of crime that exist between one another. In this article the author tries to describe the type of crime in one type of settlement which is an apartment. In addition the authors are also trying to distinguish the types of crime in an apartment and in a conventional housing. The author uses Rational Choice Theory and Routine Activity Theory to explain this difference. Characteristic differences between apartments and conventional housing such as security systems, facilities, to interactions between occupant causing the differences in both the type of crime and the modus operandi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fahriz Danalam Alim Muntoha
"David Ward, Timothy J. Carter dan Robin D. Perrin (1994) adalah para peneliti yang menjabarkan konsep penyimpangan sosial dan juga kejahatan pada aspek interaksi sosial serta konsepsi subjektivis dan objektivis. Konsep Ward et.al di aplikasikan untuk mengkaji kasus unjuk rasa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kekerasan kolektif yang melibatkan sekelompok mahasiswa dengan pihak kepolisian dan berdampak korban luka serta kerusakan property pada tanggal 29 Maret 2012 di jalan Diponegoro, Salemba, Jakarta.
Kesimpulan dalam penulisan ini, peristiwa kasus unjuk rasa dan kekerasan kolektif itu dapat dikatakan sebagai kejahatan sekaligus penyimpangan (crime is deviance) dengan melihat unsur-unsur serta aspek dalam pemahaman Ward et.al tentang penyimpangan dan kejahatan yaitu Pelaku (actor) dan Tindakan (acts), norma dan reaksi.

David Ward, Timothy J. Carter and Robin D. Perrin (1994) are researchers who describe the concept of social deviance and crime in social interaction and conception of subjectivist and objectivist aspects. Ward et. al concept is applied to discourse a demonstration against the raise of fuel and collective violence which involved a group of university student and police officers resulting several wounded victims and damage of property on March 29 2012 at Jalan Diponegoro, Salemba, Jakarta.
This writing concludes that the occurrence of demonstration and collective violence can be categorized as crime, as well as deviance (crime is deviance) by examining the elements and aspects according to the understanding of Ward et. al about deviance and crime which includes Actor, Acts, Norm, and Reaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashar Suryobroto
"Permasalahan yang saya teliti dalam tesis ini adalah : Pola-pola tindak kejahatan yang terbentuk dari pola-pola kehidupan sosial sehari-hari yang terjadi pada penduduk daerah kumuh (slum area) Gang Kelinci - Bumiarjo yang merupakan zone transisi dari kota Surabaya, sebagai akibat perubahan sikap hidup yang dialami orang desa yang datang dan berhuni dikota. Pola-pola tersebut meliputi : kegiatan-kegiatan sosial, keteraturan sosial, aspek sosialisasi, pola patron-Wien, tingkat solidaritas, aspek aspek kriminal, sanksi, orientasi nilai, dan perasaan teritori.
Corak kehidupan penduduk Gang Kelinci yang berada didaerah hunian liar, kumuh dan miskin ini cenderung menghasilkan produk sosialisasi yang lebih menonjolkan aspek frsik dalam ?kehebatan" melakukan kejahatan ditandai memudarnya rasa kemanusiaan, etika dan adab yang melahirkan pola-pola kejahatan yang dilakukan warganya, diantaranya membentuk pola patron klien secara berjenjang I bertingkat dalam arti : ada jalinan antara perolehan hak-hak klien untuk mendapat perlindungan dan pengamanan fisik dari patron , serta kewajiban klien kepada patronnya masing-masing berupa pemberian (setoran) sejumlah maters dan/atau uang sesuai jenis dan bentuk "lapangan operasi" yang digeluti.
Pola-pola kejahatan juga tidak lepas dari ciri lingkungan sosial yang berada disekitar daerah kumuh tersebut, oleh sebab itu perilaku menyimpang bahkan tindak kejahatan yang dilakukan warga pemukiman ini, bukan merupakan pelanggaran atau deviant behavior, misalnya jenis jenis perbuatan kejahatan jalanan atau street crimes seperti penodongan, penjambretan, perampasan, pencopetan, pemerasan, pelacuran dan perjudian. Penentuan pilihan lokasi kejahatan / tempat kejadian yang radiusnya relatif dekat dengan daerah huniannya adalah salah satu implementasi dalam penerapan kiat pelaku kejahatan guna mengendalikan dan memonitor kegiatan mereka sesuai pola ruang - jarak - wilayah, yang sekaligus dapat disebut sebagai upaya pelarian, persembunyian dan pengamanan diri dari kejaran petugas Polisi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soedjono Dirdjosisworo
Bandung: Armico, 1985
364 Dir k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Teamwork, Med Press
Yogyakarta: Media Pressindo, 1999
364 Tea c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Herbyan Widianto
"Penelitian ini membahas tentang bentuk gangguan yang dihasilkan dari ormas yang terjadi beberapa tahun belakangan dengan melakukan tindak vandalisme dan tindak anarkhis, yang dimana peneliti membatasi hanya pada persepsi masyarakat yang dimana menghasilkan fear of gang crime di masyarakat.
Sebagai landasan teori, penulis menggunakan perceived incivilities, penulis juga mengkaji literatur tentang fear of crime dan fear of gang crime. penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Hasil dari analisis data diketahui bahwa terdapat hubungan yang lemah antara perceived incivilities terhadap fear of gang crime dengan nilai positif, sehingga perceived incivilities meningkat, maka fear of gang akan meningkat pula.

This study discusses the form of disruption resulting from the society organization that occurred in recent years by committing acts of vandalism and anarchists, which is where the researchers restricted only to the public perception which produces fear of gang crime in the community.
As a theoretical basis, writer used the perceived incivilities, writer also reviews the literature about fear of crime and fear of gang crime. Writer used a quantitative approach with survey methods. It?s known from the result of data analysis that there is a weak relationship between perceived incivilities on fear of gang crime with a positive value, so if the perceived incivilities increase, the fear of gang will also rise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Bagoes Wibisono H. K.
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hasil penelitian tentang penanganan tindak pidana pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. Fakta yang terjadi menunjukan bahwa kasus tindak pidana pencurian dengan pemberatan di wilayah hukum Polres Metro Jakarta Selatan selama kurun waktu dua tahun terakhir cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengamatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, pengamatan dan penelitian dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya jumlah kasus pencurian dengan pemberatan yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor tingginya kebutuhan hidup di kota Jakarta, sehingga menyebabkan orang makin nekad melakukan pelanggaran hukum. Dari sekian banyak jumlah kasus pencurian dengan pemberatan yang terjadi, kasus pencurian kendaraan bermotor dengan modus menggunakan kunci letter T dan gunting gembok pagar rumah merupakan kasus yang paling tinggi jumlah kasusnya. Penanganan kasus tindak pidana pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, diawali dengan adanya laporan dari warga masyarakat yang melaporkan bahwa adanya suatu tindak pidana pencurian dengan pemberatan, setelah itu dilakukan proses penyidikan dengan tahap pemeriksaan pendahuluan, setelah dilakukan pemeriksaan pendahuluan akan dilakukan penilaian oleh Kasat Reskrim mengenai kelayakan penyidikan apakah sesuai dengan yang diatur dalam KUHAP, setelah itu dilakukan penyidikan dan langkah selanjutnya adalah penyelesaian dan penyerahan berkas perkara kepada Jaksa Penuntut Umum. Dalam prakteknya, penanganan kasus tindak pidana pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Selatan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan dalam Meminimalisir Kasus Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan di Wilayah Hukum Polres Metro Jakarta Selatan adalah dengan melakukan kegiatan kepolisian yang bersifat preventif.

ABSTRACT
This thesis describes the results of research on the handling of the crime of theft by weighting is performed by Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan. The fact is happening shows that the criminal case of theft by weighting in the jurisdiction of Polres Metro Jakarta Selatan for the last two years is quite high. This research was conducted using qualitative observations by the method of collecting data through interviews, observation and research documents. The results showed that the high number of cases of theft by weighting is caused by several factors, including the factor of the high demand for living in the city, causing more and more people desperate to have violated the law. Of the many theft by weighting the number of cases that occur, motor vehicle theft cases by mode using the key letter T and scissors padlock fence is the case for the highest number of cases. Handling criminal cases of theft by weighting is performed by Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, beginning with the reports from citizens who reported that the existence of a criminal offense of theft by weighting, after it conducted the investigation with the preliminary investigation stage, after the preliminary examination will assessment conducted by Invisible Criminal investigation on the feasibility of whether it is appropriate to set out in the Criminal Procedure Code, after the investigation is done and the next step is the completion and submission of the case file to the Public Prosecutor. In practice, handling criminal cases of theft by weighting performed by the Polres Metro Jakarta Selatan are influenced by internal factors and external factors. Some of the efforts made by the Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan minimize Theft Crime by weighting in jurisdiction Polres Metro Jakarta Selatan is by the conduct preventive.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>