Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110282 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Luthfi Kaulina
"Halusinasi adalah persepsi sensori palsu yang melibatkan panca indra. Klien pada karya ilmiah ini merupakan perempuan berusia 49 tahun telah mengalami halusinasi pendengaran selama belasan tahun. Instrumen Auditory Vocal Hallucination Scale Questionanre digunakan untuk mengukur tingkat keparahan halusinasi pendengaran. Pemberian asuhan keperawatan generalis halusinasi telah dilakukan dan dikombinasikan dengan mendengarkan musik sebagai upaya mendistraksi halusinasi. Hasil menunjukkan bahwa asuhan keperawatan generalis dan penerapan mendengarkan musik sebagai distraksi halusinasi dapat menurunkan tingkat keparahan halusinasi.

Hallucinations are false sensory perceptions that involve the five senses. The client in this study was a 49-year-old woman who had experienced auditory hallucinations for a dozen years. The Aud Auditory Vocal Hallucination Scale Questionnaire was used to measure the severity of auditory hallucinations. The provision of generalist nursing care for hallucinations has been carried out and combined with listening to music as an effort to distract hallucinations. The results show that generalist nursing care and the application of listening to music as a hallucinatory distraction can reduce the severity of hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karlin Ratna Mustika
"Halusinasi merupakan salah satu dari gejala positif yang paling sering ditemui pada pasien dengan penyakit gangguan jiwa skizofrenia. Halusinasi adalah tanggapan dari panca indera tanpa adanya ransangan atau stimulus dari luar. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan terkait penerapan terapi origami sebagai distraksi pada Ny. W dengan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan asuhan keperawatan generalis (Ners) ditambahkan dengan terapi seni origami sebagai disraksi yang menjadi fokusnya. Pemberian intervensi dilakukan dari tanggal 20 – 27 April 2022. Evaluasi dilakukan dengan mengukur tingkat keparahan halusinasi menggunakan instrument AVHRS-Q dan evaluasi tanda gejala halusinasi menggunakan instrumen yang dibuat oleh residen FIK UI 2018. Hasilnya didapatkan penurunan tingkat keparahan dari skor 10 menjadi 6 serta turunnya tanda gejala yang dialami dari 30 menjadi 11 tanda gejala yang tersisa. Terapi seni origami ini dapat menjadi salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan dalam mengontrol halusinasi.

Hallucinations are one of the most common positive symptoms in patients with schizophrenia. Hallucinations are responses from the five senses without any external stimulus. The purpose of writing this scientific paper is to describe the application of origami art therapy as a distraction to Mrs. W with auditory hallucinations. Nursing care provided in accordance with generalist nursing care (Ners) was added with origami art therapy as a distraction that become the focus of intervention. The intervention was carried out from 20 – 27 April 2022. The evaluation was carried out by measuring the severity of hallucinations using the AVHRS-Q instrument and evaluating signs of hallucinations using an instrument made by the resident of FIK UI 2018. The result was a decrease in severity from a score of 10 to 6 and decreased from 30 to 11 remaining symptoms. Origami art therapy can be a distraction technique that can be used to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Larasaty
"ABSTRAK
Gangguan sensori persepsi halusinasi merupakan salah satu gejala utama psikotis pada klien dengan skizofrenia. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya halusinasi diantaranya koping individu tidak efektif, kegagalan dalam menyelesaikan tahap perkembangan sosial, koping keluarga tidak efektif dan  stres yang menumpuk. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran pada Klien H (22 tahun). Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap, melakukan aktvitas terjadwal, dan minum obat secara teratur. Implementasi yang dilakukan berfokus pada cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap yang dilakukan di dalam peer support. Bercakap-cakap dalam peer support menjadi salah satu cara mengontrol halusinasi pendengaran yang efektif, karena mampu mendistraksi dan mengalihkan fokus klien terhadap halusinasi kepada percakapan yang dilakukan dengan orang lain.
Gangguan sensori persepsi halusinasi merupakan salah satu gejala utama psikotis pada klien dengan skizofrenia. Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak nyata. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya halusinasi diantaranya koping individu tidak efektif, kegagalan dalam menyelesaikan tahap perkembangan sosial, koping keluarga tidak efektif dan  stres yang menumpuk. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis asuhan keperawatan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran pada Klien H (22 tahun). Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu dengan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi, bercakap-cakap, melakukan aktvitas terjadwal, dan minum obat secara teratur. Implementasi yang dilakukan berfokus pada cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap yang dilakukan di dalam peer support. Bercakap-cakap dalam peer support menjadi salah satu cara mengontrol halusinasi pendengaran yang efektif, karena mampu mendistraksi dan mengalihkan fokus klien terhadap halusinasi kepada percakapan yang dilakukan dengan orang lain.

ABSTRACT
Hallucination sensory impairment perceptions is one of the main symptoms of psychosis in clients with schizophrenia. Hallucination is a wrong sensory perception or a perceptual experience that is not real. There are several factors that cause hallucinations including ineffective individual coping, failure to complete the stage of social development, ineffective family coping and severe stress. The purpose of this writing is to analyze nursing care for sensory impairment perceptions auditory hallucinations in Client H (22 years). The nursing process is carried out based on the standards of generalist nursing care (Ners), namely by teaching how to control hallucinations by rebuking hallucinations, communicating, performing scheduled activities, and taking medication regularly. The implementation is focused on how to control hallucinations with communicating in peer support. Communicating in peer support is one of the ways to effectively control auditory hallucinations, since it is able to distract and shift the clients focus from hallucinations to the conversations conducted with other people.
"
2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Myra Prycilia
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa kronis yang ditunjukkan dengan adanya perubahan proses pikir, persepsi dan penurunan fungsi social. Tanda dan gejala yang muncul diantaranya berupa halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Respon afektif klien dengan halusinasi dan resiko perilaku kekerasan diantaranya berupa perasaan ketakutan, khawatir atau cemas berat. Kecemasan adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan ketidakamanan. Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan yaitu dengan teknik relaksasi napas dalam. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis keefektifan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan kecemasan pada klien halusinasi dan risiko perilaku kekerasan. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini ialah analisis kasus dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap Bapak A (38 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya halusinasi dan Bapak R (52 tahun) dengan diagnosis keperawatan utamanya risiko perilaku kekerasan yang dikaitkan dengan kecemasan. Evaluasi akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan teknik relaksasi napas dalam untuk mengatasi kecemasan lebih efektif dilakukan pada klien risiko perilaku kekerasan daripada klien halusinasi.

Schizophrenia is a chronic mental disorder characterized by changes in thought processes, perceptions and decline in social function. Signs and symptoms that appear include hallucinations and the risk of violent behavior. The affective response of clients with hallucinations and the risk of violent behavior include feelings of fear, worry or severe anxiety. Anxiety is unclear fear accompanied by feelings of uncertainty, helplessness, isolation and insecurity. Nursing actions undertaken in overcoming anxiety is by deep breathing relaxation techniques. This scientific work aims to analyze the effectiveness of deep breathing relaxation techniques for reducing anxiety on hallucinatory and the risk of violent behavior client. The method used in this scientific work is case analysis in the provision of nursing care to Mr. A (38 years old) with the main nursing diagnosis of hallucinations and Mr. R (52 years old) with the main nursing diagnosis risk of violent behavior associated with anxiety. The final evaluation of nursing care given shows the relaxation technique of deep breathing to deal with anxiety more effectively done to clients the risk of violent behavior than hallucinogenic clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Areta Dewi Pramudita
"Latar belakang: Psikotik akut merupakan gangguan jiwa yang bercirikan gangguan perilaku yang parah seperti kegelisahan dan agitasi, mendengar suara atau melihat hal-hal yang tidak dapat didengar atau dilihat orang lain, kepercayaan aneh, ucapan dan tingkat emosional. ketakutan atau emosi berubah dengan cepat, seperti dari menangis menjadi tertawa. Halusinasi pendengaran adalah halusinasi yang dialami oleh 60% hingga 80% penderita psikotik. Kasus: Ny. IP (24 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena berbicara sendiri dan marah-marah di rumah. Selama di rumah sakit, pasien mengalami halusinasi pendengaran, harga diri rendah kronik, risiko perilaku kekerasan, dan isolasi sosial. Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi hingga evaluasi.Seluruh proses asuhan keperawatan dilakukan selama 13 hari sejak tanggal 23 September – 7 Oktober 2022 di ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr H. Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. E dilakukan sesuai standar asuhan keperawatan generalis untuk setiap diagnosis keperawatan yang muncul serta dikombinasikan dengan pendekatan terapi psikoreligius mengaji. Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dengan pendekatan terapi psikoreligius: mengaji terhadap pasien Ny. IP dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran terbukti efektif dalam mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dapat meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi.
Background: Acute psychosis is a mental disorder characterized by severe behavioral disorders such as restlessness and agitation, hearing sounds or seeing things that other people cannot hear or see, strange beliefs, speech and emotional levels. fear or emotion changes rapidly, such as from crying to laughing. Auditory hallucinations are hallucinations experienced by 60% to 80% of psychotic sufferers. Case: Mrs. IP (24 years old) was brought by his family to the hospital because he was talking to himself and being angry at home. While in hospital, patients experience auditory hallucinations, chronic low self-esteem, risk of violent behavior, and social isolation. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation to evaluation. The entire nursing care process is carried out for 13 days from 23 September to 7 October 2022 in the Utari room of the Dr H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM) Bogor. The intervention given to Mrs. E is carried out according to generalist nursing care standards for each nursing diagnosis that appears and is combined with a psychoreligious therapy approach to the Koran. Conclusion: The application of generalist nursing interventions with a psychoreligious therapy approach: reciting the patient of Mrs. IP with auditory hallucinations nursing problems proved effective in reducing signs and symptoms of hallucinations, can improve the ability to control hallucinations."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Kabang
"Halusinasi merupakan salah satu gejala skizofrenia paranoid. Halusinasi merupakan persepsi sensorik palsu yang tidak berkaitan dengan stimulus eksternal yang nyata. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menyampaikan asuhan keperawatan halusinasi pada Tn. R dengan skizofrenia paranoid. Proses asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis kepada Tn. R yang berusia 28 tahun selama 11 hari rawat pada tanggal 7 ndash; 18 Mei 2018. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien mengenal dan mengontrol halusinasinya serta mengikuti program pengobatan secara optimal. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien terlihat dari penurunan tanda dan gejala halusinasi yang diperlihatkan oleh klien serta kemampuan klien mengaplikasikan kegiatan yang dilatih. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga dan kelompok.

Hallucination is one of clinical manifestations of paranoid schizophrenia. Hallucination is a false sensory perception which has no association with the actual external stimulus. This study case aimed to elaborate on nursing care provided for Mr. R with hallucination and paranoid schizophrenia. The nursing care was provided for Mr. R, 28 year old male, for 11 days long starting from 7th to 18th of May 2018 by referring to standards of generalist nursing care. The nursing intervention emphasized on client rsquo;s ability to recognize and control his hallucination as well as to comply with the regimen program properly. The interventions provide positive impact on client as manifested by relieved signs and symptoms of hallucination and his proficiency in applying trained activities. Follow-up plan of care is supposed to be promoted for individual, family, group, and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Poeppel, David, editor
"This volume on human auditory cortex will have two major parts. In part A, the principal methodologies currently used to investigate human auditory cortex will be discussed. Each chapter will first outline how the methodology is used in auditory neuroscience, highlighting the challenges of obtaining data from human auditory cortex, second, each methods chapter will provide two or (at most) three brief examples of how it has been used to generate a major result about auditory processing. In part B, the central questions for auditory processing in human auditory cortex are covered. Each chapter can draw on all the methods introduced in part A but will focus on a major computational challenge the system has to solve. This volume will constitute an important contemporary reference work on human auditory cortex. "
New York: Springer, 2012
e20401843
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Rahmah Suri
"Latar belakang: Skizofrenia merupakan sindrom pada perilaku maupun kognitif yang berhubungan dengan gangguan perkembangan otak seseorang. Halusinasi merupakan salah satu gejala positif yang paling umum pada skizofrenia yaitu dialami oleh 60% - 80% penderita skizofrenia.
Kasus: Ny. P (33 tahun) diantar oleh keluarga ke rumah sakit karena merasa takut dan mendengar suara bisikan – bisikan tanpa ada wujudnya. Selain itu, menunjukkan sikap curiga, marah – marah, sulit tertidur, dan keluyuran.
Diskusi: Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Proses asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2023 hingga 18 April 2023 di Ruangan Utari Rumah Sakit Jiwa Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi yang diberikan kepada Ny. P sesuai dengan standar asuhan keperawatan generalis dan terapi modifikasi yang digunakan adalah kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam sebagai distraksi atau pengalihan pasien pada halusinasinya.
Kesimpulan: Penerapan intervensi keperawatan generalis dan terapi modifikasi kombinasi mendengarkan murottal dengan teknik relaksasi napas dalam pada masalah keperawatan halusinasi dapat mengurangi tanda dan gejala halusinasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi.

Background: Schizophrenia is a behavioral and cognitive syndrome associated with the development of a person's brain disorder. Hallucinations are one of the most common positive symptoms in schizophrenia, which is experienced by 60% - 80% of people with schizophrenia.
Case: Mrs. P (33 years) was taken by his family to the hospital because he was afraid and heard whispering voices without his form. In addition, showing a suspicious attitude, angry, difficulty falling asleep, and wandering.
Discussion: Preparation care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, to evaluation. The nursing care process was carried out from 4 to 18 April 2023 in the Utari Room of the Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. The intervention given to Mrs. P according to general care service standards and the modified therapy used is a combination of murottal listening with deep breathing relaxation techniques as a distraction for her hallucinations.
Conclusion: The application of generalist interventions and modification therapy in combination with murottal listening and breathing relaxation techniques in hallucinatory disorder problems can reduce the signs and symptoms of hallucinations, and improve the patient's ability to control hallucinations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Benita Aryani Widyawati
"Skizofrenia adalah penyakit mental yang mengakibatkan adanya kerusakan dalam proses berpikir, persepsi, respons emosional, dan interaksi sosial. Halusinasi pendengaran merupakan gejala positif yang paling umum terjadi pada pasien skizofrenia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terhadap penurunan tanda dan gejala pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan studi kasus terhadap Ny. I (52 tahun) dengan masalah keperawatan halusinasi pendengaran. Asuhan keperawatan dilakukan selama 10 hari dengan implementasi tindakan keperawtan generalis selama 4 hari dan terapi bercakap-cakap dalam support group selama 8 hari. Alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi pasien menggunakan instrumen “Evaluasi Tanda dan Gejala Pasien Halusinasi” yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Hasil evaluasi dari asuhan keperawatan yang diberikan menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala halusinasi yang signifikan dari skor 20 menjadi skor 1. Penerapan terapi bercakap-cakap dalam support group terbukti efektif digunakan sebagai intervensi dalam mengontrol halusinasi pada pasien dengan membantu pasien fokus pada hal-hal yang bersifat nyata.

Schizophrenia is a mental illness that causes damage to thought processes, perception, emotional responses, and social interactions. The auditory hallucinations are the most common problem that occurs as a positive symptom in patients with schizophrenia. This scientific work aims to analyze the application of conversation therapy in a support group to reduce signs and symptoms in patients with auditory hallucinations. This scientific work was prepared based on a case study of Ms. I (52 years old) with auditory hallucinations as nursing problem. Nursing care was carried out for 10 days with the implementation of generalist nursing interventions for 4 days and conversation therapy in a support group for 8 days. The measuring tool used to evaluate the patient's condition is the "Evaluation of Signs and Symptoms of Hallucination Patients" instrument developed by the Department of Mental Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The evaluation results of the nursing care provided showed a significant reduction in signs and symptoms of hallucinations from a score of 20 to a score of 1. The application of conversation therapy in support groups has proven to be effective as an intervention in controlling hallucinations in patients by helping patients focus on real things.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bregman, Albert S.
Cambridge, UK: MIT Press, 1990
152.15 BRE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>