Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133565 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Yohanna
"Penelitian ini bertitik tolak dari hasil survei komuter Jabodetabek 2019 yang diadakan oleh Badan Pusat Statistik yaitu sebesar 80,6% komuter berkegiatan utama bekerja. Hasil analisis faktor yang memengaruhi penglaju untuk menggunakan angkutan umum terintegrasi berdasarkan prioritas pada tahun 2021 di Jabodetabek adalah kenyamanan, keselamatan, keamanan, keterjangkauan, keteraturan, dan kesetaraan. Jakarta sebagai daerah tujuan komuter, perlu menyediakan fasilitas sosial dan umum sebagai kinerja konektivitas yang memenuhi aspek prioritas pengguna angkutan umum. Kawasan Dukuh Atas dengan sebagian besar sub-zona perkantoran dan sebagai daerah percontohan pengembangan Transit Oriented Development (TOD) tidak terlepas dari aspek fasilitas transit transfer yang memudahkan akses konektivitas. Sesuai dengan judulnya penelitian ini memiliki tujuan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menilai kesesuaian eksisting fasilitas transit transfer di kawasan Dukuh Atas dengan standar yang berlaku di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan instrumen kuesioner online mengenai tingkat kepentingan kepuasan pengguna layanan terhadap fasilitas transit transfer di kawasan Dukuh Atas yang memuat moda Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta, Kereta Api Bandara (Railink), dan Kereta Komuter (Commuterline). Kesimpulan dari penelitian ini adalah saran prioritas perbaikan fasilitas transit transfer berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan indeks kepuasan pengguna layanan dengan metode Customer Satisfaction Index (CSI). Diperoleh indeks kepuasan pengguna layanan MRT Dukuh Atas, BRT Tosari, Kereta Api Bandara BNI City dengan kriteria “Puas” dan indeks kepuasan pengguna layanan KRL Sudirman dengan kriteria “Cukup Puas”.

Based on the findings of the 2019 Jabodetabek commuter survey conducted by Badan Pusat Statistik, which is 80.6% of commuters whose main activity is working. The results of the analysis of factors that influence commuters to use integrated public transportation based on priorities in 2021 in Jabodetabek are comfort, safety, security, affordability, regularity, and equality. As a commuter destination, Jakarta must provide social and public facilities as a connectivity performance that meets the priority aspects of public transport users. The Dukuh Atas area with most of the office sub-zones and as a pilot area for the concept Transit Oriented Development (TOD) is inseparable from the aspect of transit transfer facilities that facilitate connectivity access. As the title suggests, this research aims to identify, evaluate, and assess the suitability of the existing transfer transfer facilities in the Dukuh Atas area with the standards applicable in Indonesia. This study uses a quantitative approach using an online questionnaire instrument regarding the level of importance and satisfaction service of transit transfer facilities in the Dukuh Atas area which includes the Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta, Airport Train (Railink), and Commuterline. The conclusion of this research is the suggestion of priority for improvement of transit transfer facilities based on the calculation results using the Importance Performance Analysis (IPA) method and the service user satisfaction index using Customer Satisfaction Index (CSI) method. The satisfaction index of Dukuh Atas MRT, Tosari BRT, BNI City Airport Train users was obtained with the “Satisfied” criteria and the Sudirman Coummuterline service user satisfaction index with the “Quite Satisfied” criteria."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Pritha Ryzki Rynjani
"Jakarta sebagai kota dengan kepadatan tertinggi di Indonesia, memiliki permasalahan yang cukup kompleks. Tingginya arus komuter dari luar Jakarta (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) yang sehari-hari beraktivitas di Jakarta menjadi tantangan tersendiri bagi kepadatan lahan dan lalu lintas sehari-hari di Jakarta. Untuk itu, Pemerintah DKI Jakarta mengembangkan kawasan berbasis Transit-Oriented Development (TOD) di Dukuh Atas sebagai upaya untuk mengurai permasalahan transportasi dan kepadatan lahan di Jakarta. Penelitian ini akan melihat bagaimana konsep TOD yang dikembangkan di Dukuh Atas sebagai kawasan pusat percontohan TOD ditanggapi oleh penggunanya, yaitu masyarakat di sekitar Dukuh Atas dan komuter. Dengan adanya pusat aktivitas baru akan berdampak pada perilaku dan pemilihan perjalanan khususnya bagi pengguna kawasan TOD Dukuh Atas. Penelitian ini juga akan mengembangkan model yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perjalanan di daerah TOD Dukuh Atas menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM). Pengambilan data dilakukan dengan melakukan survey primer kepada 300 responden (150 penduduk dan 150 komuter) menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan penduduk dan komuter memiliki perilaku perjalanan yang berbeda. Penduduk di sekitar kawasan transit masih bergantung dengan kendaraan pribadi. Sebab penduduk melakukan perjalanan lebih dekat untuk memanfaatkan fasilitas publik di sekitar Kawasan TOD Dukuh Atas. Sedangkan, komuter menempuh jarak perjalanan lebih jauh dan memakan waktu lebih lama untuk menuju tempat kegiatan yang berada di sekitar kawasan TOD Dukuh Atas. Perjalanan yang dilakukan komuter lebih banyak dilakukan dengan menggunakan Commuterline dan Bus Transjakarta. Dari model SEM dapat disimpulkan karakteristik sosial dan ekonomi dianggap paling mempengaruhi perilaku perjalanan dibandingkan dengan amenitas yang ada di kawasan transit. Oleh sebab itu, kebijakan di kawasan TOD Dukuh Atas diharapkan dapat mempertimbangkan karakteristik sosial dan ekonomi penggunanya.

Jakarta as a capital city with the highest density in Indonesia has a quite complex problem. Increasing the activity of residents in Jabodetabek triggered traffic flow and transportation needs that will cause congestion and environmental problems. Also, the commuters from Jakarta’s peripheries (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) became a challenge to the daily traffic flow in Jakarta. The DKI Jakarta provincial government have developed Transit-Oriented Development (TOD) in Dukuh Atas. TOD area may be a solution to solving transportation and density problems in Jakarta. This study will look at how the TOD concept in Dukuh Atas developed as TOD pilot area taken by its users, i.e. the inhabitant and the commuters. With the new activity centre, it will have an impact on the behaviour and selection of trips. This research also develops a model that can explain the factors that influence travel behaviour in the Dukuh Atas TOD, using Structural Equation Modeling (SEM) methods. Data collection was carried out by conducting a primary survey of 300 respondents (150 residents near the transit station and 150 commuters) using a questionnaire. The results showed that residents and commuters had different travel behaviours. Residents travel closer to use public facilities around the Dukuh Atas TOD. Meanwhile, commuters travel a longer distance and take more time to do the activities around Dukuh Atas TOD area. Commuter trips are carried out by using the Commuterline and Transjakarta Bus. From the SEM model, it can be concluded that social and economic characteristics are considered to have the most influence on travel behaviour compared to the existing facilities in the transit area. Therefore, the policy in the Dukuh Atas TOD area is expected to be able to consider the social and economic characteristics of its users."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlan Hamizan Ekantoro
"Pertumbuhan populasi yang pesat di Jakarta telah menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah dan kualitas udara yang buruk. Permasalahan ini mendorong penerapan strategi Transit-Oriented Development (TOD) untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum dan mengurangi ketergantungan pada mobil pribadi. Proyek TOD Dukuh Atas bertujuan menciptakan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan stasiun-stasiun transit dengan area komersial dan perumahan di sekitarnya, meningkatkan vibrancy melalui pengembangan penggunaan campuran. Studi ini melihat vibrancy Dukuh Atas, dengan fokus pada interaksi sosial dan tempat berkumpul, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti furnitur jalan, aksesibilitas, ruang hijau, dan keterlibatan komunitas. Menggunakan metode kualitatif, studi ini menyoroti interaksi signifikan di area seperti Jl. Blora, Taman Dukuh Atas, dan Terowongan Kendal, yang ditingkatkan oleh kehadiran pedagang kaki lima dan tempat duduk. Temuan menunjukkan bahwa faktor spasial dan nonspasial berkontribusi pada terjadinya interaksi sosial, dan menciptakan vibrancy, mendukung efektivitas TOD dalam menarik dan menjaga pergerakan orang di area tersebut. Dengan mendorong vibrancy, TOD mengurangi ketergantungan pada mobil, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas udara, berkontribusi pada lingkungan perkotaan yang berkelanjutan di Jakarta.

Jakarta's rapid population growth has led to severe traffic congestion and poor air quality, prompting the implementation of Transit-Oriented Development (TOD) strategies to improve public transport and reduce car dependency. The Dukuh Atas TOD Project aims to create a sustainable urban environment by integrating transit stations with surrounding commercial and residential areas, enhancing vibrancy through mixed-use development. This study examines the vibrancy of Dukuh Atas, focusing on social interactions and gathering places, influenced by factors such as street furniture, accessibility, green spaces, and community engagement. Using qualitative methods, the study highlights significant interactions in areas like Jl. Blora, Dukuh Atas Park, and the Kendal Tunnel, enhanced by the presence of street vendors and seating. Findings show that both spatial and non-spatial factors contribute to social interactions, which results in vibrancy, supporting TOD's effectiveness in attracting and maintaining a steady flow of people in the area. By doing this, TOD becomes more effective in reducing car dependency, mitigating congestion, and improving air quality, contributing to a sustainable urban environment in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagita Devi
"Gejala suburbanisasi atau urban sprawl menjadikan kawasan perkotaan meluas secara acak dan tidak terkendali ke kawasan di sekitar kota. Hal ini menyebabkan kawasan terbangun menjadi lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan penduduk sehingga jarak pergerakan yang harus ditempuh penduduk kota menjadi lebih panjang. Hal ini menyebabkan meningkatnya ketergantungan penduduk yang tinggal di pinggiran kota terhadap kendaraan pribadi yang akhirnya menyebabkan masalah lain seperti kemacetan lalu lintas, peningkatan konsumsi energi, hilangnya waktu karena terlalu lama berada di perjalanan bagi penduduk komuter, semakin sedikitnya lahan untuk berjalan kaki dan bersepeda, serta pencemaran udara yang menurunkan kualitas ruang kota.
Sebagai jalan keluar, diperlukan peningkatan terhadap fasilitas transportasi umum yang ada sehingga penduduk dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Untuk mempermudah penduduk mencapai lokasi yang mereka tuju, terciptalah modamoda transportasi yang menjadi titik pertemuan beberapa angkutan umum yang ada. Selain itu, konsep penataan kota dengan sistem TOD (Transit Oriented Development) juga dikembangan dengan mengutamakan perbaikan di sekitar titik transit sehingga menjadi ruang publik yang nyaman.
Area transit yang menjadi ruang publik kota menjadi sebuah tempat berkegiatan bagi penduduk kota dari berbagai latar belakang. Permasalahan yang terjadi adalah seringkali terjadi privatisasi terhadap bagian dari ruang transit yang seharusnya menjadi ruang publik. Selain itu seringkali terdapat disorder seperti penyalahgunaan fungsi ruang dan penempatan sesuatu yang tidak pada tempatnya sehingga membuat ruang transit menjadi tidak teratur dan tidak nyaman bagi para penggunanya.

Suburbanisation or urban sprawl makes urban areas expanded randomly and uncontrolled into the region around the city. It causes the built area becomes greater than the population growth rate, so the distance of movement of city dwellers becomes longer. This led to the increasing dependence on private vehicles for the people who are living in the suburbs, that eventually lead to another problems such as traffic congestion, increased energy consumption, loss of time due to spending long hours in travel for commuter population, the least land for walkers and cyclists, as well as air pollution that degrade the quality of urban space.
As a way out, we need some improvements to the existing public transport facilities so that people switch to using public transportation and reduce their dependence on private vehicles. To facilitate the population reaching their destination, there are some modes of transportation which become a meeting point of several public transportations. In addition, the concept of urban settlement system with TOD (transit Oriented Development) is also developed by giving priority to transit improvements that it becomes a comfortable public space.
Transit area as a public space in the city becomes a place to do some activities for the city residents from different backgrounds. But, in public space, there are many people who place their private space in public space, and make that space as disorder space. In addition, there are also some disorder such as the transition function of space and the placement of something that is not in its place and make a transit area become irregular and inconvenient for its users.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S901
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rozaan Alexander Mirza Roland
"Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, sekaligus pusat perekonomian negara menyebabkan banyaknya movement atau pergerakan setiap harinya. Pergerakan ini dilakukan dengan bantuan beberapa jenis alat transportasi, namun mayoritas pergerakan di Jakarta masih berketergantungan dengan penggunaan transportasi pribadi seperti mobil, dan sepeda motor. Untuk mengatasi ketergantungan ini pemerintah DKI Jakarta telah berupaya untuk meningkatkan transportasi umum di Jakarta, dengan pengembangan beberapa moda seperti Kereta KRL, MRT, Bus TransJakarta, dan juga Kereta Api Bandara. Untuk mendukung konektivitas antar moda transportasi tersebut, pemerintah DKI Jakarta telah mengembangkan beberapa kawasan TOD, salah satunya terletak di Dukuh Atas. 
Penelitian ini menganalisis keterpaduan jadwal antar masing-masing moda transportasi yang terdapat di Dukuh Atas dengan mengamati jadwal yang tersedia yang disediakan oleh masing-masing operator moda transportasi serta waktu berjalan penumpang antar masing-masing moda serta menganalisis waktu tunggu yang disebabkan oleh jadwal dan membandingkannya dengan preferensi penumpang yang diperoleh melalui survei. 
Hasil analisis menunjukkan bahwa integrasi antara jadwal masing-masing mode tidak terintegrasi sepenuhnya karena beberapa mode lebih terhubung daripada yang lain, perbedaan antara jumlah jadwal yang tersedia serta perbedaan headway memainkan peran penting dalam integrasi dan juga hasil analisis ini.

Jakarta as the capital city of Indonesia, as well as the main economy hub of the country generates a lot of movement every single day. The movement of these people are done with the help of transportation, but most of them are privately own transportation modes such as cars, and motorcycles. To combat the high dependency on privately own transportation modes, the local government has been trying to improve the public transportation sector within the city of Jakarta, with developments of multiple modes of transportation such as the MRT, and KRL Trains, as well as the TransJakarta Buses, and also the Soekarno-Hatta Airport Railink. To support the connectivity between those modes of transportation, the local government has develop several TOD areas, one of it is located in Dukuh Atas.
This study analyzed the integration of schedule between each transportation mode located in Dukuh Atas by observing the available schedule provided by each mode of transports operator as well as the passenger walking time between each mode whilst also analysing the waiting caused by the schedule and comparing it with the passengers preference that is obtained through a survey.
The result of the analysis shows that the integration between schedules of each mode are not fully integrated as some modes are more connected than the other, the difference between the amount of available schedules as well the difference in headway plays a major factor on the integration as well as the result of the analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Masruri Irsal
"Jakarta sebagai kota metropolitan memiliki kompleksitas permasalahan perkotaan salah satunya adalah bentuk kota yang tersebar dan mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan bermotor. Kawasan transit oriented development (TOD) merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan meningkatkan kepadatan dan aksesibilitas antar destinasi serta mengintegrasikan moda transportasi umum. Artikel ini bertujuan untuk memprediksi kepadatan hunian yang belum dioptimalkan oleh pembangunan vertikal untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang di kawasan TOD Dukuh Atas melalui analisis spasial. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif melalui metode Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menganalisis kesesuaian lahan melalui teknik overlay, menghitung daya dukung lingkungan pada kawasan pemukiman, menganalisis indeks kepadatan bangunan menggunakan metode Normalized Difference Built-up Index (NDBI), dan mengekstraksi area padat dengan melapiskan data Floor Area Ratio (FAR). Berdasarkan hasil analisis kesesuaian, ditemukan adanya kawasan yang tidak sesuai sekitar 16,33% dari total luas kawasan TOD Dukuh Atas, terutama di bagian barat. Hasil perhitungan daya dukung lingkungan menunjukkan bahwa kawasan TOD Dukuh Atas masih dapat menampung 2,05 kali lipat dari jumlah penduduk saat ini. Untuk mengoptimalkannya kembali, dibuat alokasi area kepadatan hunian sesuai dengan FAR dalam Rencana Detail Tata Ruang Jakarta sehingga jumlah lantai maksimum dapat dicapai. Hasil perhitungan tersebut dapat menghasilkan prediksi kebutuhan hunian yang lebih detail dan konsisten dengan kondisi kawasan TOD di Dukuh Atas.

Jakarta, as a metropolitan city, has a complexity of urban problems, one of which is the shape of the city, which is spread out and results in people’s dependence on motorized vehicles. Transit-oriented development (TOD) areas are one alternative to solving these problems by increasing density and accessibility between destinations and integrating modes of public transportation. This article aims to predict the occupancy density that has not been optimized by vertical development to optimize the use of space in the Dukuh Atas TOD area through spatial analysis. This study uses quantitative analysis through the Geographic Information System (GIS) method by analyzing land suitability through overlay techniques, calculating environmental carrying capacity in residential areas, analyzing building density index using the Normalized Difference Built-up Index (NDBI) method, and extracting dense areas by superimposing on Floor Area Ratio (FAR) data. Based on the results of the conformity analysis, it was found that there were areas that were not suitable for approximately 16.33% of the total area of the Dukuh Atas TOD area, especially in the western part. The calculation of environmental carrying capacity results shows that the TOD area of Dukuh Atas can still accommodate 2.05 times the current population. To re-optimize it, an allocation of residential density area is generated following the FAR in Jakarta’s Detailed Spatial Plan so that the maximum number of floors can be achieved. The results of these calculations can produce predictions of residential needs that are more detailed and consistent with the conditions of the TOD area in Dukuh Atas."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanen Patricia Angelica
"Kinerja pelayanan transit di DKI Jakarta masih membutuhkan peningkatan pada beberapa aspek pelayanan seperti keandalan, kenyamanan dan keamanan suatu moda transportasi. Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini membahas tentang kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta. Dalam pengukurannya, penelitian ini menggunakan delapan dimensi terkait kinerja pelayanan transit dari Eboli dan Mazzulla (2011) yaitu rute dan karakteristik, keandalan pelayanan, kenyamanan dan kebersihan, biaya, informasi, keamanan serta keselamatan, layanan pelanggan dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data mix-method yaitu melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pengguna transportasi publik terhadap kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas termasuk kedalam kategori “Baik”. Meski begitu, terdapat beberapa temuan seperti keluhan mengenai halte TransJakarta yang terlalu jauh, keterlambatan moda transjakarta, kepadatan penumpang pada jam sibuk dan ketiadaan petugas di dalam moda TransJakarta.

The performance of public transit service in DKI Jakarta province still needs some improvement in several aspects of service such as reliability, comfort and security of transport modes. Based on the issues, this study examined the service performance of public transit in the TOD Area of Dukuh Atas, Jakarta. For measuring the results, this study uses eight dimensions of public transit performance from Eboli and Mazzulla (2011) namely routes and security, service, comfort and cleanliness, cost, information, security, and safety, customer service and the environment. This study uses a quantitative approach with mixedmethod data collection through interviews and distributing questionnaires to 100 respondents. The result of this study shown that the perceptions of public transportation users towards performance of transit service in the Dukuh Atas TOD Area is included in the “Good” category. However, there are several issues such as the distance of the TransJakarta bus stop, delays in the TransJakarta service, crowdednessness of passengers during rush hours and the absence of officers in the TransJakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Harmain
"Pertumbuhan penduduk yang cepat di kawasan perkotaan menyebabkan perubahan struktur lingkungan yang menjadi permasalahan lingkungan. Salah satu cara mengurangi permasalahan lingkungan adalah perencanaan penggunaan lahan. Salah satu cara mengimplementasikan perencanaan penggunaan lahan yaitu dengan pembangunan kawasan Transit-Oriented Development (TOD). Penerapan konsep TOD di perkotaan harus mempertimbangkan kondisi geografis, kondisi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dipahami sebagai daya dukung lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis daya dukung lingkungan alami, menganalisis daya dukung sosial ekonomi, dan menganalisis daya dukung infrastruktur kawasan TOD. Lokasi penelitian ini adalah Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan survey instani, survey lapang, dan penyebaran kuisioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis, analisis trend dan proyeksi, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan lahan kawasan TOD dalam kondisi sangat baik dan baik, sementara itu kondisi ketersediaan air dalam kondisi baik. Mobilitas pergerakan penumpang stabil karena aktivitas bekerja setiap hari. Aktivitas ekonomi terjadi karena pergerakan penumpang dan fasilitas ekonomi di sekitar kawasan TOD. Kualitas hidup meningkat karena manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat lingkungan yang dirasakan. Jalur pejalan kaki, jalur sepeda, guna lahan campuran, dan ruang terbuka hijau terancang pada Kawasan TOD Dukuh Atas, sedangkan pada Kawasan TOD Lebak Bulus hanya jalur pejalan kaki dan guna lahan campuran. Daya dukung lingkungan alami pada Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus masih dalam kondisi baik. Daya dukung sosial ekonomi pada Kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus berada pada kondisi baik. Daya dukung infrastruktur pada kawasan TOD Dukuh Atas dan Kawasan TOD Lebak Bulus berada pada kondisi baik.

Population growth rapidly in the urban area causing environmental change, becoming environmental problems. One of the ways to reduce environmental problems is landuse planning. One way of implementing landuse planning is by developing the Transit-Oriented Development (TOD) area. The application of the TOD concept in an urban area should consider geographical, environmental, and socio-economic conditions of community understanding as carrying capacity of the environment. The research objective is to analyze the natural environment carrying capacity, socio-economic carrying capacity, and infrastructure carrying capacity of a TOD area. The research located in the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus. Data collecting in this research is surveying given institutions, TOD areas, and distributing the questionnaire. Data analysis in this research is using Geographical Informations System (GIS), trend and projection analysis, and descriptive analysis. The result shows that the land capability of the TOD areas is outstanding and excellent; meanwhile, the water availability of the TOD areas is excellent. The movement mobility of ridership is stable due to work activities every day. The economic activities come about for ridership movement and commercial facilities around TOD areas. Life quality increasing as an economic benefit, social benefit, and environmental benefit perceived by the ridership. Pedestrian track, cycling track, mix land use, and open green space are designed in the TOD of Dukuh Atas, while pedestrian track and mix land use only in the TOD of Lebak Bulus. The natural environment carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent. The socio-economic carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent. The infrastructure carrying capacity of the TOD of Dukuh Atas and Lebak Bulus is excellent.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T54614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Fitria Salsabila
"Konsep pembangunan berorientasi transit (TOD) diimplementasikan di Jakarta dengan harapan dapat mempromosikan budaya perjalanan yang berkelanjutan melalui penggunaan transit. Kenyataannya, pembangunan infrastruktur di Jakarta hingga saat ini pun masih mengarah ke pembangunan yang tidak berorientasi pada transit, melainkan hanya pembangunan yang berdekatan dengan transit (TAD). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menyelidiki kesesuaian arah pembangunan berorientasi transit (TOD) di Jakarta berdasarkan analisis kondisi eksisting terhadap variabel prinsip pembangunan berorientasi transit (TOD). Lokasi objek studi dilakukan di 3 kawasan pembangunan berorientasi transit (TOD), yaitu Lebak Bulus, Blok M, dan Dukuh Atas. Metode yang digunakan, yaitu analisis data deskriptif, dan analisis skoring kesesuaian tiap variabel dan statistik deskriptif berdasarkan pada 5 indikator (transit, berjalan kaki, bersepeda, memadatkan, pembauran) dan 12 variabel. Hasil analisis skoring menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian pembangunan kawasan berorientasi transit di Jakarta diklasifikasikan “mendekati tidak sesuai” dengan kondisi ideal kawasan transit berdasarkan prinsip pembangunan berorientasi transit (TOD), yaitu kawasan Lebak Bulus dan Dukuh Atas memperoleh skor 33,3% dan Blok M memperoleh 25%. Hal ini menandakan bahwa arah pembangunan kawasan berorientasi transit di Jakarta masih cenderung ke arah pembangunan yang hanya berdekatan dengan transit (TAD).

The concept of transit-oriented development (TOD) is implemented in Jakarta with the expectation of being able to promote a sustainable travel culture through the use of transit. In fact, infrastructure development in Jakarta until now still leads to development that is not transit-oriented, but only development adjacent to transit (TAD). The purpose of writing this thesis is to investigate the suitability of the direction of development of transit-oriented areas in Jakarta based on the analysis of existing conditions against the variables of transit-oriented development (TOD) principles. The location of the study object is conducted in 3 transit-oriented development (TOD) areas, namely Lebak Bulus, Blok M, and Dukuh Atas. The method used is descriptive data analysis, and scoring analysis of the suitability of each variable and descriptive statistics based on 5 indicators (transit, walking, cycling, densify, mix) and 12 variables. The results of the scoring analysis showed that the level of suitability of transit-oriented area development in Jakarta was classified as "close to inappropriate" with the ideal conditions of transit areas based on transit-oriented development (TOD) principles, namely the Lebak Bulus and Dukuh Atas areas obtained a score of 33.3% and Blok M obtained a score of 25%. This indicates that the direction of development of transit-oriented areas in Jakarta still tends towards development that is only adjacent to transit (TAD)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Maulida Az Zahra
"Lanskap linguistik (LL), yaitu kajian bahasa yang terdapat di ruang publik. LL menjadi salah satu kajian yang terbilang masih baru dan dapat diklasifikasikan ke dalam subbidang sosiolinguistik. Dalam perwujudannya, LL dapat ditemukan di berbagai tempat umum. Salah satunya, yaitu di Stasiun Mass Rapid Transportation Dukuh Atas (SM-DA) sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD). Dengan adanya jalur integrasi antarmoda transportasi di SM-DA, hal itu memunculkan keragaman bahasa yang digunakan oleh masyarakat di sekitarnya. Penelitian ini membahas LL multilingual yang terdapat dalam SM-DA melalui pendekatan sosiolinguistik. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif-kualitatif. Sementara itu, hasil penelitiannya ditemukan identitas lokal di dalam stasiun. Terdapat pula empat variasi bahasa yang digunakan di dalam LL tersebut , antara lain 1) bahasa Indonesia-Inggris, 2) bahasa Indonesia-Betawi, 3) bahasa Indonesia, dan 4) bahasa Inggris.

Linguistic Landscape (LL) refers to the study of languages present in public spaces. LL stands as a relatively nascent field and can be classified within the subdomain of sociolinguistics. In its manifestation, LL can be observed in various public locations, one of which is the Dukuh Atas Mass Rapid Transportation Station (SM-DA), recognized as a Transit Oriented Development (TOD) area. The presence of intermodal transportation integration at SM-DA has fostered linguistic diversity among the surrounding populace. This research delves into the multilingual LL present within SM-DA employing a sociolinguistic approach. The research methodology adopted is descriptive-qualitative. Concurrently, the findings unearthed a local identity within the station. Furthermore, four language variations were identified within this LL, encompassing 1) Indonesian-English, 2) Indonesian-Betawi, 3) Indonesian, and 4) English."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>