Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farhah Utami Salim
"Radikal bebas yang tinggi bersamaan dengan rendahnya antioksidan dalam tubuh akan menghasilkan stres oksidatif. Stres oksidatif pada jaringan adiposa menyebabkan disregulasi produksi adipositokin, berupa peningkatan sekresi TNF-α, PAI-1, MCP-1, dan penurunan sekresi adiponektin. Kondisi tersebut menyebabkan sindrom metabolik seperti resistensi insulin dan diabetes melitus. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk menjaga keseimbangan antioksidan dalam tubuh, salah satunya dengan asupan antioksidan alami. Ekstrak metanol daun Sungkai (Peronema canescens Jack) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap radikal DPPH pada penelitian sebelumnya dengan IC50 9,389 μg/mL. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekstrak daun Sungkai berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut, menguji aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase, serta melakukan penapisan fitokimia ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol secara berturut-turut. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol merupakan ekstrak dengan rendemen tertinggi yaitu 4,03% serta teraktif yang dapat menghambat radikal DPPH maupun menghambat enzim alfa-glukosidase dengan nilai IC50 51,65 μg/mL untuk aktivitas antioksidan (IC50 kuersetin 3,46 μg/mL) dan nilai IC50 81,76 μg/mL untuk aktivitas penghambatan alfa-glukosidase (IC50 akarbosa 62,13 μg/mL). Pada penapisan fitokimia ekstrak metanol daun Sungkai diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid-steroid yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat radikal DPPH maupun enzim alfa- glukosidase.

High levels of free radicals together with low levels of antioxidants in the body will result in oxidative stress. Oxidative stress in adipose tissue causes dysregulation of adipocytokines production, such as oversecretion of TNF-α, PAI-1, MCP-1, and hyposecretion of adiponectin. Those conditions induce metabolic syndromes such as insulin resistance and diabetes mellitus. Therefore, it’s important for humans to maintain a balance of antioxidants in the body, one of the choice is the intake of natural antioxidants. Methanol extract of Sungkai leaves (Peronema canescens Jack) is known to have very strong antioxidant activity against DPPH radicals in a previous study with IC50 9,389 μg/mL. This study aimed to obtain the yield of Sungkai leaves extract based on differences in solvent polarity, to conduct antioxidant activity and the inhibition of alpha-glucosidase enzymes assay, and to perform phytochemical screening of the most active extracts. Extraction was carried out through exhaustive Ultrasound Assisted Extraction (UAE) method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol, respectively. The test results showed that the methanol extract was the extract with the highest yield of 4.03% and the most active which could inhibit DPPH radicals and inhibit alpha- glucosidase enzymes with an IC50 value of 51.65 μg/mL for antioxidant activity (IC50 quercetin 3.46 μg/mL) and IC50 value of 81.76 μg/mL for alpha-glucosidase inhibition activity (IC50 acarbose 62.13 μg/mL). The result of phytochemical screening is methanol extract of Sungkai leaves contain alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids-steroids which may act as active compounds in inhibiting DPPH radicals and alpha-glucosidase enzymes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pradnya Paramita
"ABSTRAK
Alfa-glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Penghambatan enzim ini akan mengurangi penyerapan monosakarida sehingga terjadi penurunan kadar glukosa postprandial. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% daun mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) menunjukkan penghambatan aktivitas alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase pada ekstrak etanol 80% yang difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan pelarut etanol 80% dan dilanjutkan dengan fraksinasi partisi menggunakan corong pisah dengan pelarut polaritas gradien. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel aktif dengan penghambatan alfa-glukosidase adalah ekstrak etanol dan fraksi etil asetat (dibandingkan dengan acarbose, IC50 acarbose 46,16 g/mL). Ekstrak etanol 80% memiliki nilai IC50 sebesar 21,345 ± 3,27 g/mL dan fraksi etil asetat memiliki IC50 sebesar 31,595 ± 3,97 g/mL. Sedangkan fraksi n-heksana dan metanol menghasilkan nilai IC50 yang lebih besar dari standar, yaitu 181.855 ± 9,54 dan 95,6 ± 6,91 g/mL. Kandungan total fenol dalam ekstrak etanol 80%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol daun mingaram berturut-turut adalah 613,79; 591.80; 874,96; dan 566,14 mgGAE/gr sampel. Peningkatan kadar fenol total tidak sebanding dengan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase. Fraksinasi tidak menurunkan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase jika dibandingkan dengan nilai IC50 ekstrak awal.
ABSTRACT
Alpha-glucosidase is an enzyme that can hydrolyze glycosidic bonds in oligosaccharides into monosaccharides (glucose, fructose, and galactose). Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides resulting in a decrease in postprandial glucose levels. In a previous study, 80% ethanol extract of mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) leaves showed inhibition of alpha-glucosidase activity. This study aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase activity in 80% ethanol extract fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The extraction method used was reflux with 80% ethanol solvent and continued with partition fractionation using a separating funnel with a gradient polarity solvent. The test results showed that the active samples with alpha-glucosidase inhibition were ethanol extract and ethyl acetate fraction (compared to acarbose, IC50 acarbose 46.16 g/mL). The 80% ethanol extract had an IC50 value of 21.345 ± 3.27 g/mL and the ethyl acetate fraction had an IC50 of 31.595 ± 3.97 g/mL. Meanwhile, the n-hexane and methanol fractions produced IC50 values ​​that were greater than the standard, namely 181,855 ± 9.54 and 95.6 ± 6.91 g/mL. The total phenol content in 80% ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction of mingaram leaves were 613.79; 591.80; 874.96; and 566.14 mgGAE/gr sample. The increase in total phenol content was not proportional to the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition. Fractionation did not decrease the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition when compared to the IC50 value of the initial extract."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofiantini
"Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) meningkat secara signifikan di seluruh belahan dunia. Penghambat α-glukosidase diketahui berperan sebagai agen terapeutik untuk pengobatan diabetes, khususnya DM tipe 2. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa terdapat berbagai tanaman yang memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase, salah satunya adalah daun garu (Antidesma montanum Blume). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi yang memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak etanol daun garu dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif tersebut. Serbuk simplisia diekstraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80% kemudian difraksinasi dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan produk p-nitrofenol yang dihasilkan dari reaksi antara α-glukosidase dan substrat p-nitrofenil- α-D-glukopiranosida menggunakan microplate reader pada λ 405 nm. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase terbaik dengan IC50 138,38 ppm. Hasil uji kinetika enzim menunjukkan fraksi etil asetat menginhibisi α-glukosidase secara kompetitif. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung glikosida, tanin, dan terpen.

Prevalence of diabetes mellitus (DM) increased significantly in all parts of the world. α-Glucosidase inhibitors have known to be therapeutic agent for diabetes treatment, especially type 2 DM. Based on previous studies in mind that there are various plants that have the effect of inhibiting the activity of α-glucosidase, one of which is garu leaves (Antidesma montanum Blume). This research purposed to get the fraction which had the highest α-glucosidase inhibiting activity from ethanol extract of garu leaves and identify the chemical compounds from the most active fraction. Simplisia powder was extracted by maseration using 80% ethanol then fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Inhibitory activity test was performed by measuring absorbance of p-nitrophenol, which produced by reaction between α-glucosidase and p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside, using microplate reader at 405 nm. The result showed that ethyl acetate fraction have the best α-glucosidase inhibitory activity with IC50 values 138.38 ppm. The test of enzyme kinetics showed that ethyl acetate fraction inhibited competitively. The phytochemical screening showed that ethyl acetate fraction of garu leaves contained glycosides, tannins, and terpenes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Nurrianti
"Diabetes melitus merupakan gangguan kelenjar endokrin kronis yang ditandai dengan hiperglikemia yakni kadar gula darah meningkat akibat pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau sel-sel tubuh tidak dapat merespon insulin yang dihasilkan. Kondisi hiperglikemia juga dapat menghasilkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada biomolekul seperti protein, lipid, dan DNA yang secara signifikan dapat menjadi penyebab penyakit diabetes maupun memperparah komplikasinya. Oleh karena itu, diperlukan senyawa obat yang dapat memberikan efek dalam menurunkan kadar glukosa darah sekaligus bermanfaat sebagai antioksidan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara in vitro efek penghambatan α-glukosidase, yaitu enzim yang berperan dalam pencernaan karbohidrat, serta mengetahui aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol daun Garcinia fruticosa Lauterb. Kedua uji dilakukan dengan menggunakan Microplate Reader.
Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memiliki nilai IC50 teraktif, yaitu 25,314 μg/mL untuk uji penghambatan α-glukosidase dan 12,369 μg/mL untuk uji aktivitas antioksidan. Selanjutnya, dilakukan penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat daun Garcinia fruticosa dan didapat kandungan beberapa golongan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, dan saponin.

Diabetes mellitus is a chronic endocrine disorder characterized by hyperglycemia, which blood sugar levels rise due to the pancreas unable to produce enough insulin or the body's cells can?t respond to the insulin that is produced. Hyperglycemic conditions can also generate free radicals which can cause oxidative damage to biomolecules such as proteins, lipids, and DNA which can significantly cause diabetes or worsen the complications. Therefore, it is necessary to find drug compounds that can give an effect in lowering blood glucose levels while giving antioxidant benefits at the same time.
This study aims to test the in-vitro inhibitory effect of α-glucosidase, an enzyme involved in the digestion of carbohydrates, and determine the antioxidant activity using DPPH method of Garcinia fruticosa Lauterb leaves n-hexane, ethyl acetate, and methonal extract. Both tests were done by using the Microplate Reader.
The test results showed that the ethyl acetate extract had the most actuve IC50 values, ie 25.314 mg/mL of α-glucosidase inhibition test and 12.369 mg/mL on the antioxidant activity test. Furthermore, the phytochemical screening was done on the ethyl acetate extract of Garcinia fruticosa leaves and several some classes of phytochemical compounds were found, which were alkaloids, flavonoids, glycosides, tannins and saponins.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uqie Shabrina Hasyyati
"Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit dengan prevalensi yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu pengobatan DM adalah dengan penghambatan α-glukosidase dan α-amilase. Efek samping pada saluran cerna dan biaya pengobatan yang mahal mendorong ditemukannya sumber penghambat α- glukosidase dan α-amilase lain yang lebih efektif, aman, dan terjangkau. Penelitian ini dilakukan untuk menguji adanya aktivitas penghambatan α-glukosidase dan α- amilase pada 11 ektrak etanol tanaman Indonesia secara in vitro. Uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D glukopiranosida sebagai substrat yang akan menghasilkan p-nitrofenol. Produk tersebut diukur serapannya menggunakan microplate reader (λ = 405 nm). Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan amilum soluble sebagai substrat yang menghasilkan maltosa yang akan mereduksi reagen warna. Produk tersebut diukur serapannya dengan Spektrofotometer UV-Vis (λ = 540 nm). Hasil uji menunjukkan ekstrak daun Syzygium polyanthum (Wight) Walp memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase (IC50=19,507 ppm) dan α-amilase (90,263% pada 500 ppm) terbesar. Golongan senyawa kimia yang kemungkinan berperan dalam penghambatan α-glukosidase dan α-amilase adalah tanin, flavonoid, dan senyawa polifenol.

Diabetes mellitus (DM) is a disease with high and increasing prevalence every year. Inhibition of α-glucosidase and α-amylase is one of DM treatments. Gastrointestinal side effects and high cost treatment encourage the discovery of α- glucosidase and α-amylase inhibitor from other sources that are more effective, safer, and affordable. The aim of this research was to determine in vitro inhibitory activity of α-glucosidase and α-amylase from 11 ethanolic extracts of selected Indonesian plants. α-Glucosidase inhibition test was performed using p-nitophenyl-α-Dglucopyranoside as substrate that will produce p-nitrophenol. p-Nitophenol were measured using microplate reader (λ = 405 nm). α-Amylase inhibition test was performed using soluble starch as substrate that will produce maltose. Maltose will reduce the color reagent. These products were measured using Spectrophotometer UV-Vis (λ = 540 nm). The test results showed Syzygium polyanthum (Wight) Walp has highest inhibitory activity of α-glucosidase (IC50=19,507 ppm) and α-amylase (90,263% at 500 ppm). Chemical compounds that possibly take a role in the inhibition of α-glucosidase and α-amylase are tannin, flavonoids, and polyphenols. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Gumilang
"Senyawa aktif yang terkandung di dalam tanaman memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antidiabetes. Salah satu strategi pengobatan diabetes melitus adalah dengan cara mempertahankan kadar glukosa postprandial melalui penghambatan aktivitas enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase. Penelitian ini melaporkan penghambatan aktivitas alfa-amilase dan alfa glukosidase dari tiga sampel ekstrak daun Garcinia rigida Miq. yang diekstraksi dengan pelarut berbeda, yaitu n-heksan, etil asetat, dan metanol. Pengukuran penghambatan aktivitas enzim alfa-amilase dilakukan dengan mengukur serapan asam 3-dinitrosalisilat tereduksi secara spektrofotometri menggunakan kuvet pada λ = 490 nm dan penghambatan aktivitas enzim alfa-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapan p-nitrofenol sebagai produk reaksi dari substrat PNPG menggunakan microplate reader pada λ = 405 nm. Ekstrak yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim alfa-glukosidase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 = 46,331 µg/mL. Sedangkan ekstrak yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim alfa-amilase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 = 33,446 µg/mL. Penapisan fitokimia pada ekstrak menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun tanaman Garcinia rigida Miq. mengandung flavonoid dan glikosida.
Active compounds contained in the plant have the potential to be developed as an antidiabetic drug. One of the strategies for the treatment of diabetes mellitus is to maintain the postprandial glucose levels by inhibiting the activity of alpha-amylase and alpha-glucosidase. This study reported the activity inhibition of alpha-amylase and alpha-glucosidase from three samples of leaf extract of Garcinia rigida Miq. that were extracted with different solvents, n-hexane, ethyl acetate and methanol. Measurement of the activity inhibition of alpha-amylase is carried out by measuring the absorbance of reduced 3-dinitrosalicylic by spectrophotometry using cuvette at λ = 490 nm and activity inhibition of alpha-glucosidase is carried out by measuring the absorbance of p-nitrophenol as the product of the PNPG substrate reaction using microplate reader at λ = 405 nm. Extract which has the highest enzyme inhibition of alpha-glucosidase is ethyl acetate extract with IC50 value = 46.331 mg / mL. While the extract that has the highest enzyme inhibition of alpha-amylase is ethyl acetate extract with IC50 value = 33.446 mg / mL. Phytochemical screening on extract showed that the ethyl acetate extract of Garcinia rigida Miq. leaves contains flavonoids and glycosides."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60256
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Pramesti Artha
"Alfa-glukosidase merupakan enzim yang berperan menghidrolisis polisakarida menjadi glukosa. Inhibitor alfa-glukosidase menunda pencernaan karbohidrat dengan menghambat kerja enzim alfa-glukosidase. Syzygium polyanthum Wight Walp. merupakan salah satu tanaman yang dapat menjadi inhibitor alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dengan metode penghambatan alfa-glukosidase terhadap ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari beberapa daerah di Jawa Barat Sukabumi, Bogor, dan Banten , penetapan kadar fenol dan flavonoid total, serta penapisan fitokimia. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks, sedangkan untuk metode penetapan kadar fenol dan flavonoid menggunakan metode kolorimetri. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari Sukabumi, Bogor, dan Banten memiliki aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase dengan nilai IC50 sebesar 14,62; 12,95; dan 16,44 g/mL. Aktivitas penghambatan tertinggi ditemukan pada ekstrak yang berasal dari Bogor 12,95 g/mL . Ekstrak etanol 70 dari Sukabumi, Bogor, dan Banten ini memiliki kadar fenol total sebesar 98,383; 119,423; dan 63,867 mgGAE/g ekstrak. Kadar fenol tertinggi diperoleh dari ekstrak yang berasal dari Bogor 119,423 mgGAE/g ekstrak . Ekstrak etanol 70 dari Sukabumi, Bogor, dan Banten ini memiliki kadar flavonoid total 4,222; 8,062; 13,062 mgQE/g ekstrak. Kadar flavonoid tertinggi diperoleh dari ekstrak yang berasal dari Banten 13,062 mgQE/g ekstrak . Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etanol 70 daun Syzygium polyanthum Wight Walp. dari Sukabumi, Bogor, dan Banten menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan terpenoid.

Alpha glucosidase is an enzyme that plays a role in hydrolyzing polysaccharides into glucose. Inhibitor alpha glucosidase folds digestion carbohydrate by inhibiting alpha glucosidase enzyme work. Syzygium polyanthum Wight Walp. is one of the plants that can be an alpha glucosidase inhibitor. The aim of this study was to test the antidiabetic activity with alpha glucosidase inhibition method toward ethanol extract 70 Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from some regions in West Java Sukabumi, Bogor and Banten , determination of total phenol and flavonoid levels, and phytochemical screening. The extraction method used is reflux and using colorimetric method for determination of total phenol and flavonoid level. The results showed that ethanol extract 70 Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from some regions in West Java Sukabumi, Bogor, and Banten had inhibitory activity of alpha glucosidase enzyme with IC50 value of 14.62 12.95 and 16.44 g mL. The highest inhibitory activity was found in extract from Bogor 12.95 g mL . 70 ethanol extract from Sukabumi, Bogor, and Banten has a total phenol content of 98,383 119,423 and 63.867 mgGAE g extract. The highest total phenol content was found in extract from Bogor 119,423 mgGAE g extract . 70 ethanol extract from Sukabumi, Bogor, and Banten has a total flavonoid content of 4,222 8,062 13,062 mgQE g extract. The highest total flavonoid content was found in extract from Banten 13,062 mgQE g extract . The results of phytochemical screening on ethanol extract 70 of Syzygium polyanthum Wight Walp. leaves from Sukabumi, Bogor, and Banten shows this extract contains flavonoids, alkaloids, tannins, saponins, and terpenoids."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Syafira
"Alfa-glukosidase merupakan enzim yang menghidrolisis ikatan glikosida pada polisakarida kompleks menjadi monosakarida. Penghambatan enzim ini akan menunda absorbsi monosakarida ke dalam epitelium usus, sehingga menurunkan kadar gula darah postprandial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dari ekstrak biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen. Biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen diekstraksi dengan metode maserasi, refluks, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), dan Microwave Assisted Extraction (MAE). Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan metode kolorimetri AlCl3, dan kadar fenol total dilakukan menggunakan metode Folin Ciocalteu. Penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosa (pNPG) sebagai substrat dan akarbosa sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE secara berurutan adalah 5,41; 6,54; 7,12; dan 7,35%. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE sebesar 15,59; 14,82; 15,24; dan 14,35 mgEK/g ekstrak, dan kadar fenol totalnya adalah 98,16; 88,5; 95,71; dan 87,63 mgEAG/g ekstrak. Ekstrak dari metode maserasi mempunyai penghambatan aktivitas yang paling kuat terhadap enzim alfa-glukosidase (IC50 = 84,44 μg/mL) dibandingkan dengan metode refuks, UAE, dan MAE (IC50 = 90,44; 86,87; dan 94,26 μg/mL).

Alpha-glucosidase is an enzyme that hydrolyze glycosidic bonds in polysaccharides into monosaccharides. Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides into intestinal epithelium, resulting in a decrease of postprandial glucose levels. This study aims to determine the alpha-glucosidase inhibitory activity of Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds extract. Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds were extracted by maceration, reflux, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), and Microwave Assisted Extraction (MAE) methods. Total flavonoid content was measured using the AlCl3 colorimetric method. Total phenolic content was measured using Folin-ciocalteu method. Alpha-glucosidase inhibitory activity was determined using p-Nitrophenyl-α-D-Glucopyranoside (pNPG) as substrate and Acarbose as a positive control. The yields obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 5.41; 6.54; 7.12; and 7.35%, respectively. The total flavonoid content obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 12.47; 15.59; 14.82; 15.24; and 14.35 mgQE/g extract, respectively, and the total phenolic content were 98.16; 88.5; 95.71; and 87.63 mgGAE/g extract. The maceration method extracts had the strongest alpha-glucosidase inhibitory activity (IC50 = 84.44 μg/mL) compared to reflux, UAE, and MAE methods (IC50 = 90.44; 86.87; and 94.26 μg/mL)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan global yang tumbuh paling cepat di abad ke-21. Obat antidiabetes dengan berbagai mekanisme kerja telah banyak di produksi. Namun, sebagian besar penderita diabetes menggunakan tanaman untuk pengobatan alternatif karena merasa efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat antidiabetes. Tanaman yang telah terbukti berpotensi sebagai antidiabetes diantaranya adalah Caesalpinia sappan (secang), Andrographis paniculata (sambiloto), dan Syzygium cumini (jamblang). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto, daun jamblang, dan kayu secang secara in vitro dengan penghambatan enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV (Dipeptidil-peptidase IV). Kombinasi ketiga ekstrak dibuat dalam bentuk granul dan sediaan akhir berupa kapsul. Formula terbaik dilanjutkan untuk pengujian stabilitas selama 3 bulan. Caesalpinia sappan menunjukkan aktivitas paling kuat dalam menghambat enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV dengan nilai masing-masing sebesar IC50 9,60 ± 1,05 µg/mL dan 59,98 ± 6,84%. Sementara, ekstrak kombinasi menghasilkan IC50 64,21 ± 1,37 µg/mL terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan 45,14 ± 12,71% untuk penghambatan DPP-IV. Formulasi paling efisien adalah F1 yang menggunakan Avicel PH 101 dengan komposisi paling rendah. F1 memperoleh carr’s index 14,40 ± 1,38% dan hausner’s ratio 1,17 ± 0,02. Setelah penyimpanan tiga bulan, adanya perbedaan fisik. Kadar senyawa penanda turun setelah penyimpanan dua minggu. Namun, terjadi kenaikan setelahnya untuk brazilin dan andrografolid. Aktivitas penghambatan alfa-glukosidase berlangsung fluktuatif selama masa penyimpanan, namun mengarah pada peningkatan IC50. Caesalpinia sappan memiliki aktivitas paling kuat terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV serta sediaan kapsul cenderung stabil selama penyimpanan 3 bulan. 

Diabetes is one of the fastest growing global health problems of the 21st century. Antidiabetic drugs with various mechanisms of action have been produced. However, most diabetics use plants as alternative medicine because its side effects are lower than antidiabetic drugs. Plants that have been shown to have potential as antidiabetic are Caesalpinia sappan, Andrographis paniculata, and Syzygium cumin. This study aims to examine the antidiabetic activity in vitro of the combination of ethanol extract of those three plants by inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes. The combination of the three extracts was made in the form of granules in capsule. The best formula was continued for stability testing for 3 months. Caesalpinia sappan showed the strongest activity in inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes with IC50 values of 9.60±1.05 µg/mL and 59.98±6.84%, respectively. Meanwhile, the combined extract obtained an IC50 of 64.21±1.37 µg/mL for alpha-glucosidase inhibition and 45.14±12.71% for DPP-IV inhibition. The most efficient formulation was F1 which use Avicel PH 101 with the lowest composition. F1 obtained a carr's index of 14.40±1.38% and a hausner's ratio of 1.17±0.02. After three months of storage, there was changed in physical appearance. The content of marker compounds decreased after two weeks of storage. However, there was a subsequent increase for brazilin and andrographolide. The alpha-glucosidase inhibitory activity fluctuated during storage but led to an increasing in IC50. Caesalpinia sappan extract has the strongest activity against alpha-glucosidase and DPP-IV inhibition and capsule tend to be stable for 3 months of storage."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Elin Novia
"Kondisi disfungsi endotel disebabkan oleh menurunnya ketersediaan L-Arginin akibat meningkatnya aktivitas arginase dan stres oksidatif. Berdasarkan penggunaan tradisionalnya untuk memperlancar aliran darah, serta kandungan senyawa yang potensial sebagai penghambat arginase dan antioksidan, maka dilakukan pengujian aktivitas penghambatan arginase dan aktivitas antioksidan senggani Melastoma malabathricum L. Simplisia batang, buah, bunga, daun diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 70. Ekstrak teraktif penghambat arginase ditentukan nilai IC50, distandardisasi dan difraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan metanol.
Ekstrak etanol 70 daun memiliki aktivitas penghambatan arginase tertinggi dibandingkan bagian tanaman senggani lainnya dengan nilai IC50 62,89 g/mL, serta mengandung senyawa identitas kuersetin 0,27. Fraksi etil asetat menghambat arginase dengan nilai IC50 21,24 g/mL, dan memiliki nilai IC50 4,95 ?g/mL untuk aktivitas antioksidan dengan metode FRAP dan 12,44 ?g/mL dengan metode DPPH. Kadar flavonoid total, fenol total dan kuersetin dalam fraksi etil asetat berturut-turut adalah 16,7; 37,91; dan 3,7 . Fraksi teraktif dalam menghambat arginase dan sebagai antioksidan dari ekstrak etanol 70 daun senggani adalah fraksi etil asetat.

Endothelial dysfunction is primarily due to reduction in Nitric Oxide NO bioavailabilty caused by upregulation of arginase and oxidative stress. Based on traditional used for blood flowing, and potential compounds as arginase inhibitor and antioxidant, research on arginase inhibitory and antioxidant activity of Senggani Melastoma malabathricum L . has conducted. Stem, fruit, flower and leaf were extracted with 70 ethanol by maceration. The most active extract was determined for IC50 value, standardized, and fractionated with n hexane, ethyl acetate and methanol.
The most active extract on arginase inhibition compared to other parts of the plant was leaf extract with IC50 62,89 g mL, and 0,27 quercetin as marker compound. Ethyl acetate fraction inhibited arginase with IC50 value 21,24 g mL IC50 value 4,9 g mL for antioxidant activity by FRAP method and 12,44 g mL for antioxidant activity by DPPH method. Total flavonoid content, total phenolic content and quercetin content in ethyl acetate fraction was 16.7, 37.91, and 3.7 . The most active fraction on arginase inhibition and antioxidant activity from 70 ethanolic leaf extract of senggani was ethyl acetate fraction.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T49334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>