Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Aadiyaat Dhafi Amstrong
"Minuman boba merupakan minuman yang dibuat dari teh atau susu dengan suatu perisa atau pemanis yang kemudian ditambahkan boba atau topping lainnya. Minuman boba dan sejenisnya adalah salah satu dari minuman berpemanis gula atau sugar-sweetened beverages (SSBs) dan termasuk ke dalam hand-shaken sugar-containing drinks (HSDs). Minuman ini meningkat trennya di Indonesia pada tahun 2018 seiring dengan meningkatnya prevalensi diabetes dan obesitas di Indonesia pada tahun yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan konsumsi minuman boba dan sejenisnya dengan berbagai faktor pada mahasiswa Universitas Indonesia (UI). Lokasi kampus UI berada di dekat daerah pusat kuliner dan sebagian mahasiswa memiliki kebiasaan saling memberikan hadiah makanan atau minuman di antara sesama teman. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan melibatkan responden sebanyak 181 mahasiswa reguler angkatan 2018 dan 2019. Penelitian berlangsung pada pada bulan Mei–Juli 2022. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner metode daring yang selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-square dan Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan tingkat konsumsi minuman boba dan sejenisnya pada mahasiswa UI didominasi oleh tingkat konsumsi rendah (90,1%). Analisis bivariat menemukan bahwa prestise tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat konsumsi minuman boba dan sejenisnya. Variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat konsumsi minuman boba dan sejenisnya adalah pengaruh kelompok referensi, terutama teman (p-value = 0,044; OR = 3,373). Mahasiswa disarankan untuk mempertimbangkan baik dan buruk saran dari kelompok referensi. Pemerintah disarankan untuk membuat peraturan batasan gula dan mencantumkan label pangan pada minuman boba dan sejenisnya serta membatasi iklan minuman boba dan sejenisnya.

Bubble drink is a drink made from tea or milk with a flavor or sweetener, then added with boba or other toppings. Bubble drinks and its kind are one of sugar-sweetened drinks (SSBs) and included in hand-shaken sugar-containing drinks (HSDs). It has an increasing trend in Indonesia in 2018 along with the prevalence of diabetes and obesity in Indonesia in the same year. This study aims to determine the description and relationship of consumption of boba drinks and its kind on students from the University of Indonesia (UI). UI located near the culinary center area and some of student have a habit of giving gifts or drinks to each other among friends. This study used a cross-sectional study design and involved 181 regular students from class of 2018 and 2019 as respondents in May–July 2022. Data were collected through online questionnaires and then analyzed by univariate and bivariate using the Chi-square and Mann-Whitney U test. Univariate analysis showed that the level of consumption of beverages and its kind among UI students was dominated by low consumption rate (90.1%). Bivariate analysis found that prestige did not have a significant relationship with the level of consumption of boba drinks and its kind. The variable that has a significant relationship with the level of consumption of boba drinks and its kind is the influence of the reference group, especially friends (p-value = 0,044; OR = 3,373). Students are advised to consider the good and bad of the reference group advice. The government suggested to setting a sugar limit, adding food labels on boba drinks and its kind and limiting advertising on boba drinks and its kind."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ruslita Amir
"Banyak cara yang dapat dipergunakan untuk mengetahui keadaan gizi seseorang. Salah satu cara adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT ).
Dengan mengetahui IMT dapat diketahui apakah berat badan seseorang lebih atau kurang. Keadaan gizi kurang atau lebih dapat terjadi karena ketidak seimbangan gizi. Selanjutnya keadaan gizi selain dapat ditentukan oleh konsumsi energi juga dapat ditentukan oleh komposisi zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penelitian ini merupakan bagian dari survei status gizi orang dewasa di 12 kota besar di Indonesia (kerja sama Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes dengan FKM - UI. Penelitian dilakukan di Kotamadya Bandung Jawa Barat dengan desain penelitian potong lintang (Cross Sectional). Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 1996.
Sebagai sampel adalah orang dewasa ( umur 5 18 tahun) sebanyak 382 orang yang terdiri dari 43,97% laki-laki dan 56,03% wanita
Tujuan dari mempelajari Indeks Massa Tubuh orang dewasa dan hubungannya dengan gaya hidup. Variabel yang diteliti meliputi konsumsi makanan, (total energi, persentase karbohidrat terhadap energi, persentase lemak terhadap total energi), indeks aktifitas fisik (alktifitas waktu bekerja, waktu olah raga dan waktu luang), kebiasaan merokok dan tingkat stres. Selain itu juga dilihat karakteristik seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan keadaan kesehatan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT orang dewasa sebesar 23,165 ± 3,721 Disamping itu diketahui juga bahwa prevlensi gizi kurang pada orang dewasa adalah sebanyak 10,7% sedangkan gizi lebih sebanyak 29,4%.
Rata rata konsumsi total energi adalah 1885 kalori dengan persentase karbohidrat terhadap total energi adalah 58,70 %. Selanjutnya persentase lemak terhadap total energi adalah 28,30 %.
Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan IMT adalah total energi, jenis kelamin, indeks aktifitas fisik waktu bekerja dan kebiasaan merokok. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMT adalah aktifitas fisik waktu bekerja.
Berdasarkan hasil tersebut , disarankan kepada pengambil keputusan di bidang kesehatan untuk mulai menyusun rencana dan program pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, terutama masalah gizi lebih pada orang dewasa. Program yang mungkin dapat dilakukan antara lain adalah program penyuluhan melalui organisasi masyarakat, perkantoran dan perusahaan .
Disamping perlu pula dipikirkan untuk melakukan langkah penanggulangan secara dini untuk para remaja dan anak sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa. Kegiatan penanggulangan kebiasaan merokok perlu pula digalakkan melalui larangan merokok di tempat -tempat tertutup, perkantoran dan lain sebagainya.
Selain itu disarankan juga agar dalam melaksanakan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), diharapkan dalam penjelasan tentang jumlah konsumsi makanan terutama persentase lemak dari total dapat diberikan dengan angka yang lebih spesifik menurut keadaan gizi sasaran.
Saran bagi peneliti yang akan mempelajari faktor yang mempengaruhi IMT, agar mengukur aktifitas fisik dengan metode yang lebih sesuai dengan kondisi orang Indonesia.
Daftar Pustaka : 53 ( 1974-1996)

Relationship Between Lifestyle and Body Mass Index in Adults in Municipality of Bandung, 1996Nutritional status can be measured by many methods and one of them is measuring Body Mass Index ( BMI ). Based on BMI we would know if someone had over nutrition or under nutrition. These are outcomes of failure in energy balance. Total energy consumption is not the only factor that influenced nutrition status but also by nutrient composition in the daily diet.
This study use secondary data according to nutrition and health survey in adult (cooperation between Ministry of Health and Faculty of Public Health, University of Indonesia), was being held in municipality of Bandung, West Java.
Design of study was across sectional and data were collected on July,1996. Total sample were 382 persons aged 18 - 86 years old, consist of 43,97 % male and 56,03 % female.
The main purpose of this study is to find out adult's BMI and the correlation to life style.The variable consist of food consumption (total energy, percentage of carbohydrate to total energy, percentage of fat to total energy), physical activity index (activity on working hours, activity on exercises and activity on spare time), smoking habit and level of stress. Beside all the factors above, characteristics of respondent was also observed, such as sex, age, education and economic level, and status of health.
This study showed that average of BMI was 23,165 ± 3,72 and the prevalence of under nutrition in adult was 10,7% and for over nutrition was 29,4 % (based on nutrition standard of Ministry of Health ). The average of total energy was 1885 calories, mainly derived from 58, 70 % carbohydrate and 27,25 % fat. Based on bivariate analysis, total energy, sex, index of physical activity on working hours and smoking habit showed significant correlation with BMI, while multivariate analysis showed that the most dominant variable to BMI was physical activity on working hours.
According to this result it is suggested to decision maker in health program to develop plans and programs for prevention and treatment of nutrition problems, especially over nutrition in adults. The programs that could be suitable are dissemination of information through community organization, offices and trade companies. Beside that, it is also have to be considered to make early treatment for teenager and school children who were the next generation in this country. Activities to overcome smoking habit should be enhanced through prohibition of smoking in closed room, offices etc. Beside that, it also suggested implementation of the Indonesian Nutrition Guideline (Pedoman Umum Gizi Seimbang), delivery of information about total food consumption , especially percentage of fat should be delivered with more specific scored based on nutrition status of population/target. Suggestion for the researcher which will study about factors that influence BMI is that physical activity should be measured with methods that suitable for Indonesian people.
References : 53 ( 1974 -1996 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feky Anggraini
"Pada dekade belakangan ini populasi lanjut usia meningkat di negara-negara sedang berkembang, yang awalnya hanya terjadi di negara maju. Demikian halnya di Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut disertai dengan perubahan gaya hidup yang mempengaruhi status kesehatan pada lansia. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi, yang berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi memiliki prevalensi status kesehatan yang kurang baik di Kota Bekasi sebanyak 0,86%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan status kesehatan lansia binaan puskesmas Pekayon Jaya. Menggunakan desain penelitian cross sectional, dengan pengambilan sampel secara Purposive dari seluruh lansia binaan Puskesmas Pekayon Jaya. Variabel independen adalah gaya hidup, yang terdiri dari pola makan yang diperoleh melalui wawancara menggunakan metoda food frequency quesioner, aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan istirahat diperoleh melaui wawancara menggunakan kuesioner oleh peneliti, sedangkan variabel dependen adalah status kesehatan yang diperoleh dari pengukuran tekanan darah, BB dan TB, wawancara menggunakan kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi status kesehatan rendah pada lansia binaan puskesmas Pekayon Jaya sebesar 66,9%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pola makan dengan status kesehatan (nilai p=0,914) dan kebiasaan merokok dengan status kesehatan (nilai p=0,975), serta ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status kesehatan (nilai p=0,004) dan kebiasaan istirahat dengan status kesehatan (nilai p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian diatas maka disarankan untuk meningkatkan pengetahuan lansia mengenai gaya hidup dan dampak terhadap status kesehatan melalui promosi kesehatan di wilayah binaan Puskesmas Pekayon Jaya Kota Bekasi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Heryanti
"Dewasa ini makanan cepat saji (fast food modern) seperti burger, pizza, fried chicken, french fries, dan sejenisnya sangat digemari terutama oleh para remaja. Makanan tersebut biasanya mengandung tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi natrium dan rendah serat. Konsumsi sering terhadap makanan cepat saji (fast food) akan berdampak pada meningkatnya kecenderungan kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnya dengan status gizi pada mahasiswa penghuni Asrama UI Depok Tahun 2009. Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Mahasiswa UI Depok pada bulan April-Mei 2009. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui kuesioner dan wawancara sedangkan data sekunder adalah gambaran umum Asrama UI Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,9% responden mempunyai kebiasaan makan cepat saji (fast food morning) frekuensi sering dan 89,7% responden berstatus gizi normal. Kebiasaan makan cepat saji (fast food), pengetahuan gizi, pola konsumsi, aktivitas fisik dan karakteristik orangtua tidak berhubungan dengan status gizi. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan status gizi (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), pengetahuan gizi, pola konsumsi, aktivitas fisik dan arakteristik keluarga dengan status gizi berdasarkan IMT, tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan status gizi berdasarkan IMT pada mahasiswa penghuni asrama UI Depok."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Berlian Aderisa
"Konsumsi sugar sweetened beverages secara rutin dapat menyebabkan terjadinya obesitas, diabetes, penyakit kronis, dan kematian dini. Di Indonesia terjadi peningkatan perkembangan industri sugar sweetened beverages secara khusus untuk jenis minuman boba drinks yang mengalami peningkatan pemesanan sampai lebih dari 8.500% pada tahun 2018. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk melihat gambaran frekuensi konsumsi boba drinks dan menganalisis faktor yang berhubungan khususnya pada remaja akhir. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Data penelitian dikumpulkan secara primer pada bulan Mei hingga Juni tahun 2020 pada Mahasiswa FKM UI, Depok, Jawa Barat dengan jumlah responden 262 orang. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan signifikan antara konsumsi boba drinks dengan aksesibilitas online, pengetahuan terkait sugar sweetened beverages, sikap terhadap sugar sweetened beverages, pengaruh teman, dan pengaruh keluarga namun belum dapat menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi boba drinks dengan jenis kelamin, pengeluaran untuk konsumsi, aksesibilitas langsung, pengaruh media massa, dan status gizi. Hasil penilitian menyarankan dilakukannya edukasi gizi serta penyediaan informasi gizi jajanan yang tersedia di lingkungan FKM UI. Peneliti juga menyarankan dilakukannya kampanye gizi yang melibatkan mahasiswa secara langsung.

Regular consumption of sugar sweetened beverages contribute to the development of obesity, diabetes, chronic disease, and early death. In Indonesia, the sugar sweetened beverages industry has been developing drastically, especially for boba drinks which sales increase for more than 8.500% on 2018. The purpose of this study is to see the consumption pattern of boba drinks and associated factors especially on late adolescent. This study is a quantitative study using cross-sectional design. The data for this study was collected from May until June, 2020 on Student of Public Health Faculty, Universitas Indonesia, Depok, West Java with 262 sample. The data was statistically analyzed in univariate and bivariate with the help of IBM SPSS Statistics 20 software. This study found a significant relation between boba drinks consumption with online accessibility, knowledge regarding sugar sweetened beverages, attitude towards sugar sweetened bevarages, friends/peers influence, and family influence but can’t find any significant relation between boba drinks consumption with sex, food expenses, direct accessibility, mass media influence, and nutritional status. The result from this study suggests to hold nutrition education and providing nutritional information for snacks sold around Public Health Faculty Universitas Indonesia. Researcher also suggests to hold a nutrition campaign involving students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcahya Aswindo
"Diabetes Melitus DM merupakan gangguan metabolik dari berbagai penyebabhiperglikemia kronik dengan gangguan metabolisme karbohidrat lemak danprotein akibat adanya kecatatan sekresi insulin kerja insulin maupun keduanya. Penyakit DM tipe 2 merupakan salah satu penyebab utama kematian atau sekitar2 1 dari seluruh kematian di dunia.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia riwayat keluarga DM asupan zat gizi gaya hidup dan indeks antropometri terhadap risiko diabetes melitus serta mengetahui faktor risiko dominan terhadap kejadian DM pada Satpol PP di wilayah kerja Kota Administratif Jakarta Timur Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitiancross sectional study Variabel dependen dalam penelitian ini adalah diabetes mellitus dan variabel independen adalah usia riwayat keluarga DM asupan karbohidrat lemak protein serat konsumsi gula konsumsi alkohol kebiasaan merokok IMT lingkar pinggang RLPP RLPTB. Pengambilan sampel dilakukandengan teknik simple random sampling Jumlah sampel dalam penelitian inisejumlah 150 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubunganantara asupan karbohidrat pvalue 0 004 asupan lemak pvalue 0 003 RLPP pvalue 0 006 dan konsumsi gula pvalue 0 009 dengan kejadian DM. Faktor risiko dominan kejadian DM pada pegawai Satpol PP di wilayah kerja KotaAdministratif Jakarta Timur tahun 2015 adalah asupan lemak OR 20 538 95 CI 2 573 163 939 asupan karbohidrat OR 2 7 95 CI 1 359 6 233 danRLPP OR 0 39 95 CI 0 176 0 878.

Diabetes mellitus DM is a metabolic disorder of various causes of chronichyperglycemic with carbohydrate fat and protein metabolism disorder caused bydefects in insulin secretion insulin mechanism or both of them DM type 2 is oneof the main causes of death around 2 1 of death in the world.
The main objective of this study was to determine the relation between age family historyof DM nutrients intake life style and anthropometry index to the risk of DM andto determine the dominant risk factor to DM in civil service police unit at East Jakarta in 2015.
The study was a cross sectional study The dependent variablewas diabetes mellitus and independent variables were age family history of DM carbohydrate fat protein and fiber intake sugar and alcohol consumption smoking habit BMI waist circumference waist to hip ratio WHR and waistto height ratio WHtR Simple random sampling was used as a samplingtechnique a required sample size for this study were 150 participants.
The results show that there were significant relationship between carbohydrate intake pvalue 0 004 fat intake pvalue 0 003 WHR pvalue 0 006 and sugarconsumption pvalue 0 009 to DM The dominant risk factors to DM in civil service police unit at East Jakarta in 2015 were fat intake OR 20 538 95 CI2 573 163 939 carbohydrate intake OR 2 7 95 CI 1 359 6 233 and WHR OR 0 39 95 CI 0 176 0 878.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Riska
"This research was conducted to study the relationship between self perception of aging and healthy lifestyle in older adults. This study hypothesized that self perception of aging correlates positively with healthy lifestyle. In order to understand that hypothesis, researcher has studied in 120 older adults using accidental sampling. Self perception of aging is measured using Attitude Toward Own Aging (ATOA) from Lawton (1975; in Mosser, Spagnoli, & Santos-Eggimann, 2011) and healthy lifestyle is measured using Health Enhancement Lifestyle Profile-Screener (HELP-Screener) from Hwang (2010). The result showed that the Pearson Correlation indicates self perception of aging correlates positively and significantly with healthy lifestyle. Some consideration in term of validity and reliability are still occured in this study. Therefore, it is suggested to conduct item analysis and give additional instruction related time.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara self perception of aging dan gaya hidup sehat pada lansia. Penelitian ini memiliki hipotesis bahwa self perception of aging memiliki korelasi yang positif terhadap gaya hidup sehat. Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti melakukan studi terhadap 120 partisipan lansia dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukur self perception of aging yang digunakan adalah Attitude Toward Own Aging (ATOA) dari Lawton (1975; dalam Mosser, Spagnoli, & Santos-Eggimann, 2011) sedangkan alat ukur gaya hidup sehat yang digunakan adalah Health Enhancement Lifestyle Profile-Screener (HELP-Screener) dari Hwang (2010). Melalui teknik statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa self perception of aging berkorelasi positif dan signifikan dengan gaya hidup sehat. Meskipun begitu, penelitian ini memiliki beberapa kekurangan dalam hal validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis item dan pemberian instruksi terkait waktu pada kuesioner.
"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dian Utami
"Saat ini perkembangan telepon selular semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Berbagai macam produk telepon selular yang terdiri dari bermacam-macam tipe, bentuk, warna, harga, aksesoris, dan fungsi tampak semakin gencar ditawarkan pada konsumen. Gencarnya penawaran berbagai macam telepon selular dari produsen menimbulkan fenomena menarik pada konsumen pengguna telepon selular, khususnya pada kalangan mahasiswa. Ada pengguna telepon selular yang suka mengganti telepon selularnya dengan telepon selular keluaran terbaru walaupun telepon selular yang dimilikinya baru berusia tiga bulan. Di sisi lain, ada juga pengguna telepon selular yang sudah cukup puas dengan telepon selular yang dimilikinya karena sudah memenuhi kebutuhannya dalam berkomunikasi walaupun secara finansial mampu untuk membeli telepon selular baru.
Mahasiswa sebagai konsumen merupakan individu yang unik dengan karakteristik yang berbeda-beda. Seseorang bisa menyukai makanan, minuman, dan jenis acara televisi yang berbeda dengan teman dekatnya sekalipun. Hal ini tergantung pada karakteristik individualnya masing-masing (Hawkis, Best, & Coney, 1995). Orang yang berasal dari kelas sosial, pekerjaan, dan subkultur yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup merupakan pola seseorang dalam menjalani kehidupannya yang diekspresikan melalui aktivitas, minat, dan pendapat-pendapatnya tentang lingkungan di sekitarnya (Kottler, 1997).
Menurut Mowen (1998), gaya hidup mempunyai hubungan yang dekat dengan kepribadian. Kepribadian merupakan karakteristik internal dari individu, sedangkan gaya hidup merupakan perwujudan eksternal dari kakteristik tersebut. Menurut Wells & Prensky (1996), kepribadian dan gaya hidup dapat digolongkan ke dalam karakteristik-karakteristik latar belakang konsumen yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk. Selain itu, aktivitas membeli konsumen juga dipengaruhi oleh proses-proses behavioral. Aktivitas membeli yang dilakukan konsumen memang merupakan hal yang kompleks karena melibatkan kegiatan mental dan fisik. Jadi, untuk mewujudkan suatu aktivitas membeli perlu adanya kemauan yang kuat untuk melakukannya.
Menurut Fishbein & Ajzen (1975), kemauan yang kuat untuk melakukan suatu tingkah laku, termasuk tingkah laku membeli, dapat dijelaskan melalui konsep intensi. Walaupun intensi tidak secara langsung dimasukkan sebagai salah satu dari proses-proses behavioral, sebenarnya intensi dapat digolongkan ke dalam proses-proses behavioral karena di dalam intensi terkandung adanya aspek motivasional, pembentukan sikap dan juga berpengaruh dalam pegambilan keputusan untuk membeli suatu produk. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan konsep intensi yang digolongkan ke dalam proses-proses behavioral yang melandasi terjadinya aktivitas membeli telepon selular baru yang ingin dilihat apakah ada hubungannya dengan gaya hidup dan kepribadian sebagai karakteristik latar belakang konsumen.
Gaya hidup diukur dengan alat ukur yang terdiri dari pernyataan-pernyataaan tentang dimensi aktivitas, minat, dan opini. Kepribadian diukur berdasarkan model kepribadian lima faktor dengan menggunakan Omni-Berkeley Personality Profile yang telah diadaptasi ke dalam bidang perilaku konsumen. Intensi membeli telepon selular baru diukur dengan alat ukur yang dibuat berdasarkan model Fishbein & Ajzen (1975).
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang merupakan kelompok transisi yang sangat potensial sebagai pasar sasaran suatu produk terutama produk-produk yang menggunakan teknologi modern (Kasali, 1998). Mahasiswa dalam penelitian ini berada pada tahap perkembangan dewasa muda. Menurut Perlmutter & Hall (1992) usia dewasa muda berkisar antara 18 sampai dengan 30 tahun. Sampel pada penelitian ini berjumlah 160 orang, yang diperoleh dengan menggunakan teknik accidental nonprobability sampling. Alat ukur yang diberikan kepada subjek penelitian berbentuk kuesioner. Data yang diperoleh, diolah dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan teknik korelasi untuk menguji hubungan antara variabel. Semua data ini diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 10.0.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa gaya hidup dan faktor kepribadian extraversion dan openness to experience berhubungan secara signifikan dengan intensi untuk membeli telepon selular baru. Selain itu, sebagai sebagai hasil tambahan, diperoleh hasil yang menunjukkan adanya sumbangan yang bermakna dari sikap dan norma subjektif terhadap intensi membeli telepon selular baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah pengambilan jumlah sampel yang kurang luas penyebarannya membuat hasil yang diperoleh tidak dapat digeneralisasikan pada populasi mahasiswa. Di samping itu, itemitem dalam alat ukur juga perlu dispesifikkan lagi dengan cara mengelisitasi subjek penelitian dengan metode wawancara mendalam atau focus discussion group. Item-item dalam alat ukur juga perlu diuji validitas dan reliabilitasnya secara terus menerus (tidak hanya satu kali) agar diperoleh item-item yang baik untuk mengukur variabel yang hendak diukur sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat bermanfaat bagi bidang perilaku konsumen."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3352
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Rizki Astanti
"ABSTRAK
Kaum muda Jakarta kini memiliki berbagai pilihan dalam menghabiskan waktu luang mereka, salah satunya adalah dengan kegiatan makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu. Kegiatan makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu merupakan salah satu cara bagi kaum muda Jakarta, yang dalam skripsi ini direfleksikan pada komunitas foodies Instagram #EatEveryDay, dalam membangun identitas mereka. Jejaring sosial Instagram dan Path menjadi panggung dalam mempertontonkan identitas bagi kaum muda Jakarta. Skripsi ini akan menjelaskan fenomena makanmakan cantik dan ngopi-ngopi lucu sebagai sebuah sarana dalam membentuk identitas melalui jejaring sosial.
ABSTRACT
Jakarta's youth society have the options to spend their free time, including Makan-Makan Cantik and Ngopi-Ngopi Lucu. Makan-Makan Cantik and Ngopi-Ngopi Lucu are one of traditions, that in thesis is reflected by foodies Instagram community #EatEveryDay, in constructing their identity. Social network like Instagram and Path become a stage in order to exposing the identity for Jakarta's youth society. This thesis will explain phenomenon makan-makan cantik dan ngopi-ngopi lucu as a means of identity formation by social network."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.B. Susanto
Jakarta: Kompas, 2001
307.76 SUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>