Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farell Adiputra
"Maximum Power Point Tracking merupakan alat tracking yang digunakan untuk menemukan titik arus dan tegangan paling optimal dari panel surya. Pengontrol pengisian daya melihat output panel dan akan membandingkannya dengan titik tertinggi perolehan daya dari panel tersebut. Alat ini juga dibutuhkan untuk mencari tingkat duty cycle (nilai arus) terbaik untuk mendapatkan nilai daya maksimum ke dalam baterai. Kinerja maximum power point tracking (MPPT) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah algoritma yang digunakan untuk memperoleh nilai maksimum dari panel surya. Salah satu algoritma yang telah digunakan dalam MPPT adalah perturb & observation dimana algoritma ini menggunakan mekanisme tracing daya puncak dengan cara menaikan nilai arus secara bertahap sampai mencapai titik tertinggi daya yang dapat diperoleh oleh panel surya. Selain algoritma perturb & observation terdapat algoritma lain seperti neural network dan Fuzzy Logic. Algoritma fuzzy memiliki keunggulan diantaranya kemampuan membaca data secara lebih akurat, dapat digunakan pada pemodelan fungsi non linear, dan memiliki tingkat penyesuaian yang cepat dan fleksibel. Pada skripsi ini akan digunakan algoritma fuzzy untuk mendapatkan daya tertinggi dari solar charge controller. Hasil penerapan algoritma Fuzzy ini dibandingkan dengan algoritma perturb & observation pada kondisi uji coba yang dibuat sama. Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa periode waktu yang dibutuhkan Fuzzy Logic untuk mencapai titik maksimal 21.698% lebih singkat dibandingkan metode perturb & Observation.

Maximum Power Point Tracking is a tracking tool used to find the most optimal current and voltage points from solar panels. The charging controller looks at the panel's output and compares it to the highest point of power gain from that panel. This tool is also needed to find the best level of duty cycle (current value) to get the maximum power value into the battery. Maximum power point tracking (MPPT) performance is influenced by several factors, including the algorithm used to obtain the maximum value from the solar panel. One of the algorithms that have been used in MPPT is perturb & observation where this algorithm uses a peak power tracing mechanism by increasing the current value gradually until it reaches the highest point of power that can be obtained by solar panels. In addition to the perturb & observation algorithm, there are other algorithms such as neural networks and fuzzy logic. The fuzzy algorithm has advantages such as the ability to read data more accurately, can be used in modeling non-linear functions, and have a fast and flexible adjustment rate. In this thesis, a fuzzy algorithm will be used to get the highest power from the solar charge controller. The results of the application of the fuzzy algorithm are compared with the perturb & observation algorithm in the same experimental conditions. The results of the experiment show that the time period required for Fuzzy Logic to reach the maximum point is 21.698% shorter than the Perturb & Observation method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Rashifa Zahra
"Energi surya merupakan sumber energi alternatif yang berkelanjutan dan dapat memberikan dampak baik bagi lingkungan. Energi surya dapat berkontribusi dalam mengurangi polusi dan emisi gas kaca yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil. Memaksimalkan potensi dari sistem panel surya diperlukan untuk mendapatkan efisiensi daya tertinggi yang dapat diberikan oleh panel surya. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat mengurangi efektivitas daya dari panel surya, seperti radiasi matahari yang bervariasi sepanjang hari. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kondisi langit yang sedang berawan dan variasi sudut datangnya sinar matahari. Selain itu, suhu juga berpengaruh dalam efisiensi daya, karena semakin tinggi suhu yang dimiliki oleh panel surya, tegangan yang dihasilkan akan semakin rendah. Oleh karena itu, diperlukan algoritma Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan teknik Perturb and Observe yang dapat secara terus menerus melacak titik daya maksimum yang dapat diberikan oleh panel surya. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan produksi energi yang dihasilkan. Algoritma MPPT akan diintegrasikan pada Solar Charge Controller (SCC) yang dilengkapi dengan Internet of Things (IoT) agar pengguna dapat melakukan monitoring sistem secara real-time. Pada penelitian ini, dilakukan 2 pengujian, yaitu pengujian karakteristik panel surya untuk mengetahui titik daya maksimum dari panel surya yang digunakan serta pengujian implementasi algoritma P&O untuk mengetahui performa pelacakan titik daya maksimum menggunakan algoritma P&O. Akurasi yang dihasilkan dari membandingkan titik daya maksimum dari kedua pengujian tersebut untuk panel surya 10W dengan iradiasi 280 W/m2, 340 W/m2, 385 W/m2, 450 W/m2, dan 1470 W/m2, secara berturut-turut adalah 70,09%; 80,47%; 98,07%; 91,39%; dan 94,76%. Sementara itu, untuk panel surya 85W dengan iradiasi 478 W/m2—485 W/m2, 553 W/m2—560 W/m2, dan 680 W/m2—685 W/m2, secara berturut-turut adalah 84,99%; 85,47%; dan 89,94%.

Solar energy is a sustainable alternative energy source and can have a good impact on the environment. Solar energy can contribute in reducing pollution and gas emissions produced by fossil fuels. Maximizing the potential of a solar panel system is necessary to obtain the highest power efficiency that solar panels can provide. However, there are some things that can reduce the power effectiveness of solar panels, such as solar radiation that varies throughout the day. This can be caused by several factors, such as cloudy sky conditions and variations in the angle of occurrence of sunlight. In addition, temperature also affects power efficiency, because the higher the temperature owned by solar panels, the lower the voltage produced. Therefore, a Maximum Power Point Tracking (MPPT) algorithm with the Perturb and Observe technique is needed because it can continuously track the maximum power point that can be provided by solar panels. This is done to maximize the production of energy produced. The MPPT algorithm will be integrated into the Solar Charge Controller (SCC) equipped with the Internet of Things (IoT) so that users can monitor the system in real-time. In this study, 2 tests were carried out, namely testing the characteristics of solar panels to determine the maximum power point of the solar panels used and testing the implementation of the P&O algorithm to determine the maximum power point tracking performance using the P&O algorithm. The accuracy resulting from comparing the maximum power points of the two tests for 10W solar panels with irradiation of 280 W/m2, 340 W/m2, 385 W/m2, 450 W/m2, and 1470 W/m2, respectively are 70.09%; 80.47%; 98.07%; 91.39%; and 94.76%. Meanwhile, for 85W solar panels with irradiation of 478 W/m2—485 W/m2, 553 W/m2—560 W/m2, and 680 W/m2—685 W/m2, respectively are 84.99%; 85.47%; and 89.94%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dahlia Canny
"Sel surya memiliki karakteristik tegangan arus yang tidak linier dan memiliki satu titik dimana daya maksimum dihasilkan. Titik ini bergantung kepada faktor lingkungan seperti iradiasi matahari dan suhu. Agar didapatkannya daya maksimum dari sel surya, sel surya harus bekerja pada titik daya maksimum dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Oleh karena itu semua pengendali yang diaplikasikan pada sel surya menggunakan algoritma Maximum Power Point Tracking MPPT.
Tujuan penelitian ini adalah merancang metode MPPT berdasarkan pengendali logika Fuzzy FLC yang mampu mencapai MPP dengan cepat dan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi lingkungan. Perancangan didasarkan pada studi literatur, uji coba simulasi dan eksperimen.
Hasil simulasi dan eksperimen membuktikan bahwa algoritma MPPT berdasarkan pengendali logika Fuzzy mampu mendapatkan daya maksimum untuk besar beban dan kondisi lingkungan yang bervariasi.

Solar cells have a nonlinear voltage ndash current characteristic which has one distinct maximum power point MPP. This point depends on environmental factors such as sun irradiation and temperature. In order to obtain maximum power from solar cells continuously, it has to work on its maximum power point despite the inevitable changes in environment. This is why the applied controllers on solar cells employ some method for Maximum Power Point Tracking MPPT.
The objective of this study is to design MPPT method based on Fuzzy logic controller FLC which able to reach MPP in a short time and to adapt with changing environmental conditions quickly. The design is based on study literature, simulation, and implementation.
The result proves Fuzzy Logic Controller MPPT able to reach MPP and adapt with changing conditions quickly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ahlanur Ramadhan
"Algoritma Maximum Power Point Tracker MPPT membuat Sel Surya bekerja pada kondisi optimalnya dengan mencari daya maksimum dari Sel Surya. Algoritma MPPT yang digunakan pada penelitian ini adalah algoritma MPPT pengendali Proportional-Integrator PI , algoritma ini mencari kondisi optimal Sel Surya dengan menggunakan pengendali PI.
Hasil simulasi menunjukkan algoritma PI MPPT sudah dapat mengendalikan Sel Surya untuk bekerja pada kondisi optimalnya dengan rangkaian Boost Converter. Hasil pengujian algoritma PI MPPT juga sudah dapat mengendalikan Sel Surya untuk bekerja pada kondisi optimalnya dengan rentang waktu sampling PI MPPT 0.00005 sampai 0.0001 detik dan rentang beban yang digunakan adalah dua sampai empat lampu.

Maximum Power Point Tracker MPPT algorithm make the Solar Cell worked at optimal condition by tracking the maximum power of Solar Cell. MPPT algorithm that used in this research is MPPT algorithm with Proportional Integrator PI controller, this algorithm tracking the maximum power of Solar Cell by using PI controller.
Result of the simulation shows that PI MPPT algorithm can controlled the Solar Cell to work at optimal condition with Boost Converter circuit. Result of experiment shows that PI MPPT algorithm can controlled too the Solar Cell to work at optimal condition with range time sampling of PI MPPT from 0.00005 until 0.0001 seconds and load range that is used are two until four lamps.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Suyana
"Solar thermal cooling system yang diharapkan mampu menggantikan pemakaian cooling system konvensional berupa vapor compresion system karena lebih hemat dalam pemakaian listrik, ramah lingkungan dan juga dapat memanfaatkan energi matahari yang potensinya sangat besar. Namun, perlu dilakukan simulasi dan juga optimasi pada solar thermal cooling system supaya kenerjanya lebih optimal. Untuk itu, pada tugas akhir ini penulis akan berfokus terhadap tahapan simulasi pemakaian solar thermal cooling systempada gedung MRC FTUI beserta optimasi solar collector menggunakan software EnergyPlus dan GenOpt. Posisi dan kemiringan solar collector menjadi objek optimasi untuk meningkatkan penyerapan energi matahari yang berefek terhadap kenaikan temperatur solar hot water dari solar collector yang akan digunakan sebagai sumber energi pada chiller.Efek dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pengunaan hot water sebagai energi untuk chiller.

Solar thermal cooling system that is expected to replace the use of conventional cooling system in the form of vapor compresion system because it is more efficient in the use of electricity,environmentally friendly and also can utilizing potential solar energy. However, the simulation needs to be done and also optimization of solar thermal cooling system in order to more optimally performance. Therefor, in this paper the authors will focus to the simulation stage on the use of solar thermal simulation cooling system at the MRC building FTUI along with optimization of solar collector using EnergyPlus software and GenOpt. Position and tilt the solar collector to be the object of optimization to increase the absorption of solar energy that affect the temperature rise solar hot water from the solar collector to be used as an energy source in the chiller. The effect of the optimization is to maximize the use of hot water as the energy for the chiller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Filipi
"Pemerintah menargetkan bauran energi nasional dari energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025. Adapun hal tersebut didukung dengan revisi Peraturan Menteri ESDM No. 26 tahun 2021 yang menetapkan kapasitas ekspor energi listrik dari 65% menjadi 100%. Studi perancangan PLTS atap pada skripsi ini dilaksanakan berdasarkan hasil simulasi yang didapatkan dari aplikasi berbasis web HelioScope. Hasil studi menunjukkan bahwa rancangan sistem PLTS atap yang diimplementasikan pada Gedung Produksi II PT. OC memiliki rasio kinerja sebesar 76.6% dan dapat memberikan produksi energi listrik sebesar 257917.4 kWh per tahun atau 11% lebih tinggi jika dibandingkan dengan konsumsi energi listrik tahunan PT. OC. Berdasarkan nilai ekspor energi tersebut, PT. OC diproyeksikan dapat menghemat biaya tagihan listrik PLN dengan rata-rata sebesar 11% setiap bulannya. Melalui proses optimasi kapasitas sistem, didapatkan bahwa kapasitas optimal sistem PLTS atap yang dirancang adalah sebesar 178 kWp dengan jumlah modul surya sebanyak 434 unit. Oleh karena itu, penerapan PLTS atap pada Gedung Produksi II PT. OC sangat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi energi dan memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan.

The government is targeting the national energy mix from new and renewable energy to be 23% by 2025. This is supported by the revision of Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 26 of 2021 which stipulates the export capacity of electrical energy from 65% to 100%. The design study of the rooftop solar power plant in this thesis was carried out based on the simulation results obtained from the HelioScope web-based application. The results of the study show that the design of the rooftop PLTS system implemented in Production Building II PT. OC has a performance ratio of 76.6% and can provide electricity production of 257917.4 kWh per year or 11% higher than PT. OC. Based on the energy export value, PT. OC is projected to be able to save PLN's electricity bills by an average of 11% each month. Through the system capacity optimization process, it was found that the optimal capacity of the designed rooftop PLTS system was 178 kWp with a total of 434 solar modules. Therefore, the application of a rooftop PLTS in Production Building II PT. OC is very useful for increasing energy efficiency and obtaining significant economic benefits."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cherish Amarissa Gadisku
"Indonesia memiliki tekad untuk mengurangi gas rumah kaca dengan mencanangkan target energi terbarukan. Dari seluruh jenis energi terbarukan, energi surya adalah jenis energi yang memiliki potensi paling tinggi. Namun, sangat disayangkan bahwa penggunaannya masih sangat minim. Untungnya, semakin banyak pebisnis yang sadar manfaat dari investasi PLTS atap. Salah satu perusahaan yang memiliki keinginan untuk investasi PLTS atap adalah PT XYZ, sebuah pabrik manufaktur yang terletak di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Perusahaan tersebut memiliki keinginan untuk menginvestasikan PLTS atap di salah satu bangunan yang ada di lokasi pabrik. Namun, sebelum melakukan investasi panel surya, sebaiknya perusahaan sebagai investor memperhitungkan faktor ketidakpastian yang dapat terjadi saat dilakukan pemasangan PLTS atap. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis kelayakan investasi dari segi teknis maupun ekonomi terhadap pemasangan PLTS atap pabrik dengan tetap mempertimbangkan risiko dari faktor ketidakpastian untuk menghemat biaya listrik bulanan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode value at risk dengan teknik Simulasi Monte Carlo. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa faktor ketidakpastian pada investasi kelayakan pemasangan PLTS atap pabrik dapat dibedakan menjadi tiga faktor, yaitu faktor yang mempengaruhi biaya, energi keluaran, dan kebijakan. Sesudah mempertimbangkan seluruh faktor ketidakpastian, proyek pemasangan PLTS atap layak untuk dilakukan dengan nilai NPV at Risk sebesar Rp 154.205.585,00, IRR at Risk sebesar 6,52 %, dan Payback Period at Risk sebesar 9 tahun dengan confidence level 95% dan jangka waktu simulasi selama 15 tahun.

Indonesia is determined to reduce greenhouse gases by setting renewable energy targets. Of all the renewable energy types, solar energy is the one with the highest potential. However, it is unfortunate that its use is still very minimal. Fortunately, more and more businesses are realizing the benefits of rooftop solar power investment. One such company is PT XYZ, a manufacturing plant located in Kendal Industrial Park, Central Java. The company wants to invest in rooftop solar panels on one of its buildings. However, before investing in solar panels, the company as an investor should consider the uncertainty factors that can occur when installing rooftop solar panels. Therefore, it is necessary to analyze the feasibility of investment from a technical and economic perspective on the installation of rooftop solar panels while still considering the risk of uncertainty factors to save monthly electricity costs. This research was conducted using the value at risk method with the Monte Carlo simulation technique. The result of this study is that the uncertainty factors in the feasibility investment of installing PLTS on the factory roof can be divided into three factors, namely factors affecting costs, output energy, and government policies. After considering all uncertainty factors, the rooftop PLTS installation project is considered as feasible with an NPV at Risk value of Rp 154,205,585.00, IRR at Risk of 6.52%, and Payback Period at Risk of 9 years with a confidence level of 95% and a simulation period of 15 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derry Luthfy
"Energi surya merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang tersedia melimpah dan ramah lingkungan terutama di negara tropis. Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya semakin bervariasi, baik dalam bentuk pembangkitan besar-besaran di daerah yang luas dan terpencil maupun di tempat-tempat umum yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik yang praktis. Pada penelitian ini dilakukan simulasi perancangan PLTS on-grid di Kantin Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan pengujian dengan 2 metode yang berbeda. Metode pertama adalah perancangan berdasarkan beban harian pada kantin on-grid dan cadangan baterai on-grid, yang kedua adalah pemanfaatan area yang dapat dipasang panel surya on-grid dan baterai cadangan on-grid. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kelayakan teknis dan ekonomis dari rancangan ini. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa metode perancangan PLTS berdasarkan on-grid area yang tersedia menghasilkan tingkat keandalan ekonomi yang paling baik, dimana sistem ini dapat memberikan kontribusi penyediaan energi listrik sebesar 68,98% dari beban hari kerja dan 182,18%. dari beban. hari libur, dan dapat menghasilkan potensi energi sebesar 16.063 kWh per tahun.

Solar energy is one of the renewable energy sources that is abundantly available and environmentally friendly, especially in tropical countries. The use of solar power plants is increasingly varied, both in the form of large-scale generation in large and remote areas and in public places with the aim of reducing dependence on practical electricity generation. In this study, a simulation of the on-grid PV mini-grid design was carried out at the Canteen of the Faculty of Engineering, University of Indonesia by testing with 2 different methods. The first method is a design based on the daily load on the on-grid canteen and on-grid battery backup, the second is the utilization of the area that can be installed on-grid solar panels and on-grid backup batteries. This study aims to see the level of technical and economic feasibility of this design. From the results of the analysis, it can be concluded that the PLTS design method based on the available on-grid area produces the best level of economic reliability, where this system can contribute to the supply of electrical energy by 68.98% of the workday load and 182.18%. from the load. holidays, and can generate energy potential of 16,063 kWh per year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Rizqullah
"Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan teknologi saat ini sudah semakin pesat. Hampir seluruh peralatan dan teknologi yang digunakan memanfaatkan energi listrik sebagai sumber daya utamanya. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut diperlukan pembangkit listrik yang andal. Pembangkit listrik masa kini masih didominasi dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara dan fosil. Walaupun pembangkit tersebut bisa menghasilkan listrik yang cukup terdapat efek samping seperti kerusakan lingkungan dan juga sumber daya yang semakin menipis. Oleh karena itu, pemerintah telah memberlakukan peraturan baru untuk menggunakan energi baru terbarukan (EBT) salah satunya dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perancangan PLTS atap on-grid gedung LP3I Pasar Minggu berdaya 41,5 kVA. Perancangan PLTS ini dapat memproduksi energi selama setahun sebesar 19.394,2 kWh dan bisa berkontribusi ke kebutuhan listrik bangunan sebesar 46,5% dengan kebutuhan energi bangunan sebesar 41.701,2 kWh. Modal awal investasi yang diperlukan adalah sebesar Rp231.730.250. Perancangan PLTS ini mempunyai LCOE sebesar Rp629,06 per kWh di bawah nilai LCOE PT PLN (Persero) sebesar Rp.1.119 per kWh. Rata-rata penghematan tagihan listrik yang didapatkan per bulan sebesar Rp2.031.005 dengan pengembalian modal investasi didapatkan pada tahun ke-13.

As time goes by, the development of technology is increasing rapidly. Almost all equipment and technology used utilizes electrical energy as its main power source. To meet the needs of electricity, a reliable power plant is needed. Today's power plants are still dominated by power plants that use coal and fossils. Although the plant can produce enough electricity there are side effects such as environmental damage and also depleting resources. Therefore, the government has enacted new regulations to use new and renewable energy (EBT), one of which is by building a Solar Power Plant (PLTS). In this study, we will discuss the design of the on-grid PLTS roof LP3I Pasar Minggu building with 41.5 kVA power. This PLTS design can produce energy for a year of 19,394.2 kWh and can contribute to the electricity needs of buildings by 46.5% with building energy needs of 41,701.2 kWh. The initial investment capital required is Rp231.730.250. This PLTS design has an LCOE of Rp629,06 per kWh, below the LCOE of PT PLN (Persero) of Rp.1.119 per kWh. The average electricity bill savings obtained per month is Rp2.031.005 with a return on investment capital obtained in the 13th year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Fathah
"Energi surya merupakan sebuah energi terbarukan yang dapat menjadi energi listrik. Berdasarkan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 ayat 7 mengenai peralihan ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dengan menginstalasi PLTS pada seluruh gedung pemerintah daerah. Indonesia mempunyai potensi energi bekisar 4,8 kWh/m2/hari yang dapat mengurangi polusi dari penggunaan energi fosil. Pemakaian energi pada hampir disemua sekolah cukup besar di siang hari dan saat malam hari hampir tidak adanya profil beban. Pembangkit Listrik Tenaga Surya mampu memberikan energi berkelanjutan dan penghematan biaya pemakaian listrik. Perancangan PLTS mempunyai standar kelayakan teknis dan ekonomis. Standar kelayakan teknis seperti, parameter irradiasi di lokasi, daya yang dihasilkan harus lebih besar 50% dari daya puncak beban, serta pemakaian luas area yang tersedia harus lebih besar dari yang terpakai untuk perancangan plts. Standar kelayakan ekonomis berdasarkan nilai NPV harus positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan baik secara teknis maupun secara ekonomis dari perancangan ini. Energi listrik yang dihasilkan PLTS berasal dari sel surya berjenis monokristalin yang mempuyai tingkat efisien 24% lebih tinggi dibandingkan jenis sel surya yang lain. Sistem perancangan PLTS yang digunakan terhubung langsung dengan PLN dengan menggunakan grid tie converter serta pencatat kWh expor-impor. Daya PLTS yang dihasilkan harus lebih besar dari 50% daya puncak beban yang ada. Dari hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa perancangan PLTS di SDN 01 Pejaten Timur mempunyai nilai kelayakan secara teknis maupun secara ekonomis. Penelitian ini layak secara teknis karena, tingkat irradiasi matahari yang ada di lokasi sebesar 4 kWh/m2/hari, daya PLTS yang dihasilkan sudah lebih besar dari 50% daya puncak beban, dan luas area yang terpakai untuk perancangan plts di area sekolah masih lebih kecil dengan luas area sekolah yang tersedia. Penelitian ini layak secara ekonomis karena, nilai NPV yang didapatkan positif selama 25 tahun umur PLTS. Perancangan PLTS ini mempunyai lama titik impas berada pada tahun ke 18 penggunaan dan sudah mendapatkan keuntungan.

Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Solar energy is a renewable energy that can be electricity. Based on Governor Instruction Number 66 Year 2019 paragraph 7 regarding the transition to renewable energy and reducing dependence on fossil fuels by installing PLTS in all local government buildings. Indonesia has an energy potential of around 4.8 kWh/m2/day which can reduce pollution from the use of fossil energy. Energy use in almost all schools is quite large during the day and at night there is virtually no load profile. Solar Power Plants are able to provide sustainable energy and reduce electricity consumption costs. The design of PLTS has technical and economic feasibility standards. Technical feasibility standards such as irradiation parameters at the site, the power produced must be greater than 50% of the peak power, and the use of the available area must be greater than that used for the design of PLTS. Standard of economic feasibility based on NPV value must be positive. This study aims to determine the level of feasibility both technically and economically from this design. The electrical energy produced by PLTS comes from monocrystalline solar cells which have an efficient level of 24% higher than other types of solar cells. The PLTS design system used is connected directly to PLN using a grid tie converter and export import kWh recorder. The PLTS power generated must be greater than 50% of the existing peak load power. From the results of the research analysis it can be concluded that the design of PLTS in SDN 01 Pejaten Timur has technical or economic feasibility. This research is technically feasible because, the level of solar irradiation at the site is 4 kWh/m2/day, the solar power generation generated is greater than 50% of the peak load power, and the area used for designing solar power in the school area is still smaller with the size of the school area available. This study is economically feasible because, the NPV value obtained is positive for 25 years of PLTS. The design of this PLTS has a break even point in the 18th year of use and has already benefited."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>