Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169502 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Juneka
"Dalam meningkatkan nilai tambah pengolahan mineral, pemerintah menyusun kebijakan melalui Undang Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang kemudian ditindaklanjuti melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di dalam negeri. Tanggapan yang mendukung pengolahan minerba (Mineral dan Batubara) dalam negeri adalah untuk memperkuat industri dalam negeri dengan alasan bahwa industri nasional membutuhkan ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan. Tanggapan yang masih mendukung ekspor minerba mentah memiliki alasan bahwa industri dalam negeri belum mampu menyerap seluruh pertambangan mineral. Kebijakan larangan ekspor mineral mentah diikuti oleh kewajiban pembangunan smelter untuk pengolahan/pemurnian mineral mentah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak kebijakan larangan ekspor mineral mentah dan pembangunan smelter terhadap output dan pendapatan masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis input-output yang dimutakhirkan dengan teknik RAS tahun 2014 pada tabel input-output Indonesia tahun 2010. Pembangunan smelter dipandang sebagai investasi terhadap perekonomian Indonesia. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat simulasi) yaitu: (1) penurunan ekspor 100% dan investasi sesuai target 100%; (2) penurunan ekspor 100% dan investasi aktual; (3) penurunan ekspor aktual dan invetasi 100% dan (4) perubahan ekspor aktual dan investasi aktual. Nilai 100 % ekspor adalah ekspor 2014-2016 dan ekspor aktual selisih ekspor tahun 2013-2014, tahun 2014-2015 dan tahun 2015-2016. Investasi 100% adalah investasi pembangunan smelter selama tahun 2014-2016 baik yang sudah beroperasi dan belum beroperasi, dan investasi aktual adalah smelter yang beroperasi. Dampak simulasi I menyebabkan output naik Rp20,191,766 juta dan pendapatan naik Rp2,045,980 juta. Dampak Simulasi II menyebabkan output turun Rp131,373,464 juta dan pendapatan turun Rp19,053,229 juta; dampak simulasi III menyebabkan output naik Rp34,447,700 juta dan pendapatan turun Rp6,496,011 juta; serta dampak simulasi IV menyebabkan output turun Rp117,117,531 juta dan pendapatan turun Rp27,595,220 juta.

In increasing the added value of mineral processing, the government prepares the policy through Law no. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining which is then followed up through Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 1 of 2014 on Increasing Mineral Added Value through Mineral Processing and Purification Activities in the country. The response that supports the domestic minerals (Coal and Coal) processing is to strengthen the domestic industry on the grounds that national industries need sustainable supply of raw materials. Responses that still support the export of raw minerba have a reason that the domestic industry has not been able to absorb all mineral mining. The policy on the prohibition of raw mineral exports is followed by the obligation of smelter development for processing / refining of crude minerals. This study was conducted to examine the impact of the policy on the prohibition of raw mineral exports and smelter development on the output and income of Indonesians. This research uses an updated input-output analysis method with RAS technique of 2014 in Indonesian input- output table in 2010. The development of smelter is seen as investment to Indonesian economy. In this research there are 4 (four simulation) that is: (1) 100% export decrease and investment target 100%; (2) 100% export decline and actual investment; (3) actual export decline and 100% investment and (4) actual export changes and actual investment. The value of 100% of exports is export from 2014-2016 and actual export exports in 2013-2014, 2014-2015 and 2015-2016. 100% investment is a smelter development investment during the year 2014-2016 both already operating and not yet operating, and actual investment is the smelter that operates. The impact of simulation I caused the output to rise Rp20,191,766 million and income increased Rp2,045,980 million. Simulation Impact II caused output to fall by Rp131,373,464 million and revenue decreased Rp19,053,229 million; The impact of simulation III caused the output to rise Rp34,447,700 million and revenue decreased Rp6,496,011 million; As well as the impact of the IV simulation caused the output to fall Rp117,117,531 million and the income down Rp27,595,220 million."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Putra Adhi Laksana
"The Indonesian government adopted mineral export taxes by imposing a high tariff on raw materials while waiving tariffs on processed products. Tariffs decreased following the progress of refinery plant construction. Based on the fixed effects panel regression at the commodity-country-pair level, this study finds that the export taxes system negatively reduces raw material export while increasing processed mineral export. Tariff stratification on mineral commodities distorts trade patterns, affecting business orientation in upstream and downstream sectors. Furthermore, tier tariff significantly elevates the export quantity of downstream products compared to flat export taxes, directly proportional to export value. Export contraction of raw materials resulted from tier tariff slightly lower than the flat type but with a higher exports performance of processed products. The shifting phenomena to the value-added industry indicate an effort for export taxes evasion. This finding is reinforced by the massive investment inflow in the mineral processing sector. Meanwhile, the exporter manufacturing industry positively correlates with the export performance of processed products and a negative direction with raw material, which aligns with the main finding."
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2022
330 JPP 6:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Indah Hermayani
"Setiap perusahaan yang berorientasi keuntungan maupun publik pasti memikirkan tata kelola perusahaan pada setiap proses bisnis nya. Tidak berbeda dengan perusahaan yang memiliki inti bisnis pada produksi makanan dan minuman, sudah barang tentu harus memiliki tingat kefokusan dalam menjamin kualitas mutu serta terjaminnya keamanan bahan baku pada makanan dan minuman yang akan disajikan kepada konsumen. Dalam mencegah risiko yang mungkin timbul dikemudian hari, terdapat pedoman atau sebuat konsep dalam mencari titik kritis pada alur produksi penjagaan kualitas mutu bahan baku makanan. Penelitian ini bertujuan dalam menganalisis hasil penerapan konsep sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) pada restaurant steak ala Indonesia, Abuba Steak, yang bernaung dibawah PT Abuba. Dimana PT Abuba akan melakukan sertifikasi standard kualitas mutu sesuai HACCP. Penerapan konsep yang berfokus pada penerapan penjagaan kualitas bahan baku yang dihasilkan melalui uji cemara fisik, kimia, dan mikrobiologis. Penelitian yang dilakukan berjenis deskriptif dengan metode observasi secara langsung ke Lapangan (Central Production PT Abuba). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa implementasi penerapan HACCP yang belum dilakukan, seperti halnya titik kritis yang seharusnya sudah ditentukan dalam SOP (Standar Operasional Prosedur) belum dijabarkan secara lengkap. Begitu pula penerapan prinsip HACCP lainnya yang harus dilakukan Central Production dalam sertifikasi HACCP.

Every profit-oriented and public company must think about corporate governance in every business process. It’s not different from companies that have a core business on the production of food and beverages, of course, must have a focus on ensuring the quality and guaranteed of raw materials on food and beverages to be served to consumers. In preventing risks that may arise in the future, there is a guideline or a concept in search for a critical point in the production flow of quality care of food raw materials quality. This study aims to analyze the results of HACCP system concept (Hazard Analysis Critical Control Point) in Indonesian steak restaurant, Abuba Steak, under PT Abuba. Where PT Abuba will perform quality standard certification according to HACCP. Implementation of a concept that focuses on the application of raw material quality guarding through physical, chemical, and microbiological test. Research conducted descriptive type with the method of observation directly to the field (Central Production PT Abuba). The results show that there are several implementation of HACCP that has not been done yet, just like the critical point that should have been determined in SOP (Standard Operating Procedure) has not been fully described. Similarly, the application of other HACCP principles that Central Production should take in HACCP certification."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Wulandari
"Pada 5 tahun terakhir, permintaan kemasan fleksibel mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 10 tiap tahunnya yang diikuti dengan munculnya pemain baru yang menyebabkan persaingan di industri kemasan fleksibel semakin ketat, sehingga muncul tantangan besar yang dihadapi perusahaan kemasan fleksibel di Indonesia, yaitu bagaimana perusahaan dapat mengefisiensikan biaya operasinya agar dapat bersaing. Salah satu cara mengefisiensikan biaya operasi adalah dengan melakukan manajemen persediaan yang baik dengan memperhatikan komponen biaya persediaan untuk didapat keputusan kuantitas Q dan waktu pesan T sehingga didapat total biaya persediaan minimal.
Manajemen persediaan merupakan tema dalam penelitian ini dengan objek penelitian yaitu salah satu perusahaan kemasan fleksibel di Cikarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi ABC untuk menentukan tingkat kepentingan bahan baku dan Mixed Integer Linear Programming MILP untuk mendapatkan total biaya persediaan minimal.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 31 bahan baku yang masuk ke dalam kategori A dari 230 bahan baku di perusahaan, diperoleh jumlah kuantitas pesan Q bahan baku, lead time kedatangan bahan baku T , dan total biaya persediaan 31 bahan baku klasifikasi A, serta diperoleh faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar total biaya persediaan, yaitu biaya simpan, biaya pesan, demand, dan jumlah persediaan pengaman.

In the last 5 years, flexible packaging demand grow 10 per year in average and followed by the emergence of new players that cause competition in the flexible packaging industry getting tighter, so that there is big challenge that faced by flexible packaging companies in Indonesia, that is how companies can has efficient operating cost in order to compete. One of the way to efficient operating cost is manage inventory well by taking into account the components of the inventory cost for obtaining quantity decisions Q and order time T to obtain the minimum total inventory cost.
Inventory management is theme of this research with the object of the research is one of the flexible packaging company in Cikarang. The method that used in this research is ABC classification to determine the importance of raw materials and Mixed Integer Linear Programming MILP to get the minimum total inventory cost.
The results of this research are 31 raw materials that categorized as category A from 230 raw materials in the company, obtained quantity of order Q of raw material, arrival lead time of raw material T , and total inventory cost of 31 raw materials from classification A, as well as obtained any factors that affect total inventory cost, that are holding cost, order cost, demand, and number of safety stock.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman
"Pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar cair alternatif seperti biodiesel dari mikroalga menjadi perhatian utama oleh banyak kalangan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) disaat kondisi cadangan dan produksi minyak yang terus menyusut dan pemanfaatan BBM yang berdampak terhadap pemanasan global. Penelitian bertujuan untuk mengetahui produktivitas biomassa Synechococcus HS-9 sebagai kandidat bahan baku yang potensial untuk menghasilkan biodiesel, mengetahui pengaruh hidrodinamik terhadap proses pertumbuhan Synechococcus HS-9 selama proses kultivasi, proses optimasi mulitiobjektif untuk mendapatkan konsentrasi biomassa dan efisiensi energi yang optimal, serta mengetahui potensi dampak lingkungan melalui analisis LCA. Proses kultivasi Synechococcus HS-9 dilakukan menggunakan Rectangular Airlift Photobioreactor Using Baffles (RAPBR- Bs). Data gambar dan video gelembung di dalam RAPBR-Bs diambil dengan menggunakan high speed camera Fastec TS5 untuk keperluan analisis hidrodinamik. Optimasi multiobjektif dilakukan dengan menggunakan Artificial Neural Network (ANN) dan Multi-Objective Genetic Algorithms (MOGA). Analisis LCA menggunakan software LCA GABI versi 10.5.1.124 commercial license dan database Ecoinvent 3.7.1. Berdasarkan analisis data hasil eksperimen diperoleh hasil proses kultivasi Synechococcus HS-9 berupa biomassa kering sebesar 3,226 g dengan produktivitas biomassa 0,0117 mg/l/hari dan laju pertumbuhan sel sebesar 0,012 per hari. Parameter hidrodinamik seperti propertis gelembung, yaitu kecepatan gelembung, diameter gelembung, bilangan non dimensional, superficial gas velocity, bubble rise velocity, dan gas holdup, serta proses perpindahan massa yang terjadi di dalam RAPBR-Bs sangat berpengaruh dan meningkatkan proses pertumbuhan Synechococcus HS-9 selama proses kultivasi. Hasil optimasi menggunakan ANN-GA diperoleh nilai optimum target, yaitu konsentrasi biomaas (C)= 4,61x10-5 mg/ml dan efisiensi energi (ղ) = 0,043 %. Nilai target tersebut paling optimum pada nilai input T = 29,7 0C; I= 254,7 μmol m-2s-1; pH = 8,6; CO2 = 83,4 ppm; ORP =149,1 mV; dan DO =6 mg/l. Analisis LCA yang dilakukan selama proses produksi biomassa Synechococcus HS-9 menunjukkan penggunaan listrik dan kompresor berkontribusi paling tinggi terhadap dampak lingkungan. Proses produksi biomassa kering Synechococcus HS-9 menyebabkan dampak terhadap lingkungan sebesar 8,38x10-9 Pt. Lima kategori dampak yang merasakan secara signifikan, yaitu Marine Aquatic Ecotoxicity Potential, Human Toxicity Potential, Freshwater Aquatic Ecotoxicity Pot, Abiotic Depletion, dan Global Warming Potential (GWP 100 years).

The development and utilization of alternative liquid fuels such as biodiesel from microalgae is a major concern for many people. This is due to the increasing demand for fuel oil when the condition of oil reserves and production are shringking and the use of fuel oil has an impact on global warming. The aims of the study were to determine the biomass productivity of Synechococcus HS-9 as a potential raw material candidate to produce biodiesel, the effect of hydrodynamics on the growth process of Synechococcus HS-9 during the cultivation process, the multi-objective optimization process to obtain optimal biomass concentration and energy efficiency, and the LCA analysis. The cultivation of Synechococcus HS-9 was carried out in a Rectangular Airlift Photobioreactor with Baffle (RAPBR-Bs). For hydrodynamic analysis, image and video data of bubbles in the RAPBR-Bs were taken using a Fastec TS5 high speed camera. Artificial Neural Network (ANN) and Multi-Objective Genetic Algorithms (MOGA) were used for multi-objective optimization. LCA analysis was performed with the LCA GABI software version 10.5.1.124 commercial license and the Ecoinvent 3.7.1 database. Based on the analysis of experimental data, Synechococcus HS-9 cultivation process produced 3,226 g of dry biomass with a biomass productivity of 0,0117 mg/L/day and a cell growth rate of 0,012 per day. Hydrodynamic parameters such as bubble properties, such as bubble velocity, bubble diameter, non-dimensional number, superficial gas velocity, bubble rise velocity, and gas holdup, as well as mass transfer processes that occur in RAPBR-Bs, have a large influence on the growth of Synechococcus HS-9 during cultivation. Optimization results using ANN-GA obtained the optimum target value, namely biomass concentration (C) = 4,61x10-5 mg/ml and energy efficiency (ղ) = 0,043 %. The target value is the most optimum at the input value T = 29,7 0C; I= 254,7 μmol m-2s-1; pH = 8,6; CO2 = 83,4 ppm; ORP = 149,1 mV; and DO = 6 mg/l. LCA analysis conducted during the Synechococcus HS-9 biomass production process showed that the use of electricity and compressors contributed the most to the environmental impact. The dry biomass production process of Synechococcus HS-9 causes an environmental impact of 8,38x10-9 Pt. Five categories of impacts that felt significantly, namely Marine Aquatic Ecotoxicity Pot, Human Toxicity Potential, Freshwater Aquatic Ecotoxicity Pot, Abiotic Depletion, and Global Warming Potential (GWP 100 years)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gian Djohan Junior
"ABSTRAK
Pada penelitian ini detergen cair dalam bentuk nanofluida disintesis dari surfaktan metil ester sulfonat (MES) dengan bahan baku minyak jelantah dan nanopartikel ZnO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh detergen ramah lingkungan dengan stabilitas dan kinerja yang optimum. Minyak jelantah difiltrasi untuk menghilangkan kotoran yang dapat disaring kemudian kandungan asam lemak bebas (ALB) pada minyak jelantah dikurangi dengan menambahkan NaOH pada proses netralisasi. Kemudian dilakukan bleaching dengan variasi konsentrasi massa karbon aktif 5%, 10%, 15%, 20% untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas dan mendapatkan warna minyak jelantah yang lebih cerah mendekati warna minyak komersil. Minyak jelantah dan metil ester dikarakterisasi menggunakan GC-MS untuk mengetahui komposisi yang terkandung didalamnya. MES disintesis dengan melakukan sulfonasi pada metil ester menggunakan natrium bisulfit (NaHSO3). Hasil sulfonasi kemudian dipurifikasi dengan variasi konsentrasi methanol 10%, 20%, 30%, 40% dan dilanjutkan dengan netralisasi hingga pH 7. Karakterisasi MES menggunakan spektrofotometer FTIR untuk melihat ikatan kimia yang terdapat pada MES. Detergen cair dihasilkan dengan menambahkan 0,1% nanopartikel ZnO dan aquades kedalam MES dengan variasi konsentrasi massa 10,0%; 12,5%; 15,0%. Bleaching menggunakan 20% karbon aktif menghasilkan warna minyak jelantah paling cerah dan penurunan kadar ALB sekitar 31% dengan ALB akhir 0,6%. Purifikasi MES dengan 40% metanol menghasilkan surfaktan dengan tegangan permukaan terbaik sekitar 34 dyne/cm. Detergen cair dengan kualitas terbaik didapatkan pada konsentrasi MES 15% dengan stabilitas sekitar 88%, kemampuan pengangkatan kotoran sekitar 65%, dan kemampuan degradasi kotoran 82%.

ABSTRACT
The environmentally friendly anionic surfactant methyl ester sulfonate (MES) was synthesized from waste cooking oil (WCO). MES was combined with ZnO nanoparticles, producing nanofluidic detergent. Free fatty acid (FFA) in WCO was reduced by adding NaOH solution, while other impurites, such as food residues, were removed by means of filtration. Bleaching was also performed using activated carbon at various concentrations of 5%;10%;15%;20%wt. The purified cooking oil then underwent transesterification with oil-methanol molar ratio of 1:9. The as-produced methyl ester and WCO were analyzed using GC-MS to confirm their composition. Sulfonation was then performed by adding sodium bisulfite (NaHSO3) to produce MES surfactant.The product was then purified using methanol of various concentrations of 10%, 20%, 30%, 40%v/v. Finally, NaOH solution was added to neutralize the synthesized MES, and FTIR analysis was subsequently performed to scrutinize its chemical bonding properties. Combined with ZnO nanoparticles, nanofluidic detergent was producedat various MES concentrations of 10.0%, 12.5%, 15.0%wt. In this work, we establishedthe optimum condition for bleaching process beingin the use of 20% activated carbon,causing WCO color to alter from dark brown to light yellow while promotingsignificant reduction of FFA was about 31% with FFA final 0.6%. We also found that purification of MES using 40%v methanol results in surfactant with adequately low surface tension of 33.6 dyne/cm. Liquid detergent comprising of 15% MES concentration and 0.1% ZnO nanoparticles exhibit notable stability was about 88%, while retaining 65% stain removal as well as 82%.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Wilmayanti
"Di Indonesia, sampai 5 Desember 2022 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada anak (GGAPA) diduga akibat intoksikasi EG/DEG terdapat 324 kasus. Akar permasalahan dari kasus EG/DEG tersebut diimplikasikan dengan beberapa kelalaian, yaitu industri farmasi tidak melakukan uji identifikasi secara lengkap khususnya verifikasi kemurnian terhadap raw material gliserin sebagai pelarut. Menindaklanjuti kasus tersebut, WHO menegaskan kembali kepada pemegang otoritas seperti industri farmasi dan BPOM. Industri farmasi wajib menggunakan bahan baku pharmaceutical grade dari suplier dengan lisensi resmi, serta pengujian bahan baku harus dilakukan secara hati-hati. Project Gap Analisis dipilihkan oleh QC Supervisor berkoordinasi dengan bagian TS. Penulis sudah meminta izin untuk mencantumkan beberapa data Fonko ke dalam laporan ini. Gap analisis spesifikasi diketahui terdapat 1 jenis API yang sudah OK, yaitu Oxaliplatin dan 17 jenis API yang NOK. Gap analisis spesifikasi diketahui terdapat 3 jenis excipient yang sudah OK dan 10 jenis excipient yang NOK. Gap analisis spesifikasi diketahui terdapat 3 jenis finished product yang sudah OK dan 26 jenis finished product yang NOK. Gap analisis metode pengujian diketahui 7 jenis API, 4 jenis excipient, dan 11 jenis finished product yang belum memiliki monografi di FI VI.

In Indonesia, as of December 5th 2022, there were 324 cases of Acute Kidney Disease caused by EG/DEG intoxication. The EG/DEG intoxication cases were implicated as the pharmaceutical industry did not carry out complete identification tests, especially verification of the purity of the raw material glycerin as a solvent. Following up on this case, WHO reiterated this to the pharmaceutical industry and BPOM. The pharmaceutical industry is obliged to use pharmaceutical grade raw materials from suppliers with official licenses, and raw material testing must be carried out carefully. The Gap Analysis Project wass selected by the QC Supervisor in coordination with the TS department. The author has requested permission to include some Fonko’s data in this report. Gap analysis of specifications revealed that there was 1 type of API that was OK, namely Oxaliplatin and 17 types of API that were NOK. Gap analysis of specifications shows that there are 3 types of excipient that are OK and 10 types of excipient that are NOK. Gap analysis of specifications shows that there are 3 types of finished products that are OK and 26 types of finished products that are NOK. The gap analysis of testing methods identified 7 types of API, 4 types of excipient, and 11 types of finished products that do not yet have monographs in FI VI.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Adlia Catur Putri
"Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya melaksanakan paten tersebut Hak eksklusif ini bagi pemegang paten meliputi hak untuk impor produk. Adanya peluang yang luas untuk mengimpor akan memberikan dampak buruk bagi industri farmasi dalam negeri.
Penelitian ini akan membahas pengaturan hak eksklusif mengenai importasi terhadap kewajiban untuk melaksanakan paten serta pengaruhnya terhadap ketergantungan bahan baku obat.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif, dimana penulis menggunakan dua pendekatan yaitu undang-undang dan konseptual. Selain itu, penulis menggunakan metode analisis kualitatif.
Setelah melakukan perbandingan dan analisis, ternyata pengaturan hak eksklusif mengenai importasi masih sangat luas dan berpengaruh terhadap pelaksaan dan kewajiban pada pemegang paten. Agar dapat dilaksanakan dengan baik, maka pengaturan mengenai importasi perlu dibatasi dan perlu diatur lebih lanjut agar dapat mengurangi jumlah angka ketergantungan bahan baku obat dan dapat mengembangkan industry manufaktur farmasi di Indonesia.

Patentee has the exclusive right to exploit its patents and prohibit the other party without the consent of the patent implementing these exclusive rights to the patentee includes the right to import products. The big of opportunities for import will affect the domestic pharmaceutical industry.
This research will discuss the regulation of exclusive right and its influence on the importation of raw material drug dependence.
This research is a normative and qualitative research, where the authors use two approaches, it?s from regulation and conceptual laws. In addition, the author uses the method of qualitative analysis.
After analyzing the problem in this research, I came to the conclusion that the regulation about exclusive right of importation is still very widespread and affect the implementation and obligations on patentee. In order to be implemented properly, then the regulation of importation should be limited and should be further arranged to be decrease the total number of raw material dependence and can develop manufacturing industry of drug and pharmaceutical in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S56774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia Khairunnisa
"Kelancaran proses produksi sangat ditentukan oleh tersedianya bahan baku dalam jumlah dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini disebabkan karena bahan baku merupakan faktor utama dalam pelaksanaan proses produksi pada suatu perusahaan. Pengendalian persediaan bahan baku diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan persediaan bahan baku guna menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan secara efisien. Tingginya tingkat persediaan bahan baku terutama bahan baku spunlace dan talc di dalam gudang penyimpanan bahan baku merupakan masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan FMCG ini sehingga menyebabkan bahan baku harus tersimpan di luar gudang karena tingkat persediaan melebihi kapasitas yang ada.
Untuk mengurangi tingkat persediaan bahan baku tersebut maka perlu ditentukan kebijakan persediaan menggunakan metode Fixed-order Quantity (Q-model) dan Fixed-time Period (P-model) untuk menentukan beberapa parameter kebijakan persediaan seperti kuantitas pembelian, persediaan pengaman (safety stock), dan titik pemesanan kembali (reorder point). Hasil yang diperoleh dari kebijakan persediaan bahan baku dengan metode Q-model adalah average inventory mengalami penurunan mencapai 45% atau sebesar 407ton serta dapat menghemat total biaya persediaan sebesar Rp575.590.409 per tahun.

Smooth production process is largely determined by the availability of raw materials in numbers and size according to the needs of the company. This is because raw material is a major factor in the implementation of the production process in the company. Inventory control of raw materials is needed to plan and control the inventory of raw materials to support activities in the company efficiently. The high level of inventory of raw materials, especially spunlace and talc raw materials in the warehouse of raw materials is a problem that must be faced by the FMCG company is causing the raw materials must be stored outside the warehouse because the inventory level exceeds the capacity.
To reduce inventory level of raw materials is then necessary to determine the inventory policies using Fixed-order Quantity (Q-model) and Fixed-time Period (P-model) to determine some parameters of the inventory policies such as purchase quantity, safety stock, and reorder point. Results obtained from the inventory policy of raw materials with Q-model method are average inventory decreased by 45% or by 407tons and also can save total cost of inventory by Rp575.590.409 per year.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Miryam
"Didalam usaha untuk menghindari kemacetan produksi karena terlambatnya pasokan bahan baku/pembantu dan turunnya mutu dari bahan baku, maka diperlukan pengelolaan bahan baku/pembantu yang efektif. Dengan pengelolaan bahan baku/pembantu yang baik, meliputi perencanaan dan pengendalian bahan baku/pembantu yang baik pada tingkat jumlah sediaan bahan baku/pembantu dapat tersedia sesuai rencana dan tepat waktu guna memenuhi kebutuhan produksi. Dengan usul penerapan sistem Just-in-Time (JlT), maka pengembangan pengelolaan sediaan bahan baku/pembantu atas perencanaan bahan baku/pembantu dan membuat produk dapat Iebih efektif dibandingkan sistem lama, sehingga perencanaan bahan baku/pembantu dan pembuatan produk dapat direncanakan sesuai kebutuhan dan biaya sediaan dapat diminimumkan.
Metode yang digunakan yaitu analisis dan parameter kinerja perusahaan, khususnya pabrik Tabung Elfiji (PTE) - Plumpang yang diamati adalah program dan realiasasi tabung elfiji ukuran 12 Kg , data dari laporan bulanan, data penyebab tidak tercapainya produksi dengan data sekunder dari tahun 1997/1998 dan 1996/1999. Sedangkan alat yang digunakan untuk menganalisa permasalahan adalah metode kualitatif dengan metode Diagram Sebab Akibat (diagram SA) Faktorfaktor yang mempengaruhi Kualitas Bahan dan metode kuantitatif dengan mengukur waktu sejumlah siklus yang cukup memadai dari populasi statistik darimana ditarik nilai-nilal yang bersangkutan (rumus Mundel) serta menghitung waktu standar dan waktu normal dengan memperhitungkan kelonggaran-kelonggaran (penyisihan waktu).
Dari hasil analisa dengan kedua metode fersebut permasalahan yang ada dikarenakan kinerja yang kurang baik disebabkan oleh kesalahan manajemen bukan oleh si pekerja dan dari hasil evaluasi diagram hubungan diketahui penyebabnya adalah proses pengadaan kurang optimal, proses administrasi yang panjang dan tersentralisasi, kurangnya kualitas pemasok, Sumber Daya Manusia (SDM)/tenaga kerja yang kurang profesional/memadai.
Usul penerapan sistem Just-In-Time meliputi pengembangan pengelolaan sediaan bahan baku/pembantu dibatasi pada membuat waktu standar untuk pembuatan tabung LPG, perencanaan dari siklus waktu material yang mengacu pada permintaan total, dan membuat produk dengan sistem tarik (pull system) menggunakan kartu kanban.
Hasil evaluasi usul penerapan sistem Just-In-time ini dapat menghitung perencanaan harian dan siklus waktu bahan baku/pembantu (material) tabung LPG dengan konsep zero inventory sebagai kondisi ideal dari sistem JIT, dan membuat produk dengan sistem Just-In-Time menggunakan kanban sesuai kebutuhan, serta membuat waktu standar sehingga perusahaan dapat mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini panting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing (kinerja) dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang sanget kompetitif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>