Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174598 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ryan Rizqi Putra
"Latar belakang: Swamedikasi merupakan penggunaan obat-obatan atas inisiatif diri sendiri salah satunya dengan menggunakan obat tradisional. Swamedikasi obat tradisional dilakukan oleh berbagai kalangan termasuk mahasiswa dan kemungkinan penggunaannya mengalami peningkatan selama masa pandemi COVID-19 . Salah satu faktor yang mempengaruhi swamedikasi obat tradisional yaitu persepsi individu mengenai kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menjelaskan mengenai hubungan persepsi sehat individu dengan perilaku swamedikasi menggunakan obat tradisional pada mahasiswa.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode studi potong lintang pada mahasiswa di Universitas Indonesia. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur persepsi sehat individu dan kuesioner perilaku swamedikasi obat tradisional disebarkan ke mahasiswa program pendidikan sarjana di Universitas Indonesia. Selanjutnya data diolah dan dianalisis dengan SPSS versi 25.
Hasil: Diperoleh data dari 152 responden mahasiswa di Universitas Indonesia. Secara umum mahasiswa Universitas Indonesia memiliki skor persepsi sehat yang baik. Proporsi penggunaan obat tradisional selama masa pandemi COVID-19 yaitu 62,5%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi sehat dengan perilaku swamedikasi di masa pandemi COVID-19 pada mahasiswa Universitas Indonesia.
Kesimpulan: Proporsi penggunaan obat tradisional pada mahasiswa Universitas Indonesia cukup tinggi, namun tidak berhubungan dengan persepsi sehat pada individu.

Introduction: Self-medication is the use of medicines on one's own initiative, one of which is using traditional medicine. Self-medication of traditional medicines is carried out by various groups including students and the possibility of their use has increased during the COVID-19 pandemic. One of the factors that influence self-medication of traditional medicine is the individual's perception of his health condition. Therefore, this study is aimed at explaining the relationship between individual health perceptions and self-medication behavior using traditional medicine in students.
Method: The research was conducted using a cross-sectional study method on students at the University of Indonesia. The SF-36 questionnaire was used to measure the individual's health perception and the traditional medicine self-medication behavior questionnaire was distributed to students of undergraduate education programs at the University of Indonesia. Furthermore, the data is processed and analyzed with SPSS version 25.
Result: Data were obtained from 152 student respondents at the University of Indonesia. In general, University of Indonesia students have a good health perception score. The proportion of traditional medicine use during the COVID-19 pandemic is 62.5%. There is no significant relationship between health perceptions and self-medication behavior during the COVID-19 pandemic in University of Indonesia students.
Conclusion: The proportion of using traditional medicine among University of Indonesia students is quite high, but it is not related to the perception of health in individuals.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Rahmadhanti
"Pembaharuan izin harus dilakukan oleh industri obat tradisional paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkan (23 Februari 2012) sesuai dengan Permenkes Nomor 006 tahun 2012. Capaian pembaharuan izin IOT di Propinsi DKI Jakarta hingga Maret 2015 belum optimal yaitu sebesar 36,36%. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kendala dalam implementasi pembaharuan izin IOT di Propinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali informasi secara mendalam dari 4 (empat) IOT pada bulan April-Juni 2015.
Hasil penelitian menunjukkan tujuan kebijakan telah dipahami oleh pelaksana sehingga memiliki tingkat kepatuhan cukup baik. Kendala yang dihadapi dalam CPOTB terkait sumber daya finansial, karena membutuhkan investasi yang cukup besar untuk pemenuhannya. Penetapan klaster terhadap kemampuan pemenuhan CPOTB bagi IOT yang terdaftar serta pendampingan dalam memenuhi seluruh persyaratan diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pembaharuan izin IOT.

Renewal of licenses should be done by the traditional medicine industry at most for 2 (two) years since its enactment (February 23, 2012) in accordance with Decree No. 006 of 2012. The achievement of IOT license renewal in DKI Jakarta until March 2015 has not been optimal yet, around 36.36%. Therefore this study was conducted to identify factors that become obstacles in the implementation of IOT license renewal in DKI Jakarta. This study used a qualitative approach to explore in depth information of 4 (four) IOT in April-June 2015.
The results showed policy objectives has been understood by the executors that have a fairly good level of compliance. Obstacles encountered in related CPOTB financial resources, as it requires substantial investment to fulfillment. Determination of clusters towards fulfillment capabilities CPOTB for IOT listed as well as assistance in meeting all the requirements expected to be a solution to the problem of renewal of licenses IOT.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Leonardo Surya Dharmawan
"Di masa pandemi COVID-19, swamedikasi menjadi isu kesehatan yang meningkat. Salah satu populasi terdampak yaitu mahasiswa. Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan pencarian informasi swamedikasi pada mahasiswa. Situasi pandemi COVID-19 juga dapat menyebabkan perubahan persepsi sehat pada individu yang memicu praktik swamedikasi. Kendati demikian hingga saat ini belum diketahui hubungan antara persepsi sehat dengan swamedikasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional analitik dan pengumpulan sampel dengan metode purposive random sampling. Terdapat 152 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Indonesia semester 5-8. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan media google form. Diperoleh data persepsi sehat sebagian besar mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 baik. Proporsi mahasiswa yang melakukan swamedikasi obat bebas selama pandemi COVID-19 adalah 71,71%. Jenis obat bebas yang digunakan oleh mahasiswa selama pandemi COVID-19 sebagian besar adalah antitusif dan antipiretik. Terdapat hubungan signifikan antara persepsi sehat subvariabel kesehatan umum dengan perilaku swamedikasi obat bebas pada mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754 - 11,557).

During the COVID-19 pandemic, self-medication has become an increasing health issue. One of the affected population is students. The COVID-19 pandemic has led to an increase in the search for self-medication information for students. The COVID-19 pandemic situation can also cause changes in health perception in individuals that trigger the practice of self-medication. However, until now there is no known relationship between the health perception and self-medication. This research was conducted by cross-sectional analytic method and sample collection by purposive random sampling. There are 152 respondents students at University of Indonesia semester 5-8. Data collection was done by distributing online questionnaires using google form media. In general, The health perception of most University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic is good. The proportion of students who self-medicated with over-the-counter drugs during the COVID-19 pandemic was 71.71%. The types of over-the-counter drugs used by the students during the COVID-19 pandemic were mostly antitussive and antipyretic. There was a significant relationship between the perception of health in the general health sub-variable with self-medication behavior in University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754-11,557).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bastaman Basuki
"Sebagian penderita tekanan darah tinggi di Indonesia menggunakan pengobatan tradisional di samping obat-obatan antihipertensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beberapa pengobatan tradisonal seperti buah pace, belimbing, bawang putih, atau jamu, yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi stage 1 dan 2. Data diperoleh dari hasil survai lapangan yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat 2 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2001, 2002, 2003 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Subjek penelitian dipilih secara random dari klaster rukun tetangga. Wawancara dan pengukuran tekanan darah dilakukan di rumah subjek oleh mahasiswa yang terlatih di bawah pengawasan staf pengajar. Terdapat 496 subjek dengan hipertensi stage 1 dan 2 dan sebanyak 11,5% menggunakan obat-obatan antihipertensi. Subjek hipertensi stage 2 yang minum obat antihipertensi 5,4 kali lipat jika dibandingkan dengan subjek hipertensi stage 1 (rasio odds suaian 5,44; 95% interval kepercayaan = 2,64 ? 11,27). Pengobatan tradisional yang dilakukan oleh subjek hipertensi terutama ketimun, belimbing, dan buah pace. Hal ini mungkin disebabkan kebiasaan yang kuat memakai obat tradisional dalam masyarakat, terbatasnya fasilitas kesehatan, dan harga obat antihipertensi yang mahal. Disimpulkan bahwa di daerah pedesaan, para penderita hipertensi melakukan pengobatan gabungan obat antihipertensi dengan obat-obat tradisional. (Med J Indones 2004; 13: 246-51)

Some hypertensive subjects in Indonesia consume traditional herbal medicines in addition to the usual pharmacological drugs. This paper studied the relationship between several traditional herbal medicines, such as morinda, star fruit, garlic, or jamu, believed to control hypertension and the risk of current pharmacological antihypertensive drug users in subjects with stage 1 and 2 hypertension in a rural community West Java, Indonesia. The data were obtained from 3 field studies by the second year medical students of the Faculty of Medicine, University of Indonesia conducted in 2001, 2002, and 2003 in a subdistrict of the Bogor regency. The subjects were selected randomly from neighborhood clusters. Interviews and blood pressure measurements were conducted at the houses of the subjects by specially trained second year medical students supervised by faculty members. There were 496 subjects with stage 1 or 2 hypertension, with 11.5% under current antihypertensive drugs. Compared with the hypertension stage 1 subjects, hypertension stage 2 subjects were 5.4 times more likely to be currently taking pharmacological antihypertensive medication (adjusted odds ratio = 5.44; 95% confidence interval = 2.64-11.27). The combined of current antihypertensive medication with traditional medicines were cucumber which being the most dominant followed by star fruit and morinda. Reasons for this were probably the strong influence of culture, the limited medical facilities, and high cost of the antihypertensive drugs. It was concluded that in a rural Indonesia, it was common for hypertensive subjects to take pharmacological drugs as well as traditional medicine for antihypertensive therapy. (Med J Indones 2004; 13: 246-51)"
Medical Journal Of Indonesia, 2004
MJIN-13-4-OctDec2004-246
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudibyo Supardi
"WHO me1alui resolusi tahun 1977 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak dapat merata sampai tahun 2000 tanpa mengikut sertakan sistem pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional antara lain menggunakan obat tradisional, yang terdiri dari simplizia, jamu gendong, jamu berbungkus dan obat fitoterapi. Dalam upaya pembinaan dan pemanfaatan obat tradisional agar dapat digunakan oleh masyarakat desa, diperlukan intormasi tentang penggunaan obat tradisional dan faktor?faktor yang berhubungan dengannya. Untuk mendapakan informasi tersebut dilakukan survai secara cross sectional terhadap 27 ibu rumah tangga di desa Tapos, Bogor yang dipilih secara multistage random sampling. Data dikumpulkan deagan cara mewawancarai responden di rumahnya menggunakan kuesioner. Untuk analisis data dilakukan uji Chi-square dan uji Phi atau Cramer -s V. Dari hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari karakteristik ibu rumah tangga yang berupa umur, jumlah anak, pendidikan dan pekerjaan, hanya hubungan pendidikan dan pekerjaan ibu rumah tangga dengan pengetahuan tentang obat tradisional yang bermakna.
2. Hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang obat tradisional, sikap terhadap obat tradisional, kepercayaan terhadap khasiat obat tradisional dan ketersediaan obat tradisional dengan penggunaan obat tradisional secara statistik bermakna. Keeratan hubungan utama pada ketersediaan, lalu kepercayaan terhadap khasiat. pengetahuan dan terakhir sikap.
3. Ibu rumah tangga di desa Tapos yang menggunakan obat tradisional selama satu bulan sebesar 37,6%.
4. Penggunaan obat tradisional oleh ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan : berupa simplisia nabati, digunakan untuk pengobatan sariawan pegel linu dan menjaga kesehatan beralasan karena manjur/cocok 1-4 kali sebulan, mendapat secara gratis/tidak membayar dan mengetahui manfaatnya dari orang tua.
5. Ibu rumah tangga di desa Tapos kebanyakan lebih mengenal simplisia nabati darapada jamu berbungkus maupun jamu gendong."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nawangningrum
"Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (selanjutnya disingkat: FSUI) pada salah satu bagiannya menyimpan banyak sekali koleksi langka berupa naskah dari berbagai tempat, bahasa, waktu, dan isi. Menurut Katalog Induk Naskah Nusantara FSUI terdapat 2434 naskah yang tersimpan di FSUI. Dari sekian banyak naskah terdapat sekitar 16 buah naskah yang berisikan informasi tentang penyakit dan pengobatannya. Namun, setelah dipelajari dengan seksama ternyata dari keenambelas naskah tersebut hanya delapan naskah saja yang dapat dikaji secara mendalam.
Adapun kedelapan naskah kuna nusantara koleksi Perpustakaan FSUI yang memuat informasi tentang penyakit itu adalah Naskah Jawa; Resep Jampi-Jampi Jawi (B.48/LL.41), Primbon Jawi (A.34.03/PR.24), Primbon (NR.366/PR.40), Primbon (NR.147/PR.84); Naskah Bali; Tenung Saptawara (LT.26I/PR.142), Usada Keling (LT.1771PR.144); Naskah Melayu/Primbon (NR.299/PR.62); dan Naskah Sunda; Jampe Jeung Elmu (A.34.04/PR.10).
Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah (a) jenis penyakit apa saja yang terdapat dalam naskah; (b) tumbuhan apa saja yang digunakan untuk mengobati suatu penyakit, dan (c) ramuan obat apa saja dan bagaimana cara mengolah obat tersebut untuk mengobati suatu penyakit.
Untuk itu, langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) mendata semua naskah yang memuat teks penyakit dan pengobatan dengan panduan katalog naskah beranotasi Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Fakultas Sastra Universitas Indonesia jilid 3-A dan 3-B; (2) Identifikasi naskah terpilih yang memuat tentang penyakit dan cara pengobatannya; (3) alih aksara dan alih bahasa pada bagian-bagian tertentu yang memuat tentang penyakit, tanaman obat, dan cara pengobatannya. Khusus untuk alih aksara menggunakan metode standar; (4) identifikasi tanaman obat, jenis penyakit, dan ramuan obat yang dipergunakan dalam naskah.
Dari naskah-naskah yang dikaji, berhasil diidentifikasi sejumlah penyakit, yaitu: 282 jenis penyakit diperoleh dalam naskah Jawa, 112 jenis penyakit pada naskah Bali, 118 jenis penyakit dalam naskah Malaya, dan hanya 1 jenis penyakit dalam naskah Sunda. Jenis penyakit yang paling banyak diketahui adalah gangguan sistem reproduksi, seksual dan penyakit seksual (76 jenis), kemudian gangguan sistem pencernaan (70 jenis), gangguan sistem syaraf (36 Janis), gangguan otot dan tulang (24 jenis), penyakit kulit (21 jenis), penyakit mata dan T.H.T (masing-masing 15 jenis), gangguan sistem pernafasan (14 jenis), deman dan terkena racun (masing-masing 13 jenis). Golongan penyakit lainnya kurang dari 10 jenis, seperti gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan hati dan empedu. Gangguan supranatural, gangguan sistem hormon dan lain-lain. Di luar golongan penyakit itu, cukup banyak penyakit yang belum atau tidak diketahui jenis penyakit. Sebagian dari penyakit yang tidak diketahui itu hanya disebutkan sebagai penyakit yang sulit disembuhkan.
Sementara itu, dari tanaman obat yang terdapat dalam naskah-naskah yang dikaji berhasil diidentifikasi sebanyak 500 jenis tanaman obat diperoleh dari naskah Jawa, 219 jenis dari naskah Bali, 265 jenis dari naskah Melayu, dan 2 jenis dari naskah Sunda. Secara keseluruhan berhasil diidentifikasi jenis tanaman sebanyak 746 jenis, artinya sebagian di antaranya dikenal pada masing-masing naskah. Jenis tanaman yang hampir terdapat di semua naskah adalah: tanaman adas (7 naskah), asam, bawang merah, cabe, kelapa, kunyit, lada, lempuyang, pala, dan pinang (masing-masing 6 naskah), serta bawang putih, bengle, cengkih jintan hitam, kencur, dan sirih (masing-masing 5 naskah). Berdasarkan frekuensi terbanyak kemunculannya berturut-turut: bawang merah (115 kali), kunyit (106), adas (104), lada.(99), jintan hitam (90), bengle (79), bawang putih (76), ketumbar (72), pulosari (70), pala (64), dan mesayi (61). Sementara itu, fakta yang menarik bahwa terdapat kecenderungan "pasangan" tanaman obat yang digunakan dalam ramuan. Pasangan itu adalah: ketumbar-mungsi, delingo-bengle, adas-pulosari, dan jintan-mesayi.
Berdasarkan cara pengolahan tanaman obat dan pengobatan suatu penyakit, diketahui terdapat berbagai macam cara, misalnya dipipis kemudian diborehkan/ ditapalkan dilumaskan diminum/dibedakan/dirajabbldiolekan/ditelan/diusap; direbus kemudian diminum/ diteteskan/ diusap; dibakar kemudian diborehkan/ dibedakkan/ diminum; dikunyah kemudian dioleskan/ disembur/ditelan/diusap; diulek kemudian ditapalkan/diminum/dibedakkan; dan diperas/diremas kemudian dioleskan/diminumkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Sukmawati
"Khasiat obat tradisional kini tidak dapat disangkal lagi.
Jenis obat mi terdiri dari ramuan tanaman dengan atau tanpa
bahan yang berasal dari binatang, pada umumnya bekerja tidak Secepat
obat-obat moderen. Akan tetapi efek-efek sampingan yang dapat
timbul akibat penggunaan obat-obat tradisional jarang sekali
dijumpai.
Atas dasar pertimbangan untuk membuat khasiat obat-obat tradisional
lebih cepat terasa oleh pemakai, maka ada usaha-usaha
untuk menambahkan obat-obat moderen kepada ramuan-ramuan obat
tradisional.
Dapat dipahami bahwa tindakan mi tidak disertai pencantuman
nama obat moderen tersebut dalam daftar susunan ramuan obat tradisional
yang terdapat pada pembungkusnya.
Pada penelitian mi ditentukan kandungan diazepam sejenis
"minor tranquilizer", dalam sejumlah obat tradisional, balk yang
dibuat dalam negeri maupun yang telah diimpor dari luar negeni.
Telah dipilih untuk penelitian mi obat-obat tradisional
yang dianjurkan untuk pengobatan penyakit reumatik atau sakitsakit
tulang dan yang dapat dibeli dipusat-pusat perbelanjaan di
Jakarta.

The efficacy of traditional medicinal drugs are now
more readily accepted.
These preparations which are composed of plants or herbs
with or without the addition of animal parts do not exert
their pharmacological action as fast as modern drugs.
However, side effect.s due to herbal drugs are seldom encountered.
In order to obtain faster and more pronounced pharmacological
effects, efforts have been made to add modern
drugs to these traditional drugs without naming these additions
in t'he lists of composition, of these traditional
drugs.
A number of local as well as imported traditional preparations
wereanalysed on-the presence of diazepam, a minor
tranquilizer . The analsis were restricted to those drugs
J
recommended against bone and muscle rheumatism and were purchased
over the counter at the various shopping centers in
Jakarta.
Diazepam was identified in one brand of imported traditional
preparations.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyadi
"Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keluarga menggunakan pengobatan tradisional herbalis dalam mengatasi masalah kesehatannya di desa Warujaya Parung Bogor. Populasi penelitian adalah 2.303 kepala keluarga dan merupakan penduduk asli daerah setempat. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 196 keluarga, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 3 dusun (Jeletreng, Warukaum dan Cidokom di desa Warujaya Parsing Bogor). Untuk menguji hubungan faktor usia: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, status ekonomi, biaya pengobatan, ketersediaan, kepercayaan dan persepsi kepala keluarga pengambil keputusan masalah kesehatan keluarga (variabel independen) dengan penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square serta uji multivariat regresi logistik, dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara penggunaan pengobatan tradisional herbalis dengan pengetahuan(p=0,003), ketersediaan(p=0,000) dan kepercayaan (p=0,002). Variabel jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan persepsi tidak mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis bagi keluarga (p≥a0,05) sedangkan yang mempunyai pengaruh terhadap penggunaan pengobatan tradisional herbalis adalah usia, pengetahuan, biaya pengobatan, ketersediaan dan kepercayaan.
Namun dari hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor biaya pengobatan (p =0,023 dan Odds ratio 4.147) pengaruhnya 4.147 kali lebih tinggi dari variabel lainnya, implikasi dari temuan ini adalah dengan harga pengobatan tradisional herbalis yang murah dan terjangkau menyebabkan keluarga memutuskan menggunakannya dalam mengatasi masalah kesehatannya. Untuk itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar menggunakan tanaman herbalis karena harganya relatif terjangkau namun efektif, mudah dan aman, melalui peran perawat komunitas, kerjasama petugas kesehatan dan aparat setempat. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

This study was a descriptive correlation with cross sectional design that aims to examine the influencing factors to the family in using traditional herbal therapy in dealing with health problem in Warujaya village Parung district Bogor. The population was 2.303 families as the native citizen. The sample size were 196 families were determined by combining simple random and proportional sampling which is distributed in 3 small villages (Jeletreng, Warukaum and Cidokom in Warujaya village Parung Bogor). To examine the relationship of the age, sex, educational background, jobs, knowledge, economic status, medication expenses, availability, trust and family 1 decision maker perception on the family health problem (independent variable) in using traditional herbal therapy for the family (dependent variable), it was used the univariate analyze (frequency distribution), the bivariate analyze (chi-square) and the multivariate analyze (logistic regression) with the level of confidence (a = 0,05). The variable were are ages, sex, education background, jobs and economic status haven't related with using traditional herbal therapy to the family (p≥=005) but the significant correlation between the utilize of traditional herbal therapy are knowledge (p=0,003), medication cost (p=0,053), the availability (p~,000) and trust (p=0,042).
Based on the multivariate analyzed illustrates that age, knowledge, medication expenses, availability and trust can influenced with using traditional herbal therapy but the medication expenses variable (p0,023 and Odds ratio 4.147) influenced with 4.147 times higher than other variables, were the most influenced factors to the utilization of the traditional herbal therapy. The implication from this study was that the less expensive cost and the availability of traditional herbal therapy influence the family in using the traditional herbal therapy to overcome the family health problem. Therefore, it is important to socialize the utilization of herbal plant to the people to their health problem, considering the cost effectiveness, easiness, and safeties, through the community nurse role, collaborate with the health worker and other correlated person this issue. It is hoped that the traditional herbal therapy could be beneficial in improving level of health and of the people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
"Obat tradisional adalah merupakan obat alternatif diluar obat kimia. Penggunaan obat tradisional menunjukkan kecenderungan meningkat sehingga kepercayaan akan khasiat obat tradisional semakin besar. PT. Indofarma didalam menjalankan usaha bisnis obat tradisional disatu sisi mendukung program pemerintah di bidang farmasi dengan memproduksi obat murah berbasis bahan baku lokal. Di sisi lain PT. Indofarma dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari prinsip-prinsip perseroan. Tulisan ini menganalisis tentang "Analisis Strategi Bisnis Obat Tradisional pada PT. Indofarma" yang merupakan BUMN.
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai dalam analisis tersebut penulis melakukan penelitian terhadap pendapat beberapa responden yang berasal dari internal perusahaan PT. Indofarma. Beberapa responden tersebut kemudian dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun sampel yang dipilih adalah pegawai perusahaan PT. Indofarma yang berada pada jajaran jabatan struktural. Jajaran jabatan struktural yang dimaksud adalah jabatan setingkat manajer sampai dengan direktur utama. Selanjutnya untuk menjaga keabsahan dari hasil penelitian yang menyangkut strategi bisnis PT. Indofarma, maka sampel yang dipilih adalah seluruh pegawai pejabat perusahaan. Oleh karaena itu, berdasarkan penetapan sampel yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik sensus, karena melibatkan seluruh populasi yang ada.
Analisis: tesis ini menitik beratkan pada analisis strtategi bisnis dilihat dari kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Adapun kondisi eksternal perusahaan dapat digambarkan/disimpulkan bahwa ; kondisi ekonomi cukup mengancam, kondisi politik cukup mengancam, perkembangan teknologi cukup berpeluang , kondisi sosial budaya cukup mengancam, kondisi ekologi cukup berpeluang , keberadaan pendatang Baru masih dapat diatasi dan dianggap masih cukup memberikan peluang, kondisi pemasok cenderung cukup berpeluang, kondisi pembelli cukup mengancam, kehadiran produk pengganti cukup mengancam , kondisi tingkat persaingan cukup mengancam.
Sedangkan kondisi internal dapat disimpulkan bahwa ; kemampuan produksi yang dimiliki PT. Indofarma cenderung merupakan kekuatan, kemampuan keuangan PT. Indofarma cenderung merupakan kelemahan, kemampuan pemasaran yang dimiliki PT. Indofarma cenderung merupakan kekuatan, kemampuan sumber daya manusia cenderung merupakan kekuatan, kondisi kemampuan manajemen cenderung merupakan kekuatan untuk masuk dalam persaingan industri.
Atas dasar analisis terhadap lingkungan strategi diperoleh prioritas upaya pembenahan, yaitu :
a. Implementasi strategi keunggulan harga
b. Implementasi strategi swastanisasi kepemilikan
c. Implementasi diversifikasi produk dan usaha
d. Implementasi keunggulan kualitas produk
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pada dasarnya strategi yang ada selama ini cenderung belum mengakomodasi perkembangan dan perubahan yang terjadi di lingkungan strategi
2. Disarankan dalam penerapan strategi bisnis yang ditawarkan dari hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan tenaga ahli. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustan Aziddin
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990
615.882 YUS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>