Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengambangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial , 2003
361.1 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soegihono Soetedjo
Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 2004
304.82 SUR u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengan akan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 pada bulan Januari 2001 mendatang ini, maka pemerintah tingkat Kabupaten (tingkat II) memiliki otonomi yang lebih besar untuk mengelola daerahnya. Otonomi daerah yang luas ini diharapkan tidak hanya terlaksana di tingkat Kabupaten, melainkan juga di tingkat desa. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat desa dikenal sebagai unit komunitas kecil yang relatif mandiri. Kemandirian ini ditopang oleh potensi sumber daya lokal serta adat-istiadat yang berakar dan berbasis sosial-kultural mereka. Maka dapat diperkirakan bahwa kemajuan desa kan lebih cepat bila mereka semakin otonom dalam mengatur rumah tangganya sendiri. "
JSI 5 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"This research aims to reveal and describe the strategies undertaken by the driver maintain the contiuity of life survival in the urban cullture in the City Makassar, shape or form the drivers of resistance against cultural domination in Makassar, and the role of relevant institutions in the existance of the public mini-bus drivers in Makassar. This research was conducted in Makassar, the data collection method used in Library Studies, Observations, and indepth interviews. The nature and approach of this research is descriptive qualitative.
Results and discussion of this study indicate that the strategies undertaken by the driver to maintain the continuity of life is the first form of strategy in the social field are realized in patterns of social relationships that is the relationship with the owner of the vehicle, relationships with colleagues, relationships with fellow driver, relationship with passangers, and the relationship with the government. The two pronged strategy in the economic field are realized in the way of managing personal expenses income, household expenditure, spending for education and health, daily installments, the levy and social gathering. And also describes about how to cope if the income is less that by borrowing the car owner, families, and fellow driver. Further by describing the forms of the resistance public mini-bus drivers of government namely the cultural domination, by doing violations as a form of resistance, such as resistance to the tariff policy, breach of routes and route of formation of the new terminal itself onother driver agreement, and lack of beacon obedience traffic. Also described the role of institution or agencies public mini-bus related to the existence of non-formal institutions such as Organda and non-formal institutions such as your brother directed. While formal institutions such as the Department of Communications, Department of Public Works and Department of Spatial Planning, is also described according to their respective roles. "
JPUKIA 4:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Studi yang mendalam tentang kerusuhan sosial yang telah dilakukan di delapan propinsi di Indonesia. Para peneliti adalah para ahli masalah sosial kemasyarakatan yang berdomisili di daerah atau sekitar lokasi tempat terjadinya kerusuhan. Studi dibawah pengarahan Prof. Dr.. Selo Sumardjan ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor penyebab yang mendasar serta menjadi pemicu timbulnya pertikaian antar kelompok yang telah terjadi di beberapa daerah. Dalam kajian dan analisisnya para peneliti telah diminta untuk memberikan pandangannya secara komprehensif berikut langkah-langkah dan saran sebagai solusi untuk mencegah terulangnya peristiwa dimasa mendatang."
JSI 5 (2001)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ellies Sukmawati
"Pendampingan sosial yang dilakukan Sekretariat Bina Desa di desa Mekarsari bertujuan untuk membantu komunitas petani dalam melakukan reklaiming terhadap lahan garapannya di afdeling (perkebunan) Pasir Randu yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara (PT PN) VIII Pasir Nangka. Berdasarkan sejarahnya, lahan yang direklaiming ini mempakan lahan yang telah ditelantarkan PTPN dan kemudian digarap oleh komunitas petani Mekarsari dengan cara membayar pajak dan cukai kepada PTPN. Seiring dengan berjalannya waktu banyak pelanggaran dan kesewenang-wenangan yang dilakukan PTPN. Hal iniiah yang memicu rasa ketidakpuasan dan ketidakadilan bagi komunitas petani, sehingga mereka terdorong untuk melakukan perlawanan dalam rangka mempertahankan hak-haknya yang selama ini telah tertindas melalui perjuangan reklaiming. Reklaiming merupakan upaya mempertahankan hak komunitas miskin atas penguasaan dan pengelolan sumber daya alam secara adii dan merata demi terciptanya kesejahteraan mereka Dalam melakukan perjuangannya, petani Mekarsari dibantu SBD melalui program pendampingan sosial meliputi tahapan persiapan dan peiaksanaan yang telah dilakukan sejak tahun 2001.
Pada tahapan persiapan, penggalian dan pengumpulan informasi sebagai dasar perencauaan program pendampingan yang dilakukan SBD tidak membutuhkan waktu yang lama dan kendaia yang berarti, mengingat situasi dan kondisi yang mendukung dari petaninya sendiri. Dilanjutkan dengan perekrutan pendamping Community Organizer (CO) yang telah memenuhi syarat sebagai pendamping dan pemberian pelatihan untuk menunjang tugasnya di lapangan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan diawali dengan perekrutan pendamping Iokal dengn kriteria utamanya berdasarkan pada komitmen dan semangat yang tinggi untuk mengadakan perubahan bagi komunitas perani Mekarsari untuk selanjutnya mereka langsung diberi pelatihan tentang mekanisme pendampingan sosial. Tahapan berikutnya adalah pengorganisasian komunitas yang dilakukan oleh pendamping CO dan lokal untuk lueulhangun kesadarau kritis dalam rangka penguatan komunilas petani Mekarsari melalui pendidikan musyawarah Kesadaran kritis ini merupakan pondasi untuk membentuk organisasi rakyat yang kuat sebagai wadah perjuangan dan pusat kegiatan komunitas petani.
Wujud nyata dari telah tumbuhnya kesadaran kritis adalah terbentuknya Organisasi Tani Lokal (OTL) Pasir Randu sebagai sumber kekuatan bagi komunitas petani dalam meningkatkan posisi tawar menawarnya terhadap pembuat kebijakan. Diikuti dengan dirumuskannya beberapa kegiatan awal seperti pelatihan kepemimpinan, pembuatan jadwal pertemuan rutin dan musyawarah Serta pelatihan manajernen organisasi yang telah menghasiikan struktur organisasi dan AD/ART OTL Pasir Randu. Selanjutnya juga diikuti dengan pembuatan program kerja OTL.
Dalam memperkuat peranannya, OTL Pasir Randu membentuk 15 kelompok tani dengan total anggota 300 orang yang didasari pada kedekatan tempat tinggal atau lokasi lahan garapan. Bentuk penguatan Iainnya adaiah melakukn aksi sosial yang diorganisir pendamping CO untuk menyampaikan aspirasi petani terhadap pembuat kebijakan melalui strategi baik konflik, negosiasi maupun demonstrasi. Aksi yang dilakukan komunitas petani erat kaitannya dengan motivasi dan keinginan mereka untuk mendapatkan insentif herupa kebebasan dan ketenangan dalam menggarap lahan reklaiming Beberapa kegiatan aksi yang pemah dilakukan antara Iain ke BPN, DPRD dan Pemda Cianjur. Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil mengingat hingga saat ini tidak ada lagi ancaman dan intimidasi yang djterima komunitas petani, walaupun belum mendapatkan legitimasi dari pemerintah.
Keberhasilan aksi sosial ini tak terlepas dari dukungan berbagai pihak sebagai wujud pengembangan jaringan yang telah dilakukan oleh OTL. Selain itu pengembangan jaringan juga diperlukan untuk menambah pengetahuan, wawasan Serta membantu mengatasi permasalahan yang dialami OTL. Pengembangan jaringan yang telah dilakukan mulai dari sesama OTL se-kabupaten Cianiur hingga organisasi tani di tingkat nasional dan lembaga sosial maupun bantuan hukum. Tahapan selanjutnya adaiah evaluasi yang sampai saat ini hanya dilakukan secara informal berupa refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Perubahan yang dirasakan komunilas petani Mekarsari setelah adanya pendampingan sosial SBD ditlunjukkan dengan keberhasilan mereka dalam melakukan reklaiming terhadap lahan garapannya di afdeling Pasir Randu sehingga saat ini mereka telah memiliki Iahan sebagai aset, terpenuhinya kebutuhan pangan, dengan adanya pendampingan social yang dilakukan SBD telah mampu meningkatnya wawasan, pengetahuan dan kepercayaan diri komunitas petani desa Mekarsari."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Hariyanto
Surabaya: Hipotesa, 1997
328.3 SLA c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusniardi Setiawan Azis
"Penelitian mengenai orang-orang Tionghoa di Malang pada tahun 1942-1949 ini ditujukan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah lokal dan sejarah etnis Tionghoa di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Selain menggunakan sumber-sumber tertulis, penelitian ini juga dilengkapi dengan menggunakan sumber-sumber lisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehidupan orang-orang Tionghoa di Malang pada tahun 1942 _ 1949, yang merupakan masa pendudukan Jepang dan masa Revolusi, mengalami beberapa perubahan dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Di bidang politik, pemerintah Jepang memaksa orang-orang Tionghoa yang memiliki orientasi politik berbeda-beda untuk bersatu serta melarang seluruh organisasi sosial dan politik Tionghoa. Di bidang sosial, pemerintah pendudukan Jepang menutup sekolah-sekolah Tionghoa dan menerapkan kebijakan pengerahan massa terhadap orang-orang Tionghoa sebagaimana diterapkan juga kepada orang-orang pribumi. Di bidang ekonomi, pemerintah pendudukan Jepang menganggap orang-orang Tionghoa sebagai sumber pendapatan ekonomis yang potensial. Untuk itu, pemerintah pendudukan Jepang membentuk Komite Hoakiao Penolong Kesengsaraan sebagai wadah untuk mengumpulkan derma dari orang-orang Tionghoa Malang. Kehidupan orang-orang Tionghoa di Malang pada masa Revolusi juga mengalami beberapa perubahan. Di bidang politik, persatuan antara orang-orang Tionghoa kembali pecah. Mereka terbagi-bagi ke dalam orientasi-orientasi politik yang berbeda-beda. Di bidang sosial, salah satu persoalan yang dihadapi orang-orang Tionghoa di Malang adalah pendidikan bagi anak-anak Tionghoa. Persoalan ini baru terpecahkan pada tahun 1949 dengan kembali dibukanya sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan. Di bidang ekonomi, potensi ekonomi yang dimiliki orang-orang Tionghoa di Malang digunakan oleh pemerintah Republik. Pada bulan November 1945, mereka memberikan sumbangan sebesar f. 50.000 kepada pemerintah Republik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arndt, Heinz Wolfgang, 1915-2002
Jakarta : LP3ES , 1987
338.95 ARN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>