Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Potterton, David
London: Foulsham, 1995
616.238 POT a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stalmatski, Alexander
London : Kyle Cathie, 1999
616.238 STA f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Broadhurst, C.Leigh
New York: Penguin Putnam .INC, 2002
616.238 BRO w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Melbourne: Pitman Medical, , 1980"
618.922 3 AST
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Sudiro Hendarto
"Tujuan penelitian potong lintang ini adalah menggambarkan tingkat keterkontrolan asma, kualitas hidup, dan kepatuhan pengobatan serta melihat hubungan antara keterkontrolan asma dengan kualitas hidup dan kepatuhan pengobatan. Sebanyak 132 pasien asma poli rawat jalan RSUP Persahabatan menyatakan kesediaan dan mengikuti penelitian ini dengan lengkap. Data diambil melalui wawancara dan pengamatan cara pakai obat. Sebesar 64 pasien (48,5%) menderita asma yang tidak terkontrol dan 68 pasien (51,5%) termasuk dalam asma yang terkontrol. Gambaran kualitas hidup menunjukkan nilai rerata domain gejala sebesar 4,83 (±1,49), domain keterbatasan aktivitas sebesar 5,99 (±0,86), domain fungsi emosi sebesar 5,13 (±1,63), dan domain pajanan lingkungan sebesar 3,89 (±1,88).
Gambaran kepatuhan pengobatan pada penelitian ini sebesar 45,5% pasien minum obat sesuai anjuran dokter, 38,6% pasien rutin kontrol ke petugas kesehatan, dan 45,5% menggunakan obat inhalasi dengan benar. Domain pajanan lingkungan berdampak lebih besar terhadap gangguan kualitas hidup dibandingkan dengan domain lainnya. Terdapat hubungan antara keterkontrolan asma dengan kualitas hidup (r=0,307, p<0,05) dan hubungan antara keterkontrolan asma dengan kepatuhan pengobatan (penggunaan dosis obat, rutin kontrol, dan penggunaan obat inhalasi) (p<0.05).

The aim of this cross-sectional study was to describe the level of asthma control, quality of life, medication compliance, and assess correlation between the level of asthma control, quality of life, and compliance with treatment. A hundred and thirty two patients with asthma in outpatient ward of RSUP Persahabatan hospital have provided consent and completed study. Data collection were conducted from interviews and observation how to use the drug. Sixty four patients (48.5%) had uncontrolled asthma and 68 patients (51.5 %) included in the controlled asthma. The mini asthma quality of life questionaire showed the mean symptom domains score of 4.83 (±1.49), activity limitations domain score of 5.99 (± 0.86), emotional function domain score of 5.13 (±1.63 ), and the environmental stimuli domain of 3.89 (±1.88).
Medication compliance revealed that 45,5% used medication dose as recommended by physician, 38,6% visited the physician for routine follow up, and 45,5% used the inhaled medication correctly. Environmental stimuli had more impact in quality of life compared to symptoms, activity limitation and emotional function. There is a relationship between the domain of quality of life with asthma control level (r=0,307, p<0,05) and there is a relationship between medication dose as recommended by physician, visiting the physician for routine follow up and using the inhaled medication correctly with asthma control level (p <0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T39286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Amirullah A.S
"

Pendahuluan: Tujuan jangka panjang penatalaksanaan asma adalah mencapai status kontrol yang baik, mempertahankan aktivitas secara normal, mengurangi risiko eksaserbasi, mempertahankan fungsi paru mencapai normal atau mendekati normal dan menghindari efek samping obat. Penatalaksanaan secara farmakoterapi dan non farmakoterapi saling berkaitan. Salah satu penatalaksanaan non farmakologi yaitu menilai kepatuhan penggunaan obat pengontrol serta pendekatan kepada pasien terhadap penilaian pengetahuan dan sikap pasien mengenai penyakit asma

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai asma dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol pada asma tidak terkontrol di poli asma Rumah Sakit Pusat Rujukan Respirasi Nasional Persahabatan Jakarta

Metode: Desain penelitian menggunakan metode desain potong lintang pada 96 subjek dengan status asma tidak terkontrol dan terkontrol sebagian yang berobat di poli asma RSUP Persahabatan Jakarta mulai Juli hingga Agustus 2019. Analisis deskriptif pada data menggunakan SPSS versi 20 dan uji Chi square untuk menilai kemaknaan (dikatakan bermakna bila p<0,05).

Hasil: Subjek perempuan, usia dewasa, tingkat pendidikan sedang, tidak bekerja dan IMT lebih merupakan karakteristik subjek yang terbanyak pada penelitian ini. Sebanyak 80 subjek memiliki tingkat kepatuhan yang baik terhadap penggunaan obat pengontrol. 80 subjek memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 11 subjek memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik, 5 subjek memiliki tingkat pengetahuan sedang. Sebanyak 84 subjek memiliki sikap yang baik mengenai asma. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol (p=0,765) dan juga tidak terdapat hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan obat pengontrol (p=0,408).

Kesimpulan: Hubungan tingkat pengetahuan subjek dan sikap subjek mengenai asma tidak bermakna secara statistik terhadap kepatuhan penggunaan obat pengontrol. Walaupun demikian, tingkat pengetahuan asma yang sangat baik dan sikap yang baik mengenai asma menunjukkan proporsi kepatuhan penggunaan obat pengontrol yang lebih baik dibandingkan kategori lainnya.

 

Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, kepatuhan, obat pengontrol, status 


Introduction:The long-term goals asthma management are achieve symptom control, maintain normal activity, risk reduction, maintain normal lung function and avoid medication side effect. Pharmacology and non-pharmacology management are related each other. Non-pharmacology management are asses the adherence controller medication and approach to the patient in evaluating the knowledge and attitude about asthma.

Aim:Asses the association of knowledge and attitude about asthma with controller medication adherence of uncontrolled asthma patients in asthma clinic Persahabatan Hospital Jakarta.

Method:Cross sectional study of 96 adults with uncontrolled and partial controlled asthma attending asthma clinic at Persahabatan hospital Jakarta in July until August 2019. Descriptive analysis method with SPSS version 20 and Chi square test to asses significancy (p<0,05).

Result:Woman, adult, moderate educational level, non job and higher body mass index are the most characteristic subject in this study. 80 subjects have good adherence with controller medication. 80 subjects have good knowledge, 11 subjects have very good knowledge, 5 subjects have moderate knowledge. Asthma can be cured/controlled and adjust dose of the medications according to patients symptoms/cost are the most attitude found in this study. There is no association between knowledge and controller medication adherence (p=0,765) and no association between attitude and controller medication adherence (p=0,408).

Conclusion: The association between knowledge and attitude about asthma with controller medication adherence have no significancy in statistical analysis. Eventhough, excellent knowledge and good adherence show better proportion in controller medication adherence than other category

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Kurniati Tjahjadi
"Asma merupakan penyakit saluran napas kronik yang merupakan masalah kesehatan dunia. Adanya perubahan gaya hidup, kerusakan lingkungan, meningkatnya paparan polusi dan alergen berdampak pada kesehatan sistem pernapasan, mengakibatkan angka kejadian asma semakin meningkat. Ekstrak etanol patikan kebo (Euphorbia hirta) diketahui mengandung antiinflamasi, salah satunya adalah β-amyrin, yang secara turun-temurun dipakai untuk mengurangi keluhan batuk pada asma.
Oleh karena itu peneliti ingin melihat apakah herbal patikan kebo benar mempercepat pengurangan keluhan gejala asma bila ditambahkan pada pengobatan penderita asma persisten sedang. Studi awal ini melibatkan 20 orang responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok plasebo, masing-masing 10 orang. Kelompok perlakuan mendapat kapsul ekstrak patikan kebo 2 x 2 kapsul / hari yang mengandung 385 mg tiap kapsulnya selama 8 minggu.
Hasil studi secara statistik ditemukan adanya kecenderungan perbaikan nilai skor asma kontrol test (ACT). Ditemukan peningkatan yang tidak bermakna dari nilai arus puncak ekspirasi (APE) maupun penurunan jumlah eosinofil sputum.

Asthma is a chronic respiratory disease which has become a global health issue. Effect of lifestyle changes, environmental degradation, pollution and allergen exposure on the health of the respiratory system, have led to the increasing incidence of asthma. Ethanolic extract of patikan kebo (Euphorbia hirta) is known to have an antiinflamatory effect due to one of its active compound, β-amyrin. Patikan kebo has been used for generations to reduce cough in asthma.
Therefore, we wanted to see whether or not the addition of patikan kebo in treatment of moderate persistent allergic asthma can accelerate the reduction of asthma symptoms. This is a preliminary study, consisted of 20 subjects divided into 2 groups: the treatment group and the placebo group, 10 people each. The treatment group received extract capsules patikan kebo extract capsules at 2 x 2 capsules / day containing 385 mg per capsule for 8 weeks.
The study shows a statistically significant trend toward improved asthma control test (ACT) scores. There is no significant increase of peak expiratory flow or decrease in the number of sputum eosinophils."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T32159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barnes, Peter J.
London : Manson , 1994
616.238 BAR c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sundaru
"Penelitian ini adalah penelitian berbasis komuniias untuk memperoleh gambaran kadar alergen tungau debu rumah (TDR) dan sensitisasi alergen sebagai faktor risiko asma. Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan responden 3.840 pelajar sekolah menengah pertama dari 19 sekolah yang dipilih secara acak dari 131 sekolah di Jakarta Pusat. Seinua responden mengisi kuesioner International Study on Asthma and Allergy in Children (ISAAC). Dari 3.840 responden, 288 (7,5%) digolongkan dalatn kelompok asma karena mempunyai riwayat mengi selama 12 bulan terakhir. Pada kelompok asma, 207 responden melakukan uji kulit dan 135 diambil sampel debu rumah. Dari 2.601 responden yang tidak memiliki riwayat asma atau atopi lain, dipilih secara acak 274 orang untuk uji kulit dan 165 di antaranya diambil sampel debu rumah. Kadar alergen TDR tidak berbeda bermakna antara kelompok asma maupun non-asma baik untuk Der pi, Der fl, rnaupun Grup I. Risiko asma terutama disebabkan oleh sensitisasi alergen TDR D.pteronyssinuss (rasio odds (OR):12,68, interval kepercayaan (Cl): 7,50-21,44), D.farinae (OR: 10,50, CI: 6,35-17,34), serta kecoak (OR-.5.57, Cf:3,44-9.0l). Perbedaan risiko asma tidak berhubungan dengan tinggi rendahnya kadar alergen TDR tetapi oleh sensitisasinya. Kesimpulannya, sensitisasi alergen TDR dan kecoak perlu diperhatikan dalam upaya menurunkan risiko dan prevalensi asma. (MedJ Indones 2006; 15:55-9).

This study is a community-based study to get an overview about House Dust Mite (HDM) allergen level, allergen sensitization as risk factors of asthma. This is a cross-sectional study on 3,840 students from 19 junior high schools, aged 13-14 years. AH of the respondents filled out the International Study on Asthma and Allergy in Children (ISAAC) questionnaire. Of 3840 respondents, 288 (7.5%) were assigned to asthma group (experience wheezing during the last 12 months). The skin prick test was performed on 207 respondents and the house dust mite was collected from 135 respondents. Of 2601 respondents in non-asthma group, the skin prick test was randomly performed on 274 respondents and the house dust mite was collected from 165 respondents. There is no significant difference on HDM allergen concentration for Der pi, Derfl or Group I between asthma and control group. The risk of asthma was caused especially by sen D.pteronyssinus (crude odds ration (OR): 12.68, 95% confidence interval (Cl): 7.50-21.44), D.farinae (OR: 10.50, Cl: 6.35-17.34) and cockroach allergen {OR: 5.57, Cl:3.44-9.01). The risk for asthma was not correlated with the level of house dust mile allergens but its sensitization. In conclusion, sensitization to HDM and cockroach allergen should be concerned in order to reduce risk and prevalence of asthma. (MedJ Indones 2006; 15:55-9)."
Depok: Medical Journal of Indonesia, 15 (1) January-March 2006: 55-59, 2006
MJIN-15-1-JanMarch2006-55
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan menilai prevalensi asma pada anak sekolah berumur 13-14 tahun di Jakarta Timur Penelitian ini bersifat survei cross sectional pada 2234 pelajar sekolah menengah berumur antara 13-14 tahun di Jakarta Timur pada tahun 2001 menggunakan kuesioner ISAAC. Uji provokasi bronkus menggunakan metakolin pada 186 pelajar. Berdasarkan kuesioner ISAAC didapatkan 7,2% pelajar mempunyai riwayat mengi, 4,1% mengalami mengi dalam 12 bulan terakhir, 1,8% pernah mengalami serangan asma berat dalam 12 bulan terakhir, 3,3% mengalami mengi sesudah latihan, dan 6,3% mengalami batuk pada malam hari, sedangkan mereka tidak sedang menderita flu. Prevalensi penyakit atopi seperti rinitis dan eksim terdapat pada 14,2% dan 3,9% subjek, sedangkan prevalensi rinitis dan eksim dalam 12 bulan terakhir adalah 10,6% dan 2,9%. Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara gejala mengi dan atopi (p < 0,05). Dari kuesioner nilai kappa bermakna 0,84 berhubungan dengan mengi dalam 12 bulan terakhir. Uji provokasi bronkus menunjukkan sensitivitas 90% dan spesifisitas 83,5%, nilai prediksi positif 68,12% dan nilai prediksi negatif 95,7%. Prevalensi asma di Jakarta Timur tahun 2001 berdasarkan kuesioner ISAAC adalah 8,9% dan prevalensi kumulatif 11,5%. Kuesioner ISAAC bisa digunakan untuk penelitian prevalensi asma pada anak sekolah di Indonesia. (Med J Indones 2003; 12: 178-86)

The aim of this study was to assess asthma prevalence in children between 13-14 years of age in East Jakarta. This study is a cross sectional study which surveyed 2234 high school students between the ages of 13 and 14 years in East Jakarta in 2001 using the ISAAC questionnaire. Bronchial challenge test was applied by using methacholine substance to 186 students. Reports based on the ISAAC questionnaire indicate that 7,2% of teenage have had wheezing experience, 4,1% have wheezing within the last 12 months, 1.8 % have ever suffered severe asthma attack within the last 12 months, 3.3% have suffered wheezing after exercise, and 6.3% have got night cough while they were not suffering from cold. Prevalence of atopy diseases such as rhinitis and eczema were 14.2% and 3.9%, meanwhile rhinitis and eczema prevalence within the last 12 months according to this study were 10.6% and 2.9% respectively. Statistically, there is a significant correlation between wheezing symptom and atopy (p < 0.05). From indepth quesionnaire, a significant value of kappa 0.84 related with wheezing within the last 12 months was found. Bronchial challenge test results indicate that sensitivity was 90%, specificity 83.58%, positive predictive value 68.12% and negative predictive value was 95.73%. Asthma prevalence in East Jakarta at 2001 based on ISAAC questionnaire was 8.9%, and cumulative prevalence 11.5%. The ISAAC questionnaire can be used to study asthma prevalence in children at multicenter in Indonesia. (Med J Indones 2003; 12: 178-86)"
Medical Journal of Indonesia, 12 (3) Juli September 2003: 178-186, 2003
MJIN-12-3-JulSep2003-178
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>