Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2761 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
959.81 IND m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1978
919.25 TEN l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Structure of Malay Riau language"
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.2 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Jaya
Makasar: Menara Mega Perkasa, 2002
574.5 Jay m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Bungaran Antonius
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010
305.8 SIM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sastri Sunarti
"Penelitian sastra lisan perlu dilakukan untuk memahami hakikat sistem kelisanan dan sekaligus mengetahui masyarakat yang melahirkan sastra tersebut, seperti penelitian terhadap sastra lisan bailau sebagai salah satu ragam sastra lisan dari daerah Bayang Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Selain dari itu, penelitian terhadap sastra lisan baiIau dapat juga mengungkapkan bahwa sastra lisan ini pernah ada keberadaannya pada saat kepunahan khasanah sastra lisan di Indonesia sedang di ambang pintu. Saya mendukung pernyataan James J. Fox (1986:3) yang menyatakan bahwa sastra lisan merupakan sesuatu yang lebih dari sekadar cermin masa lampau suatu masyarakat; melainkan bahwa sastra lisan itu juga merupakan gambaran tentang rakyat yang diungkapkan dan diproyeksikan sepanjang waktu.
Pandangan J. Fox tersebut diperkuat oleh pernyataan Finnegan (1973:3) yang menyebutkan bahwa sastra lisan adalah salah satu gejala kebudayaan yang terdapat pada masyarakat dan isinya mungkin mengenai berbagai peristiwa yang terjadi atau kebudayaan masyarakat pemilik sastra tersebut. Finnegan (1978:7) juga menjelaskan bahwa membicarakan sastra lisan tidak sempurna kalau kita hanya membicarakan karya sastranya saja melainkan kita harus juga menghubungkannya dengan pencerita, penceritaan, pendengar, atau khalayaknya. Untuk menghargai sepenuhnya karya lisan, menurut Finnegan, tidak cukup hanya kalau berdasarkan hasil analisis melalui interpretasi kata-kata, nada, struktur statistik, dan isinya saja. Gambaran tentang sastra lisan hendaknya juga membicarakan penggubah atau pencerita, variasi yang terjadi yang disebabkan oleh khalayak, saat penceritaan, reaksi khalayak, sumbangan alat-alat musiknya, dan konteks sosial tempat cerita itu dilaksanakan.
Saya sangat terkesan dengan pernyataan Ibu Pudentia di ruang kelas mata kuliah sastra lisan bahwa peneliti sastra lisan Indonesia saat ini berpacu dengan kematian sastra lisan itu sendiri. Hal yang senada dengan pernyataan tersebut juga dilontarkan oleh Nani Tuloli (1991:2) bahwa besar kemungkinan akan hilangnya kekayaan budaya seiring berubah dan hilangnya ragam sastra lisan jika tidak segera diadakan penelitian dan usaha-usaha melestarikan sastra lisan ini. Setidaknya kita akan kehilangan proses pewarisan sastra lisan ini karena penutur sastra lisan yang ada saat ini kebanyakan adalah penutur yang sudah berusia lanjut, sebagaimana yang saya temukan pada tukang bailau dari daerah Bayang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Riset ini difokuskan pada evaluasi terhadap program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Perkampungan Ampiang Perak, Sub Distrik Sutera, Pesisir Selatan Sumatera Barat. Program PEMP diciptakan oleh pemerintah untuk memperbaiki kehidupan penduduk di kawasan pesisir Sumatera Barat. Kajian kualitatif memperlihatkan bahwa rencana mikrokredit dan pinjaman mesin boat dalam cakupan PEMP tidak sejalan dengan konsep yang semula direncanakan. Hal ini disebabkan permasalahan kultural, seperti kemalasan, gaya hidup yang tidak produktif, tidak efisien, rendahnya tingkat pendidikan, ketergantungan pada tengkulak, serta rendahnya kompetensi penguasaan teknologi mesin-mesin perikanan."
300 MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"quality of territorial water there are difference that is in Island of Sironjang, Island of Sirandah and Island of Pasumpahan brightness 7 metre, salinitas 30 % 0, degree of acidity (pH) 8, air temperature 28 derajat C and water temperature 30 derajat C. While , in island of Sikuai brightness 5 metre, salinitas 29 %0 , pH 7, and water temperature 28 derajat C. This defference is assumed by because in Island of Sikuai stand up wisata resort and hotel. Results of coral covery of manta - tow live equal to 11 - 30 % (category of II), in Island of Sirandah (Coral Heliopora) and Island of Pasumpahan (Coral Massive) with mean mount rock tutupan live equal to 31 - 50% (category of III). Result of line transect, percentage of coral covery live at location islands research of mean in a condition heavy damage (0 - 24%), and (25 49 %), higest coral covery there are in Island of Pasumpahan equal to 47, 50 % (damage) in Island of Sirandah 46,5 is % (damage), and in Island of Sikuai 23 % (heavy damage), while lowest coral covery found in Island of Sironjong equal to 15, 00% heavy damage. Mean make an index to diversity which there are in Island of Sironjong is 0,384, Island of Sirandah 0, 443, Island of Sikuai 0,647 and Island of Pasumpahan 0, 375 , (H<1). Mean of diversity of low growth form, low spreading and low stability. Index mean dominant coral in Island of Sironjong 0,510, In Island of Sirandah 0,705, Island of Sikuai 0,737 and Island of Pasumpahan 0,644 (C come near 1) meaning there is type which dominant. (25 - 49%) higest coral covery there are in "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku M. Lah Husny
Medan: B.P.Husny, 1972
340.57 Hus b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>