Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9879 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Firdaus
Jakarta: Bumi Aksara, 1994
338.015 MUH e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Gunarto
Jakarta: Chandra Pratama, 1997
025.341 IMA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Masyhuri
Bandung: Refika aditama, 2008
001.42 MAS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Effendi
Jakarta : Salemba Empat, 2014
330.015 NUR e (1);330.015 NUR e (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roosi Tjandrakirana
"Laju deforestasi yang meningkat pesat dari I.87 juta ha/th pada periode 1985-1997 menjadi 2,S jula ha/th pada periode 1998-2000 menyebabkan berbagai masalah a I . turunnya kualitas lingkungan, hasil kayu menurun draslis yang berdampak pada kurangnya pasokan kayu dll. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penutupan hutan. Semula diduga. pengelolaan HPH dan pertumbuhan industri perkayuan yang mengakibatkcan peningkatan laju deforeslasi. Tetapi pendapat lain mengatakan. perubahan penutupan hutan terjadi sebagai akibat peningkatan jumlah petani dan peladang berpindah di kawasan hutan."
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 2006
JEPI-VII-01-Juli2006-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roosi Tjandrakirana
"Deforestation speed was increasing fastly from 1,87 million ha/year on the 1985-1997 period to 2,6 million ha/year on 1998-2000 period. This increase in speed cause many problems such as: a decrease in environment quality, the drastic decrease in forest timber production which affects timber supply,etc. There are many factors affecting a change in the forest coverage. At first, management of Forest Utilization Right (HPH) and the development of timber industry are perceived as the cause of the increase in deforestation speed. However, there are other argument that propose an increase in the number of farmers and nomad farmer in forest area as the cause the change in forest coverage.
The purpose of this study is to get a picture of the direct cause of the change in forest coverage. This study use panel data method for 19 provinces from 1976 to 2000. The results show that there is a positive relationship between speed of deforestation and forest coverage. Logging activity and forest conversion contribute to the change in forest coverage where forest conversion has bigger impact on the speed of deforestation. This analysis indicates that forest conversion is the maior cause of deforestation in Indonesia. The conversion of forest into plantation is the major cause of deforestation in Indonesia. On the other hand the number of small farmers or people live in forest area has very little impact on deforestation. "
2006
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Hafidhuddin
Jakarta: Gema Insani Press, 2004
297 DID i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Sumodiningrat
Yogyakarta : FE - UGM, 2007
330.015 195 GUN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hurlock, Elizabeth Bergner, 1898-
Jakarta: Erlangga, 1991
155 MOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Warsini
"Penelitian ini merupakan studi tentang penilaian harga pasar saham dengan menggunakan pendekatan price earning ratio (PER). Model yang digunakan adalah model persamaan PER yang memperhatikan faktor-faktor fundamental yang disebut PER model ekonometrika. Penelitian dilakukan pada saham yang listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan mengambil sample 90 emiten atau sebesar 52 % dari jumlah emiten yang go public sampai dengan tahun 1993.
Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk melihat dan mengetahui apakah harga pasar saham di bursa telah menunjukkan harga yang wajar berdasarkan analisis PER serta untuk mengetahui bagaimana arah dan besarnya pengaruh faktor fundamental terhadap tinggi rendahnya PER.
Yang pertama--tama adalah dilakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten, terutama laporan neraca dan laporan rugi-laba untuk mengetahui beberapa faktor fundamental seperti laba emiten beserta tingkat pertumbuhannya dari tahun ke tahun, besarnya earning per share dan porsi yang dibagikan sebagai dividen serta resiko yang menyertai perusahaan yang bersangkutan. Kemudian diadakan analisis regresi berganda dengan menggunakan PER rata-rata sebagai variabel terikat serta tiga variabel babas yaitu: tingkat pertumbuhan laba rata-rata, dividen payout ratio rata-rata serta standar penyimpangan pertumbuhan laba rata--rata. Variabel tingkat pertumbuhan laba dan dividen payout ratio dimaksudkan sebagai cermin dari prospek perusahaan, sedangkan standar penyimpangan pertumbuhan laba sebagai pengukur resiko perusahaan.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa persamaan regresi linear berganda PER yang diperoleh adalah PER = 12,9609 + 8,8503g + 6,7264DP0 - 2,5581Q. Hal ini menyiratkan bahwa rata-rata PER di BEJ sebesar 12,9609 apabila tidak ada pertumbuhan laba, tidak ada pembayaran dividen serta tidak ada standar penyimpangan pertumbuhan laba. Uji t statistik terhadap koefisien regresi masing-masing variabel bebas menunjukkan bahwa hanya variabel DPO yang tidak signifikan dengan probabilitas kesalahan yang cukup rendah yaitu 28 %, sedangkan koefisien variabel g dan a sangat signifikan dengan probabilitas kesalahan mendekati 0. Namun demikian dari uji P statistik terungkap bahwa secara bersama-sama pengaruh ketiga variabel babas terhadap variabel terikat adalah sangat signifikan.
Hasil lain yang terungkap dari studi ini adalah persamaan regresi linear berganda PER tersebut telah memenuhi asumsi dasar klasik ordinary Least Square (OLS) sehingga model ini dapat dipergunakan dan estimator tidak akan bias, tetap konsisten serta efisien. Meskipun secara keseluruhan model hanyamampu menjelaskan 38,44 % (R2 adjusted). Setelah model diterapkan pada variabel bebas nyata pada tahun 1993 yaitu tingkat pertumbuhan laba riil , DPO rill dan a rill maka diperoleh PER calculated. Dengan membandingkan PER calculated dengan PER sesungguhnya pada tahun 1993 diperoleh hasil 5,5 % emiten mempunyai harga wajar, 24,4 % emiten telah overpriced dan sisanya 70,1 % emiten masih underpriced.
Kajian lain yang bisa diberikan berdasarkan hasil studi ini adalah bahwa kebijaksanaan pemerintah dalam hal ini Bapepam yang mengajurkan PER perdana tidak lebih dari angka 15 bukanlah merupakan kebijaksanaan yang sangat ketat, sehingga tidak menjadi alasan bagi calon emiten sebagai halangan untuk go public."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>