Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Hrebenar, Ronald J.
Boulder,Col: Westview Press, 1986
324.252 Hre j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hrebenar, Ronald J.
London: Westview Press, 1986
324.252 HRE j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Watanuki, Joji
Tokyo: University of Tokyo Press, 1977
320.950 JOJ p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Marliani
"Tema dari skripsi ini adalah pengaruh juku terhadap pendidikan sekolah pada peningkatan kemampuan akademis siswa Jepang sesudah Perang Dunia II.Juku mulai berkembang di Jepang pada pertengahan zaman Edo. Juku pada zaman Edo berkembang sebagai sarana untuk menyampaikan pendidikan dan ajaran dari suatu doktrin tertentu kepada para siswanya. Juku menjadi salah satu bagian dari sarana pendidikan yang berkembang di zaman Edo. Tetapi memasuki zaman Meiji tepatnya pada tahun 1872, pemerintah mengumumkan gakusei, yaitu sistem pendidikan formal model Barat yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan Barat. Pemberlakuan gakusei membuat kedudukan juku melemah, sehingga akhirnya juku berkembang menjadi pendidikan non formal yang berperan sebagai pelengkap dari pendidikan formal yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Awal terjadinya booming juku atau perkembangan jumlah juku dalam jumlah besar di Jepang berawal pada tahun 1964, dimana generasi baby boom, yaitu sebutan untuk orang Jepang yang dilahirkan sesudah Perang Dunia II, mulai memasuki usia SMU. Pada sistem pendidikan di Jepang SMU bukan merupakan bagian dari pendidikan wajib, sehingga untuk dapat diterima di SMU siswa harus mengikuti ujian masuk yang kompetitif. Hal tersebut membuat banyak siswa Jepang yang kemudian mulai mengikuti juku.Saat ini peserta juku tidak lagi terbatas pada siswa SLTP semata melainkan ada juga siswa SD dan SMU. Alasan orang tua memasukkan anak mereka ke tempat juku walaupun dengan biaya pendidikan mahal adalah karena keinginan anak mereka sendiri yang ingin mendapat pelajaran tambahan, selain itu orang tua juga sadar bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan anak mereka kelak. Bersekolah di sekolah berperingkat tinggi menjadi saiah satu ukuran terpenting atas kemampuan seseorang. Mengikuti juku merupakan suatu cara menghadapi kompetisi dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memperbaiki prestasinya di sekolah dan memperbesar kesempatan untuk dapat lulus ujian di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang mengikuti juku akan memperoleh keuntungan lebih dalam berkompetisi dibanding siswa yang tidak mengikuti juku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krauss, Ellis S.
Berkeley: University of California Press, 1974
322.44 KRA j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Demiyati
"Penelitian ini membahas pemagaran atau hedging dalam pidato politik bahasa Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan fungsi pagar dalam teks-teks pidato perdana menteri Jepang Shinzo Abe. Teks pidato yang dijadikan sumber data berjumlah lima pidato yang diunduh dari situs resmi lsquo;perdana menteri Jepang dan kabinetnya rsquo;. Pagar temuan dalam pidato akan dianalisis menggunakan pagar taksonomi Salager-Meyer 1994 sebagai acuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pagar yang dominan digunakan adalah frasa pembuka sebesar 50 . Urutan kedua pagar adalah verba bantu modal sekitar 22 . Urutan ketiga jenis pagar kata penunjuk derajat, kuantitas frekuensi dan waktu sekitar 11 . Jenis pagar verba leksikal modal urutan ke empat sekitar 6 . Urutan kelima pagar frasa modal nomina, adjektiva dan adverbia berjumlah 5 atau. Jenis pagar klausa bersyarat menempati urutan keenam yaitu 4 . Urutan terakhir adalah pagar majemuk sekitar 2 . Fungsi dari pagar-pagar yang digunakan oleh PM Abe ini sebagai mitigasi, melindungi diri dari kritik, menunjukkan kesantunan, mencegah konfrontasi, membangun hubungan baik dengan mitra tutur dan menunjukkan kurangnya komitmen atau tanggung jawab.Kata kunci: Pemagaran, pidato politik, Shinzo Abe, pragmatik, kesantunan.

The object of this research is hedging in Japanese political speeches. The objective of this research is to identify types and functions of hedging in the speeches of the Japan Prime Minister Shinzo Abe. The data consist of five Shinzo Abe rsquo s speeches taken from website Prime Minister and Cabinet at http www.kantei.go.jp. The hedges found in the speeches are analyzed using the taxonomy and functions of hedges according to Salager Meyer 1994 . The analysis shows that the most frequently used hedges in political speeches by Shinzo Abe is introductory phrases 50 , followed modal auxiliaries 22 , approximators of degree, quantity, 11 , lexical verb 6 , frasa modal nomina, adjektiva dan adverbia 5 , lsquo if rsquo type clauses 4 , and compound hedge 2 . In addition, the function of hedging in the speeches of Shinzo Abe is to mitigate, to protect himself from critique, to show politeness, to prevent confrontation, to build a good relation with the hearer, and show lack of commitment or responsibility.Key words pragmatics, hedging, political speech, politeness. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Curtis, Gerald L.
New York:: Columbia University Press, 1971
324.6 CUR e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fukui, Haruhiro
Canberra: Australian National University Press, 1970
324.245 2 FUK p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Fadhillah
"Konstitusi Jepang yang disahkan pada tahun 1947 menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, terutama Pasal 9 yang bernuansa pasifisme. Beberapa yang menolak mengatakan bahwa pasal tersebut menghalangi Jepang sebagai negara normal sedangkan yang mendukung beralasan bahwa pasal tersebut melindungi Jepang dari perang selama tujuh puluh tahun terakhir. Shinzo Abe, Perdana Menteri terlama Jepang sekaligus termasuk yang kontra Pasal 9, mempunyai ambisi untuk melakukan amendemen konstitusi di periode terakhir dia menjabat. Namun, langkah tersebut tidak mudah karena terhalang oleh ideologi pasifisme yang kuat, persyaratan amendemen yang berat di parlemen, dan pandemi yang melanda. Untuk melewati halangan itu, Abe melakukan komunikasi politik yang bernada persuasif agar masyarakat mendukungnya. Sayangnya, komunikasi yang dilakukan Abe saat masa pandemi sering ditanggapi negatif. Hingga akhir masa jabatannya, Konstitusi Jepang masih tetap utuh. Penelitian ini akan membahas komunikasi politik yang Abe gunakan dalam periode terakhirnya, tantangan yang menyebabkan sulitnya terjadi amendemen, dan dampak dari komunikasi politik yang Abe lakukan. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah dalam menganalisis masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat masalah amendemen konstitusi dari sudut pandang para pendukung amendemen. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan, upaya komunikasi politik yang dilakukan Abe masih kurang maksimal.

The Japanese constitution, which was passed in 1947, raised pros and cons in society, especially Article 9 which has a pacifist nuance. Some objected to saying that the article precluded Japan from being a normal country. While those who support it argue that the article protects Japan from war for the last seventy years. Shinzo Abe, Japan's longest-serving prime minister and one of those against Article 9, has ambitions to amend the constitution in his last term in office. However, the move was not easy because it was hindered by a strong pacifist ideology, heavy amendment requirements in parliament, and the pandemic that hit. To overcome this obstacle, Abe carried out persuasive political communications so that the public would support him. Unfortunately, the communication that Abe made during the pandemic was often received negatively. Until the end of his term, the Constitution of Japan remained intact. This study will discuss the political communication that Abe used in his last period, the challenges that made the amendments difficult, and the impact of Abe's political communication. The author uses historical research methods in analyzing this problem. This study aims to look at the issue of constitutional amendments from the point of view of the proponents of the amendments. The results of this study reveal that Abe's political communication efforts are still not optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>