Ditemukan 9100 dokumen yang sesuai dengan query
Seoul Korea: Overseas Information Service, 1994
327.519 SEC
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Siska Aprilia Prasetyanti
"Penelitian ini membahas mengenai strategi militer Korea Selatan di masa pemerintahan Presiden Kim Dae Jung yang diljelaskan melalui analisis geopolitik dan geostrategi dengan studi kasus insiden Laut Barat pada tahun 1999. Penelitian ini memakai metode penelitian Kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan strategi militer Korea Selatan dalam studi kasus yang diambil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi militer Korea Selatan dipengaruhi oleh geopolitik dan geostragi yang memperhitungkan pentingnya wilayah perbatasan (Laut Barat) dan penentuan garis batas (Northern Limit Line/NLL). Dalam hal ini meskipun Korea Selatan di masa pemerintahan Kim Dae Jung sedang dalam usaha berdamai dengan Korea Utara, namun pelanggaran perbatasan oleh Korea Utara akan tetap mendapatkan perlawanan dari militer Korea Selatan.
This study discusses the strategy of the South Korean military in the government of President Kim Dae Jung described through geopolitical and geostrategic analysis with case studies of the West Sea incident in 1999. This study used qualitative research methods in order to describe South Korea's military strategy in the case studies which taken. Results of this study showed that the South Korean military strategy was influenced by geopolitical and geostrategic which takes into account the importance of the border region (West Sea) and the determination of the boundary line (Northern Limit Line/NLL). In this case even though South Korea in the Kim Dae Jung government was attempting peace with North Korea, but the border violations by North Korea would still get resistance from the South Korean military."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47341
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deuhler, Martina
Seattle: University of Washington Press, 1977
951.902 DEU c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Seoul: Korea Institute for National Unification, 2014
327.015 PER
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Alya Adninta
"Kuil Yasukuni merupakan kuil Shinto yang terletak di Tokyo. Dalam Perang Dunia II, dipercaya bahwa kuil Yasukuni memiliki peran penting dalam membangun moral baik kaum militer, maupun sipil. Kuil ini juga dipercaya sebagai simbol pengabdian kepada Kaisar. Berkaitan dengan perannya sebagai simbol pengabdian pada kaisar, kuil ini dianggap kontroversial karena dipercaya sebagi representasi ideologi Shinto Negara (
Kokka Shinto). Mengunjungi dan berziarah di kuil Yasukuni dianggap melegitimasi sejarah militer Jepang karena di kuil Yasukuni disemayamkan 14 penjahat perang kelas A. Melegitimasi sejarah dan mangabaikan kejahatan yang pernah militer Jepang lakukan adalah aksi merevisi sejarah atau
historical revisionism. Kunjungan Perdana Menteri ke kuil Yasukuni selalu menuai kritikan dan kecaman dari negara lain, terutama Cina dan Korea, dua negara yang pernah diokupasi oleh Jepang. Meskipun kuil ini memiliki banyak kontroversi, beberapa Perdana Menteri Jepang tetap mengunjungi kuil ini, termasuk Shinzo Abe yang memang dikenal memiliki pandangan revisionis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan Abe mengunjungi Yasukuni dan mengungkapkan implikasi yang diterima oleh Jepang karena sikap revisionis Abe. Teori Historical Revisionism digunakan untuk mengungkapkan sikap-sikap politik Abe. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif anailtis yang menggunakan prosedur studi pustaka. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa Abe memiliki stabilitas politik yang baik dan pemikiran revisionis sehingga dia mengunjungi kuil tersebut. Faktor kunjungan Abe ke Yasukuni menyebabkan ruang diplomatik Jepang dengan Cina dan Korea menjadi terbatas sepanjang tahun 2014.
Yasukuni Shrine is a Shinto shrine located in Tokyo. In World War II, it was believed that Yasukuni shrine had an important role in building morale both military and civilian. This shrine is also believed as a symbol of devotion to the Emperor. Regarding its role as a symbol of devotion to the emperor, this shrine is considered controversial because it is believed as a representation of Shinto State ideology (Kokka Shinto). Visiting the shrine is considered glorifying Japanese military history because in Yasukuni shrine there’s 14 class A war criminals enshrined. Legitimizing history and ignoring the crimes that the Japanese military had committed was an act of revising history or historical revisionism. The Prime Minister's visit to Yasukuni shrine has always drawn criticism from other countries, especially China and South Korea, the two countries that have been occupied by Japan. Although this shrine has a lot of controversy, some Japanese Prime Ministers still visit this shrine, including Shinzo Abe who is known as a revisionist. This research aims to find out the reason Abe visited Yasukuni and revealed the implications received by Japan because of Abe's revisionist attitude. Historical Revisionism theory is used to express Abe's political attitudes. This research is an analytical descriptive study that uses a literature study procedure. Through this research it was found that Abe had good political stability and revisionist thoughts so he visited the shrine. The factor of Abe's visit to Yasukuni caused Japan's diplomatic space with China and Korea to be limited throughout 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Myung, Oak-kim
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2013
330.951 MYU n
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Siti Desfira Utami
"Skripsi ini membahas mengenai peran pemerintah Korea dalam mendorong pembangunan industri budaya seperti film, drama dan musik di Korea. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menganalisa tentang peran pemerintah Kim Young-sam 1993-1998 dan Kim Dae-jung 1998-2003 . Untuk menganalisa, penulis menggunakan teori governed interdependence dari Linda Weiss. Temuan penulis menunjukan bahwa kedua pemerintah berperan menyesuaikan hubungan koordinatif dengan sektor swasta bisnis dan praktisi budaya untuk mendorong pembangunan industri budaya termasuk film, drama dan musik. Berdasarkan bentuk-bentuk dalam teori governed interdependence, hubungan koordinatif pemerintah-swasta terjadi secara berkelanjutan dari periode pemerintah Kim Young-sam ke pemerintah Kim Dae-jung.
This undergraduate thesis discusses the roles of two Republic of Korean presidential administrations in developing national cultural industries such as film, drama and music. This research employs a qualitative method which analyzes the roles of the Kim Young sam 1993 1998 and Kim Dae jung 1998 2003 administrations, applying Linda Weiss rsquo governed interdependence theory. The findings of this research show that both administrations adjusted coordinative relations with the private sector consisting of business and cultural practitioners in order to foster cultural industries development. Based on the forms of governed interdependence, public private coordinative relations were consistently implemented during the Kim Young sam and Kim Dae jung administrations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66166
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasution, Muhammad Rizqy Fauzi
"
ABSTRAKBerakhirnya Perang Dingin memunculkan dinamika baru di Asia Tengah. Runtuhnya Uni Soviet menjadikan kawasan ini sebagai arena yang melanggengkan masuknya proyeksi kepentingan, khususnya aktor ekstrakawasan. Dalam hal ini, kebangkitan Rusia menyasar Asia Tengah sebagai objek dominasi sambil berupaya mengikat Asia Tengah ke dalam bagian sphere of influence-nya. Sementara itu, Uzbekistan sebagai negara yang ingin mendobrak dominasi Rusia justru ingin menjadi hegemoni kawasan dengan mencari jalan tengah antara mengakomodasi Rusia sambil tetap menjalin hubungan dengan aktor lain, seperti Amerika Serikat. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas langkah dan alasan perilaku hedging Uzbekistan sebagai bentuk respon dari dinamika kepentingan great powers.
ABSTRACTThe end of Cold War generates new dynamics in Central Asia. The collapse of the Soviet Union makes this region an arena that perpetuates the inclusion of states interests. Moreover, the rising Russia is targeting the region as an object of domination while trying to bind Central Asia into its sphere of influence. Meanwhile, Uzbekistan, which wants to break the Russian domination and be a regional hegemony concurrently, seeks for alternatives that not only engaging Russia, but also creating relations with others, such as United States. Therefore, this study will discuss the strategy and reason behind Uzbekistan?s hedging as states behavior towards great powers.
"
2015
S60766
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fertita Gayantri Mugni
"
ABSTRAKKorea adalah salah satu negara yang hingga abad ke-21 terbiasa dengan keseragaman masyarakatnya dan hal tersebut merupakan penyebab dari munculnya sikap pembedaan yang kerap dialami oleh orang asing, mixed-blood, dan pekerja migran yang tinggal di Korea. Sikap pembedaan tersebut digambarkan oleh Kim Jae Young dalam cerita pendeknya yang berjudul Kokkili (코끼리) yang dipublikasikan pada tahun 2004. Perbedaan sikap tersebut dirasakan sebagai tindakan ketidakadilan bagi orang asing dan pekerja migran. Tidak hanya karangan fiktif dalam cerpen, adanya perbedaan sikap terhadap orang asing dianggap mencerminkan kejadian sosial era kontemporer. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah membahas makna ketidakadilan dalam cerpen dengan analisis wacana Derrida menggunakan metode deskriptif analitis. Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menunjukkan isu ketidakadilan dari sisi Korea dengan menggunakan teori dekonstruksi. Sesuai dengan teori dekonstruksi Derrida dan penggambaran ketidakadilan pada orang asing oleh Kim Jae Young, ditemukan bahwa makna ketidakadilan bukan hanya merepresentasikan hal yang buruk, melainkan keadaan akibat hambatan dalam memahami budaya negara lain.
ABSTRACTKorea is one country that until the 21st century is accustomed to the uniformity of its people and this is the cause of the emergence of distinctive attitudes that are often experienced by foreigners, mixed-blood, and migrant workers living in Korea. The attitude of differentiation was described by Kim Jae Young in his short story entitled Kokkili (코끼리) published in 2004. The difference in attitude was felt as an act of injustice for foreigners and migrant workers. Not only fictional essays in short stories, differences in attitudes toward foreigners are considered to reflect the contemporary social events. The formulation of the problem in this study is to discuss the meaning of injustice in the short story with Derrida's discourse analysis using descriptive analytical methods. The purpose of this final assignment is to show the issue of injustice from the Korean side by using the theory of deconstruction. In accordance with Derrida's deconstruction theory and the description of injustice in foreigners by Kim Jae Young, it was found that the meaning of injustice not only represented a bad thing, but a condition due to obstacles in understanding the culture of other countries."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Roskam, K.L.
Leiden: A.W. Sijthoff`s Uitgeversmaatschappij, 1960
323.1 ROS i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library