Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta Bank Indonesia 1998,
330.959 82 Ban p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bank Indonesia, 1999
R 330.959 82 PER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Kusbiyantoro
"Pariwisata mempunyai peran sangat panting dalam berbagai aspek strategis pernbangunan ekonomi nasional maupun daerah. Diantaranya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan serta memeratakan pendapatan masyarakat.
DKI Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis di Indonesia cukup banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Devisa mengalir dari wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandara Soekamo-Hatta maupun Tanjung Priok terus meningkat tiap tahunnya. Perolehan devisa DKI Jakarta pada tahun 1997 mencapai US$ 3.023 juta. Seiring dengan terjadinya krisis ekonomi yang berlanjut dengan krisis keamanan perolehan devisa terns menurun menjadi USS 2.438 juta tahun 1998 dan hanya mencapai USS 760 juta pada tahun 2001.
Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB DKI Jakarta menduduki urutan kedua setelah sektor industri di luar sektor keuangan, persewaan dan jasa. Dibandingkan sektor lainnya peranan sektor ini mampu diandalkan apabila kondisi dan citra Jakarta dapat dipulihkan. Kontribusi sektor pariwisata pada PDRB DKI Jakarta mencapai 14,39 persen pada tahun 1997, namun memasuki tahun 1998 kontribusinya mengalami sedikit penurunan menjadi 14,08 persen. Bahkan dari tahun 1999 kontribusinya terus menurun hingga hanya 3,50 persen pada tahun 2001.
Penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara menyebabkan penurunan permintaan terhadap komoditi domestik, dan berpengaruh negatif terhadap sektor produksi, pada akhimya akan menyebabkan penurunan tingkat penghasilan masyarakat DKI Jakarta. Tingkat penghasilan yang menurun menyebabkan merosotnya daya beli masyarakat dan merosotnya jumlah konsumsi masyarakat. Selanjutnya berakibat melemahnya kegiatan sektor produksi dan menurunnya konsumsi masyarakat menyebabkan menurunnya Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta.
Turunnya PDRB mencerminkan menurunnya tingkat pendapatan masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan uraian di atas penelitian ini akan menjawab dua pertanyaan: a) seberapa besar pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta, b) seberapa besar dampak penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara yang terjadi akibat krisis ekonomi dan konflik sosial politik berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penulisan ini adalah, pertama pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh positif terhadap pendapatan dan berpengaruh positif balk langsung maupun tak langsung terhadap perekonomian DKI Jakarta. Kedua, penurunan pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh negatif terhadap distribusi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta.
Metode yang digunakan adalah Sosial Accounting Matrix (SAM) atau sering disebut Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE). Penggunaan SNSE dimaksudkan agar sektor-sektor ekonomi dapat sebanyak mungkin dimasukkan dalam penelitian ini, baik berupa kegiatan produksi, faktor produksi maupun institusi atau rumah tangga.
Dalam melihat dampak pengeluaran wisatawan mancanegara dari SNSE DKI Jakarta 2000 ukuran 103 x 103 dikembangkan lagi menjadi 129 x 129. Pemecahan dilakukan terhadap sektor-sektor dalam blok kegiatan produksi. Hal ini dimaksudkan agar sektor yang terkait dengan pariwisata dapat dilihat secara lebih rinci, sehingga studi dampak pariwisata terhadap perekonomian DKI Jakarta memungkinkan untuk diketahui.
Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap pendapatan masyarakat digunakan pendekatan pengganda neraca, Acccunting Multiplier (Ma). Sedangkan untuk mengetahui lebih lanjut aliran pengaruh tersebut digunakan pendekatan Structural Path Analysis (SPA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang ditimbulkan oleh pengeluaran wisatawan mancanegara terdistribusi diantara blok Faktor Produksi, blok Institusi dan blok Kegiatan Produksi. Distribusi pendapatan faktorial menujukkan bahwa secara umum dalam perekonomian DKI Jakarta bersifat intensif modal, ditandai dengan besarnya dominasi pendapatan yang diterima oleh faktor produksi kapital yaitu sebesar Rp. 3.643,71 milyar yang berarti 54 persen dari total pendapatan yang diterima pleb faktor produksi.
Pendapatan faktor produksi tenaga kerja di bidang Tata Usaha, Penjualan, Jasa¬jasa Penerima Upah dan Gaji jauh lebih besar dibandingkan dengan bidang lain, yaitu menyerap 50,9 persen dari total pendapatan yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja. Tenaga Kerja Pertanian Penerima Upah dan Gaji merupakan bidang yang paling sedikit penyerapannya yaitu sebesar Rp. 3,66 milyar, yang berarti 0,1 persen dari total pendapatan yang diserap faktor produksi tenaga kerja.
Di dalam Institusi Rumah Tangga terjadi ketimpangan pendapatan yang cukup besar antara Rumah Tangga Golongan X dengan Rumah Tangga Golongan I sampai IX. Rumah Tangga Golongan X memperoleh pendapatan terbesar yaitu Rp. 1.787,87 milyar, merupakan 47,3 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi Rumah Tangga. Sedangkan 52,3 persennya terdistribusi diantara Rumah Tangga Golongan I hingga IX. Porsi terbesar diterima oleh Rumah Tangga Golongan IX, sebesar Rp. 492,95 milyar merupakan 13,68 persen dari total pendapatan yang diterima Institusi rumah tangga sebesar Rp. 3.602,56 milyar. Bahkan Rumah Tangga Golongan 1 hanya menyerap Rp.56,51milyar, yang berarti 1,57 persen dali total pendapatan. Institusi rurnah tangga.
Pendapatan yang diterima sektor Produksi sebesar Rp. 13.417,53 milyar terdistribusi ke dalam 48 sektor. Tiga sektor berpendapatan terbesar yaitu sektor Hotel sebesar Rp. 1.872,38 milyar, merupakan 13,95 persen. Terbesar kedua, sektor Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank sebesar Rp. 1.190,46 milyar, merupakan 8,87 persen Ketiga, sektor Restoran sebesar Rp. 1.137,46 milyar, merupakan 8,48 persen.
Implikasi kebijakan yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan peran sektor pariwisata beserta pemerataan pendapatan bagi masyarakat dan perekonomian DKI Jakarta adalah: meningkatkan investasi pemerintah di sektor pariwisata., perbaikan sarana dan prasarana yang mendukung sektor pariwisata,.mendorong tumbuhnya investasi swasta, baik dalam negeri maupun asing melalui promosi-promosi investasi., menjaga dan memelihara citra Jakarta sebagai Kota Wisata. Dalam kaitannya dengan penciptaan pemerataan perlu dilakukan kebijakan berupa: meningkatkan pendapatan rumah tangga golongan bawah, melalui program-program pemberdayaan masyarakat seperti pinjaman modal usaha, program pendampingan untuk pembinaan serta pemilihan usaha produktif., mendorong berkembangnya sektor jasa perorangan dan rumah tangg: yang menunjang sektor pariwisata (seperti kerajinan tangan, cindera mata) melalui pembinaan-pembinaan, pembentukan kelompok-kelompok usaha."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20392
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Razif Rifai
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walid Hamidi
"Ukuran keberhasilan suatu pembangunan tidaktah dilihat dari ukuran
pertumbuhan ekonomi semata-mata, namun juga dilihat dari pembangunan kualitas
sumber daya manusianya. Pembangunan manusia dapat diartikan sebagai suatu proses
untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki oleh manusia. Diantara berbagai
pilihan itu adalah berumur panjang dan sehat yang dapat ditunjukan antara lain oleh
usia harapan hidup, berilmu pengetahuan yang dapat ditunjukan oleh tingkat
pendidikan, mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat
hidup layak yang ditunjukan oleh keterbukaan di berbagai bidang.
Isu pcningkatan kualitas sumber daya manusia telah menjadi topik
perbincangan hangar dewasa ini di Indonesia. Isu tersebut antara Iain dengan adanya
tuntutan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Propinsi DKI Jakarta sebagai ibu kota
negara, yang juga sekaligus sebagi barometer propinsi-propinsi lain telah
menganggarkan anggaran pendidikan lebih dari 20% dari APBD nya Produk domestik regional bruto (PDRB) yang tinggi di DKI Jakarta, yang
merupakan hasil dari kineda ekonomi Pemerintah daerah merupakan modal dalam
membangun kualitas sumber daya manusia di DKI Jakarta. Namun sebagai lbukota
negara, yang juga sekaligus sebagai pusat kegiatan ekonomi, Jakarta telah menarik
arus urbanisasi dari daerah-daerah lainnya. Kaum urban yang tidak semuanya siap
dengan lapangan pekerjaan yang ada, telah menyebabkan munculnya kantong-
kantong kemiskinan di DK] Jakarta.
Penelitian ini ingin coba melihat pengaruh kinerja perckonomian daerah yang
diukur dengan PDRB per kapita, perhatian pemerintah daerah terhadap upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilihat dari besarnya anggaran untuk
sektor pendidikan, serta tingkat kemiskinan, terhadap kualitas sumber daya manusia
yang diukur dengan rata-rata lama tahun sekolah (MYS). Dengan menggunakan data
sekundcr dari publikasi BPS DKI Jakarta, kantor PEMDA DKI Jakarta. Sampel yang
digunakan adalah 5 kotamadya dan l kabupaten di propinsi DKI Jakarta dari tahun
2002 - 2007.
Dengan menggunakan model data panel, dan replikasi model dari penelitian
Lee (l996) di Korea Selatan, serta pcnelitian Bcrlian (2006) untuk kasus propinsi-
propinsi di Indonesia. Dari hasil analisa regresi, diketahui PDRB per kapita dan
anggaran pendidikan berpengaruh positif dan signitikan terhadap tingkat pendidikan
penduduk. Sedangkan tingkat kcmiskinan bcrpcngaruh ncgatif dan signifikan
terhadap tingkat pendidikan pencluduk. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Aldy Widiarto
"Keberhasilan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal dapat dicerminkan dengan tingkat kemampuan keuangan daerahnya. Kemampuan keuangan daerah dicerminkan melalui Kapasitas Fiskal Daerah. Kementrian Keuangan tiap tahunnya mengeluarkan Peta Kapasitas Fiskal Daerah (KFD) yang didalamnya terdapat Indeks Kapasitas Fiskal Daerah (IKFD) untuk melihat perbandingan kapasitas fiskal suatu provinsi dengan rata-rata kapasitas fiskal provinsi se-Indonesia. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki IKFD tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data kualitatif. Untuk melihat perkembangan kemampuan keuangan Provinsi DKI Jakarta dibutuhkan nilai Kapasitas Fiskal Daerah yang formulanya terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan dan teori fiscal capacity. Penelitian ini bertujuan untuk mengananalisis perkembangan nilai Kapasitas Fiskal Daerah DKI Jakarta tahun 2014-2019, beserta faktor-faktor dan strategi yang dilakukan Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta dalam rangka mengoptimalkan nilai Kapasitas Fiskal Daerah. Perkembangan nilai Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta tahun 2014-2019 positif. Nilai Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta dipengaruhi oleh faktor organisasi, proses, lingkungan, dan perkembangan teknologi. Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta melakukan strategi untuk meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan cara meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), kepatuhan pajak, dan pemanfaatan teknologi. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta kedepannya dalam rangka optimalisasi Kapasitas Fiskal Daerah DKI Jakarta.

The success of regional autonomy and fiscal decentralization can reflect the level of regional financial capacity. Regional financial capacity is reflected in the Regional Fiscal Capacity. The Ministry of Finance annually issues a Regional Fiscal Capacity in which there is an Regional Fiscal Capacity Index (IKFD) to see the comparison of the fiscal capacity of a province with the average fiscal capacity of provinces throughout Indonesia. DKI Jakarta Province is a province that has the highest IKFD (Regional Fiscal Capacity Index). This study uses a qualitative approach with qualitative data analysis techniques. To see the development of the financial capacity of DKI Jakarta Province, the value of Regional Fiscal Capacity is needed, the formula for which is contained in the Minister of Finance Regulation and the theory of fiscal capacity. This study aims to analyze the development of the value of DKI Jakarta Regional Fiscal Capacity in 2014-2019, along with the factors and strategies implemented by the DKI Jakarta Regional Revenue Agency in order to optimize the value of Regional Fiscal Capacity. The development of the Regional Fiscal Capacity of DKI Jakarta Province in 2014-2019 was positive. The value of the Regional Fiscal Capacity of DKI Jakarta Province is known by organizational factors, processes, environment, and technological developments. The DKI Jakarta Regional Revenue Agency has implemented a strategy to increase the Regional Fiscal Capacity of the DKI Jakarta Province by increasing Human Resources (HR), monitoring taxes, and utilizing technology. Furthermore, the research is expected to provide input to the DKI Jakarta Regional Revenue Agency in the future in order to optimize the Regional Fiscal Capacity of DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ramadhan Syah
"Berbicara mengenai perkembangan pencak silat Betawi tentu tidak terlepas dari perkembangan pencak silat secara umum. Pencak silat merupakan seni bela diri yang berkembang di rumpun masyarakat melayu, termasuk Indonesia. Indonesia memiliki beragam jenis aliran pencak silat, salah satunya adalah pencak silat Betawi atau masyarakat lokal menyebutnya maen pukulan. Salah satu jenis aliran dalam pencak silat Betawi adalah Beksi. Pencak silat Beksi diciptakan oleh seorang peranakan Tionghoa bernama Lie Tjeng Hok di Kelurahan Dadap, Kabupaten Tangerang. Beksi merupakan seni bela diri Betawi yang sarat akan akulturasi budaya lokal dengan Tionghoa. Beksi terdiri dari dua suku kata yaitu, "Bek" yang berarti pertahanan dan "Si” (Tsi) yang berarti empat yang merujuk kepada empat arah penjuru mata angin. Pada perkembangannya, pencak silat Beksi tumbuh cukup pesat di wilayah Petukangan, Jakarta Selatan. Hal ini tidak terlepas dari peran H. Ghozali dan empat muridnya yang di kemudian hari dikenal sebagai guru besar Beksi di Petukangan yaitu, H. Hasbullah, M. Nur, Simin dan Mandor Minggu dalam mengembangkan dan menyebarkan Beksi di Jakarta. Pada perkembangan selanjutnya, salah satu murid H. Ghozali, yaitu H. Hasbullah berupaya untuk tetap melestarikan Beksi ini dengan mendirikan perguruan silat Beksi di Petukangan.

Talking about the development of the Betawinese pencak silat, certainly not regardless of pencak silat development in general. Pencak silat is a kind of martial arts which born and growing on Malayan society, including Indonesia. Indonesia has various types of martial arts styles, one of them is Betawinese pencak silat or lokal people call it maen pukulan. One of the types of Betawinese pencak silat is Beksi. Beksi was created by Lie Tjeng Hok in Dadap sub-district, Tangerang regency. Beksi is one of Betawinese tradisional arts which created by a fusion between local culture and Chinese culture.Beksi consist of two syllables, namely “Bek” which means a defense and “Si” which means four which refers to the four cardinal direction. On it’s development, Beksi grows quite rapidly in Petukangan district, South Jakarta. This is inseparable from the role of H. Ghozali and his four students who later became known as the master of Beksi in Petukangan namely, H. Hasbullah, M. Nur, Simin, and Mandor Minggu in developing and introducing Beksi in Jakarta. In subsequent developments, one of the H. Ghozali students, namely H. Hasbullah strives to keep preserving Beksi by establishing a Beksi training ground in Petukangan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susiati B. Hirawan
"The changes in sectors and linkages in Indonesian economy have been changing thus affecting the structure. This study aims to evaluate the changes in the nation's economic structure by focusing on the development of intra/inter sectors and intra/inter regions linkage using interregional Input-Output (IRIO) model in 1995 and 2000 data. The model analyzes the changes by applying the concept of technical coefficient stability, testing changes on the coefficients, and exploring the basic IRIO model. The study found that there has been a significant decrease of relative relationship between sectors and regions in Indonesian economy albeit of seemingly insignificant. Further, the analysis in intro and inter regions showed that an increase in intra regions relationship has not been significant meanwhile the decrease of inter regions relationship has been significant. The studies also revealed that industry was a high potential sector in national development priorities not only because of its high multiplier but also its role in strengthening and increasing the interactions of intra/inter sectors and intra/inter regions. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
JEPI-8-1-Jul2007-35
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Sarasi T.
"Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, didapatkan tingkat perkembangan penerimaan pajak hotel dan restoran di Propinsi DKI Jakarta dari tahun 1985-2000 rata-rata 10,003% per tahun. Tingkat perkembangan penerimaan yang "negatif" terjadi pada tahun 1987 yaitu sekitar (-2,409%), tahun 1998 sekitar (-28,474%) dan tahun 2000 yang mencapai sekitar (-6,079%).
Potensi pajak hotel dan restoran pada tahun 1998 tercatat menurun, terjadi karena adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, sehingga tingkat hunian hotel relatif rendah dan tingkat kunjungan rata-rata ke restoran (tingkat kursi isi) relatif rendah. Tingkat pemungutan pajak hotel pada tahun 1997 berada pada kriteria yang cukup efektif. Sefanjutnya pada tahun 1998, tahun 1999, dan tahun 2000, teridentifikasi pada kriteria kurang efektif. Tingkat pemungutan pajak restoran di Propinsi DKI Jakarta pada tahun 1997, 1998, 1999 pada kriteria yang cukup efektif, akan tetapi pada tahun 2000 tercatat pada kriteria kurang efektif.
Tingkat efisiensi pemungutan pajak hotel di DKI Jakarta dari tahun 1997, 1998, 1999 dan tahun 2000 dapat dikatakan pada tingkat sedang. Akan tetapi tingkat efisiensi pemungutan pajak terus mengaiami peningkatan dari tahun 1997 hingga ke tahun 2000. Tingkat efisiensi pemungutan pajak restoran pada tahun 1997, tahun 1998, dan tahun 1999, adalah pada taraf sedang, akan tetapi pada tahun 2000 tercatat tinggi. Tingkat efisiensi pemungutan pajak hotel dan restoran di pada tahun 1997, tahun 1998, tahun 1999, dan tahun 2000 berada pada tingkat efisiensi sedang.
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Propinsi DKI Jakarta adalah; (a) Jumlah penduduk, (b) Tingkat pendapatan per kapita, (c) Tingkat Produk PDRB sub-sektor hotel dan restoran, (d) Nilai tambah sub-sektor hotel dan restoran, (e) Tingkat inflasi, (f) Jumiah wisatawan mancanegara, dan (g) Jumlah wisatawan domestik. Faktor-faktor yang tercatat "signifikan" berpengaruh terhadap penerimaan pajak hotel dan restoran di Propinsi DKI Jakarta adalah; (a) Nilai tambah subsektor hotel dan restoran, (b) Jumlah wisatawan mancanegara, dan (c) Jumlah wisatawan domestik.
Secara "partial" tingkat penerimaan pajak hotel dan restoran di Propinsi DKI Jakarta tercatat "elastis" terhadap perubahan nilai tambah sub-sektor hotel dan restoran, "tidak elastis" terhadap perubahan jumlah wisatawan asing, dan "elastis" terhadap perubahan jumlah wisatawan domestik. Tingkat "elastisitas" penerimaan pajak hotel dan restoran di Propinsi DKI Jakarta terhadap perubahan jumlah wisatawan domestik, "relatif lebih tinggi" dibandingkan terhadap perubahan niiai tambah sub-sektor hotel dan restoran. (*)"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2003
T12589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zus Indrawati Pramono
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>