Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2000
306.481 9 AGE (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup,, 2000
333.7 AGE (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997
304.2 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edina Rafi Zamira
"Tulisan ini mengkaji pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan dalam perspektif HI melalui studi literatur. Melalui metode taksonomi, tulisan ini menganalisis 46 literatur dan memetakannya dalam tiga tema: (1) faktor pembentuk keterkaitan pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan; (2) kontribusi pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan; dan (3) kritik terhadap neoliberalisme terkait konsep dan praktik pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Hasil pemetaan literatur menunjukkan bahwa industri pariwisata memberikan dampak multidimensional yang sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan. Selain itu,  terdapat struktur dan relasi kekuatan yang mendasari suatu aksi, norma, dan kebijakan mengenai pariwisata dalam agenda pembangunan berkelanjutan yang berjalan. Lebih jauh, tulisan ini  menemukan bahwa struktur dan relasi kekuatan saat ini didasari oleh pandangan neoliberal yang menempatkan aktor swasta sebagai pelaku pembangunan yang dominan bidang sosial, ekonomi, dan politik sehingga menjadi tantangan pembangunan berkelanjutan. Tulisan ini menyimpulkan bahwa industri pariwisata adalah arena politik yang terdiri dari kontestasi kuasa, kekuatan, dan kepentingan antar-aktor sehingga dibutuhkan partisipasi bottom-up dan diskusi inklusif agar kebijakan pariwisata dan agenda pembangunan berkelanjutan dapat berjalan optimal dan tepat sasaran. Tulisan ini juga mengidentifikasi dua ceruk penelitian. Pertama, minimnya pembahasan keterkaitan pariwisata dalam agenda pembangunan berlanjutan dari kajian keamanan internasional. Dalam hal ini, konteks keamanan  non tradisional, termasuk keamanan manusia (human security) dapat digunakan sebagai dasar analisis. Kedua, terbatasnya literatur yang menempatkan negara maju sebagai objek analisis, padahal pembahasan tersebut  dapat menambah pemahaman  dan pembelajaran bagi akademisi HI dan pengambil kebijakan. 

This paper examines tourism and the sustainable development agenda from an international relations perspective through a study of literature. The author uses the taxonomic method to analyze 46 peer-reviewed literature and map them into three themes: (1) constructing factors of tourism and the sustainable development agenda; (2) tourism's contribution to the sustainable development agenda; and (3) criticism of neoliberalism on tourism concept and practice in the sustainable development agenda. The mapping of the literature indicates that the tourism industry provides a multidimensional impact in line with the sustainable development agenda. Furthermore, this paper identifies structures and power relations that construct actions, norms, and policies regarding tourism in the ongoing sustainable development agenda. Moreover, this paper’s analysis shows that the structure and power relations in question are neoliberalism, which strengthens private actors in all sectors; hence becomes a development challenge in itself. This paper concludes that the tourism industry is a political arena consisting of the contestation of power, strength, and interests between actors. Thus, bottom-up participation and inclusive discussion are needed in order for tourism policies and the sustainable development agenda can run optimally. This paper also identifies two research gaps. First, the linkage of tourism and the sustainable development agenda with security issues should be explored, in this matter human security as a non-traditional security approach can be used as an analytic framework. Second, there is limited literature that frame developed countries as the object of analysis, even though this discussion may be a lesson learned for HI academics and policy makers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Setyo Suprijadi
"ABSTRAK
Danau Toba adalah salah satu objek pariwisata yang sangat potensial bagi pemasukan devisa negara. Melalui serangkaian program peningkatan eksploitasi dan pengembangan sektor industri jasa pariwisata di kawasan ini, dicanangkan tidak kurang data. 500.000 wisatawan pertahun diharapkan datang ke Danau Toba pada Repelita VI. Dengan demikian diharapkan juga dapat mendorong ke arah pengembangan jasa-jasa di sektor lain, balk sebagai pendukung peningkatan program kepariwisataan tersebut ataupun sebagai produk-produk ikutan lainnya.
Usaha-usaha gencar yang telah dilakukan Pemda Sumatera Utara pada akhirnya menghasilkan pengembangan fisik kawasan dari segi akomodasi, yang untuk selanjutnya disusul pula oleh pengembangan kegiatan lain-lainnya untuk memperluas pangsa pasar yang mampu membangkitkan demand di samping atraksi objek-objek pariwisata alamiah yang dimiliki Danau Toba yang memang sangat unik. Sayang sekali dalam perjalanannya, pengembangan kawasan ini tidak atau kurang diikuti kebijaksanaan penataan wilayah yang baik, sehingga pada akhirnya menghasilkan akumulasi pertumbuhan yang sangat terpusat dan bertumpuk-tumpuk di sepanjang tepian danau yang membenikan dampak negatif terhadap fisik lingkungan danau serta pada keasrian pemandangan yang ada.
Seperti dimaklumi, di samping faktor atraktif dari suatu objek daerah tujuan wisata, ada faktor esensial lainnya yang perlu diperhatikan, yaitu masalah pengolahan sistem lingkungan khususnya masalah sanitasi lingkungan di kawasan tersebut.. Kelengahan perhatian pada masalah ini pada akhirnya melahirkan juga faktor penghambat wisatawan berkunjung, di samping faktor kerusakan alam lingkungan sebagai akibat bahan-bahan buangan cair dan padat yang berasal dari aktivitas domestik, restoran, hotel, pasar, bengkel dan sebagainya.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan introduksi langkah-langkah penanggulangan secara komprihensif sesuai dengan kondisi yang ada saat ini di Danau Toba sehingga dapat menjaga kawasan ini agar tetap asri dan tetap potensial bagi pemasukan devisa negara. Secara khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh data-data tentang kualitas air Danau Toba dan melihat bagaimana kecenderungan deviasi yang terjadi pada kondisi fisik badan air Danau Toba dengan membandingkannya pada nilai-nilai baku yang ada saat ini.
Hasil yang diperoleh menunjukkan kualitas air Danau Toba ditinjau.dari segi fisis sudah menunjukkan adanya pencemaran yang cukup besar dengan diperolehnya kandungan minyak dan lemak berkisar antara 7.535 mg l. Hal ini akan memberikan gangguan bagi pemanfaatan air Danau Toba bagi rekreasi air disamping penurunan nilai estetika dari badan air.
Secara biologis air Danau Toba juga sudah menunjukkan adanya pencemaran dengan terukurnya kehadiran bakteri patogen sebagai faecal coliforni dan total coliform masing-masing sudah melebihi 1000 mpn 100 ml dan 20000 mpn 100 ml.
Hasil pengukuran secara kimiawi secara umum menunjukkan kondisi air Danau Toba masih dibawah ambang batas yang diijinkan.
Hasil penelitian juga mendapati bahwa pengelolaan lingkungan kawasan pariwisata Danau Toba masih bersifat sektoral. Untuk itu perlu dibentuk suatu badan pengelola kawasan Danau Toba dimana badan pengelola tersebut bertindak sebagai institusi koordinator pengelola seluruh lingkungan kawasan Danau Toba, yang akan mempunyai ruang lingkup internal, yaitu yang berhubungan dengan unit pelaksana operasional lapangan, serta eksternal yaitu unit penugasan yang berhubungan berkoordinasi dengan instansi-instansi lain.
Untuk itu disini diperlukan adanya peraturan pengelolaan lingkungan sebagai landasan hukum yang akan mencakup kewenangan organisasi pengelola, aturan mengenai manajemen organisasi serta aturan main yang menyatakan tanggung jawab, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, termasuk masalah pendanaan didalamnya
Penelitian ini juga memandang perlunya dilakukan perencanaan pengembangan kawasan alternatif sebagai kawasan pengalih yang bertujuan untuk mencegah aglomerasi kegiatan yang ada saat ini di kota Parapat, yang untuk itu terpilih disini daerah Ajibata yang letaknya bersebelahan dengan kota Parapat.
Strategi pengembangan yang ditempuh adalah :
1. Pengembangan pusat-pusat atraksi baru dan budaya setempat, atau disebut dengan amenity core.
2. Pengembangan pelayanan transport yang memenuhi demand dari beberapa segmen wisatawan.
3. Pengembangan sarana akomodasi yang baik.
4. Pengendalian gugus bangunan untuk menjaga keseimbangan antara lingkungan buatan dan alam.
Dengan demikian akan menjawab sekaligus permasalahan pokok perencanaan tapak yang dihadapi kota Parapat saat ini yang berupa :
a. Garis sempadan tepian pantai Danau Toba.
b. Garis sempadan bangunan.
c. Kepadatan bangunan.
d. Segi-segi arsitektural budaya bangunan-bangunan setempat.
Sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini ialah bahwa Danau Toba sudah mulai tercemar. Pengembangan industri pariwisata di Danau Toba memang perlu dilanjutkan, dikembangkan dan ditingkatkan, tetapi pelestarian lingkungan Danau Toba dan upaya untuk menjaga keseimbangan ekologinya juga perlu dilakukan demi keberlanjutan sumberdaya alamnya dan pembangunan pariwisata itu sendiri.

ABSTRACT
Toba Lake is one of tourism objects highly potential for receipt of foreign exchange. Through a series of programs intended to develop the tourism industry in this area, it is expected that no less than 500,000 tourists every year will visit Toba Lake during the National Development VI (Repelita VI). It will in turn encourage the development of services in other sectors both as a support to enhancement of the existing tourism programs and other resulting products.
Intense efforts having been made by North Sumatera Regional Administration will eventually develop the area physically in terms of accommodation. It is then followed by other activities for expansion of the market share able to stimulate demand, in addition to unique natural tourist attractions peculiar to Toba Lake.
Unfortunately, the development is lacking appropriate policies on the arrangement of the area. This situation results in a rapid growth of buildings centered on and crowded along the lake causing an adverse impact on the physical environment of the lake and the splendor of the landscape.
As we all know, in addition to the factors of attraction peculiar to a tourist destination, greater attention should be paid to some other essential factors. One is the issue of preparation of an environmental system, especially that of environmental sanitation. Negligence will in the end result in some other factors like tourists being distracted from visiting the lake, not to mention the factor of damage to the environment as a result of waste liquid and solid generated by activities of houses, restaurants, hotels, (super)markets, workshops and the like.
Thus, it is essential to apply control in order to keep -the area conserved and potential for receipt of foreign exchange.
General objectives of this study is to introduce preventive steps in comprehensive manner based on the present situation in Toba Lake and thereby allowing it to keep the beautiful and potential object as a. source of foreign exchange.
In particular, this study is intended to gather data of the lakes water quality on to observe a deviation tendency occurs in the physical condition of the lake water compare with the present standard values.
The results shows that the quality of the lake water, viewed from the physical aspect, has been relatively high polluted by finding oil and fatty contents range 7.535 mg l. It will result in threats of the using the lake water for water recreation in addition to reduction of water body aesthetic values. Biologically, the water of Toba Lake, however, shows pollution by the presence of pathogen bacteria such as Faecal Coliform and Total Coliform of 1000 mpn/100 ml and 20,000 mpn ml respectively. By means of chemical .measurement, it shows that the general condition of the lake water remains below the allowed threshold.
Furtheremore, result the study also show that the environmental management of Toba Lake tourism area remains sectoral. Therefore, there must be a separate board for managing its area, that serves a Coordinating Institution for the entire Toba Lake Area Management, internally and externally, concerning field operation managing unit and assigning unit related to a coordination with other public authorities.
Accordingly, there should be an Environmental Management Regulation as an order for managing organizational authority, organizational management rules and rules of responsibility, objectives and target including funds.
This study considers an importance of Alternative Area Development planning as an alternative area for pre-venting the present agglomerated activities at Parapat town where we select Ajibata near it.
Development strategies are belows :
a. New attraction centers and local cultures development as so-called amenity core.
b. Transportation services development to satisfy demands of tourism segments.
c. Appropiate accomodation facilities development.
d. Building integrated control to keep man-made environment and nature in balance.
And therefore, it will solve at once the following main problems of site planning facing Parapat town todate :
a. Line of demarcation by Toba Lake.
b. Line of building demarcation.
c. Building density.
d. Cultural-architectural aspect of local buildings.
As a conclusion of this study is that the Toba lake is polluted. Tourism industry by it needs carrying on, developing and improving in addition to its environmental conservation and ecological equilibrium for persistent natural recourses and tourism development.
E. Total of References : 20 (1983-1992)
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Koesrijanti
"Dokumen Agenda 21 Indonesia menyajikan informasi yang komprehensif di setiap bidang yang berkaitan dengan lingkungan dan pembangunan mulai dari permasalahan yang ada sampai dengan tugas dan fungsi para pengelola lingkungan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Kerjasama dan koordinasi yang terus menerus dari masing-masing pihak akan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan akan tanggung jawab masing-masing peran dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan Iingkungan di Indonesia.
Konsep ini dikembangkan seiring dengan perkembangan industri sebagai salah satu strategi pembangunan yang membawa dampak tersendiri terhadap masyarakat, baik secara sosial ekonomis, maupun secara fisik seperti kondisi lingkungan hidup berubah, terutama terhadap masyarakat sekitar di mana industri tersebut berada, yaitu masyarakat desa Cintamulya, Kecamatan Cikeruh, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat.
Industrialisasi sebagai salah satu strategi dalam pembangunan, dilihat pada tatanan makro telah memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi sosial. Sehingga sektor industri saat ini dipercaya sebagai sektor andalan motor pertumbuhan yang menjadi orientasi pembangunan saat ini. Dipilihnya sektor industri sebagai motor pembangunan, secara otomatis melahirkan banyak kebijakan yang Iahir dengan tujuan untuk mendorong dan menciptakan iklim bagi semakin berkembangnya sektor ini.
Ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Indonesia dan peningkatan daya saing nasional guna menghadapi era globalisasi ekonomi telah mencuatkan konsep kemitraan antara usaha besar dan usaha kecil, Diharapkan kemitraan usaha dapat mengurangi berbagai inefisiensi yang terjadi akibat kesenjangan skala usaha besar-kecil. Kemitraan sendiri secara sederhana dapat digambarkan semacam persetujuan antara dua pihak yang mempunyai kebutuhan saling mengisi dan bekerja sama, demi kepentingan keduanya atas prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan tercipta karena pihak satu memerlukan sumber-sumber yang dimiliki oleh pihak lain atau pihak kedua untuk memajukan usahanya dan sebaliknya. Sumber-sumber tersebut antara lain meliputi modal, tanah, tenaga kerja, akses terhadap teknologi baru, kapasitas pengolahan, dan outlet untuk pemasaran hasil produksi.
Jadi, tujuan penyusunan Agenda 21 Indonesia digunakan sebagai salah satu referensi di dalam perencaanan pembangunan dan dengan pola kemitraan ini, makin jelas saja bahwa posisi Agenda 21 Indonesia amat penting di dalam upaya pelaksanaan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaludin M.
"

Abstrak

Pengembangan ekowisata berkelanjutan mempertimbangkan kelayakan pariwisata, kondisi sosial masyarakat, dan kebijakan pariwisata untuk menjamin kelestarian lingkungan serta meningkat kesejahteraan. Pengembangan kawasan pesisir yang tidak sesuai prinsip ekowisata dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan, menurunnya pendapatan serta gangguan stabilitas sosial. Tujuan penelitian ini menganalisis kelayakan pariwisata, sosial ekonomi masyarakat, dan kebijakan pariwisata. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode campuran. Penilaian kelayakan pariwisata menggunakan analisis indeks kesesuaian wisata dan analisis daya dukung, penilaian kondisi sosial ekonomi masyarakat menggunakan analisis skala Likert serta kebijakan pariwisata dianalisis menggunakan skala Guttman. Hasil analisis kelayakan pariwisata Fatkauyon berada pada kategori sangat sesuai, dengan IKW pantai 97.5%, IKW snorkeling 88,8%, dan IKW selam 88,8%. PCC wisata pantai 29.106 pengunjung per hari, RCC wisata pantai 728 pengunjung perhari. PCC wisata snorkeling 3.828 pengunjung per hari, RCC wisata snorkeling 429 pengunjung per hari. PCC wisata selam 144 pengunjung per hari, RCC wisata selam 16 pengunjung per hari. Tingkat pemahaman ekowisata 96,9% kategori baik, sikap pelaksanaan ekowisata 94,3% kategori baik. Regulasi kebijakan pariwisata kategori kurang dan persepsi pemangku kebijakan pada pengembangan ekowisata kategori tinggi. Kesimpulannya adalah kawasan pesisir Fatkauyon sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata berkelanjutan.

 


Abstract

Sustainable ecotourism development considers tourism feasibility, community social conditions, and tourism policies to ensure environmental sustainability and increase welfare. Development coastal areas that are not in accordance with the principles of ecotourism can cause environmental damage, decreased income and disruption of social stability. The purpose this study was to analyze the feasibility tourism, socio-economic community, and tourism policy. The approach used is quantitative with mixed methods. Tourism feasibility assessment uses tourism suitability index analysis and carrying capacity analysis, assessment socio-economic conditions the community using scale analysis Likert and tourism policy analyzed using scale Guttman. The results Fatkauyon tourism feasibility analysis are the very appropriate category, IKW beach 97.5%, IKW snorkeling 88.8%, IKW diving 88.8%. PCC beach tourism 29,106 visitors per day, RCC beach tourism 728 visitors per day. PCC tours snorkeling 3,828 visitors per day, RCC tours snorkeling 429 visitors per day. PCC tours dive 144 visitors per day, RCC diving tours 16 visitors per day. The level of understanding ecotourism 96.9% good category, attitude of ecotourism implementation 94.3% good category. Tourism policy regulations are lacking in categories and stakeholders' perceptions high-category ecotourism development. The conclusion that the Fatkauyon coastal area very suitable to be developed into sustainable ecotourism area.

"
2019
T52294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah Hudiya Permadinata
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konsep pariwisata berkelanjutan yang diimplementasikan di Samsara Living Museum Bali. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus deskriptif sebagai jenis penelitiannya. Dalam mendapatkan informan, penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling yang terdiri dari Ida Bagus Agung Gunarthawa sebagai pendiri museum, masyarakat sekitar museum yang sekaligus berperan sebagai pengurus museum,  Dayananda dan Adi sebagai wisatawan, dan Gus Mananda, dosen Fakultas Pariwisata Universitas Udayana selaku akademisi. Data yang didapatkan melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur diolah menggunakan teknik analisis data kualitatif, yakni dengan open coding, axial coding, dan selective coding untuk mendapatkan deskripsi informasi terkait orang, tempat, dan peristiwa yang terkait dengan pengimplementasian pariwisata berkelanjutan di Samsara Living Museum Bali. Penelitian ini memastikan keabsahan menggunakan triangulasi data pada sumber data dan teknik pengumpulan data. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Samsara Living Museum Bali telah mendeskripsikan konsep pariwisata berkelanjutan dalam operasional dan pengembangannya. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mewawancarai pihak pemerintahan dan mengerucutkan topik penelitian agar analisis dapat dilakukan lebih mendalam.

This research aims to describe the concept of sustainable tourism implemented at the Samsara Living Museum Bali. The study employs a qualitative approach with descriptive case study as its research type. In obtaining informants, this research utilizes the snowball sampling technique, including Ida Bagus Agung Gunarthawa as the founder of the museum, the local community around the museum who also serve as museum administrators, Dayananda and Adi as tourists, and Gus Mananda, a lecturer from the Faculty of Tourism at Udayana University acting as an academician. Data obtained through interviews, field observations, and literature studies are processed using qualitative data analysis techniques, namely open coding, axial coding, and selective coding to obtain descriptions of information related to individuals, places, and events associated with the implementation of sustainable tourism at the Samsara Living Museum Bali. This research ensures validity by employing data triangulation on data sources and data collection techniques. Findings from this research indicate that the Samsara Living Museum Bali has embodied the concept of sustainable tourism in its operations and development. For future research, it is recommended to interview governmental authorities and narrow down the research topic for a more in-depth analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>