Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139312 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Yasmin Ekapratiwi
"ABSTRACT
Esktrak tembakau memiliki aktivitas larvasidal karena mengandung nikotin dan beberapa senyawa racun. Perlunya ekstrak tembakau dibuat sediaan nanoemulsi karena ukuran partikelnya yang lebih kecil, luas permukaan yang lebih besar, dan pelepasan senyawa aktif yang lambat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan formula nanoemulsi ekstrak tembakau terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Nanoemulsi ekstrak tembakau dibuat dengan metode energi tinggi menggunakan ultrasonikasi frekuensi 20 kHz selama 45 menit. Ekstrak tembakau dicampur surfaktan Tween 20 dengan rasio ekstrak banding surfaktan 1:0,5, 1:1, dan 1:3 w/w. Dari hasil penelitian diperoleh uji hayati bioassay emulsi larvasida dengan LC50 sebesar 823,7411 ppm F1:0,5, 702,0736 ppm F1:1, dan 578,4825 ppm F1:3, lebih rendah dibandingkan ekstrak daun tembakau sebesar 1022,97 ppm. Penurunan nilai LC50 berbanding lurus dengan penurunan ukuran partikel dari sediaan. Nilai LC50 terendah diperoleh oleh formula F1:3 dengan rata-rata ukuran partikel 631 nm. Ini menunjukkan bentuk sediaan emulsi ekstrak tembakau berpotensi dan dapat digunakan untuk mengendalikan larva nyamuk Aedes aegypti.

ABSTRACT
The tobacco extract has larvicidal activity because it contains nicotine and some toxic compounds. The necessity of tobacco extracts nanoemulsion because of its smaller particle size, larger surface area, and slow release of active compounds. This study aimed to evaluate the effectiveness of tobacco extract nanoemulsion against Aedes aegypti larvae. Nanoemulsion tobacco extract is made by high energy method using ultrasonication with frequency 20 kHz for 45 minutes. The tobacco extract was mixed with Tween 20 surfactant with the ratios are 1 0,5, 1 1, and 1 3 w w. From the result, bioassay test of larvicidal emulsion with LC50 was 823,7411 ppm F1 0,5, 702,0736 ppm F1 1, and 578,4825 ppm F1 3, lower than LC50 of tobacco leaf extract 1022,97 ppm. The decrease in LC50 values is directly proportional to the decrease in particle size. The lowest LC50 values are obtained by the formula F1 3 with an average particle size of 631 nm. This study shows emulsion of tobacco extract is potencial to control the Aedes Aegypti mosquito larvae."
2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendarmoko
"ABSTRAK
Telah dilakukan suatu penelitian terhadap Anisops sp. (Notonectidae) yang
diperoleh dari Situ FMIPA-UI, Depok untuk digunakan sebagai pengendali hayati
larva nyamuk Aedes aegypti pada kondisi laboratorium. Jenis kelamin jantan
mempunyai bentuk abdomen ramping dengan lebar abdomen 1,51 ± 0,08 mm dan
panjang tubuh sebesar 7,74 ± 0,14 mm dibanding dengan betina yang mempunyai
lebar abdomen 1,67 ± 0,05 mm dan panjang tubuh 7,44 ±0,12 mm. Siklus hidup
Anisops sp. membutuhkan waktu 28 hari, dengan masa inkubasi telur 5 hari, dan
masa perkembangan instar I sampai dengan instar V berturut-turut memerlukan
waktu 7 hari, 3 hari, 3 hari, 4 hari dan 6 hari. Bentuk telur Anisops oval dengan
kedua ujung tumpul serta terdapat semacam 'pintu' pada salah satu ujungnya.
Permukaan telur kasar, umumnya transparan, warna bervariasi dari kekuningan,
coklat muda sampai coklat tua dengan panjang telur 1,20 ± 0,02 mm dan lebar
0,44 ± 0,01 mm. Anisops paling banyak menghasilkan 10 telur/ekor/hari dan rata-rata
menghasilkan 2,85 ± 0,36 telur/ekor/hari. Daya tetas telur Anisops sebesar
0,70%. Anisops berpotensi sebagai pengendali hayati larva nyamuk dengan
pemangsaan terbesar sebanyak 22,56 ± 2,17 larva/hari dan nilai pemangsaan ratarata
sebesar 39,75% dari larva yang diberikan.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdi Nur
"Pengendalian terhadap vektor penyakit demam berdarah sampai saat ini masih menggunakan insektisida dan larvasida sintetis. Penggunaan secara berulang-ulang mengakibatkan timbulnya resistensi vektor, matinya hewan lain yang bukan sasaran, dan pencemaran terhadap lingkungan. Untuk mengurangi berbagai dilema tersebut perlu dicarikan alternatif dengan menggunakan pestisida nabati.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas ekstrak daun selasih (Ocimuni sanctum) pada berbagai konsentrasi sehingga dapat diketahui konsentrasi yang efektif untuk membunuh larva Aedes aegypti.
Rancangan penelitian adalah post-test only control design dimana subyek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan 5 (lima) perlakuan dan 5 (lima) replikasi. Bahan yang digunakan adalah daun selasih (Ocimum sanctum) yang diekstrak dalam etanol 10%, kemudian dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 1200 ppm, 1300 ppm, 1 400 ppm, 1500 ppm, dan 1600 ppm. Selanjutnya dimasukkan larva Aedes aegypti sebanyak 40 ekor pada masingmasing kontainer yang berisi larutan ekstrak.
Untuk menentukan LC50 (LC= lethal concentration) digunakan analisis prabit. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pemberian ekstrak daun selasih (Ocimum sanctum) terhadap kematian larva digunakan uji Anova satu faktor. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna setiap perlakuan dilakukan dengan uji Bonferroni.
Dan hasil penelitian diperoleh LC50 sebesar 1293.8 ppm. Hasil uji anova diperoleh p < 0.05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna secara signifikan pada taraf 95% antara pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun selasih terhadap kematian larva Aedes aegypti. 5edangkan konsentrasi yang effektif untuk membunuh larva Aedes aegypti sebesar 1523,4 ppm. Penelitian ini merekomendasikan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang zat aktif dalam daun selasih yang berperan sebagai larvasida, menentukan batas keamanan konsentrasi, dan uji lapangan sebelum diterapkan untuk pengendalian larva, serta penelitian kemungkinan dapat dimanfaatkan sebagai repelent dan insektisida.
Daftar bacaan : 38 (1983 - 2000)

Toxicity of Extract from Ocimum Sanctum Leaves Toward Death of Aedes Aegypti LarvaThe controlling for vector of dengue hemorrhagic fever has been using insecticide and synthetic larvicide?s. The use of insecticide repeatedly produces vector resistance, death of another animal that are not target, and environmental pollution. To reduce those dilemmas we have to choice alternatives for instance by using phyto pesticide. This research aimed to know toxicities of extract from Ocirnrnn sanctum leaves in various its concentration, so that we will know what concentration is effective to kill Aedes aegypti larva.
The research design is post-test only design, the subject is divided to two groups-groups for treatment and controlling with five treatments and five replications by using extract from Ocimum sanctum leaves. It is extracted in ethanol solution 10%, and then is dissolved in aquadest with 1200 ppm, 1300 ppm, 1400 ppm, and 1600 ppm. concentration. Finally 40 Aedes aegypti larva are filled in container that has been contained extract ofOc/mum sanctum leaves.
To determine LC50 (lethal concentration) has been used probit analysis and to know differences from providing Ocimum sanctum leaves extract toward larva death has been used one-way ANOVA test. While to know differences of significant test in each of treatment have been used Bonferonni test.
The results of this research described LC5o is I293.7 ppm. The result of ANOVA test is p,al,, < 0.05, it means there are significant differences in 95% confidence level between in providing various extract concentration from Ocimum sanctum leaves toward Aedes aegypti larva death.
The effective concentration to kill Aedes aegypti larva is 1523.4 ppm. Recommendations on this study are important to see about active subtance in Ocimum sanctum leaves that act as larvicide?s on further study, finally it can be use as repellent and insecticide.
References: 38 (1983 - 2000)"
Universitas Indonesia, 2000
T5206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Achmadsyah
"Latar Belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh vektor nyamuk A. aegypti dengan tingkat mortalitas manusia yang tinggi disertai dengan peningkatan resistensi terhadap insektisida sintesis akibat penggunaan yang berlebih. Salah satu upaya menurunkan penularan ini dengan pengendalian vektor DBD dengan metabolit sekunder aktif dari tanaman kunyit (Curcuma domestica) dan nanokomposit AgTiO2. 
Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis aktivitas insektisida ekstrak methanol rimpang C.domestica dan nanokomposit AgTiO2 terhadap larva dan nyamuk dewasa A. Aegypti. 
Metode: Penelitian eksperimental yang terbagi menjadi dua subjek perlakuan : 1) Larva Instar III dan IV yang dipaparkan dengan ekstrak (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm) dengan nanokomposit (25 ppm) diulang sebanyak lima kali; 2) Nyamuk dewasa A. Aegypti yang dipaparkan dengan ekstrak methanol rimpang C. domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5000, 10000, 20000, dan 30000 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm)dengan nanokomposit (30 ppm) diulang sebanyak tiga kali.
Hasil : Pada jam keempat, mortalitas larva 100% pada 2500 ppm dengan LC 50 dan LC9044.6 dan 586.3 ppm. Pada jam keenam, kematian nyamuk dewasa mencapai 100% pada konsentrasi 10,000-20,000 ppm/botol dengan LC50 dan LC901628.9 dan 4385.1 ppm/botol. Terdapat perbedaan bermakna pada mortalitas larva dan nyamuk dewasa pada campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica dengan nanokomposit AgTiO2 (p<0.05) dengan ekstrak methanol rimpang C.domestica saja. Korelasi positif (+) pada subjek perlakuan larva (r=0.486  p=0.014 ) dan nyamuk dewasa (r=0.938  p=0.000 ). 
Kesimpulan: penambahan nanokomposit AgTiO2 pada ekstrak methanol rimpang C.domestica meningkatkan efektivitas insektisida terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti. 

Background & objectives : Dengue hemorrhagic fever is a widespread arthropod-borne viral disease transmitted by dengue mosquitoes, mainly A. aegypti. Currently, there are no vaccines available against dengue. Hence, medicinal plants containing bioactive compounds able to control the dengue mosquite attract considerable attention. This study evaluates the larvicidal / adulticidal activities of Curcuma domestica rhizome extract against A. aegypti combined with nanocomposite AgTiO2.
Methods: This is an experimental study. Phytochemical analysis of the extract was performed. The third and fourth larvae of A. aegypti were exposed to varying concentrations of the C.domestica rhizome extract (500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5, 10, 15, 20, and 25 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (25 ppm) with C.domestica rhizome extract in five replicates, while female adult mosquitoes were exposed to the C.domestica rhizome extract (2500, 5000, 10000, and 20000 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5000, 10000, 20000, and 30000 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (30 ppm) with C.domestica rhizome extract in three replicates. The phytochemical components consisted of saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, essential oil, and tannin. 
Results : At 4h, larva mortality was 100% at 2500 ppm, and the LC50 and LC90 were 44.6 and 586.3 ppm, respectively. At 6 h, adult mortality was 100% at 10,000-20,000 ppm/bottle, and the LC50 and LC90 were 1628.9 and 4385.1 ppm/ bottle. Statistically significant differences were observed in the larval and adult mortalities of A.aegypti between the high and low concentrations of the extract (p<0.05(. There was a significant, strong positive correlation between the concentrations and larval mortality (=0.486 p=0.014) and between the concentrations and adult mortality of A. aegypti (r=0.938  p=0.000). 
Interpretation & conclusion: C.domestica rhizome and nanocomposite AgTiO2 may be useful as an insecticide in controlling the population of A. aegypti.   
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pesik Lucky R.D.
"ABSTRAK
Penanggulangan penyakit demam berdarah sampai saat inii masih ditujukan kepada pengendalian vektornya. Aedes aegypti merupakan vektor utama penyakit demam berdarah di Indonesia. Pengendalian Ae. aegypti dengan menggunakan Toxorhynchites amboinensis sebagai jasad pengendali-hayati, belum pernah dilakukan di Indonesia.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian efektivitas daya predasi 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 larva instar IV Tx. amboinensis sebagai perlakuan terhadap 100 larva instar III-IV Ae. aegypti selama 48 jam pengamatan. Hasil penelitian diperoleh dengan cara mengarnati persentase larva Ae. aegypti yang menjadi korban predasi, persentase larva Tx. amboinensis yang menjadi korban kanibalisme, dan perkembangan larva Ae. aegypti pada kontrol.
Efektifitas setiap perlakuan ditentukan oleh kemampuan kolektif terbesar membunuh mangsa dengan resiko kanibalisme terkecil. Korban predasi rata-rata 29,33; 50,16; 98; 88,66; 90,33; 90,83; 0 larva Ae. aegypti, dan korban kanibalisme rata-rata 0; 0; 0,16; 2,83; 5,50; 6,83 larva Tx. amboinensis pada perlakuan 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 larva Tx. amboinensis.
Dari penelitian ini dapat dikemukakan bahwa perbandingan yang paling tepat dan efisien dalam pengendalian pepulasi larva Ae. aegypti dengan menggunakan larva Tx. amboinensis sebagai jasad-pengendali- hayati adalah 1 larva Tx. arnboinensis untuk setiap 25 larva Ae. aegypti."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasril
"Pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah sampai saat ini, masyarakat masih menggunakan insektisida dan larvasida sintetis. Penggunaan Insektisida sintetis yang tidak bijaksana dapat mengakibatkan timbulnya resistensi vektor, matinya hewan lain yang bukan sasaran dan mencemari lingkungan. Untuk mengurangi masalah ini perlu dicarikan alternatif lain dengan memanfaatkan pestisida nabati.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya daya bunuh ekstrak biji Sirsak terhadap larva Aedes aegypti, pada berbagai konsentrasi sehingga diketahui konsentrasi yang efektif untuk membunuh larva Aedes aegypti. Ekstrak biji Sirsak (Annona muricata Linn) mempunyai kandungan bioaktif yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati. Kandungan bioaktif yang terdapat di dalam biji sirsak adalah senyawa alkaloid yang terdiri dari Acetogenin dan Annonaine.
Jenis penelitian ini adalah experiment murni dengan rancangan post-test only control group design, dimana subjek dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan 5 konsentrasi ekstrak biji Sirsak dan lima replikasi. Konsentrasi yang digunakan yaitu konsentrasi 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm dan 800 ppm.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak biji Sirsak yang telah diberikan ternyata terdapat ada perbedaan kematian larva Aedes aegypti pada setiap konsentrasi yang telah diberikan. Kematian larva setelah 6 jam pengamatan pada konsentrasi terendah 400 ppm terdapat kematian sebanyak 20% dan pada konsentrasi tertinggi 800 ppm terdapat kematian sebanyak 75,5%. Sedangkan kematian larva setelah 12 jam pengamatan pada konsentrasi terendah 400 ppm terdapat kematian sebanyak 34% dan pada konsentrasi tertinggi 800 ppm terdapat kematian sebanyak 89%.
Dari hasil uji probit, nilai LC50 dari konsentrasi ekstrak biji Sirsak terdapat pada konsentrasi 503,230 ppm. Hasil uji anova pada Cl 95% menunjukkan ada perbedaan kematian larva Aedes aegypti yang signifikan setelah pemberian berbagai konsentrasi ekstrak biji Sirsak (p < 0,05). Setelah dilakukan Uji keamanan, Ekstrak Biji Sirsak tidak memberikan efek toksik terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpro L).
Dari penelitian ini terbukti bahwa ekstrak biji Sirsak mempunyai daya bunuh terhadap larva Aedes aegypti. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan jenis senyawa bioaktif yang paling toksik sebagai pestisida nabati dengan cara melakukan pemisahan zat bioaktif yang terkandung dalam biji Sirsak.

Toxicity Test of Sour sop (Annona muricata.Linn) Seed Extract to Aedes aegypti LarvaVector control of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), until now in society still use synthetic insecticide and larvicides. The use of insecticide synthetic which is unwise can cause resistant vector, the death of other animals which are not target, and environment pollution. In order to reduce this problem, it is necessary to find other alternative with the use of vegetable pesticide.
The purpose of this research is to know the effect of Sour sop seed extract toward Aedes aegypti larva. Extract of Sour sop (Annona muricata.Linn) seed has bioactive content which can use as effective vegetable pesticide. This bioactive is classified to the alkaloid compound like Acetogenin and Annonaine. Kind of this research is pure experiment with design post-test only control group design, that the subject devided into two groups with five treatments and five replication. The numbers of concentration which use in this research are 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm and 800 ppm.
The result of this research shown that Sour sop seed extract added to the larva in this experiment cause a different death of larva in each concentration. The six hours death of the larva after treatment at the lowest concentration 400 ppm give 20% number of death, and at the higher concentration 800 ppm give 75.5% number of death. While at the twelve hours death of the larva after treatment, at the lowest concentration 400 ppm give 34% number of death and at the higher concentration 800 ppm give 89% number of death.
From the probit test result, the number of LC50 of Sour sop seed extract is given at concentration 503.230 ppm. The Anova result test with CI 95% shown the significant different number of death from Aedes aegypti larva after gave several concentration sour sop seed extract (p< 0,05). After doing the safety test, Sour sop seed extract didn't give the death effect to the gold fish (cyprinus carpio.L)
From this research proved that sour sop seed extract has killed potency to the death of Aedes aegypti larva, ft is important to do some advance research to get the specific bioactive compound which most toxic as vegetable pesticide, by the extraction of bioactive compounds which contain in Sour sops seed."
2000
T10350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni R. Kamah
"Nyamuk Aedes aegypLi merupakan vektor demam berdarah yang tersebar luas, terutama di perkptaan n Pengendalian populasi larva /le. aegypti dengan menggunakan ikan predator telah lama diketahui. Suatu penelitian deskriptif eksperimental tentang kemampuan makan ikan ApLocheilus panchax (Cypr inodontidae ) j CoLisa Ictlia ( Anaban t idae ), dan Poecilia. r&ticuLctta (Poecilidae) telah dilakukan di laboratorium. Metode pengamatan adalah pengamatan secara langsung, yaitu melihat jumlah larva yang dimangsa/ikan/hari selama 4 hari. Banyaknya ulangan untuk setiap jenis ikan adalah 10 kali. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan kemampuan memangsa larva pada ketiga jenis ikan yang diamati; (2) C. Lalia adalah pemangsa larva yang rakus, diikuti oleh A. panchax, dan terakhir P. reticulata; (3) Pada ikan A. panchax dan P- reticulata terdapat korelasi positif antara rata-rata panjang total tubuh dengan jumlah larva yang dimangsa/ikan/hari"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yismairai
"Aedes aegypti merupakan salah satu nyamuk yang berperan sebagai vektor bagi virus Dengue dalam mentransmisikan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu strategi yang dapat memutus rantai penyakit DBD yaitu dengan penggunaan larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas larvasida pada batang dan daun D. pentandra terhadap larva instar IV Ae. aegypti. Pengujian larvasida dilakukan menggunakan konsentrasi 1.000; 2.500; 5.000; 7.500; dan 10.000 ppm, serta menggunakan 3 ulangan pada masing-masing larutan perlakuan ekstrak batang dan daun D. pentandra. Mortalitas pada pengamatan 48 jam dilakukan analisis probit menggunakan aplikasi Statistic Product and Service Solution (SPSS) 24.0 untuk mengetahui nilai LC₅₀ pada kedua ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak batang dan daun D. pentandra memiliki aktivitas larvasida dengan nilai LC₅₀ yang berbeda. Ekstrak batang memiliki nilai LC₅₀ = 1.183,23 ppm dan ekstrak daun memiliki nilai LC₅₀ = 6.013,63 ppm. Analisis HPLC juga dilakukan untuk mengetahui profil kromatogram pada kedua ekstrak. Hasil HPLC menunjukkan bahwa terdapat tiga senyawa pada puncak dengan retensi waktu 7,7; 8,6; dan 13,8 menit, yang diduga berperan dalam aktivitas larvasida pada kedua ekstrak D. pentandra. Namun demikian, perlu dilakukan isolasi dan identifikasi lebih lanjut terhadap senyawa yang diduga berperan dalam aktivitas larvasida pada kedua ekstrak D. pentandra.

Aedes aegypti is a mosquito that acts as vector of Dengue virus in transmitting dengue haemorrhagic fever (DHF) disease. Strategy that can break the chain of dengue fever is using larvicide. This study aims to know the potential of larvicidal activity in the stem and leaves of D. pentandra against fourth instar larvae of Ae. aegypti. Larvicidal testing was carried out using concentration series at 1.000; 2.500; 5.000; 7.500; and 10.000 ppm with 3 replications for each extract of D. pentandra. Data of mortality at the 48 hours observation was analyzed using probit in Statistic Product and Service Solution (SPSS) 24.0 application to determine the LC₅₀ value in both extracts. The test results showed that both extracts have a different LC₅₀ value, where stem extract has LC₅₀ = 1,183.23 ppm and leaves extract has LC₅₀ = 6,013.63 ppm. HPLC analysis was carried out to determine the chromatogram profile in each extract of D. pentandra. HPLC results showed three peaks at 7,7; 8,6; and 13,8 minutes indicated have a role in larvicidal activity in stem and leaves extracts. Further, it is needed to isolate and identification three compounds that indicated to have a role in larvicidal activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>