Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Masni Dyta Anggriani
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25503
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alloysius Pamurda Dhika Mahendra
"Mikroplastik merupakan pencemar emerging contaminant yang terdegradasi dari produk plastik tekstil, petroleum, dan peralatan kosmetik dengan ukuran kurang dari 5 mm. Terdapat lebih dari 70.000 pemukiman yang berada di bantaran Sungai Ciliwung di DKI Jakarta yang menggunakan air sungai tersebut sebagai sumber air bersih. Sungai Ciliwung saat ini sudah dapat ditemukan adanya pencemaran mikroplastik yang memberikan dampak adanya paparan terhadap makhluk hidup di sungai. Adapun permasalahannya adalah adanya paparan terhadap 75% ikan kepala timah (Aplocheilus sp.) sebanyak 1,97 partikel per ikan dengan ukuran 300 sampai dengan 500 μm. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jumlah timbulan dan variabilitas mikroplastik di air dan sedimen Sungai Ciliwung, material komposisi mikroplastik, simulasi fluktuasi pencemaran mikroplastik, dan skenario minimasi mikroplastik pada air Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk mengambil sampel air mengikuti SNI dan untuk sampel mikroplastik mengikuti metode NOAA. Prinsip yang digunakan untuk simulasi fluktuasi dan skenario intervensi minimasi adalah kesetimbangan massa. Jika ditinjau dari ketujuh titik yang merepresentasikan Sungai Ciliwung bagian hilir sampai dengan hulu di Provinsi DKI Jakarta, jumlah mikroplastik berada di rentang 320-741 partiklel/L. Untuk bentuk yang mendominasi dapat dianalisis bahwa mayoritas bentuk mikroplastiknya adalah fragmen (97%), diikuti dengan fiber (2.9%) dan pellet (0.1%). Sedangkan pada sedimen, jumlah mikroplastik pada sedimen Sungai Ciliwung berada di rentang 6560-10630 partikel/kg. Pada air saluran drainase, jumlah mikroplastiknya adalah 365-822 partikel/L dengan persentase fragmen sebesari 98% dan fiber 2%. Material penyusun komposisi mikroplastik di air dan sedimen Sungai Ciliwung di antaranya adalah: tencel, PVFM, Polyacetylene, PES, PEI, PEEK, , PVAL, Polivinyl-Pyrrolidone, Polyacrylmide, dan PVB. Pemodelan pencemaran mikroplastik di air Sungai Ciliwung memiliki tingkat akurasi ± 70%. Skenario yang diusulkan untuk meminimasi pencemaran mikroplastik di air Sungai Ciliwung adalah dengan menerapkan revitalisasi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Berbasis Pengolahan Air Limbah Sederhana dengan Menerapkan Sistem Wetland dan Corn Straw and Hardwood Biochar Filter dengan persentase minimasi 49-95%.

Microplastics are emerging contaminants that are degraded from textile, petroleum and cosmetic plastic products with a size of less than 5 mm. There are more than 70,000 settlements on the banks of the Ciliwung River in DKI Jakarta that use river water as a source of clean water. The Ciliwung River can now be found microplastic pollution which has an impact on exposure to living things in the river. The problem is exposure to 75% of tinhead fish (Aplocheilus sp.) with as many as 1.97 particles per fish with a size of 300 to 500 μm. The purpose of this study was to analyze the amount of generation and variability of microplastics in the water and sediments of the Ciliwung River, the material composition of microplastics, simulations of fluctuations in microplastic pollution, and scenarios for minimizing microplastics in Ciliwung River water. The method used to take water samples follows SNI and for microplastic samples follows the NOAA method. The principle used for the fluctuation simulation and minimization intervention scenario is mass balance. If viewed from the seven points representing the downstream to upstream Ciliwung River in DKI Jakarta Province, the amount of microplastics is in the range of 320-741 particles/L. For the dominating form, it can be analyzed that the majority of microplastic forms are fragments (97%), followed by fiber (2.9%) and pellets (0.1%). Whereas in sediments, the amount of microplastic in Ciliwung River sediments is in the range of 6560-10630 particles/kg. In drainage water, the number of microplastics is 365-822 particles/L with a fragment percentage of 98% and 2% fiber. The materials that make up the composition of microplastics in the water and sediments of the Ciliwung River include: Tencel, PVFM, Polyacetylene, PES, PEI, PEEK, , PVAL, Polivinyl-Pyrrolidone, Polyacrylmide, and PVB. Modeling microplastic pollution in Ciliwung River water has an accuracy rate of ± 70%. The proposed scenario to minimize microplastic pollution in Ciliwung River water is to implement a revitalization of Child-Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA) Based on Simple Wastewater Treatment by Implementing a Wetland System and Corn Straw and Hardwood Biochar Filter with a minimum percentage of 49-95%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau dan waduk saat ini mengalami permasalahan lingkungan terutama percemaran air. Untuk mengelola kualitas air dan mengendalikan pencemaran air waduk danau diperlukan peraturan penentuan daya dukung beban pencemaran sebagai pertimbangan. Model perhitungan daya tampung beban pencemaran (DTBP) air danau dan waduk tersebut telah ditetapkan melalui peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 tahun 2009. Model ini telah diterapkan pada dua danau dan 5 waduk dengan model 0-dimensi atau tercampur sempurna menggunakan piranti lunak Limboqual versi 1. "
JSDA 6:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S5817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Meliyandoko
"ABSTRAK
Latar belakang diadakannya penelitian ini adalah banyaknya kasus pencemaran air sungai akibat limbah industri khususnya di Bekasi. Pencemaran air itu merupakan masalah dalam menjaga kelestarian lingkungan dan merugikan masyarakat Meskipun pemerintah daerah telah melakukan pengawasan tintuk mencegah terjadinya pencemaran air, tetapi pencemaran air Kali Sadang masih terns berlangsung. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pengawasan vang diiakukan oleh Pemerintah Daerah Bekasi terhadap pencemaran dan pembuangan limbah oleh industri ke Kali Sadang, Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang beisifat deskriptif. Untuk menggambarkan pengawasan yang dilaknkan oleh Pemermtah Daerah Bekasi sudah dilakukan pengamatan dan wawancara terhadap beberapa orang daii instansi-instansi yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pembuangan limbah cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan terhadap pembuangan limbah industri cenderung pasif dan tidak diterapkan secara efektif. Hal ini terjadi karena adanya hambatan yaitu: kurangnya jumlah petugas yang melakukan pengawasaiv kurangnya jumlah petugas yang mempunyai keahlian dalam memeriksa limbah tidak terkoordinasinya pelaksanaan pengawasan, kurang peralatan penunjang dan ketidakjelasan dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu ditemukan juga beberapa koncUsi yang menunjang berlangungnya pencemaran, yaitu: ketidaksesuaian peruntukan kali Sadang, penyimpangan dalam prosedur pendirian industri, tidak dilakukannya pemantauan kualitas air sungai dan tidak efektifnya sanksi yang diterapkan. Hal-hal yang disebutkan di atas menjelaskcin mengapa dengan pengawasan yang dilakukan selama ini pencemaran air di Kali Sadang dapat terus berlangsung."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S6268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Meliyandoko
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
S6268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press, 1989
628.5 WOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aidilfit Chatim
"Sungai Ciliwung selain berperan dalam urat nadi perdagangan dan pintu pertahanan kota Jakarta, juga berperan sebagai sumber air minum bagi penduduk yang bertempat tinggal di sekitar aliran sungai Ciliwung. Pada saat ini keadaan sungai tersebut masih cenderung demikian, dimana penduduk yang berada di kelurahan Manggarai masih menggunakan air sungai Ciliwung sebagai sumber kehidupan. Selama periode tahun 1983 sampai 1986 sungai Ciliwung dikatakan telah tercemar berat akibat buangan limbah .domestik, pabrik dan pencernaran oleh industri kecilsepanjang tepi sungai.. Begitu juga sumur-sumur sepanjang tepi sungai terutama yang berjarak 1-5 meter dari jamban. Secara fisik air sumur ini dapat memenuhi persyaratan, dari segi untuk bakteriologinya telah tercemar 100% oleh bakteri golongan coli.
Menghadapi masalah tersebut perlu diusahakan suatu teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air menjadi air bersih, terutama bagi masyarakat yang tinggal disekitar sungai.
Salah satu alternatif penjernihan yang dapat menghasilkan air bersih yaitu dengan penggunaan campuran obat kimia. Cara ini dapat dilakukan baik perorangan ataupun secara bersama-sama dalam waktu yang relatif singkat untuk menghasilkan air bersih. Formula kimia tersebut terdiri dari tawas untuk koagulasi, soda untuk mengatur pH, kaporit untuk mernbunuh kuman di tambah dengan kaolin atau tanah infusoria yang dapat mempercepat pengendapan partikel-partikel untuk menjadikannya air bersih.
Dalam penelitian ini telah dilakukan suatu eksperimen yang menggunakan campuran tersebut diatas untuk mendapatkan air bersih dari sumber air sungai Ciliwung dan air sumur sepanjang sungai di kelurahan Manggarai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian formula kimia kaolin dosis 125 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria dosis 125 mg/1 sangat baik untuk menurunkan kadar zat organik terlarut dalam air sungai Ciliwung dan air surnur, tetapi perlakuan ini kurang baik untuk membunuh mikroorganisme. Pemberian formula kimia kaolin dosis 250 mg/1 dan formula kimia tanah infusoria. 250 mg/1 tidak begitu baik untuk menurunkan kandungan zat organic terlarut, akan tetapi untuk menghilangkan mikroorgani.sme sangat efektif."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T 1180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothy Marsha Constantine
"Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai di Pulau Jawa yang tercemar oleh limbah dari aktivitas rumah tangga, komersial/industri serta pertanian. Pesatnya pertumbuhan penduduk akan memicu adanya perubahan tata guna lahan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitas manusia di berbagai sektor, pencemaran air sungai menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis spasiotemporal terhadap konsentrasi dan beban pencemar air Sungai Ciliwung serta korelasinya dengan tren perubahan tata guna lahan untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang memengaruhi beban pencemaran sungai tersebut. Analisis dilakukan terhadap parameter pencemar organik dan nutrien (BOD, COD, DO, TSS, NH3, NO2, NO3 dan Total Fosfat) dengan menggunakan data debit dan kualitas air Sungai Ciliwung dari BBWS Ciliwung – Cisadane. Secara spasial, konsentrasi dan beban pencemar organik dan nutrien dari hulu ke hilir cenderung menunjukkan peningkatan dari hulu hingga ke hilir. Sedangkan secara temporal, konsentrasi pencemar organik (BOD dan COD) memuncak di tahun 2018 kemudian mengalami penurunan hingga tahun 2020. Kemudian, konsentrasi pencemar nutrien (NH3, NO3, T-P) dan TSS paling tinggi adalah pada tahun 2020. Tren beban BOD, NH3, NO2dari tahun 2016 – 2020 meningkat, sedangkan tren beban COD, TSS, NO3, dan Total Fosfat dari tahun 2016 – 2020 menurun. Bila dilihat dari tren perubahan tutupan lahan dan nilai koefisien korelasi, peningkatan persentase lahan permukiman menyebabkan meningkatnya beban pencemar. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji korelasi yang positif kuat-moderat antara keduanya. Sedangkan hasil uji korelasi persentase lahan pertanian dengan beban pencemar menunjukkan korelasi negatif moderat dengan lahan pertanian. Dari hasil uji tersebut dapat diperkirakan bahwa limbah aktivitas pertanian secara kuantitas tidak lagi signifikan terhadap pencemaran di badan air bila dibandingkan dengan kegiatan domestik. Selain itu, rata-rata rasio BOD/COD didapatkan kurang dari 0,3 (bersifat non-biodgradable) sebagai indikator adanya pencemaran dari kegiatan non-domestik seperti kegiatan komersil/industri dan TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antropogenik yang paling dominan memengaruhi beban pencemar organik dan nutrien di DAS Ciliwung dalam penelitian ini adalah kegiatan domestik (secara khusus akibat limbah greywater), serta limbah kegiatan komersil/industri yang tidak memenuhi standar yang ditetapkan namun langsung dibuang ke saluran air dan mengalir ke badan air.

Ciliwung River is one of many rivers on the Java Island which is polluted by waste from domestic, commercial/industrial and agricultural activities. The rapid population growth caused changes in land use. Along with population growth and the development of human activities in various sectors, river pollution became a serious problem for humans. The purpose of this study is to conduct a spatiotemporal analysis of the concentration and pollutant load of the Ciliwung River and its correlation with the trend of land use changes to determine the factors that dominantly influence the river pollution. The analysis was carried out on the parameters of organic pollutants and nutrients (BOD, COD, DO, TSS, NH3, NO2, NO3 and Total Phosphate) using the flow and water quality data of the Ciliwung River from BBWS Ciliwung – Cisadane. Spatially, the concentration of organic pollutants and nutrients increased from upstream to downstream. Spatial variations in organic and nutrient pollutant loads also tend to show an increase from upstream to downstream. Meanwhile, temporally, the concentration and load of organic pollutants (BOD and COD) peaked in 2018 and then decreased until 2020. Then, the concentration and load of nutrient pollutants (NH3, NO3, T-P) and the highest TSS was in 2020. The trend of BOD, NH3, and NO2 loads from 2016 – 2020 increased, while the trend of COD, TSS, NO3, and Total Phosphate loads from 2016 – 2020 decreased. From the trend of land cover changes and the value of coefficient correlation, an increasing percentage of residential land caused an increasing pollutant load. This is indicated by the results of a strong-moderate positive correlation test between those two. While the results of the correlation test of the percentage of agricultural land with the pollutant load showed a negative correlation. From that results, it can be estimated that the waste of agricultural activity is no longer significant in terms of pollution in water bodies compared to domestic activities. In addition, the average BOD/COD ratio was found to be less than 0,3 (non-biodgradable) as an indicator of pollution from non-domestic activities such as commercial/industrial activities or landfill runoff. The results showed that the most dominant anthropogenic activities affecting organic and nutrient pollutant loads in the Ciliwung watershed in this study were domestic activities (particularly due to greywater waste), as well as the waste of commercial/industrial activities that did not meet the established standards but were directly discharged and flowed into a water body."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>