Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56065 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
"Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di kelas VII khususnya VII-A SMP Negeri 2 Patean, selama ini guru jarang melakukan variasi pada pembelajaran di kelas dan kurang memberikan tantangan kepada siswa bahkan belum pernah menerapkan pembelajaran pemecahan masalah dengan pendekatan saintifik. Permasalahan dalam penelitian ini, apakah pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan prestasi belajar siswa pada materi bangun datar segiempat bagi siswa kelas VII-A. Untuk membahas permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan tes akhir siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean yang berjumlah 25 siswa dengan komposisi 13 siswa putra dan 12 siswa putri. Indikator dalam penelitian ini adalah (1) Kemampuan berpikit kreatif matematik siswa rata-rata minimal pada kategori cukup kreatif, (2) Sekurang-kurangnya lebih dari 75% siswa kemampuan berpikir kreatif matematik termasuk kategori cukup kreatif, (3) Prestasi belajar siswa rata-rata mencapai batas minimal KKM yaitu 70, (4) Sekurang-kurangnya lebih dari 75% siswa prestasi belajarnya mencapai batas minimal KKM yaitu 70. Pada kondisi awal (pra-siklus) kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dengan level sangat kreatif 0 siswa (0%), kreatif 2 siswa (8%), cukup kreatif 6 siswa (24%), kurang kreatif 8 siswa (32%), dan tidak kreatif 9 siswa (36%). Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa level sangat kreatif 1 siswa (4%), kreatif 7 siswa (28%), cukup kreatif 9 siswa (36%), kurang kreatif 5 siswa (20%), dan tidak kreatif 3 siswa (12%). Pada siklus II lebih meningkat, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematik level sangat kreatif 2 siswa (8%), level kreatif 9 siswa (36%), cukup kreatif 9 siswa (36%), kurang kreatif 3 siswa (12%), dan tidak kreatif 2 siswa (8%). Pada siklus II banyak siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematika minimal level cukup kreatif ada 20 siswa (80%). Pada kondisi awal (pra-siklus) nilai tertinggi prestasi belajar siswa 80, nilai terndah 40, rata-rata nilai 68, dan ketuntasan klasikal 32% atau hanya 8 siswa yang mampu mencapai nilai di atas KKM 70. Pada Siklus I, nilai tertinggi peserta belajar siswa 90, nilai terendah 45, dengan rata-rata nilai 68, dan ketuntasan klasikal 68% atau hanya 17% siswa yang mampu mencapai nilai KKM 70. Sehingga masih ada 8 siswa atau 32% yang nilai prestasi belajarnya di bawah KKM. Pada siklus II meningkat menjadi nilai tertinggi prestasi belajar siswa 95, nilai terendah 50, dengan rata-rata nilai 75, dan ketuntasan klasikal 80% atau 20 siswa telah mampu mencapai nilai di atas KKM 70 namun masih ada 5 siswa atau 20% yang nilai prestasi belajarnya di bawah KKM. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan pembelajaran pemecahan masalah dengan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan prestasi belajar siswa."
JPUT 16:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karlimah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangan rencana pembelajaran dan menggambarkan pelaksanaan dan hasil belajar siswa melalui pendekatan pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam memecahkan masalah uji kasus matematika. Sebuah model penelitian tindakan kelas digunakan dan dilaksanakan pada bulan April 2010 di SDN 1 di Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Ciamis Regenc, Provinsi Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 siklus dari 28 siswa kelas IV dan guru bertindak sebagai peneliti studi. Instrumen penelitian terdiri format penilaian RPP, format pengamatan kegiatan mengajar dan kegiatan belajar, lembar kerja siswa dan tes. Data dianalisis menggunakan metode triangualation, saturasi, dan akal sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pemecahan masalah matematika adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dalam memecahkan kasus uji matematika. Dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa, disarankan untuk menggunakan pendekatan masalah Polya. Demikian pula, uji evaluasi harus mengandung aspek yang menunjukkan ide-ide matematika dalam bentuk gambar, menghubungkan gambar ke kalimat dan menyelesaikan proses algoritma."
[Place of publication not identified]: Jurnal Pendidikan, 2013
JPUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi terhadap siswa kelas XII SMAN 1 Garut. Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes tertulis membuat puisi, lembar observasi dan skala sikap. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpukan bahwa (1) model pembelajaran berpikir induktif yang berorientasi pada kecerdasan naturalis melalui media foto jurnalistik efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa SMAN 1 Garut; (2) model pembelajaran mempermudah siswa menemukan dan mengembangkan ide dalam membuat puisi.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ledia Hanifa A. Moechsoen
"Bangsa Indonesia dikenal akan keragaman budayanya. Keragaman ini menuntut adanya perhatian yang sungguh-sungguh untuk membangun pemahaman antar budaya. Pendidikan multikultur sebagai sebuah upaya terstruktur yang dirancang untuk memahami, menerima dan membangun hubungan yang konstruktif dengan orang atau kelompok yang berasal dari kultur lain (Hoopes dan Pusch, 2000) menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengkategorisasi ingroup- outgroup secara kaku berdasarkan satu dimensi sudut pandang. Keadaan ini dapat mendorong pada sikap yang tidak toleran terhadap outgroup. Untuk membangun sikap yang lebih toleran perlu diarahkan pada proses dekategorisasi dengan membangun kesadaran untuk mereferensikan diri pada multi identitas (Brewer dalam Oskamp, 2000). Intervensi yang dilakukan dalam bentuk pelatihan bertujuan untuk meningkatkan toleransi siswa SLTP terhadap outgroup dalam ketiga aspek toleransi, yaitu respect dan appreciate, accept sena empathy. Modul pelatihan didasarkan pada aspek-aspek pendidikan multikultur yang menitikberatkan pada pendekatan dekategorisasi dengan memberikan pemahaman tentang persepsi, memampukan siswa untuk menganalisis diri, kebutuhan dan strategi kelompok lain dalam sessi Cultural SGMAWGVEHCSS. Tahap selanjutnya adalah mengenali nilai-nilai yang dianut serta relatifitasnya terhadap nilai lain dalam sessi Value. Serta pembekalan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain dalam sessi komunikasi. Meskipun evaluasi secara kuantitatif terhadap pre dan post test dengan uji t pada los 0,05 tidak menunjukkan hasil yang signifikan, tetapi evaluasi kualitatif, evaluasi materi dan umpan balik peserta menunjukkan adanya proses dekategorisasi yang mengarahkan subyek pada kecenderungan sikap yang lebih loleran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allen, Carol Vestall
Jakarta: EGC, 1998
610.73 ALL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maki Zaenudin Subarkah
"Siswa yang mengalami putus sekolah merupakan ancaman bagi suatu negara. Karena dengan adanya hal tersebut penerimaan pajak menurun dan pengeluaran biaya kesejahteraan sosial meningkat (Thorstensen, 2004).Salah satu prediktor dari putus sekolah adalah ketidakhadiran siswa (Attendanceworks.org, 2015; Suyanto, 2010). Dari hasil baseline study pada 56 siswa ditemukan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi ketidakhadiran adalah rendahnya kemampuan academic delay of gratification (ADOG). Intervensi dilakukan dengan memberikan pelatihan penundaan kesenangan jangka pendek selama 2 hari kepada peserta. Pelatihan ini menggunakan teori sumber perubahan perilaku yang dikembangkan Petterson et.al (2013). Pelatihan ini menggunakan disain eksperimen within group pre-post test. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kenaikan secara signifikan (z = -2,807 dengan P 0,005 < 0 ,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan pelatihan penundaan kesenangan jangka pendek dapat meningkatkan keterampilan menunda kesenangan. Namun demikian, tidak digunakannya kuesioner menjadi kelemahan penelitian ini.Tidak digunakannya kuesioner dikarenakan tidak konsistennya para siswa dalam mengisi kuesioner yang diberikan ketika baseline study.

Students who dropped out of school is a threat for a country. That problem declining tax revenue and rising social welfare expenditure (Thorstensen, 2004) .One of the predictors of dropout is a student absenteeism (Attendanceworks.org, 2015; Suyanto, 2010 ). Finding from baseline study on 56 students found that one of the factors that affect absenteeism is the low ability to academic delay of gratification (ADOG). the intervention is providing training delay gratification for 2 days to the participants. The training uses a source of behavioral change theory developed by Petterson et.al (2013). The training uses experimental design within group pre-post test. The results of this study indicate that there is an increase significantly (z = -2.807 to 0.005 P <0, 05). This study found that delay gratification training improving delay gratification ability in student. However, this research has limitation for not using the questionnaire for measuring the ADOG item. Decision to not using questionnaires due to the inconsistency of the students in filling out questionnaires given when the baseline study.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>