Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
A. Syatori
"Tesis ini berupaya mengkaji dan menganalisis proses dan strategi pengembangan komunitas berbasis media komunitas 'Angkringan' di Bantul Yogyakarta, dengan berpijak pada skema konseptual (Habitus)(Capital) + Field = Practice yang dipopulerkan oleh Pierre Bourdieu. Dengan skema ini, pengembangan komunitas dipahami sebagai dinamika praktik sosial agen-agen sosial yang dipandang tercipta dan terikat oleh habitus, oleh struktur-struktur obyektif yang mendefinisikan ranah sosial dan oleh sekumpulan besar strategi lain yang menyembunyikan fakta perjuangan modal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data memakai teknik wawancara mendalam, studi dokumen, dan studi pustaka.
Penelitian ini mengambil setting studi di desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana terdapat komunitas Angkringan yang menjadi fokus studi.
Subyek penelitian ini terdiri dari lima unsur.
Pertama, aktor-aktor ?internal? media komunitas ?Angkringan?, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam pengembangan komunitas. Aktor-aktor internal ini dibagi dalam dua kategori, aktif dan non-aktif.
Kedua, Pemerintah desa Timbulharjo dan lembaga warga yang terdiri dari lembaga formal Badan Perwakilan Desa (BPD) dan lembaga informal Forum Komunikasi Warga Timbulharjo (Fokowati).
Ketiga, warga masyarakat Timbulharjo.
Keempat, pengurus Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY) dan Jaringan Radio Komuintas Indonesia (JRKI) sebagai representasi organisasi yang konsen pada bidang pengembangan media dan radio komunitas.
Kelima, Jaringan Pendamping Radio Komunitas (JPRK). Dalam hal ini Combine Resource Institution (CRI).
Keenam, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Yogyakarta dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai representasi lembaga pemerintah yang mengurusi soal media, hak penyiaran dan sebagainya.
Point penting dari temuan lapangan penelitian ini adalah bahwa sebagai komunitas berbasis media, Angkringan melakukan pengembangan komunitasnya dengan memanfaatkan aneka jenis media mulai dari media cetak (buletin), media audio (radio), media audio visual (Video dan TV Komunitas), hingga teknologi internet. Melalui buletin, Angkringan menyuguhkan aneka gagasan dan wacana tentang pentingnya pensikapan terhadap berbagai persoalan yang menggelayut di seputar komunitas. Melalui radio siaran, Angkringan membuka semacam ruang publik bagi warga komunitas untuk mencurahkan keluh kesah, sumbang saran, kritik bahkan gugatan atas segala hal yang dianggap 'bermasalah'.
Radio Angkringan menawarkan sebuah kesempatan yang memungkinkan terjadinya dialog interaktif antar berbagai pemangku kepentingan -warga dan pemerintah desa- dalam komunitas. Teknologi internet menjadi fase yang paling mutakhir dan spektakuler sebagai rangkaian praktik sosial yang dilancarkan Angkringan demi mengembangkan komunitsnya. Melalui media internet, Angkringan berupaya mengembangkan komunitas pada ranah yang lebih luas dengan mengembangkan jejaring komunitas seantero nusantara bahkan dunia.

The thesis is adressed to study and to analyze on process and strategy of community development based on ?Angkringan Comunity Media? in Bantul Yogyakarta, refer to a conceptual framework of practices according to Bourdeiu that is (Habitus) (Capital) + Field = Practice. Based on this scheme, a community development is a dynamic of social practices of social agencies that constructed and bounded by habitus, by objective structures that defining a field of social, and by other strategies that concealing capital struggle facts.
This research implement a qualitative approach with data collection method through indepth interview, literatury studies, and documentary studies. The situs of research is in vililage of Timbulharjo, District of Sewon, Regency of Bantul, Province of Yogyakarta that there is ?Angkringan Community? as the focus of study.
The research subject consisted on five elements as follow.
The first, internal actors of Angkringan community media, that is they are involved directly in community development. They can be divided by two categories that are active and non-active.
The Second, Timbulharjo village government dan civilian institutions that cover Badan Perwakilan Desa (Village Representative Board) and Forum Komunikasi Warga Timbulharjo (Timbulharjo civic communication forum).
The Third, Timbulharjo villagers.
The Fourth, management of Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (Yogyakarta Community Radio Network) and Indonesia Community Radio Network).
The Fifth, Jaringan Pendamping Radio Komunitas (Community Radio Advocation Network).
Finally, the Indonesian Broadcasting Commission and Yogyakarta Broadcasting Commission as government representatives.
The important findings resulted from the research is that as media based community, Angkringan undertakes their community development by using vary of from bulletin, radion, video, and TV-community, to internet technology. Through bulletin, Angkringan presents vary of ideas and discourse about the significance to some problems around their community. Through radio, Angkringan opens a public space for community to express their aspiration, suggestions, critique, even litigation over all problematical things.
Radio Angkringan offers an opportunity that enabling interactive dialogue among stakeholders and village government in their community. Internet technology become the most modern stage and spectaculer as a set of social practices that launched by Angkringan to develope their community. Through internet media, Angkringan tries to develope their community in the broader field by developing community network in the level of national and international."
Lengkap +
2009
T26132
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
JIP 39 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Diko
"Analisis Eksekutif
Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar merupakan sebuah sekolah yang didirikan pada November 1994 di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Sekolah ini merupakan pengembangan dari sebuah program open house yang dilakukan oleh Biro Advokasi Anak, Institut Sosial Jakarta pada tahun 1989. Sekolah ini lahir dari keinginan untuk memberikan rasa aman bagi anak-anak jalanan agar bisa berkembang dan membuat mereka mampu mengekspresikan ide serta kemampuan yang dimiliki. Sanggar Anak Akar melihat jika lingkungan anak-anak jalanan sangatlah tidak kondusif dan tidak baik untuk perkembangan anak. Siswa-siswi Sanggar Anak Akar juga ingin meluruskan pandangan yang menganggap jika mereka adalah anak jalanan biasa yang tidak bisa melakukan apa-apa. Sanggar Anak Akar sangat menekankan pada pengembangan kreativitas siswa-siswinya. Beberapa prestasi dari Sanggar Anak Akar di bidang seni adalah terpilih untuk menjadi ensamble musik di Kongres Perempuan Asia Pasifik 2002 di Bangkok, Thailand, memproduksi album yang berjudul ?Gema Gita Mahardika?, sukses menggelar Konserta Gema Gita Mahardika yang bekerjasama dengan PPHUI di tahun 2013, dan berhasil menggelar sebuah pagelaran teater di bulan November 2014 yang berjudul ?Sayap-sayap Mimpi?. Selain itu, Sanggar Anak Akar sering ditunjuk sebagai perwakilan DKI Jakarta di festival-festival seni di Indonesia seperti di Jember Fashion Festival. Segala pencapaian ini tidak lepas dari kuatnya kerjasama yang mereka miliki baik dengan lembaga donor, sekolah swasta nasional maupun internasional, hingga Sahabat Akar yang selalu mendukung segala kegiatan Sanggar Anak Akar, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun pementasan seni.
Sahabat Akar adalah para praktisi yang sudah memiliki pengalaman yang banyak di bidangnya masing-masing namun memiliki komitmen untuk membantu anak-anak Sanggar Anak Akar agar bisa memiliki kemampuan lain. Peran Sahabat Akar sangatlah penting karena mereka berbagi pengalaman kepada siswa-siswi Sanggar Anak Akar. Selain itu, Sahabat Akar sangatlah loyal terhadap Sanggar Anak Akar sehingga keberadaannya bisa diandalkan. Sanggar Anak Akar menyadari bahwa terjadi kekosongan pada penggunaan media untuk menyebarkan visi mereka. Sanggar Anak Akar juga memiliki berbagai macam prestasi di bidang seni dan memiliki siswa-siswi yang sudah mendapatkan pelajaran ilmu jurnalistik sehingga akan percuma jika kemampuan yang sudah dimiliki ini tidak dikembangkan lebih lanjut.
Tujuan
· Menjadi sarana diskusi dengan komunitas seni lain
· Memperlihatkan kemampuan siswa-siswi Sanggar Anak Akar kepada publik yang lebih luas.
· Meningkatkan apresiasi terhadap karya musik Sanggar Anak Akar
Strategi
Mendirikan radio komunitas berbentuk streaming.
Khalayak Sasaran
Laki-laki dan perempuan yang bergelut di bidang seni dengan rentang usia 15-30 tahun serta merupakan anggota komunitas seni seperti tari dan teater.
Program
1. Aktivitas Pendirian
2. Perencanaan Program
3. Operasional Radio
4. Peluncuran Radio
5. Eksekusi Program :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Jadwal
Minggu I Februari 2015 - Minggu IV Juni 2015
Anggaran
Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp12.122.000,00
Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan melakukan rapat perkembangan, assessment, dan trial and error.

Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error;Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error;Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zulkifli
"ABSTRAK
Salah satu tugas dan fungsi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) adalah melakukan pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) melalui instrument investasi jangka pendek. Dalam berinvestasi, pemilihan portofolio investasi akan berdampak besar pada hasil investasi yang akan diterima serta risiko yang akan dihadapi. Untuk itu, diperlukan penentuan portofolio optimal yang dapat membentuk portofolio sedemikian rupa sehingga risiko dapat diminimalkan tanpa mengurangi return harapan investasi. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan manajemen apakah portofolio investasi aktual yang dimiliki LPDP merupakan portofolio yang optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa portofolio investasi aktual LPDP menghasilkan risiko investasi sebesar 0,00385 dan return harapan sebesar 8,04% dengan komposisi obligasi 63,31% dan deposito 36,69%. Portofolio aktual tersebut bukanlah merupakan portofolio optimal karena dengan risiko investasi yang sama, return harapan yang lebih besar dapat dicapai sebesar 8,15% pada komposisi obligasi 6,07% dan deposito 93,93%. Jika LPDP memasukkan saham dalam portofolio investasi, portofolio optimal dapat dihasilkan dengan komposisi obligasi 74,72%, deposito 24,81% dan saham 0,47 % yang menghasilkan risiko investasi sebesar 0,00537 dan return harapan sebesar 8,06 %."
Lengkap +
Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Pembendaharaan, 2017
336 ITR 2:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Pengembangan jasa konstruksi Nasional, 2011
338.47 LEM m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI),
020 AMKN
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>