Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10428 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Low, Angelica
Jakarta: Inovasi, 2003
355.023 LOW p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wee, Chow Hou
Singapore: Addison-Wesley, 1991
355.023 WEE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beijing: China Intercontinental Press, 2010
355.009 51 WIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Usada
"Era globalisasi sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Persaingan semakin bertambah ketat, dilain pihak pelanggan menuntut lebih terhadap mutu, waktu dan harga dari suatu produk dan jasa. Untuk memenangkan persaingan perusahaan membutuhkan strategi. Sebuah strategi yang tepat akan memantapkan posisi dari perusahaan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata" Jika saya tahu akan begini jadinya, maka saya akan melakukannya dengan cara yang lain". Hal itu menunjukkan bahwa sudah terjadi suatu strategi yang salah.
Menggabungkan matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC) akan membuat sistem manajemen strategi yang bersifat sistematik dan menyeluruh. Matriks SWOT secara jelas mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi perusahaan, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan BSC sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja keuangan saja, tetapi ada lagi yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran pertumbuhan. Di dalam penggabungan antara matriks SWOT dan BSC, matriks SWOT akan menghasilkan identifikasi faktor-faktor sukses kritis (critical succes factor) yang dapat diimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek di dalam Balanced Scorecard. Hal ini, tentu saja lebih merupakan pendekatan struktural di dalam menyusun dasar dari BSC, disamping identifikasi secara simpel "key performance indicator" melalui good feeling atau dengan brain storming
Langkah selanjutnya adalah menyusun quality Function Deployment (QFD) dengan memakai atribut BSC yang dimasukkan ke sumbu vertikal (whats), dan "strategi Sun Tzu" ke dalam sumbu horisontal (hows). Strategi Sun Tzu adalah seni perang karangan Sun Tzu lebih dari 2000 tahun silam. Sekarang banyak sekali diterjemahkan menjadi strategi bisnis dan manajemen. Strategi ini memuat 13 bab dan beberapa point yang mendukungnya. Penggabungan BSC dan Sun Tzu ke dalam matriks QFD akan memperlihatkan prioritas strategi serta skor (bobot) pencapaian kesuksesan.Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah bagaimana model ini dapat dipakai perusahaan sebagai pendekatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis dari korporat perusahaan itu sendiri.

Globalization era has been started since many years ago. The competition progressively growing tight, on the other hand customers need more on quality, time and price from a product or service. For winning the competitions, a company needs strategy. Correct strategies wills settle the position from company itself. Often we hear the words" If only I knew then what I know now, I would have done things differently". That matter indicates that have been happened a wrong strategy
Conjoining the SWOT matrix with the balanced scorecard (BSC) makes a systematic and holistic strategic management system. Matrix SWOT clearly identifies entire factors influencing company, internal factors (strength and weakness) and external factors (opportunity and threat). While BSC as a performance measurements tool has perspectives, which is, finance perspective, but there are 3 again, that are customer perspective, internal process perspective, learning and growth perspective. In affiliation among SWOT matrix and BSC, matrix SWOT will yield to identify the critical success factors that can be implemented into the identification of the different aspects toward BSC. It is, therefore, a more structural approach in setting up the foundation of BSC; instead of simply identifying the "key performance indicators" (KPI) via good feeling or by brainstorming.
The next step of the whole process is to make use of the quality function deployment (QFD) methodology with BSC attributes identified as the "What?s" on the vertical axis, and the major strategies of "The Art of Business Management" Sun Tzu's as the horizontal "How?s" axis. The relationships are then studied in the body of the QFD matrix. Consideration is then given as to how the model presented can be customized to allow companies using this approach to develop and implement their corporate business strategic plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wee, Chow Hou
Jakarta : Gramedia, 2001
355.023 Wee s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Media Limited: Watkins, 2005
355 SUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Oxford University Press, 1971
355 SUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Librek Saukoly
"ABSTRAK
Di awal tahapan Pilpres 2019, muncullah satu gerakan yang bertagar #2019gantipresiden. Gerakan ini merupakan respon dari dukungan kepada Jokowi untuk Dua Periode. Kedua gerakan ini dimainkan hingga sampai ke dunia maya dengan adanya sosial media. Gerakan ini menghasilkan hate spin (pelintiran kebencian) yang marak menjelang Pilpres 2019. Hate speech yang dimainkan sehingga menimbulkan hate spin pada masa kampanye bertujuan menciptakan gerakan untuk menolak kandidat paslon tertentu dan meruntuhkan demokrasi yang sudah ada. Selama ini Polri sudah melakukan penanggulangan hate speech (ujaran kebencian), namun dengan berkembangnya geopolitik Indonesia, hate spin menjadi tantangan baru yang dihadapi oleh Polri.
Penelitian ini menggunakan metode analisis konten untuk menganalisa hate speech dan hate spin yang terjadi di Twitter menjelang Pilpres 2019. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menganalisa pola penanggulangan Polri terhadap hate spin dengan menggunakan pendekatan Sun Tzu. Konten hate spin di Twitter memiliki ciri antara lain yaitu berupa hashtag yang bermakna negatif (menghina, menyinggung, menghasut). Jika melihat dari data penyebaran hate spin selama masa kampanye hingga mendekati Pilpres 2019 yaitu dari tanggal 15 Februari hingga 15 April 2019, hate spin yang tersebar di media sosial Twitter terbagi menjadi dua, yaitu yang menyerang kandidat paslon 01 dan juga kandidat paslon 02. Terdapat 36 (tiga puluh enam) hate spin yang menyerang kandidat paslon 01 dan 12 (dua belas) hate spin yang menyerang kandidat paslon 02. Pola hate spin yang menjadi trending topic di Twitter selama masa kampanye muncul karena adanya kejadian di dunia nyata yang menjadi trigger kemunculan hate spin. Strategi Polri dalam upaya menanggulangi hate spin dengan menggunakan 5 (lima) dari 36 (tiga puluh enam) pedekatan strategi Sun Tzu. Hambatan yang ditemui Polri dalam penanggulangan hate spin menjelang Pilpres 2019 antara lain jumlah penyebaran hate spin semakin meningkat, jumlah personil Polri yang masih sedikit serta adanya diskresi kepolisian menyebabkan penyebar hate speech yang menjadi awal penyebaran hate spin tidak dapat langsung di tangkap.

ABSTRACT
At the beginning of the stages of the 2019 Presidential Election, a movement that was #2019gantipresiden emerged. This movement was a response from support for Jokowi for the Two Periods. Both of these movements were played to reach the virtual world with social media. This movement produces hate spin which is rife ahead of the 2019 Presidential Election. Hate speech which is played to cause hate spin during the campaign period aims to create a movement to reject certain candidate candidates and undermine existing democracies. So far, the National Police has tackled hate speech, but with the development of Indonesian geopolitics, hate spin has become a new challenge faced by the National Police.
This study uses content analysis methods to analyze hate speech and hate spin that occur on Twitter ahead of the 2019 Presidential Election. Descriptive analysis method is used to analyze the pattern of police response to hate spin using the Sun Tzu approach. Hate spin content on Twitter has the characteristics, among others, in the form of hashtags that are negative (insulting, offensive, inciting). If you look at hate spin dissemination data during the campaign period to approach the 2019 Presidential Election, which is from February 15 to April 15 2019, hate spin spread on Twitter social media is divided into two, namely those attacking candidate candidate 01 and candidate candidate candidate 02. There are 36 ( thirty six) hate spins that attack candidate candidate 01 and 12 (twelve) hate spins attack candidate candidate pair 02. The pattern of hate spin which is a trending topic on Twitter during the campaign period arises due to real-world events that trigger the emergence of hate spin . The strategy of the National Police in an effort to combat hate spin by using 5 (five) of 36 (thirty six) approaches to Sun Tzu's strategy. The obstacles encountered by the National Police in overcoming hate spin ahead of the 2019 Presidential Election include the increasing number of spreads of hate spin, the relatively small number of Indonesian National Police personnel and the existence of police discretion that can cause the spread of hate spin to be captured immediately."
2019
T52978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovian Hansel
"Invansi Jepang ke wilayah Joseon pada tahun 1592-1598 menyebabkan perubahan gejolak sosio- politik yang kuat di kawasan Asia Timur. Invansi Jepang pada masa itu dikenal dalam sejarah Korea sebagai peristiwa Perang Imjin. Perang Imjin dilatarbelakangi dari keinginan Hideyoshi untuk menjadi penguasa di Asia Timur dan menggantikan posisi Tiongkok sebagai pusat tatanan dunia. Dalam Invansi ke wilayah Joseon, Hideyoshi menerjunkan sebesar ±300.000 pasukan prajurit dan Jepang dengan mudah berhasil menembus pertahanan Joseon sehingga berhasil mencapai ke ibu kota dalam jangka waktu 19 hari saja. Walaupun usaha Jepang untuk menyerang Joseon begitu kuat, pada akhirnya Jepang harus menerima kekalahan. Kemenangan Joseon dalam Perang Imjin dalam penulisan sejarah umumnya dikatakan sebagai keberhasilan Joseon dalam menggunakan seni perang. Namun, fakta memperlihatkan dalam Perang Imjin, Joseon mendapat bantuan 133.000 pasukan secaran bertahap dari Dinasti Ming Selain itu dikatakan Joseon mengadopsi seni perang dari Cina yang dikenal sebagai Sun Tzu. Adanya bantuan tersebut menjadi alasan dalam penelitian ini untuk menginterpretasikan kembali faktor yang mendukung kemenangan Joseon dalam Perang Imjin. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis dan pendekatan historis, penelitian ini menyimpulkan bahwa kemenangan Joseon dalam Perang Imjin tidak murni disebabkan adanya bantuan dari Cina sehingga hal itu menjadi alasan penting mengapa Perang Imjin menjadi kebanggaan bersejarah bagi Korea. Terkait dengan seni perang Sun Tzu, terbukti bahwa Joseon secara adaptif mengadopsi Seni Perang Sun Tzu karena materi Seni Perang Sun Tzu diujikan dalam ujian kenegaraan bagi calon perwira Joseon. Seni perang menjadi sumbangan untuk membentuk pola pikir militer Joseon yang lebih efektif dalam menentukkan strategi perang.

The Japanese invasion of the Joseon region in 1592-1598 caused strong socio-political turmoil in the East Asia region. The Japanese invasion at that time is known in Korean history as an event of the Imjin War. The Imjin War was motivated by Hideyoshi's desire to become ruler in East Asia and replace China as the center of world order. During the invasion of the Joseon region, Hideyoshi fielded ± 300,000 soldiers and the Japanese easily managed to penetrate the Joseon defenses and reach the capital in just 19 days. Even though the Japanese attempt to attack Joseon was so strong, in the end Japan had to accept defeat. Joseon's victory in the Imjin Wars in writing history is generally said to be the success of Joseon in using the art of war. However, the facts show that in the Imjin War, Joseon received the help of 133,000 troops gradually from the Ming Dynasty. In addition, it is said that Joseon adopted the art of war from China known as Sun Tzu. The existence of this assistance becomes the reason in this study to reinterpret the factors that support the victory of Joseon in the Imjin War. By using descriptive analytical methods and historical approaches, this study concludes that the victory of Joseon in the Imjin War was not purely due to assistance from China so that it is an important reason why the Imjin War became a historical pride for Korea. Regarding Sun Tzu's art of warfare, it is evident that Joseon adaptively adopted Sun Tzu's Art of War because Sun Tzu's Art of War material was tested in state exams for prospective Joseon officers. The art of war has contributed to shaping the mindset of the Joseon military which is more effective in determining war strategies"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>