Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
T. Ahmad Haekal
"Klorida mempakan salah satu ion yang secara natural terdapat dalam fluida pada produksi minyak dan gas. Klorida yang larut di air diketahui dapat menyebabkan korosi pitting. Faldor lain yang mempengaruhi laju korosi adalah temperarur. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui laju korosi adalah uji polarisasi. Pengujian ini dilakukan pada material baja tahan karat tipe 304, 316, dan duplex, serta paduan nikel
ripe 825.
Adapun hasii dari penelitian ini adalah Laju korosi pitting pada setiap marerial seaam umum meningkatkan sebanding dengan penambahan konsentrasi klonkia. Pada pengujian tanpa klorida tzkiak terbentuk pitting, sedangkan pada pengujian dengan klorida terbentuk pitting. Nilai Epit - Eprot pada konsentrasi 0.5% klorida berkisar antara 0.11 sampai 0.50 voit. Nilai Epit - Eprot pada konsentrasi 1% klonda berldsar antara 0.11 sampai 0.56 volt. Nilai Epi: - Epror pada konsentrasi 1.5% klorida berldsar antam 0.11 sampai 0.97 volt. Dari hasiipengujian diperoleh bahwa terjadi pemlngkatan laju korosi dari temperatur 28°C ke 60°C, dan kemudian menurun pada temperatur 100°C. Laju korosi pada temperatur 28°C benkisar dari 0,13 mpy sampai 1.23 mpy. Laju Imrosi pada temperatur 60°C berkisar dari 0,07 rnpy sampai 3,64 mpy. Dan laju korosi pada temperatur 100°C berkisar dari 0,04 rnpy sampai 2,77 mpy. Matenhl yang memiliki icetahanan korosi pitting dari rendah ke tinggi aicibar penambahan konsentrasi klorida adalah baja tahan karat tipe 304, 316, paduan nikel tipe 825, dan baja tahan karat tipe duplex"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Riswanto
"Semua material berbahan dasar logam dapat mengalami degradasi material dan degradasi material memiliki banyak jenis, salah satunya korosi yang berbentuk sumuran. Studi pengaruh posisi penempatan coupon test terhadap pembentukkan korosi sumuran pada UNS 30400, UNS 20100, dan AISI 1015 dilakukan dengan menggunakan reaktor mekanik dalam media NaCl 3,5% teraerasi dengan posisi kupon arah jam 12, jam 9 dan jam 6 jika direpresentasikan pada jaringan pipa. Pengaruh laju aliran terhadap pembentukkan korosi sumuran telah banyak diteliti, dimana didapat bahwa korosi sumuran dapat tumbuh pada jenis aliran laminar maupun aliran turbulen. Serta memiliki kecepatan alir kritis untuk pertumbuhan korosi sumuran dengan kecepatan 1,5 m/s. Bentuk-bentuk korosi yang terjadi dianalisa dengan menggunakan mikroskop optik dan menggunakan metode pengurangan berat. Dari karakterisasi ini diperoleh bahwa posisi penempatan kupon dan laju alir mempengaruhi bentuk korosi sumuran yang terjadi, sehingga hasil dapat merepresentasikan bagian dalam pipa yang paling berbahaya jika terjadi korosi sumuran.

Degradation occur in every metal based material, one of the degradation is pitting corrosion. Influence of coupon test position with formation of pitting corrosion at UNS 30400, UNS 20100, and AISI 1015 done by mechanics reactor in aerated 3,5% sodium chloride represented an internal pipeline position with 6 o’clock, 9 o’clock, and 12 o’clock position. There are many researchs about influence of fluid flow to pitting corrosion formation, it shows that pitting corrosion happened in every flow regime either in laminar flow or turbulent and has a critical velocity for stable pit growth is 1,5 m/s. In this research, form of pitting corosion examine by optical microscope and weight loss method. From this characterization informed that position of coupon test and fluid flow influence the pit form, so this result can represent the most severe position for pitting corrosion inside the pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44262
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Simanjuntak, Sutan LMH
"Electrically plating or electroplating is one method used to beautify looks fine and also to improve the mechanical properties of the metal.
The teksperiment is performed by preparing specimens have been measured with different variations in time for electroplating with a current of 10 amperes at 12 Volts. The results show that the corrosion test specimen electroplating results with the arrest ofO 1889847379 mpy 40 minutes, 30 minutes ofO. 1771731918mpy, 20 minutes by 0.1417385534 mpy, and without coating 0.93298832 mpy. Judging from the results on each specimen corrossion the safest coating coalings with detention is 20 minutes and is the fastest corroded specimens without coating. Hardware test results from each specimen tested showed rising violence in the area coated by electroplating. The test results showed a thick layer on the detention of 40 minutes is the result of sed,memory layers thicker than the initial 30 minutes and 20 minutes."
Universitas HKBP Nonmensen, 2016
050 VISI 24:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Baja perkakas DAIDO DC11 (ekivalensi AISI D2) merupakan baja perkakas pengerjaan dingin yang pada aplikasinya membutuhkan kepresisian yang tinggi. Baja jenis ini memiliki kemampukerasan yang tinggi sehingga dapat terbentuk fasa martensit walaupun dengan laju pendinginan yang rendah setelah prosis pengerasannya. Sejumlah austenit sisa akan tetap ada setelah proses quenching-nya. Jumlah austenit sisa ini dapat ditekan dengan proses subzero dimana benda didinginkan setelah quenching temperatur dibawah nol.
Pada penelitian ini subzero dilakukan dengan media dry ice yang mampu mendinginkan sampel hingga temperatur -78°C. Sebelum perlalman subzero dilakukan proses pengerasan pada temperatur 1030°C yang diikuti dengan pendinginan udara. Juga dilakukan pengerasan sampel tanpa perlakuan subzero sebagai perbandingan. Berkurangnya austenit sisa hasil proses subzero dapat diindikasikan dengan meningkatnya kekerasan dan ketahanan aus yang didapatkan dari sampel as-quenched dan setelah proses penemperan pada temperatur 200, 250, 300 dan 350°C baik pada sampel dengan atau tanpa perlakuan subzero. Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode indentasi Rockwell C dan pengujian keausan dengan mesin uji aus abrasif Ohgoshi.
Dari penelitian didapatkan bahwa perlakuan subzero mampu meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus masing-masing dengan rata-rata peningkatan 3,4 % dan 11,1% lebih besar daripada sampel tanpa perlakuan subzero. Sebagai contoh pada sampel as-quenched perlakuan subzero mampu meningkatkan kekerasan dari 61,44 HRC menjadi 63,22 HRC sedangkan laju aus menurun (ketahanan aus meningkat) dari 7,34 x 10-07 mm3/mm menjadi 7,19 x l0-07 mm3/mm.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S41446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S40787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hermanto
"Canai Panas pada paduan aluminium merupakan proses antara pengecoran dan proses canai dingin, yang merupakan bagian bagian dari proses pengubahan bentuk. Pada penelitian ini canai panas dibatasi dua variabel, yaitu temperatur pengerolan dan persen reduksi dengan pembahasan pada kekerasan dan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan maksimum dengan menggunakan metode Brinell tenjadi pada suhu proses 350°C dengan 50 % reduksi baik untuk material Aluminium 2024 maupun Al 7075. Untuk material Al 2024 kekerasan tertinggi adalah 94.4 Kg/mm2. Sedangkan untuk Material Al 7075 kekerasan tertinggi adalah 105 .48 Kg/mm2. Temperatur optimum untuk proses canai panas Al 2024 dan Al 7075 adalah pada temperatur 400°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun Wijayanto
"Material baja G10180 umum digunakan sebagai sampel kupon untuk memonitor proses korosi baja karbon. Pada berbagai literatur menyebutkan bahwa laju korosi baja karbon dalam larutan natrium klorida akan mencapai nilai maksimum pada konsentrasi NaCl sekitar 3.5% berat. Evaluasi laju korosi material G10180 dilakukan dengan menggunakan metode analisa Tafel untuk lingkungan air tawar, NaCl 1, 2, 3, 3,5 dan 4 % berat, dan membandingkan aju korosi tanpa laju alir fluida dan dengan laju alir 50 cm/detik dengan menggunakan alat sel RCE (Rotating Cylinder Electrode).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa dalam lingkungan NaCl pada sistem tertutup dengan temperatur 25_C dan tekanan 1 atm, proses korosi baja G10180 lebih dipengaruhi aktivitas reaksi anodik daripada reaksi katodiknya. Laju korosi pada aliran fluida 50 cm/detik mengalami peningkatan yang sangat signifikan hingga 400 %.

G10180 steels commonly used as corrosion coupon for carbon steel monitoring process. In many literature stated that carbon steel corrosion rate in sodium chloride solution will reach maximum value around 3%wt NaCl. G10180 corrosion rate evaluation done by using Tafel analysis method in tap water, 1%, 2%, 3%, 3.5% and 4%wt with fluid flow 50 cm/s and without it, the analysis using RCE ( Rotatting Cylinder Electrode Sel.
The results showed that in closed sistem NaCl solution with 1 atm and 27_C, G10180 corrosion process determined by its anodic reaction activity compared to its cathodic reaction. If compared corrosion rate with velocity 50 cm /s more highly than static condition becaused two factor mass transport coeficient and wallshear stress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51532
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>