Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Munthe, Yosefini Rasyanti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati Syahnawi
1977
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Triarini Indirasari
"Pembentukan peran jenis kelamin mempakan hal yang penting bagi setiap orang, karena mendukung perkembangan konsep diri dan identitas seseorang. Masa penting pembentukan peran jenis kelamin seorang anak adalah pada usia prasekolah (3-6 tahun). Salah satu cara pembentukan peran jenis kelamin seorang anak adalah dengan cara sosialisasi. Ada tiga cara sosialisasi yang dapat dilakukan dalam pembentukan peran jenis kelamin, yakni dengan direct instruction, shaping atau modelling. Agen sosialisasi terpenting dalam pembentukan peran jenis kelamin seorang anak adalah keluarga, terutama orang tua, karena merupakan lingkungan terdekat yang dimiliki anak yang memperkenalkan anak pada lingkungan masyarakat yang Iebih luas. Penelitian di Barat menunjukkan bahwa orang tua dapat mempengaruhi pembentukan peran jenis kelamin anak, khususnya anak usia prasekolah dalam kegiatan bermain. Sebagian besar anak usia prasekolah menghabiskan waktunya dalam bermain. Bermain sendiri merupakan media bagi anak untuk mangembangkan dirinya, baik dari segi fisik, kognitif dan sosial emosional. Selain itu, bermain juga merupakan wadah bagi anak untuk mencoba berbagai peran.
Dalam kegiatan bermain, orang tua menularkan sikap tentang peran jenis kelamin melalui mainan yang diberikan serta interaksi antara anak dan orang tua saat bermain. Penelitian yang dilakukan di Barat menunjukkan bahwa adanya pembedaan pemberian mainan maupun aktivitas bermain pada anak Iaki dan parempuan oleh orang tua menyebabkan peran jenis kelamin yang terbentuk pada anak Iaki dan perempuan berbeda. Di Indonesia sendiri, dengan semakin banyaknya toko mainan yang menyediakan sarana bermain bagi anak, memudahkan orang tua untuk menggunakan mainan sebagai media dalam mensosialisasikan karakteristik tertentu sesuai dengan peran jenis kelamin. Namun, bagaimana gambaran sosialisasi peran jenis kelamin yang dilakukan dalam kegiatan bermain oleh orang tua belumlah terlihat. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan uniuk mendapatkan gambaran sosialisasi peran jenis kelamin yang diiakukan orang tua pada anak usia prasekolahnya khususnya dalam kegiatan bermain.
Ada tiga teori besar yang menjelaskan tentang pembentukan peran jenis kelamin. Pandangan Psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Freud menjelaskan bahwa peran jenis kelamin terbentuk karena adanya proses identifikasi yang terjadi akibat ikatan emosional khusus yang didasarkan atas keinginan anak untuk dicintai atau atas ketakutan salah satu orang tua. Teori belajar sosial menjelaskan bahwa anak menampilkan respon atau perilaku sesuai dengan jenis kelaminnya karena mendapat imbalan dan anak menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya karena meneka akan dihukum. Teori perkembangan kognitif menganggap bahwa peran jenis kelamin terbentuk sebagai hasil dari sistem kognitif anak. Anak belajar mengkategorisasikan atribut dan informasi yang ada di lingkungan berdasarkan jenis kelamin.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang melibatkan 40 orang tua yang memiliki anak laki dan perempuan usia prasekolah (3-6 tahun). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode non probabilita dan teknik incidental. Alat yang digunakan untuk mengetahui sosialisasi peran jenis kelamin dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang memuat daftar mainan yang diberikan pada anak beserta orang yang memilihkan mainan, karakteristik yang ingin dikembangkan pada anak laki dan perempuan serta cara orang tua mensosialisasikan karaktenstik yang diinginkan dalam kegiatan bennain. Daftar mainan yang digunakan dibuat oleh peneliti dengan melakukan survei terhadap mainan yang dimiliki anak usia prasekolah. Sedangkan untuk item karakteristik peran jenis kelamin peneliti menggunakan item Bem Sex Role Inventory. Sebelum alat digunakan sepenuhnya, peneliti melakukan uji coba alat terlebih dahulu untuk mengetahui face validity atau uji keterbacaan serta mengukur intterrater reliability. Penelitian dilakukan di 4 Taman Kanak-kanak di Jakarta dan Bogor. Karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka data yang diperoleh diolah dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam anak laki lebih banyak memiliki mainan kategori fisik dan kognitif, sedangkan anak perempuan lebih banyak memiliki mainan kategori sosial emosional. Dalam menentukan mainan yang diberikan, anak Iebih besar peranannya dibandingkan dengan orang tua sendiri. Berdasarkan karakteristik yang ingin dikembangkan pada anak laki dan perempuan, antara ayah dan ibu pada umumnya memiliki keinginan yang sama. Bagi anak laki, orang tua Iebih banyak menginginkan karakteristik maskulin terdapat dalam diri anaknya. Sedangkan bagi anak perempuan, ada karakteristik-karakteristik feminin maupun maskulin yang diinginkan orang tua dimiliki anaknya. Untuk karakteristik yang tergolong netral, orang tua menginginkan karakteristik yang sama terdapat pada anak laki dan perempuannya. Dalam mensosialisasikan karakteristik yang diinginkan khususnya dalam bermain, orang tua lebih banyak menggunakan teknik direct instruction dibandingkan teknik shaping, modeling atau campuran."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suidman, Ieneke
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1992
649.122 SUI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Levina
"Rentang gangguan bahasa pada anak penyandang aulisme cukup luas, mulai dari yang perkembangan kemampuan bahasanya sama sekali lidak berkembang sampai pada ekstrim yang lain, di mana perkembangan kemampuan bahasanya baik, lala bahasa dan pengucapan jugs baik (Wing & Gould, dalam Jordan & Powell, 1995), Anak penyandang autisme yang mengalami hambatan dalam bahasa ekspresif dan bahasa reseptif akan sulit untuk menyampaikan isi pikirannya maupun memahami kata-kata yang diterimanva. Anak penyandang aulisme yang mengalami hambalan pada area bahasa reseptif,, dapat mendengar kata-kata tetapi mereka lidak selalu memahami arti kata seperti pada anak-anak normal lainnva.
Kemampuan bahasa reseptif anak penyandang aulisme dapat ditingkatkan dengan menggunakan program Applied Behavior Analysis (ABA). Dalam program ABA, materi dasar untuk melalih kemampuan bahasa reseptif adalah kemampuan untuk memperhatikan, kemampuan untuk meniru atau melakukan imitasi, kemampuan memasangkan, kemampuan mengidentifikasi (Maurice. 1996). Setiap sesi pengajaran terdiri dari beberapa siklus dan setiap siklus terdiri dari beberapa kali trial (Puspita, 2003) . Setiap trial memiliki awal dan akhir yang jelas (Leaf & McEachin, 1999). Sebuah trial terdiri dari satu unit pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen presenlasi dari discrirninative stimulus atau instruksi guru, respon anak , dan konsekuensi (reinforcement). Selain itu terdapat jeda waktu (interlrial interval) sebelum terapis menyajikan stimulus berikulnya (Sympson. 2005). Penilaian dilakukan setiap 10 kali anak melakukan trial untuk memudahkan menghitung persentase keberhasilan. Anak dikalakan lulus bila mampu minimal 80% benar dari keseluruhan total trial. Setiap pertemuan berdurasi 90 menit.
Setelah melakukan proses intervensi selama 3 minggu, terdapat peningkatan kemampuan subjek untuk memahami imitasi gerakan motorik kasar, Dalam hal perilaku imitasi gerakan mengangkal tangan telah melampaui kriteria keberhasilan. Perilaku imitasi gerakan tepuk tangan dan tepuk meja belum melampaui kriteria keberhasilan lelapi juga menunjukkan adanya peningkatan. Selama periode intervensi, subjek belum sepenuhnya mencapai kriteria keberhasilan gerakan imitasi motorik kasar dan halus. Dengan demikian tidak memungkinkan untuk melakukan intervensi kemampuan memasangkan dan kemampuan mengidentifikasi sebelum subjek menguasai gerakan imitasi karena untuk melatilh kemampuan reseptif lainnya, subjek harus menguasai kemampuan imitasi terlebih dahulu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktia Pratiwi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26809
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herwanti Bahar
"Salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang penanggulangannya belum menunjukkan titik terang adalah anemia gizi. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya prevalensi anemia gizi pada anak pra sekolah di 7 provinsi yang diteliti dan faktor-faktor yang berhubungan dengan prevalensi tersebut.
Data yang digunakan adalah data Survey Evaluasi Xerofthalmia Skala Nasional 1992 di 7 provinsi, yang termasuk juga di dalamnya pemeriksaan kadar Hb pada anak pra sekolah. Pengumpulan data dilakukan oleh Litbang Gizi dengan "Multistage Sampling".
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi secara keseluruhan pada anak pra sekolah di 7 provinsi adalah 42 % . Angka ini bervariasi antara 18.2 % sampai 51.9 %. Analisis kemudian dibagi berdasarkan prevalensi berat (> 40 %) dan ringan/sedang (15 - 40 %).
Di daerah prevalensi berat, faktor anak yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi yang tinggi adalah jenis kelamin laki-laki, pemberian Air Susu Ibu yang sering, kadar serum vitamin A yang rendah, jumlah anggota keluarga yang kecil, pendidikan ayah dan ibu yang tinggi. Sedangkan di daerah prevalensi ringan atau sedang pendidikan ayah yang rendah dan kondisi rumah yang baik yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi yang tinggi.
Berdasarkan analisis multivariat didapat faktor penentu kejadian anemia gizi yaitu untuk daerah prevalensi berat adalah jenis kelamin, serum vitamin A, pemberian ASI, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu, status pekerjaan kepala keluarga dan sanitasi keluarga. Sedangkan di daerah prevalensi ringan hanya serum vitamin A dan kondisi rumah sebagai faktor penentu.
Berdasarkan hasil di atas, maka disarankan agar program pemberian vitamin A dosis tinggi pada anak pra sekolah perlu ditingkatkan. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan mengenai pemberian Air Susu Ibu, makanan pendamping Air Susu Ibu dan kesehatan lainnya, pada semua golongan masyarakat, baik golongan ekonomi baik maupun kurang. Perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada anak pra sekolah dan perlu adanya penelitian khusus mengenai anemia gizi."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Sugeng Hartono
"ABSTRAK
Penelitian di Kabupaten D.T.II Tangerang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karies gigi sulung anak prasekolah dengan kadar fluor dalam air minum pada daerah tersebut. Subjek penelitian terdiri dari anak prasekolah yang berusia 2-5 tahun sejumlah 341 anak dan air sumur yang dipergunakan sebagai air minum utama. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan indeks plak rata-rata 2.34, 80.6% anak mengalami karies dengan def-t rata-rata 5.60, def-s rata-rata 12.47. Radar fluor dalam air minuet rata-rata 0.38 ppm. Dengan analisa regresi linier terbukti ada hubungan tidak bermakna antara kadar fluor air minuet dengan karies gigi sulung dengan r = - 0.04 ( p > 0.05 ).
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Setyaning Anandiputri Satriyo
"Tesis ini membahas tentang penerapan Theraplay pada anak usia prasekolah yang mengalami Generalized Anxiety Disorder (GAD). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif single-case design yang melibatkan anak dan orangtua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi Theraplay efektif dalam menangani GAD pada anak usia pra-sekolah. Efektivitas Theraplay dalam menangani GAD terlihat dari beberapa gejala GAD yang tidak lagi muncul setelah intervensi, seperti ketegangan otot dan kesulitan tidur. Selain itu, tingkat kecemasan juga menurun setelah intervensi sehingga anak tidak lagi mengalami kecemasan yang mengganggu fungsi adaptif di rumah, sekolah, dan lingkungan sosial. Setelah intervensi ia lebih mampu mengelola kecemasannya, menerima pengalaman baru secara lebih positif, dan memiliki fungsi adaptif yang lebih baik. Melalui intervensi Theraplay, terjadi peningkatan kualitas interaksi antara ibu dan anak sehingga attachment antara ibu dan anak menjadi lebih positif. Interaksi antara anak dan orangtua yang semakin positif mengubah internal working model (IWM) anak sehingga kepercayaan diri anak meningkat. Selain itu, perubahan IWM juga menjadikan cara pandang anak terhadap lingkungan dan dunia sekitarnya lebih positif. Hal ini berdampak pada penurunan skor internalizing scale dan peningkatan fungsi adaptif dalam kehidupan sehari-hari.

The purpose of this study is to examine the effectivity of Theraplay on preschool children with Generalized Anxiety Disorder (GAD). This study uses a qualitative single-case design which involves a child and his parent. Results show that Theraplay is an effective intervention for a preschooler with GAD. Several GAD symptoms were no longer present after the intervention, specifically muscle tension and sleeping problem. Furthermore, the level of anxiety also decreased to a point where the child no longer experienced excessive and uncontrollable anxiety which intervered with her adaptive functioning at home, school, and other social environments. After the intervention, she is more able to manage her anxiety, perceive new experiences more positively, and has improved adaptive functions. Through Theraplay, the quality of interaction between the mother and child evidently increased in that the attachment between them became more positive. The improved interaction between the parent and child shifted the internal working model (IWM) so that the child's self-esteem increased. Moreover, this shift in IWM also positively influenced the child`s perspective of looking at her environment. This in turn resulted in a decrease in internalizing scores and an increase in daily adaptive functioning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>