Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Supratikno Rahardjo
"Tuban sebagai sebuah pusat pemukiman dengan orientasi perdagangan laut, memiliki sejarah yang panjang. Sejauh data yang dapat diketahui, pusat pemukiman ini telah ada sejak abad ke-11. Sebagaimana kita ketahui bahwa Tuban masih ada hingga sekarang. Kenyataan ini menunjukkan bukti masa hidupnya yang berlangsung terus menerus selama sekitar sembilan abad. Memang benar bahwa selama periode tersebut Tuban mengalami pasang surut dalam evolusinya, namun demikian keberadaannya sebagai pelabuhan yang terletak di pantai utara Jawa Timur ini selalu dianggap penting oleh para penguasa di pusat-pusat politik yang berada di daerah pedalaman.
Kajian dalam penelitian ini mencoba mencari tahu faktor-faktor apa yang menjadikan Tuban selalu diperhitungkan oleh penguasa-penguasa politik di pedalaman. Berdasarkan data yang terkumpul hingga kini dapat diperkirakan adanya dua faktor penting yang nampaknya memberi pengaruh, yaitu faktor ekonomi dan faktor politik, khususnya militer.
Faktor ekonomi terutama menyangkut peranan Tuban sebagai pelabuhan internasional yang melayani kebutuhan kaum elit di pusat-pusat politik di pedalaman. Kebutuhan elit tersebut terutama menyangkut simbol-simbol status yang berupa pakaian-pakaian sutera; batu-batu permata; dan keramik-keramik Cina dari jenis tertentu. Peranan Tuban dari segi ini terutama paling nampak pada masa akhir kerajaan Singasari dan (terutama) pada masa Majapahit.
Faktor politik terutama menyangkut peranan Tuban dalam segi militer. Secara geografis Tuban memiliki posisi yang baik sebagai wilayah penyangga, khususnya sebagai ujung tombak terhadap serangan dari luar. Di samping itu wilayah ini juga merupakan kawasan yang strategis sebagai tempat untuk mengawali suatu ekspedisi militer ke luar. Disebabkan karena fungsinya yang strategis dari segi militer ini, dapat dimengerti mengapa di tempat ini pernah dibangun tembok kota dari batu sebagai benteng pertahanannya. Peranan Tuban dari segi ini terutama nampak pada masa Singasasri, dan akhir masa Majapahit. Adapun faktor-aktor potensial setempat yang membuat Tuban selalu dianggap penting oleh para penguasa pusat adalah kondisi geografis yang ideal, sumberdaya alam non-pertanian; dan sumberdaya manusia, terutama ketrampilan dalam pembuatan kapal dan kekuatan militernya."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Faisal
"Industri pertambangan memiliki prospek yang baik hingga tahun 2005. Namun perlu diingat saham pertambangan memiliki risiko yang tinggi pula. Untuk itu diperlukan penelitian yang dapat mengukur return dari saham pertambangan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukan pengaruh tiga variabel fundamental yakni Book Market Ratio (BMR), Debt Equity Ratio (DER) dan Marker Value Equity (MVE) terhadap return saham penambangan. Sedangkan tujuan yang kedua adalah untuk menunjukkan pengaruh faktor ekonomi makro yakni pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter dan inflasi terhadap return saham pertambangan.
Perusahaan tambang yang dipilih menjadi sampel yang terdafttar di Bursa Efek Jakarta. Data yang diperoleh fundamental perusahaan selama lima tahun 1999 - 2003. Variabel fundamental seperti BMR, DER dan MVB diuji dengan metode panel data untuk melihat hubungannya dengan return. Untuk rnenguji pengaruh variable makro digunakan test U Mann-Whitney.
Hasil regresi menunjukkan hanya marker value equity yang mempunyai hubungan yang signifikan dan negatif. Nilai R2 Hasil dan regresi sekitar 16,55%. Sementara test U Mann-Whitney menunjukkan variabel kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap return saham.

Mining industries has a good prospect until 2005. But return stock mining has high risk. That is important to investigate the return mining stock.
The aims of this research to investigate the relation fundamental variable such as MVE, BMR and DER to return stock. The second aim to investigate the macroeconomic indicator influence to return stock.
The corporate which was chosen in this research is mining corporate have been listing at Bursa Efek Jakarta. Fundamental data was get since 1999 until 2003. We employ panel data to investigate fundamental variable. We also employ U Mann-Whitney to investigate the macroeoomic indicator influenced.
The pooled regression eoetiicient R2 is 16,55% and the relation between return-fundamental significance at level 1%. Market value equity the only variable has significant relation to return stock. The result U Mann-Whitney test show that Monetary policy and economic growth have significant relation to return stock.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wirjono
"Tesis ini berisi analisis fenomena ekonomi terhadap bursa saham. Tolok ukur analisis yang digunakan adalah indikator-indikator ekonomi dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Periode analisis data bulanan dan triwulanan mulai 1 Januari 1995 hingga 31 Maret 2001. Dalam kurun waktu tersebut menunjukkan fenomena ekonomi yang bervariasi. Penelitian ini paling tidak melengkapi beberapa penelitian sebelumnya dengan topik serupa namun dengan metode analisis yang berbeda. Pertarna dengan stepwise analysis, kemudian uji multikolinieritas , dan analisis regresi.
Hasil analisis data triwulanan tidak dapat disimpulkan oleh karena lemahnya signifikansi. Begitupun hasil analisis data bulanan tidak dapat menyatakan pengaruh tingkat inflasi maupun pertumbuhan jumlah uang beredar terhadap nilai transaksi saham. Yang dapat dinyatakan hanya pengaruh suku bunga deposito dan nilai tukar. Pengaruh suku bunga relatif besar dan bersifat negatii sedangkan pengaruh nilai tukar relatif tidak berarti dan bersifat positip. Perbedaan dengan hipotesis awal dapat diindikasikan secara irnplisit bahwa fluktuasi nilai tukar bersifat temporer sedangkan ekspektasi investor bersifat jangka panjang. Namun bagaimana pun juga temuan penelitian ini menarik untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyah Dewi
"Semua negara memerlukan dana dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Salah satu alternatif dana disamping dana yang berasal dari dalam negeri sebagai pendukung pembiayaan pembangunan tersebut adalah hutang luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hutang luar negeri, aliran modal masuk dan pertumbuhan ekonomi.
Berlandaskan pada pemikiran bahwa hubungan antara variable-variabel tersebut bukanlah hubungan yang searah, maka dalam penelitian ini digunakan metode analisis persamaan simultan. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 1980 s.d 2003. Variabel - varibel endogen yang digunakan adalah debt service ratio, hutang luar negeri, aliran modal masuk dan produk domestik bruto. Variabel-veriabel eksogen atau predetermined variabel-nya adalah suku bunga luar negeri, eksport dan impor barang dan jasa, nilai tukar Rupiah terhadap USD, tabungan domestik, perbedaan tingkat suku bunga ( antara tingkat suku bunga domestik dengan tingkat suku bunga internasional) dan penyerapan dalam negeri. Dengan menggunakan metode estimasi 2SLS, dari hasil pengolahan data diperoleh hash sebagai berikut :
Pada persamaan pertama, seluruh tanda parameter yang dihasilkan sesuai dengan tanda yang dihipotesiskan. Dengan DSR sebagai variabel endogen terlihat bahwa variabel HLN mempunyai tanda positif, sedangkan XGS mempunyai tanda negatif. Uji parsial (Uji-t) terhadap variabel independen yang digunakan dengan level of significant atau a= 5% terlihat bahwa seluruh variabel penjelas yang digunakan signifikan. Koefisien determinasi (adjusted-R2) sebesar 0.724179 artinya sekitar 72,41% variasi DSR dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas dalam model.
Pada persamaan kedua, tanda parameter untuk variabel NTK dan SAV sesuai dengan tanda yang dihipotesiskan yaitu bertanda negatif. Sedangkan tanda koefisien untuk variabel AMM adalah positif, berarti tidak sesuai dengan tanda yang dihipotesiskan. Hai ini dapat dijelaskan bahwa menurut hipotesis dengan semakin meningkatnya aliran modal masuk akan mengurangi kebutuhan hutang luar negeri. Namun untuk kasus di Indonesia hal ini tidak terjadi, karena pada kenyataannya hutang luar negeri justru sebagai salah satu faktor penarik investor untuk menanamkan modalnya ke dalam negeri. Hal ini sejalan dengan adanya persepsi yang berkembang bahwa besarnya hutang luar negeri yang dikucurkan oleh negara-negara kreditur maupun lembaga internasional lainnya justru akan menjadi salah satu faktor penarik bagi para investor karena dianggap mencerminkan masih adanya kepercayaan dunia luar terhadap kondisi dalam negeri. Uji parsial (Uji-t) terhadap variabel independen yang digunakan dengan level of significant atau a= 5% terlihat bahwa seluruh variabel penjelas yang digunakan signifikan. Koefisien determinasi (adjusted-R2) sebesar 0.93260 artinya sekitar 93,26% variasi HLN dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas yang digunakan dalam model.
Pada persamaan ketiga, seluruh tanda koefisien sesuai dengan yang diharapkan. Untuk variabel perubahan PDB mempunyai tanda sesuai dengan yang diharapkan yaitu bertanda positif. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan perubahan kenaikan PDB yang merupakan cerminan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya ke dalam negeri. Uji parsial (Uji-t) terhadap predetermined variabel dengan level of significant atau a= 5% terlihat bahwa seluruh variabel penjelas yang digunakan signifikan. Untuk variabel AMM(-1) mempunyai tanda koefisien positif. Koefisien determinasi (adjusted-R2) sebesar 0,822845 artinya sekitar 82,28% variasi AMM dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas yang digunakan dalam model.
Pada persamaan keempat, seluruh tanda parameter yang dihasilkan sesuai dengan yang dihipotesiskan yaitu positif untuk variabel DA, D(PDB(-1)) dan D(XGS) dan negatif untuk DSR dan IMP. Uji parsial (Uji-t) terhadap predetermined variabel dengan level of significant atau a= 5% terlihat bahwa seluruh variabel penjelas yang digunakan signifikan. Koefisien deterrninasi (adjusted-R2) sebesar 0,679818, artinya sekitar 67,98% variasi perubahan PDB dapat dijelaskan oleh variabel-variabel penjelas yang digunakan dalam model.
Dari pengolahan data dan analisis, dapat disimpulkan bahwa model serta variabel-variabel yang digunakan dapat menjelaskan hubungan timbal batik antara hutang luar negeri, aliran modal masuk serta pertumbuhan ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prijono Tjiptoherijanto, 1948-
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984
330.598 PRI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uun Sunarsih
"Perusahaan mulai menunjukkan perhatian terhadap kegiatan sosial. Akuntansi sebagai bagian dari dunia usaha dituntut untuk merespon perkembangan perusahaan tersebut. Peran akuntansi ditunjukkan dengan munculnya akuntansi sosial, perusahaan dapat mengkomunikasikan aktivitas sosialnya serta memperoleh legitimasi dan memenuhi pertanggungjawaban baik kepada direct stakeholders maupun indirect stakeholders.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di JII dan di Non-JII serta untuk mengetahui hubungan antara variabel size, likuiditas, solvabilitas dan struktur kepemilikan dengan pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di Jll dan di Non-JII.
Sampel penelitian terdiri dari perusahaan yang tergolong agricultural, mining and mining service, food and beverage, automotive, consumer goods, communication, transportation service, plastic and glass product, pharmaceuticals, real estate and property, lumber and wood product, electronic and office equipment and cement yang terdaftar di JII dan Non-JIIperiode 2004. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah two different mean dan analisis logistik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan aspek sosial ekonomi pada perusahaan yang terdaftar di JII lebih banyak bila dibanding dengan perusahaan yang terdaftar di Non-JII. Hal ini terlihat dari rata-rata pengungkapan aspek sosial ekonomi di JII sebesar 15 atau sebesar 38,53% dan yang paling banyak diungkap adalah tema konsumen dan produk sebesar 63,33% tema ketenagakerjaan 57,43%, tema kemasyarakatan 19,67%, tema lingkungan hidup dan energi 13,67% sedangkan di Non-JII sebesar 13 pengungkapan aspek sosial ekonomi atau sebesar 34.11% dan yang paling banyak diungkap adalah tema ketenagakerjaan sebesar 59,95% dan tema konsumen dan produk 45,98%, tema kemasyarakatan 18,56% dan tema lingkungan hidup dan energi sebesar 11,95%. Sedangkan hubungan antara variabel size, likuiditas, solvabilitas dan struktur kepemilikan pada perusahaan di JII setelah melalui uji reduksi variabel yang signifikan pada α = 5% hanya In size dan struktur kepemilikan sedangkan pada perusahaan yang terdaftar di Non-JII hanya struktur kepemilikan yang signifikan pada. α = 5%.

Today, companies start to have concern with social activities. Accounting as a business tool is required to respond business development. Accounting's role emerges with social accounting to communicate companies? social activities in order to get legitimating and to fulfill social accountability from both direct and indirect stakeholders.
This research is aimed to know the disclosure of socio economic aspect of companies listed both at JII and Non-JII and its relation with size, liquidity, solvability and ownership structure.
Research sample consisted of the following industries listed in 2004: agricultural. mining and mining service, food and beverage, automotive, consumer goods, communication, transportation service, plastic and glass product, pharmaceuticals, real estate and property, lumber and wood product, electronic and office equipment and cement. Data analysis used in this study is two different mean and logistic analyzes.
The research finds that the average of social aspect disclosure for companies listed at Jli are larger than companies listed at Non-JII. This can be seen that the average of socio economic aspect disclosure at JII reached 38,53% and the most disclosed are consumer and product issue as of 63,33% followed by labor issue 57,43%, community issue 19,67% and environment and energy issue 13,67%. While for companies listed at Non-JII, the average of socio economic disclosure aspect reached 34,11% and the most disclosed are labor issue as of 59,95% followed by consumer and product issue 45,98%, community issue 18,56% and environment and energy issue 11,95%.
The relation between size, liquidity, solvability and ownership structure for companies listed at JII after having variable reduction test, the result shows that only In size and ownership structure which are significant at α = 5%, whereas for the companies listed at Non-JII only ownership structure which is significant at α = 5%.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enung Siti Saodah
"Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta. Ada tiga pokok permasalahan yaitu (a) Apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen (b) Apakah terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen dan (c) Apakah terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen.
Judul penelitian dengan permasalahan tersebut di atas dipilih dengan alasan nantinnya peranan dosen dalam meninakatkan mutu pendidikan tinggi khususnya di STEI Jakarta. Penelitian menggunakan metode survai dengan sampel 50 orang dosen tetap. Tehnik penarikan sampel menggunakan acak sederhana. Data tingkat pendidikan, motivasi berprestasi dan kinerja dosen diungkap melalui kuesioner dalam bentuk skala penilaian. Hasil analisis korelasi dan regresi diperoleh temuan sbb : (1) Terdapat hubungan positif yang berarti antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen di STEI Jakarta.
Koefisien korelasi (r) = 0.869. dengan persamaan regresi Y = 34.00 + 1.920X1. (2) Terdapat hubungan positif yang berarti antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI : Jakarta. Koefisien korelasi (r) = 0.645, dengan persamaan regresi Y = 29.355 + 0.564X2. (3) Terdapat hubungan positif yang berarti antara tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta. Koefisien determinasi R = 0.784, dengan persamaan regresi Y = 25.762 + 1.652X1 + 0.181X2.
Dengan demikian ketiga hipotesis penelitian yang diturunkan berdasarkan kajian teori tentang pendidikan, motivasi berprestasi dan kinerja dosen dapat diterima atau terbukti. Ketiga hipotesis tersebut adalah (1) Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja dosen (2) Terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen (3) Terdapat hubungan positif antara tingkat pendidikan, dosen dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen.
Atas dasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sbb : (1) Variasi yang terjadi pada kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi (2) Besarnya sumbangan tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi terhadap kinerja dosen sebagai pengajar di STEI Jakarta masing-masing 75.50 % dari tingkat pendidikan, 41.60 % dart motivasi berprestasi dan 78.40 % dari tingkat pendidikan dan motivasi berprestasi secara bersama-sama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
"ABSTRAK
Partisipasi politik kaum muda di Indonesia telah dikenal jauh lebih awal dibandingkan fenomena serupa di negara-negara lain. Bila di Indonesia partisipasi politik kaum muda telah dikenal pada permulaan abad ke-20 maka di negara-negara barat, misalnya, gejala ini baru muncul pada tahun 60-an.
Keterlibatan kaum muda dalam berbagai peristiwa politik nasional seperti pada tahun 1908 (berdirinya Budi Utomo), 1928 (Sumpah Pemuda), 1945 (Revolusi Kemerdekaan), serta tahun 1966 (Tritura) bukan saja telah menempatkan kaum muda tersebut dalam posisi terhormat dalam sejarah nasional bangsa tetapi juga telah membangun citra tersendiri bagi peranan politik kaum muda di Indonesia.
Sejauh ini, ada dua teori besar yang mencoba menjelaskan tentang fenomema partisipasi politik. Pertama, disebut Partisipasi yang Otonom (Autonomous Participation), sedang yang kedua, dinamakan Partisipasi yang Dimobilisasi (Mobilized Participation). Teori yang pertama menjelaskan bahwa partisipasi politik itu bisa lahir karena kesadaran sendiri (tanpa paksaan atau tekanan dari siapa pun) dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya partisipasi ini antara lain adalah political efficacy, status sosial ekonomi yang dimiliki warga negara. Sementara teori yang kedua mengatakan bahwa partisipasi politik dapat pula lahir karena pengaruh dari luar. seperti adanva faktor peranan pemerintah.
Tesis ini mencoba membuktikan atau melihat sejauh mana kedua teori tersebut berlaku dalam kasus partisipasi politik kaum muda di wilavah Kecamatan Gegerbitung. Itulah sebabnya pokok masalah dari tesis ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut Pertama, apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi politik kaum muda tersebut ?. Kedua, apakah ada hubungan antara peranan pemerintah dengan partisipasi politik kaum muda tersebut ?.
Dalam usaha pembuktian tersebut tesis ini mendasarkan diri pada jenis penelitian analitik dengan tehnik analisa yang digunakan adalah kuantitatif, artinya dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus-rumus statistik (uji statistik) terhadap hipotesa yang telah ditetapkan sebelumnya guna mengetahui hubungan empirik antar variabel penelitian. Dengan cara ini akan diketahui bukan saja mengenai ada atau tidak adanya hubungan antara variabel penelitian tetapi juga arah dan kemaknaan hubungan tersebut (sesuatu yang tidak bisa diperoleh lewat analisa kualitatif).
Meskipun analisis kuantitatif tersebut diatas merupakan tehnik analisis dasar dalam tesis ini, namun untuk melengkapi pembahasan digunakan pula tehnik analisis tabel silang.
Atas dasar analisa kuantitatif yang telah dilakukan, tesis ini membuktikan bahwa : Pertama, ada hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi politik pemuda di Kecamatan Gegerbitung dan arah hubungan tersebut adalah positif, artinya, ada kecenderungan dimana semakin tinggi status sosial ekonomi maka akan semakin tinggi pula partisipasi politik. Kedua, ada hubungan antara peranan pemerintah dengan partisipasi politik pemuda di Kecamatan Gegerbitung dan arah hubungan tersebut adalah negatif, artinya, ada kecenderungan dimana semakin tinggi peranan pemerintah maka,partisipasi politik justru semakin menurun.
Sementara-itu, berdasarkan hasil analisis table silang diperoleh bukti pula bahwa tidak semua sub variable status sosial ekonomi dengan sub variabel partisipasi politik itu mempunyai hubungan positif. Oleh karena dalam kasus hubungan antara penghasilan dengan keikutsertaan dalam menghadiri kegiatan kampanye ternyata yang terjadi adalah hubungan negatif. Dilain pihak, mengenai hubungan antara variabel peranan pemerintah dengan variabel partisipasi politik'berdasarkan hasil analisis tabel silang diperoleh bukti pula bahwa dalam kasus hubungan antara ajakan para pejabat formal dengan keterlibatan dalam organisasi politik/ organisasi massa maka ajakan para pejabat formal ini dianggap cukup berpengaruh dalam mengajak responden untuk terlibat di organisasi massa tetapi kurang berpengaruh dalam mengajak respondem untuk terlibat di organisasi politik."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>