Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118960 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jakarta: FE-UNKRIS, {s.a.}
JEIND 1-4 (6-10) 1996-1999
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Adella Putri
"Industri Pariwisata merupakan salah satu industri unggulan untuk menunjang ekonomi Prancis. Hal itu terbukti dengan posisi Prancis sebagai salah satu destinasi favorit wisatawan yang jumlah setiap tahunnya terus meningkat. Selain itu agar dapat tetap berjalan, industri pariwisata Prancis bergantung pada sektor-sektor penunjang lain. Saat krisis ekonomi menyerang negara-negara di dunia pada 2008, keadaan ekonomi internasional menjadi tidak stabil dan berpengaruh pada performa banyak sektor, salah satunya sektor industri pariwisata di Prancis. Berbagai dampak yang dialami oleh industri pariwisata dan sektor-sektor yang berhubungan dengannya menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pelaku industri ini sekaligus bagi pemerintah Prancis. Artikel ini menjelaskan secara mendalam bagaimana krisis ekonomi 2008 mempegaruhi keadaan industri pariwisata Prancis dilihat dari berbagai sektor penunjangnya, seperti jumlah wisatawan yang masuk, akomodasi, transportasi, dan tenaga kerja, serta kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Prancis.

Tourism industry is one of the prime industries in supporting French economy. Its increasing number of tourists each year proves that France is one of the most favorite destinations Furthermore, in order to keep functioning, French tourism insdustry depends on other supporting sectors. When 2008 economic crisis occured around the world, international economic situation became unstable and affected the performance of many sectors, one of the them was French tourism industry. Many impacts received by the tourism industry and relating sectors are the challenge for players in this industry as well as French government. This article profoundly explicates how 2008 economic crisis affects French tourism industry seen from various supporting sectors, such as the number of incoming tourists, the accommodation, the transportation, and the workers, as well as the response issued by French government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Teguh
Jakarta: Rajawali, 2010
338 MUH e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Nurimansjah
Jakarta: LP3ES , 1994
338.523 HAS e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moh. Jenal Abidin
"Skripsi yang berlandaskan kajian sosial-ekonomi ini, mencoba melihat gejolak ekonomi di Hindia Belanda yang terkena dampak dari krisis dunia tahun 1930, yang dikenal dengan nama Malaise. Lebih jauh lagi skripsi ini, akan melihat sampai seberapa jauh aktivitas masyarakat Hindia Belanda dalam menanggapi terjadinya depresi ini, dan bagaimana pula sikap dari pemerintah Hindia Belanda dalam menanggulangi terjadinya krisis ini.
Terjadinya krisis dunia tahun 1929, yang berlang_sung cukup lama tersebut, secara praktis melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Hindia Belanda. Walaupun sebenar_nya krisis ini dilatar belakangi oleh anjloknya bursa saham di Amerika, tetapi imbasnya justru lebih menimpa pada negara-negara pengahasil bahan mentah. Hindia Belan_da, yang hampir seluruh devisa negara didapat dari ekspor bahan mentah, mengalami nasib yang sangat tragis. Dan hal ini berpengaruh besar pada situasi dan kondisi masyarakat_nya. Muncul kekacauan ekonomi dalam masyarakat yang diaki-batkan oleh pengangguran, pemotongan upah, dan semakin rendahnya harga produk--produk pertanian. Pada saat seperti itulah masyarakat dipaksa untuk bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit.
Sistim ekonomi modern/Barat yang bertopang pada sistim ekonomi uang, sangat menyulitkan posisi masyarakat Hindia Blelanda. Pola-pola yang diterapkan dalam sistim ini sangat sulit untuk diintegrasikan dengan sistim ekonomi pribumi, dan mencapai puncak kesukarannya pada terjadinya malaise ini.
Ada satu hal yang menarik, bahwa dengan terjadinya krisis ini, masyarakat mencoba kembali sistim ekonomi tradisional dalam usahanya untuk mencoba bertahan. Sistim barter pun mulai menjadi model kegiatan ekonomi. Tetapi walau bagaimana sistim ekonomi uang yang diterapkan Peme_rintah secara ketat, (dalam pembayaran pajak, bunga hutang, dll) menyebabkan masyarakat mencoba bentuk lain dari usaha yang mereka jalani selama ini.
Usaha ini mencapai titik terang tatkala, Pemerintah mendukung (walaupun untuk maksud yang lain) pemanfaatan lahan-lahan yang kosong (akibat pengurangan produksi Perusahaan-perusahaan besar), pengaturan kebijakan regulasi agar produksi bisa berjalan tanpa terlalu terpengaruh kondisi pasar dunia, dan kebangkitan kembali industri_industri kecil masyarakat, yang kesemuanya dapat menjadi buffer (penyeimbang) dari krisis yang sedang berjalan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aletheia Meidiana Tandean
"Studi ini bertujuan mempelajari pengaruh dari kondisi ekonomi dan finansial di ASEAN-5, serta pengaruh model persaingan industri perbankan di setiap negara anggota ASEAN-5 terhadap komponen pendapatan bank. Penelitian ini menggunakan sampel berupa pada panel data dari periode Januari 2011 hingga Desember 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ASEAN-5, komponen pendapatan bank yang terpengaruh oleh kondisi ekonomi dan finansial di ASEAN-5 adalah pendapatan komisi dan biaya, disusul dengan NII dan provision of loss, kemudian operating expense, dan terakhir trading income. Ini menunjukkan bahwa pengaruh terkuat kondisi ekonomi dan finansial ada pada komponen non-NII. Dari segi ukuran bank, yang paling dipengaruhi adalah bank besar (large bank). Untuk model persaingan, indikator yang dipakai adalah concentration ratio, dan di ASEAN-5 negara yang paling konsisten banyak terpengaruh komponen pendapatannya adalah Indonesia.

This research purposes to understand the effect of economics dan financial condition in ASEAN-5 and the effect of banking industry competitiveness model of each country in ASEAN-5 towards bank income components. This research is using samples of panel data from January 2011 until December 2020. Results show that in ASEAN-5, bank income component that is the most affected from economics and financial condition in ASEAN-5 is commission and fees income, then NII and provision of loss, and then operating expense, and lastly trading income. This shows that the strongest effect of economics and financial condition is in non-NII components. From bank size perspective, large bank is the most affected by economics and financial condition. From competitiveness model perspective, indicator used is concentration ratio, and Indonesia is the one that consistently affected by concentration ratio.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Widyana
"Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah ada hubungan (pengaruh) kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang dan faktorfaktor pertumbuhan ekonomi di dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia? Dengan negara-negara mitra dagang mana saja, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus meningkat? Penelitian menggunakan data panel: 20 negara mitra dagang, yaitu jumlah ekspor terbesar ke negara tujuan (Australia, Belgia, Kanada, Cina, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Belanda, Filipina, Saudi Arabia, Singapura, Spanyol, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama) pada periode waktu 30 tahun (1974-2003).
Regresi data panel dengan menggabungkan (pooling) data cross-section dan time series, menggunakan variabel dummy (least square dummy variable) dan variabel lag dependen (YP(-1)); serta dikombinasikan dengan model kuadratik ( YPPxYPP, TRDIxTRDJ dan YPRxYPR) adalah serupa dengan estimasi data panel dengan fixed efects.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan (pengaruh) kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang dengan pertumbuhan ekonomi di indonesia. Peningkatan US$ 1 pdb per kapita riil negara mitra dagang (YPP) menyebabkan peningkatan US$ 0.039771 tingkat PDB per kapita rill indonesia (YP) (signifikan). Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus meningkat dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai nilai rasio pdb per kapita rill terhadap PDB per kapita rill negara mitra dagang (ypr) lebih kecil dari nilai ypr optimal 3.102024 dengan prioritas dalam hubungan kerjasama perdagangan, yaitu Jepang, Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Belgia, Hong Kong, Kanada, Inggris, Australia, Singapura, Italia, Spanyol, Saudi Arabia, Jerman, Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, Cina, dan India. pertumbuhan ekonomi akan meningkat dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai tingkat PDB per kapita riil (YPP) yang besar.
Ada hubungan (pengaruh) faktor-faktor pertumbuhan di dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. peningkatan US$ 1 PDB per kapita rill inisial indonesia (LYP) menyebabkan penurunan US$ 0.029591 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); pertambahan 1 orang pertumbuhan penduduk Indonesia (PI) menyebabkan penurunan US$ 1832.987 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 persen investasi/PDB rill Indonesia (invi) menyebabkan peningkatan US$ 4.033363 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin angka inflasi Indonesia (inft) menyebabkan peningkatan US$ 804.2352 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin secondary enrollment ratio (SER) Indonesia (SCHI) menyebabkan penurunan US$ 12.65101 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); peningkatan US$ 1 trade/PDB rill Indonesia (TRDI) menyebabkan peningkatan US$ 689.5339 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin YPR menyebabkan peningkatan US$ 246.6701 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); peningkatan US$ 1 pola interaksi PDB per kapita riil negara mitra dagang dengan trade/PDB riil indonesia (YPPxTRDI) menyebabkan penurunan US$ 0.009320 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan).
Keterbukaan (openness) tidak selalu akan memberikan manfaat yang lebih (more benefit) dengan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan impor bahan baku yang iebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekspor barang modal seperti mesin-mesin industri menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi (capital intensive) proses perekonomian di dalam negeri masih rendah.
Dari hasil penelitian ini, saran untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi adalah pemerintah kembali menggiatkan program keluarga berencana (KB) untuk mengurangi laju peningkatan jumlah penduduk; investasi diarahkan untuk menghasilkan produk-produk antara (intermediate goods) guna mengurangi laju impor barang-barang dasar sehingga share of trade meningkat, menyebabkan pdb per kapita meningkat; jaminan kepastian di dalam negeri, yaitu stabilisasi harga untuk mencegah peningkatan inflasi walaupun sebenamya diperlukan untuk rangsangan investasi; kebijakan pemerintah terhadap peningkatan SDM lulusan sekolah menengah, contoh pemberian training (tenaga kerja siap pakai) dan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai untuk tenaga menengah; peningkatan kerjasama perdagangan dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai YPR iebih kecil dari YPR optimal 3.102024 dengan prioritas dalam hubungan kerjasama perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>