Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Study Rizal L.K.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rochmani Sofion
"ABSTRAK
Filsafat dan pemikiren Igbal dimaksudkan untuk tujuan membangun kembali pemikiran dalam Islam (reconstruction of religious thought in Islam). Sebab Igbal merasa bahwa umat Islam mengislami kemunduran dalam pemikiran, yang berakibat mundurnya sosial budayanya dan dalam kemajuan-kemajuan f isik tertinggal jauh oleh budaya Barat, Filsafat Igbal dijabarkan dalam konsepnya tentang manusia utama (insanu_l-_kamil). Ia berusaha manyadarken umat Islam bahwa mereka ha-rus lebih giat barkarya dan lebih kreatif kerena mengemban tugas suci sebagai wakil Tuhan di bumi ini. Konsep tentang hakekat ego atau individualitas meru_pakan konsep dasar dari filsafat Igbal, serta menjadi alas penopang keseluruhan struktur pemikirannya. Dasar filsafat Iqbal adalah tauhid atau keyakinan yang teguh dan mendalam terhadap ke-Esa-an Ilahi, bersamaan dengan itu tumbuh keya_kinan akan keabadien oints, hasrat dan upaya (gairah) dan gerak (dinamisme). Kemudian pemikirannya dibimbing oleh konsep tentang ego (khudi ) yang dianggap sebagai pusat di_namisme dari hasrat, daya upaya, aspirasi,keputusan, kekuatan dan aksi. Ego tidak maujud (eksis) dalam waktu, mela_inkan waktulah yang merupakan dinamisme dari pribadi (ego). Jadi Iqbal menganggap ruang dan waktu menjadi realitas su_byektif, tegasnya tidak mempunysi eksistensi lepas dari subyek. Selain itu Igbal juga tidak ingin membatasi pengetahu_an pada kanyataan emperik saja, yang hakekat kebenarannya dapat ditangkap dengan daya nalar. Ia percaya bahwa manusia dapat mencapai _realitas absolut_ tanpa malalui daya nalar dan panca indranya, akan tetapi dengan minta bantuan pangalaman yang unik yang ia namakan _intuisi_. Intuisi adalah alat untuk menangkap hakekat pengetahuan serta hakekat ke_benaran yang bersifat super-natural. Dengan demikian ia menggabungkan antara akal dan intuisi secara erat dan membuat keduanyo saling melengkapi satu lama lain. Demikian pula disebutkan oleh Igbal, bahwa pribadi manusia dapat bergerak menuju ke kesempurnaan dengan menangkap sifat-sifat Tuhan, sehingga menjadi manusia utama atau insanu_1-kamil, yang menemukan tujuan dan kekuatannya dalam cinta dan toleransi, karena manusia adalah sama di hadapan Tuhan. Dengan demikian Igbal memuliakan dan meluhurkan ma_nusia, tanpa merusak sesuatu di hadapannya. Igbal peraaya kepada kemampuan manusia dan meyakini bahwa dengan.usaha, keuletan dan ketekunannya, keabadian insan itu mungkin, ka_rena kemajuan manusia mangikuti garis menanjak dan tanpa batas. Ini tidak berarti adanya peniadaan diri dan penyerapan dalam Tuhan. Individu dihadapan Tuhan lokasana besi merah kepanasan api. Api tetap api, dan besi tetap besi dalam saat yang satu dan sama. Dengan fileafatnya Iqbal ingin membangun pribadi manusia yang bersifat dinamis dan tegar, yang depat menciptakan suatu masyarakat atom sendi-sendi moral yang kokoh. Dengan filsafatnya Igbal ingin menegaskan bahwa ego manusia itu kreatif dan mempunyai tujuan. Baginya filsafat tanpa nilai praktis tidaklah ada gunanya; sebab yang penting bagaimana manusia itu dengan amal dan perbua_tannya dapat meningkatkan kwalitas hidupnya sehingga pantas disebut insanufl-kamil atau manuaia utama. Manusia yang dengan berlandaskan moral dan tanggung jawabnya, secara nyata berbuat memperindah dunia sehingga pantas disebut khalifah atau wakil Tuhan di bumi ini. Kesimpulan yang didapat dari hasil kajian filsafat dan pemikiran Igbal ini adalah,bahwa filsafat dan pamikiran Igbal perlu disebar luaskan di Indonesia; karena konsepnya tentang manusia utama atau insanu_l-kamil relevan untuk di_renungkan dan diamalkan . Ia menginginkan timbulnya umat yang aktiv, dinamis, berwatak merdeka; manusia yang ber_martabat bercita-cita luhur dan selalu berkarya demi untuk kesejahteraan umat manusia itu sendiri."
Lengkap +
1989
S16098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Suhermanto Ja`far
"Iqbal merumuskan sebuah metafisika yang menekankan pada aspek dinamisitas, gerak ego yang dalam istilah Islam disebut dengan amal atau tindakan yang bermakna. Pemikiran Iqbal tentang hidup yang kreatif dengan tindakan dan aksi yang yang terus bergerak dipengaruhi oleh unsur-unsur pemikiran Nietzsche mengenai filsafat kehendak. Iqbal masih mempertahankan Tuhan dan mengemukakan argumentasi yang bisa mendamaikan kemahakuasaan Tuhan dengan kebebasan manusia. Pemikiran ontologi Iqbal lebih mengarah pada eksistensi Realitas absolut, sebagai realitas yang sebenarnya dalam hubungannya dengan manusia dan alam. Realitas yang ada menurut Iqbal merujuk pada Wujud Tuhan, Manusia dan alam, tetapi realitas yang ada dan sebenarnya ada adalah wujud dari Realitas absolut, Wujud absolut atau Ego Mutlak. Manusia dalam mencari Tuhan, kata Iqbal harus berangkat dari kemauan dan kekuatannya sendiri. Tuhan menurut Iqbal adalah hakikat keseluruhan yang bersifat spiritual. Tuhan yang digambarkan sebagai kekuatan adalah pilihan sadar seseorang yang berangkat dari kesadaran eksistensialnya. Dengan demikian, gagasan Iqbal tentang Tuhan sebagai Ego dan kekuatan, tidak lain adalah proyeksi gagasannya tentang manusia sempurna, yaitu manusia yang memiliki ego yang sangat unik dan kuat, serta pada saat-saat yang sama adalah manusia yang mampu menyerap kebaikankebaikan Tuhan ke dalam dirinya. Metafisika Iqbal tentang diri (ego) pada intinya adalah filsafat manusia yang bicara tentang diri/ego. Diri atau ego adalah titik tolak Iqbal dalam hubungannya tentang alam dan Tuhan. Hidup adalah kehendak kreatif yang oleh Iqbal disebut Soz. Pemikiran Iqbal tentang alam semesta tidak terlepas dari pemikirannya tentang Tuhan dan Diri manusia. Bagi Iqbal Alam harus dipahami sebagai suatu organisme yang selalu tumbuh tidak mempunyai batas-batas yang berkesudahan, kecuali adanya imanensi yang menjiwai dan yang memelihara keseluruhan tersebut dengan cara evolusi yang digambarkan sebagai suatu gerak menanjak yang teratur dari individu yang paling sederhana, yaitu kepribadian manusia menuju pada realitas Absolut (Ego Mutlak), yaitu Tuhan. Tindakan yang bermakna dalam metafisika Iqbal tidak hanya untuk individu dan sesama, tetapi juga berkaitan dengan yang Ilahiyah dan alam. Karena itu, tindakan-tindakan yang dilakukan manusia merupakan sebuah tindakan yang memelihara diri dari kematian. Hanya tindakan yang bermakna sajalah yang mempersiapkan manusia menghadapi kehancuran tubuh. Iqbal hendak mengubah wajah Islam menjadi agama tindakan yang menekankan pada progresivitas dan dinamisitas, sehingga perubahanperubahan dalam pemikiran Islam akan terbangun. Rekonstruksi pemikiran Islam akan terbentuk melalui ijtihad dan tindakan yang bermakna (meaningfull action).

Iqbal formulate a metaphysics which emphasizes the aspects dynamicity, ego motion in terms of Islam called charity or meaningful action. Iqbal's thoughts about the creative life within attitude and action that continues to move was influenced by elements of Nietzsche's thought about the philosophy of the will. Iqbal still maintain God and put forward arguments that could reconcile the omnipotence of God and human freedom. His ontological Thought is more directed to the existence of absolute reality, a reality which is actually in relation to man and nature . The reality ?according to Iqbal, not only refers to the manifestation of God, man and nature, but also the reality that exists and eventually exists as manifestation of the Absolute Reality, Absolute Being or Absolute Ego. Man in search of God ?said Iqbal, had to depart from its own will and power. God ?according to Iqbal, is the essence of a whole which is spiritual. God which portrayed as a force is ?in fact- an aware of one's choice based on his existential consciousness. Thus, Iqbal idea of God as ego and power is nothing but the projection of his idea of a perfect man, the man who has an ego that is very unique and strong, and at the same time capable of absorbing the good of God into himself. Iqbal metaphysics of the self (ego) ?in essence is a human philosophy which is talking about the self /ego. Self or ego is a starting point of Iqbal thought about the connection of nature and God. Life is a creative will that is called Soz. Iqbal's thoughts about the universe can not be separated from his thoughts on God and the human self. For Iqbal, nature should be understood as an organism that is always growing and doesn?t have endless boundaries, except the immanence that animates and maintains overall with the way evolution is portrayed as a regular upward simplest movement of individuals, namely the human personality toward an Absolute Reality (Absolute Ego) or God. Meaningful action in Iqbal?s metaphysics is not only belongs to individuals and others, but also relates to the divine and nature. Therefore, the actions of a man are ?in fact- an action which preserves him from the death. The meaningful action alone prepares man to face the destruction of his body. Iqbal wanted to change the face of Islam into religion which emphasizes the progressivity and dynamicity, so that the changes in Islamic thought will awaken. Reconstruction of Islamic thought will be formed through ijtihad and meaningful action."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T28958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanika Bunga
"Puisi pada dasarnya merupakan sebuah karya tulis yang memiliki makna. Puisi tersebut lekat dengan sosok kepribadian penulis, sehingga puisi-puisi yang dihasilkan pada umumnya berkutat dengan pengalaman si penulis, dan yang paling mencolok ialah kondisi sosial politik yang dihadapi oleh si penulis. Puisi-puisi Muhammad Iqbal selain sarat akan pesan kebangsaan, terdapat pula pesan moral yang mampu diungkapkan. Tentu saja dengan panduan agama, yakni puisi-puisi yang sarat pesan keagamaan.
Puisi-puisi Iqbal jika dianalisa lebih dalam, merupakan filsafat Iqbal yang mendalam, baik itu filsafat manusia dari segi epistemologis maupun estetika dari segi aksiologi. Keindahan berkaitan erat dengan estetika jika kita tinjau melalui kata sifat. Keindahan dalam puisi sebagai karya seni merupakan suatu analisa praktis, sehingga pada perkembangannya melalui puisi-puisi yang Iqbal ciptakan mampu memberikan pengalaman estetis dan tentu saja dapat di analisa aspek estetika yang tersirat melalui puisi-puisinya.
Pengalaman estetik yang timbul tersebut dalam puisi Iqbal merupakan hasil perjuangan Sang Pribadi yang terpelihara oleh hasrat dan cinta yang menyerap tenaga Tuhan sehingga mewarnai dirinya dengan warna Tuhan. Perjuangan Sang pribadi untuk menaikkan derajatnya lebih tinggi inilah yang merupakan ekspresi keindahan. Melalui analisa tersebut, ditemukan sebuah pengalaman religius yang timbul dari sebuah pengalaman estetik.

Basically, poem is represent a masterpiece write which have own meaning. That poem stick with buttonhole personality of writer, so in generally that poem usually present what empirical view of writer and almost sosio-historical condition of writer. Muhammad Iqbal?s poem besides loaded will order nationality, there are also order moral capable to be laid open. Of course with religion guidance, namely loaded poems of religious message.
Poems of Muhammad Iqbal, if we analyse in deeper, representing philosophy of Iqbal circumstantial, it is human being philosophy in epistemologic and aesthethic in axiology. Beauty is almost tight with aesthethics if we definied by charactheristic word. Beauty in poems of art work is practical analysis, so in expansion of poems which Iqbal create can give aesthetic experience and of course earn between the line esthetics aspect analysis from his poems.
That aesthetic experience is the result of struggle The Person look after by absorbent love and ambition of God energy so that colour they self with God colour. Struggle of The person to boost up higher degree is represent expression of beauty. From this analysed, we can found a religion experience arising out from aesthethic experience.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S16106
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hawasi
"Penelitian konsep manusia menurut falsafat Iqbal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana Iqbal menempatkan manusia dan mengkaitannya dengan filsafiat eksistensialisme. Penulis melihat bahwa keprihatinan Iqhal terhadap adanya dehumanisasi manusia modem, baik di Barat maupun di Timur, sama dengan keprihatinan para filsuf eksistensialis, seperti: Kierkegaard, Nietzsche,dan Sartre. Iqbal dan para filsufeksistensialis mencoba menawarkan suatu jalan `keselamatan' (salvation) bagi manusia modem agar tidak sampai terjerumus dalam apa yang disebut oleh Kierkegaard sebagai manusia `kerumunan (crowd). Penulis melihat beberapa upaya Iqbal yang tercermin dan kritiknya terhadap berbagai panam yang ada, yaitu: rasionalisme, empirisme, idealisme dan mistisisme. Kritik Iqbal tersebut sebagai upaya untuk menjawab problem-problem eksistensial manusia seperti yang menjadi perhatian para filsuf eksistensialis, yaitu: alienasi, kebebasan, ketuhanan, dan lain-lain.Igbal mencoba memberikan jawaban terhadap permasalahan krisis manusia modem tersebut.Berangkat dari permasalahan eksistensial manusia itulah penulis mencoba mencari jawabannya dari pemikiran Iqbal dan mengkaitkan pemikirannya dengan beberapa filsufeksistensialisme. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan dengan membaca karya-karya utama Iqbal dan beberapa buku penunjang tema penelitian. Metode yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, holistik, interpretasi, dan komparasi.Kemudian penulis mengkaitkan pemikiran Iqbal dengan beberapa filsuf eksistensialis, khususnya: Kierkegaard, Nietzsche Berta Sartre. Hasi1 penelitian menunjukkan bahwa Iqbal sangat menekankan kepada manusia konkret, unik dan bebas. Manusia, menurutnya, mempunyai kehendak kreatif, otonom yang dapat melampaui segala bentuk hukum yang deterministik dan kausalistik. Manusia dibekali oleh tiga potensi yang paling menunjang, yaitu: serapan inderawi, rasio, dan intuisi. Manusia yang dapat membudidayakan ketiga potensi tersebut akan mampu menjalani fungsi sebagai khalifah Tuhan di bumi yang Iqbal sebut insan kamil. Pada insan kamil Iqbal. dapat dijumpai unsur-unsur eksistensialis dari Ubermensch Nietzsche, religiusitas Kierkegaard, kebebasan eksistensial Sartre dan ditopang o!eh kedalaman intuisi Bergson serta dimbing oleh kearifan cinta-intuitif Rumi."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S16031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khamene`i, Ali
Jakarta: Islamic Center Jakarta, 2002
297.6 KHA it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Dalam artikel ini penulis menghadirkan studi tentang Iqbal dari situasi tersebut, dan mengetengahkan obat yang ia tawarkan dalam memperbaiki martabat dan harkat umat Islam. Penulis juga memperlihatkan bagaimana filsafat Iqbal, puisi, idealisme politiknya serta semangat keislaman Iqbal terintegrasi dalam konsep filsafatnya, dan berkontribusi secara luas dalam identitas terbaru umat Islam. Wilayah kerja Iqbal berpusar pada bidang humaniora. Filsafat, sastra, politik dan agama merupakan elemen dasar bagi Iqbal. Berkat studi dan karya-karya dalam bidang ini, Iqbal sangat mengetahui kondisi kemanusiaan yang berlaku. Pengalaman Perang Dunia I dan dampak perusakan Mesin Raksasa kolonial pada harkat martabat manusia, khususnya masyarakat Muslim India membuatnya mulai mempertanyakan efesiensi teknologi Barat dan kemanfaatannya pada manusia. Iqbal hidup di persimpangan zaman: saat kekuasaan kolonial Inggris di India mulai pudar, hubungan antara manusia dan teknologi sebagai krisis modernisme, dan kesadaran politik Islam dalam konflik keras Islam dengan Barat. Iqbal merasa adanya serangan pada harkat martabat manusia oleh Mesin Raksasa kolonialime Inggris."
Lengkap +
KONSTAINT 9:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasihin Masha
Jakarta: Republika, 2014
320.598 NAS p (1);320.598 NAS p (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bilgrami, H.H.
Jakarta: Bulan Bintang, 1979
928.254 BIL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>