Ditemukan 4539 dokumen yang sesuai dengan query
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
370 AAOU 1:1 (2005)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Stanford, CA: Walter H. Shorenstein Asia-Pacific Research Center ; Baltimore, MD : Brookings Institution [distributor, 2011
327.519 05 BEY
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nick G. Dharmaputra
Jakarta: The Population Council , 2003
362.196 NIC f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Izellah Amabel
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan 4B (gerakan feminisme) sebagai penolakan terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan. Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana gerakan 4B berkembang dari reaksi negatif para wanita terhadap kebijakan pemerintah dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan. Gerakan 4B atau “The 4 No’s” adalah gerakan feminisme yang berkembang di Korea Selatan. 4B merupakan singkatan kata dalam bahasa Korea yang berawalan huruf B, berdasarkan dari 4 prinsip Bihon (tidak menikah), Bichulsan (tidak melahirkan), Biyeonae (tidak berkencan), dan Bisekseu (tidak berhubungan seksual dengan lawan jenis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Penulis menggunakan penelitian terdahulu, artikel, media massa, dan buku-buku sebagai sumber data dan panduan dalam penulisan penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya hanya istilah Bihon yang digunakan para feminis untuk memboikot hubungan pernikahan antara pria dan wanita. Namun, kebijakan pemerintah yaitu Birth Map dalam mengatasi tingkat kelahiran rendah di Korea Selatan mengundang kontroversi terutama di kalangan wanita di Korea selatan. Hal tersebut menyebabkan munculnya istilah lain yaitu Bichulsan, Biyeonae, dan Bisekseu (Gerakan 4B) sebagai kritik terhadap kebijakan pemerintah.
This research aims to analyze the 4B movement (feminist movement) as a rejection of government policies in overcoming the low birth rate in South Korea. The problem examined in this research is how feminist movements like 4B developed from women's negative reactions to the government's policy in overcoming the low birth rate in South Korea. The 4B Movement also known as “The 4 No’s” is an abbreviation of the Korean word which starts with letter B based on 4 principles namely Bihon (no to heterosexual marriage), Bichulsan (no to childbirth), Biyeonae (no to dating), and Bisekseu (no to heterosexual sexual relationship). The method used in this research is a qualitative analysis method. The author used previous research, article, mass media, and books as a data and guidelines to support research. The results of this research show that initially only the term Bihon was used by feminists to boycott marriage between men and women. However, the government policies in overcoming the low birth rate in South Korea called ‘Birth Map’ have invited controversy, especially among women. This led to the emergence of other terms such as Bichulsan, Biyeonae, and Bisekseu (The 4B Movement) as a criticism of government policy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Singapore : Institute of southeast Asian Studies, 2003
320.959 8 GOV
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Meliala, Brigitta Sriulina Beru
"Respiratory Syndrome (MERS) telah menyebar ke Korea Selatan sejak bulan Mei sampai Juli 2015 dan terdapat 185 kasus infeksi dengan 36 kasus kematian, menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan kasus MERS tertinggi di luar Semenanjung Arab.Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA), sebagai instansi pencegahan dan pengendalian bencana dinilai gagal dalam melakukan pengawasan, pengendalian penyebaran dari rumah sakit ke rumah sakit, dan komunikasi risiko. Kegagalan ini mendorong KDCA untuk mengevaluasi perencanaan kesiapsiagaan menghadapi wabah penyakit yang akan datang. Dengan menerapkan metode deskriptif-analisis, penelitian ini menjelaskan bentuk refleksi KCDA pasca MERS sampai menghadapi pandemi Covid-19 tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa refleksi perencanaan kesiapsiagaan KCDA menghadapi wabah penyakit dinilai cukup efektif dengan terciptanya strategi penanganan Covid-19 di Korea Selatan bernama 3T (test, trace, treatment).
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) has spread to South Korea from May to July 2015 and there have been 185 cases of infection with 36 deaths, making South Korea the country with the highest MERS cases outside the Arabian Peninsula. The Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA), considered to have failed in carrying out supervision, controlling hospital-to-hospital transmission, and risk communication. This failure prompted KDCA to evaluate its preparedness plans for the upcoming disease outbreak. By applying the descriptive-analytical method, this study explains the form of reflection of KCDA after MERS to face the Covid-19 pandemic in 2020. The results show that the reflection of KCDA's preparedness planning to face disease outbreaks is considered quite effective with the creation of a Covid-19 handling strategy in South Korea called 3T. (test, trace, treatment)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Seoul: Ewha Womens University Press, 1986
305.4 CHA
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library