Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95030 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dewi Saputra
"Tesis ini merupakan suatu evaluasi ekonomi dengan metode kuantitatif dan desain penelitian cross sectional, bersifat observational dengan melakukan studi perbandingan (comparative study) antara 2 teknik pembedahan herniotomy. Tesis ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya antara pasien yang menjalani teknik Laparoskopik Herniotomy dengan pasien yang menjalani teknik Open Herniotomy pada pasien hernia inguinalis.
Penelitian ini menggunakan perhitungan Activity Based Costing dengan simple distribution untuk mendapatkan total cost lalu dibandingkan dengan output, sehingga didapatkan Cost Effectiveness Ratio (CER). Nilai CER kemudian dibandingkan dan mana yang lebih kecil adalah yang lebih efektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik Open Herniotomy menghasilkan nilai CER yang lebih kecil dibandingkan dengan teknik Laparoskopik Herniotomy. Maka dapat disimpulkan bahwa teknik Open Herniotomy lebih efektif dibandingkan dengan teknik Laparoskopik Herniotomy.

This thesis is an economic evaluation with a cross sectional quantitative method design, observational and using comparative studies between two herniotomy techniques. The aim of this thesis is to analyze the cost effectiveness between patients with Laparoscopic Herniotomy and patients with Open Herniotomy of the inguinal hernia.
This research is using Activity Based Costing with simple distribution to achieve total cost and then compared with the output, therefore cost effectiveness ratio (CER) is achieved. The CER is then compared to understand which is the lesser cost therefore is more effective.
The research result shows that Open Herniotomy gives a smaller CER than the Laparoscopic Herniotomy. Therefore it is found that Open Herniotomy is more effective compared with Laparoscopic Herniotomy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Asiah Suroto Gunari
"Pengelolaan Keuangan Rumah Sakit Pemerintah yang tidak benar sering menyebabkan kerugian terns menerus dari rumah sakit tersebut. Dengan melakukan analisa biaya maka dapat ditentukan perencanaan maupun pelaksanaan penentuan tarif yang tepat sehingga menghindari kerugian tersebut diatas. Dengan analisa biaya juga Direktur bisa melakukan intervensi-intervensi yang diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan keuangan di rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan dan hubungannya dengan cost recovery dan optimalisasi tarif di Rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif dengan jalan wawancara kepada pasien yang datang berobat dan pengumpulan data yang telah ada ditiap unit rumah sakit. Dengan metoda analisa biaya double distribution dan Sumedang dalam keadaan defisit.
Dengan jalan melakukan analisa antara unit cost, kesediaan membayar (WTP), kemampuan masyarakat dengan tarif didapatkan bahwa kemampuam dan kesediaan membayar pasien masih dibawah tarif maupun unit cost, sehingga merupakan hal yang sangat dilematis untuk menetapkan tarif dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Tetapi walaupun demikian ada suatu hal yang menguntungkan rumah sakit yaitu adanya cross subsidiari tiap unit pelayanan yang menyebabkan rumah sakit menjadi profit. Defisit yang dialami disini juga akibat cross subsidi pasien umum kepasien Perum Husada Bakti yang ternyata mempunyai income perkapita yang lebih tinggi daripada pasien umum.
Disarankan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membayar pelayanan rumah sakit dengan jalan asuransi kesehatan untuk masyarakat. Untuk mendapatkan premi yang memadai dengan tarif rumah sakit perlu penelitian lebih lanjut akan kemampuan seluruh masyarakat Sumedang."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T1947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Suryadi
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi turnover perawat honorer di RSU Kabupaten Tangerang sejak tahun 1998 sampai tahun 2001. Turnover perawat honorer di RSU Tangerang Tinggi. Penelitian ini dilakukan terhadap perawat honorer yang telah keluar, sedangkan perawat yang masih tetap bekerja dan Tim Manajemen sebagai pembanding. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif deskriptif dengan rancangan studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara mendalam (indepth interview) 9 orang perawat yang telah keluar, wawancara mendalam dengan 8 orang Tim Manajeman dan dengan Fokus Grup Diskusi sebanyak 12 orang. Kerangka pikir penelitian terdiri dari variabel independent yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat honorer terdiri dari faktor internal rumah sakit, Faktor eksternal rumah sakit dan karakteristi perawat. Dari hasil penelitian yang diperoleh faktor internal rumah sakit dan karakteristik perawat tidak menyebabkan perawat honorer keluar dari RSU Tangerang. Yang menyebabkan perawat honorer keluar karena adanya kesempatan kerja diluar (faktor eksternal rumah sakit).

Study Case on Influence Factors Honorary Nurse Turnover in RSU Tangerang RegencyThe research purposes to illustrate influence factors of honorary nurse turnover. Since 1995 until 2001 in RSU Tangerang regency honorary nurse turnover more than nonnal standard or high number is 5 - 10 %. Research samples to honorary nurse have been resigned compare with still working honorary nurse and management team. The research is using qualitative description analysis method with study case plan. Qualitative data acquire by doing depth interview on 10 (ten) honorary nurses have been resigned, 8 (eight) management team and 12 (twelve) persons Discussion Focus Group. Framework concepts research is consist of independent variable means satisfaction influence factors honorary nurse from internal and external hospital including characteristic background of each person. As the research conclusion from internal factors and nurse characteristic are not main cause to quit from RSU Tangerang regency. The real causes are minimum standard salary, no reward and.no development career, and also as external factor gets new chances job. The suggestion for Chief RSU Tangerang regency to minimize honorary nurse turnover on hospital internal variables like similarity salary with Regional Minimum Wages Tan gerang regency, incentives, rewards to best honorary nurse and development chances. In field works, it's difficult for them to be state employer and Wise to take them to be stable nurse in this hospital according to work credibility. If the possibility is difficult make similar salary with minimum regional wage to decrease outcome can be realize employment bus and add mess fund by RSI1 Tan gerang regency or propose to Regency and Center government.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertantiono Kardiman
"Analysis of the Management of Referral Standard Operational Procedure at the Polyclinics of Arjawinangun General Hospital CirebonAt the end of 20th century, the development of health industry, especially the hospital sector growth very fast, and influence the development of regional Government's hospital.
On the other hand level education and economic condition increasing and affecting their demand on health services. Therefore Regional Government's Hospital as the top of referral center in the regional level must be capable to manage the increasing demand by increasing quality of service to the community.
Arjawinangun Hospital is type C general hospital and. owned by the Regional Government of Cirebon Regency. The hospital manage to increase quality of services through the introduction of referral procedure from general practitioner to the specialist doctors using the standard operating procedure of outpatient management.
This study analyze the changes of the number of referral cases in the polyclinic of Arjawinangun Hospital. Secondly the study measure the level of satisfaction among the customer and doctors agree the introduction of standard operating procedure of outpatient management.
The result shows that there is a sharp increased on the number of referral cases the specialist doctors, and a large number of patient, specialist doctors and general practitioner who are satisfied with the new the standard operating procedure of outpatient management. In conclusions the implementation of the standard operating procedure should be continuously monitored and supervise to increase the satisfaction among customer and doctors at Arjawinangun Hospital Cirebon.
Bibliography : 23 (1971 - 1997)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neng Ulfah
"PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan dalam menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang tangguh, mandiri serta berkualitas. Upaya peningkatan kualitas SDM ini harus dilakukan, dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi. Penduduk yang sehat akan mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk.
Salah satu misi yang ditetapkan dalam pembangunan kesehatan Indonesia adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. Hal ini mengandung makna bahwa salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Untuk mencapai nisi tersebut perlu didukung oleh berbagai sumber daya, diantaranya ketersediaan dana atau biaya yang cukup.
Untuk menghasilkan suatu produk ( out put ) diperlukan sejumlah input. Biaya adalah nilai clari sejumlah input ( faktor produksi ) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk ( out put ). Out put atau produk bisa berupa barang atas jasa pelayanan Salah satu sarana kesehatan milik pemerirtah yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan kesehatan adalah rumah sakit, dimana jasa pelayanan kesehatan yang ada berupa pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, radiologi dan lain-lain. Agar dapat menghasikan pelayanan tersebut, diperlukan sejumlah input antara lain fasilitas gedung, alat, obat, tenaga medis, serta input lainnya yang secara langsung digunakan oleh pasien, maupun yang secara tidak langsung menunjang kelancaran kegiatan seperti tenaga non medis, listrik, air, dan tenaga kebersihan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatan rnasyarakat, ternyata mempunyai pengaruh pada meningkatnya demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Selain terjadi peningkatan secara kuantitatif, juga terjadi peningkatan demand secara kualitatif, yaitu meningkatnya permintaan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih canggih dan bermutu. Hal ini disebabkan karena dengan makin meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka makin meningkat jumlah penduduk usia lebih tua, sehingga jumlah penderita penyakit kardiovaskuter dan penyakit kronik degerenatif juga meningkat.
Peningkatan demand masyarakat terhadap suatu produk, akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan sejumlah faktor produksi, diantaranya peningkatan kebutuhan akan biaya. Demikian pula fenomena yang terjadi pada pelayanan kesehatan Kebutuhan pembiayaan kesehatan terus meningkat. Dan ini menjadi beban tersendiri, terutama bagi sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Permasalahan pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit timbul karena adanya underfinancial, karena pemerintah menentukan tarif yang rendah bahkan gratis untuk beberapa pelayanan kesehatan. Kondisi demikian sebagian besar terjadi pada rumah sakit pemerintah pada beberapa negara berkembang, termasuk di Indonesia dimana tarif yang ditetapkan masih berada di bawah biaya satuan. Selain itu terjadi pula inefficiency ( ketidakefisienan dalam alokasi dana), dimana untuk dapat mempertahankan tarif yang rendah maka pemerlntah perlu mengeluarkan subsidi yang sangat besar di bidang pelayanan kesehatan. Selanjutnya permasalahan lain yang timbul dari kegiatan pembiayaan kesehatan adalah terjadinya inequites ( ketidakmerataan ), penetapan tarif yang sama mengakibatkan subsidi yang dikeluarkan lebih banyak dinikmati oleh masyarakat yang relatif lebih mampu."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Setyono
"Subang General Hospital is the only public hospital in Subang Regency which has referral service of health service at the level of primary health service facility in Subang Regency. In doing some jobs, especially in managing medical service incentive, General Hospital have several hindrances, they are ; medical service incentive receiving is't suitable with planning, happen that too late medical service incentive receiving and procedure of medical service incentive estimated bureaucratic.
Based on all above, examiner try to make some examinations, it's mean, can answer the problems like as:
- How much preference medical service incentive received is
- How on time medical service incentive receiving is
- How simple bureaucratic to make medical service incentive is
So that this examination means to know different characteristic time for medical service incentive receiving and different amount of medical service incentive in General Hospital Subang, by evaluative research with case study retrospective approach. We can understand this examination only use for case that examined and the result difficult to use as general for the other case.
Based on data which have been collected since April 1994 until Maret 1997, the examiner found adjournment of medical service incentive sharing at the rate of 4,25 month from the month the incentive should be shared. There was also a difference of amount of the incentive to be paid from the factual incentive at about 35.154.787, 87 rupiahs.
The examiner suggests Management of Subang General Hospital, based on the result of the research, to make budget planning which pays attention to effective regulations in order to be more accurate in sharing the incentive. It is better for the local government of Subang Regency to put the local regulations into effect, hence they are able to give authority to manage hospital's income and activate hospital cultivator team as well.

Rumah Sakit Umum Subang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Daerah Tingkat II Subang yang melayani rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama sewilayah Subang dan sekitarnya.
Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
- Bagaimana kecenderungan besarnya jasa medis yang diterima
- Bagaimana ketepatan waktu penerimaan jasa medis
- Bagaimana kecenderungan penyederhanaan birokrasi pengajuan jasa medis.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kesenjangan waktu penerimaan jasa medis dan kesenjangan besarnya jasa medis di rumah sakit umum Subang, dengan melalui penelitian evaluatif kualitatif (evaluatif research) dengan pendekatan studi kasus (case study) retrospektif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian ini hanya berlaku untuk kasus yang diteliti saja dan hasilnya sukar untuk berlaku secara umum bagi kasus-kasus yang lainya.
Berdasarkan data yang terkumpul sejak April 1994 sampai dengan Maret 1997 terjadi keterlambatan pembayaran rata-rata 4,25 bulan dari bulan seharusnya dibayar dan adanya perbedaan besarnya jasa medis yang seharusnya dibayar dengan kenyataan yang diterima rata-rata sebesar Rp 35.154.787,87,﷓
Peneliti menyarankan kepada Rumah Sakit Umum Subang untuk membuat perencanaan anggaran yang memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehingga lebih akurat dan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Subang sebaiknya mengeluarkan Peraturan Daerah yang bisa memberikan kewenangan mengelola penghasilan rumah sakit secara langsung serta mengaktipkan Tim Pembina rumah sakit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Adhi Pranoto
"Penelitian ini bertujuan untuk merancang pembiayaan berbasis aktivitas untuk setiap jenis pelayanan yang dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Subang. Konsep biaya yang diiakukan adalah pada tahap pertama semua biaya dibebankan terhadap proses produksi atau usaha yang utama atau disebut juga pusat aktivitas. Selanjutnya di tahap ke dua dari pusat aktivitas ini, sistim tersebut membebankan biaya-biaya ke produk. Kajian pustaka yang mendukung penelitian ini terkait dengan analisa biaya, pola akuntansi biaya, metode analisa biaya, activity based costing, penentuan biaya produk berbasis aktivitas, implementasi ABC, activity based management, hubungan ABC dan ABM, dan hubungan ABM terhadap efisiensi biaya produksi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif eksploratif. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Subang. Subyek penelitiannya adalah jenis pelayanan yang dilakukan di Instalasi Radiologi.
Berdasarkan hasil penelitian, pembiayaan yang berlaku di Instalasi Radiologi RSUD Kab. Subang saat ini adalah akuntansi biaya tradisional yang menggabungkan beberapa jenis pelayanan (produk) dalam tiga kelompok pemeriksaaan radiologi. Penelitian dilakukan untuk merancang metode pembiayaan yang akan digunakan yaitu metode activity based costing. Penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi aktivitas terhadap pelayanan radiologi tanpa media kontras, dengan media kontras dan ultrasonografi kemudian dilakukan identifikasi sumber pelayanan radiologi, yang dilanjutkan dengan identifikasi cost driver pelayanan radiologi. Pembahasan dilakukan dengan membuat model pembiayaan berbasis aktivitas di Instalasi Radiologi kemudian dilakukan simulasi pembiayaan berbasis aktivitas di Instalasi Radiologi. Hasil yang diperoleh adalah semua jenis pelayanan di Instalasi Radiologi mengalami defisit. Defisit terbesar adalah pada Pelayanan Foto Thorax, kemudian Pelayanan Foto Ekstremitas Bawah, Pelayanan Ultrasonografi, Pelayanan Foto Articu/atio Cubiti, Wrist Joint, dan Manus, Pelayanan Foto Abdomen Tiga Posisi, SPN, serta Cranium Tiga Posisi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa konsep subsidi silang tidak dapat teriaksana di Instalasi Radiologi RSUD Kab. Subang ini, terlihat dengan semua pelayanan di Instalasi Radiologi mengalami defisit. Hal ini terjadi karena model penetapan tarif di Instalasi Radiologi selama ini tidak mendukung untuk penghitungan biaya yang sebenarnya (real cost), karena biaya Jasa Sarana pelayanan di Instalasi Radiologi ditetapkan atas dasar tingkat kecanggihan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>